cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Accepted Paper Speed 2017" : 7 Documents clear
Analisis Teknologi Informasi menggunakan framework COBIT 4.1 (Studi Kasus:LMS SMK Negeri 2 Kediri ) - STT Cahaya Surya Kediri, Agus Pramono
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.7 KB) | DOI: 10.3112/speed.v12i1.1000

Abstract

Abstrak – Teknologi Informasi menjadi salah satu hal yang penting pada saat ini, khususnya di institusi atau lembaga menjadi hal yang utama dikembangkan dengan tujuan diantaranya meningkatkan pelayananan dan persiapan menyongsong era digitalisasi, Teknologi LMS ( Learning Management System) yang merupakan salah satu layanan daring ( belajar dalam Jaringan ) yang berisikan modul kegiatan belajar sampai evaluasi siswa. Untuk mengatur dan menganalisa tingkat keberhasilan dalam evaluasi dan pengembangan Teknologi Informasi di SMK Negeri 2 Kediri yang perlu dilakukan audit yang bertujuan meningkatkan penerapan Teknologi Informasi dan mendapatkan rekomendasi untuk meningkatkan kematangan tata kelola. Analisis dan Audit Teknologi Informasi memerlukan alat ukur baku dan standard yang bertujuan mendapatkan tingkat nilai keberhasilan dalam penerapan teknologi LMS, Framework Audit yang digunakan adalah COBIT 4.1.Analisa tingkat kesuksesan Teknologi Informasi LMS ditentukan berdasar domain yang relevan terhadap tujuan instansi yaitu implementasi Teknologi Informasi terutama pada domain DS ( Delevery & Support) dan  ME (Monitoring & Evaluate,penyusunan data kuesioner berdasar wawancara dan atau pengambilan data langsung kepada siswa, petugas LMS dan guru. Hasil kuesioner dihitung dan dianalisa untuk mendapatkan nilai tingkat keberhasilan pada saat ini dan menghasilkan nilai rekomendasi untuk dilaksanakan pada setiap sub domain .Kata kunci:  LMS, COBIT 4.1, DSS, Daring Abstrak – Information Technology became one of the important things at the moment, especially in institutions become the primary concern was developed with the aim of which increase service and preparations to welcome the era of digitalization, Technology LMS (Learning management System) which is one of the online services daring ( belajar dalam Jaringan )  which contains an evaluation module Student. For learning to organize and analyze the level of success in the evaluation and development of Information Technology in SMK 2 Kediri need to do an audit which aims to improve the application of information technology and get recommendations for improving governance maturity. Analysis and Audit of Information Technology requires a standard measurement tool and standard which aims to get the value rate of success in the application of LMS technology. Audit Framework used is COBIT 4.1               Analysis of the success rate is determined based on the Information Technology domain LMS relevant to the purpose of the agency is implementation Information Technology especially in the domain d DS ( delevery & Support) and ME ( Monitoring & Evaluate), preparation based on an interview and questionnaire data or retrieval of data directly to students, staff and teachers LMS. The results of the questionnaire are calculated and analyzed to get the value of the current success rate and yield value on held on each sub-domainKeyword :  LMS, COBIT 4.1, DSS, Daring
Gerakan Dasar Felidae Dalam Animasi 2 Dimensi Hardinata, Niky; Universitas AMIKOM, M. Suyanto; - Universitas Surakarta, Sukoco
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.37 KB) | DOI: 10.3112/speed.v12i1.1249

Abstract

Abstract – Animation literally means live / move. Supported by a variety of features and the existing methods make the animators are required to be able to work faster than ever before. Inverse kinematic methods is a method allowing the animator can create model of the movement more quickly because without requiring a lot of different images of a character for each frame. “A Felidae Basic Movements In 2 Dimensional Animation” is a study that aims to generate a model of the movement library of felidae animals in 2-dimensional animation that can be applied to to other felidae animal characters automatically and determine the degree of freedom of the joints on the felidae animal characters in a 2 dimensional animation. Limitation of the study variable is the method used is the method of inverse kinematics, felidae animals used are cheetahs, lions and cats, measuring the degree of joints done on a cat as a felidae animal model and a model of the movement created with Toon Boom Studio software. The method of analysis in this research is using research and development.Results of this research is data angle of freedom (degree of freedom) felidae animal joints to be implemented in 2 dimensional animation and walking and running model of the movement library of felidae animals (cheetahs, lions and cats) in a 2 dimensional animation that can be applied to the other felidae animal characters (cheetahs, lions and cats) automatically.The conclusion of the study is inverse kinematic methods can be applied in the manufacture of walking and running model of the movement felidae animals, felidae animal model of the movement libraries that have been made can be applied to other animal characters Felidae automatically.Keyword: Felidae, Inverse Kinematic, Degree of Freedom, Animation, Toon Boom  Abstrak – Animasi secara harfiah berarti hidup/bergerak. Didukung oleh berbagai fitur dan metode yang ada membuat para animator diharuskan untuk bisa bekerja lebih cepat dari sebelumnya. Metode inverse kinematik merupakan metode memungkinkan animator bisa membuat model gerakan lebih cepat karena tanpa harus memerlukan banyak gambar yang berbeda-beda dari sebuah karakter untuk setiap frame.“Gerakan Dasar Felidae dalam Animasi 2 Dimensi” merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan library model gerakan hewan felidae dalam animasi 2 dimensi yang bisa diterapkan pada karakter hewan felidae lainnya secara otomatis dan mengetahui derajat kebebasan sendi-sendi pada karakter hewan felidae dalam animasi 2 dimensi. Batasan variabel penelitian adalah metode yang digunakan yaitu metode inverse kinematik, hewan felidae yang dipakai yaitu cheetah, singa dan kucing, pengukuran derajat sendi dilakukan pada kucing sebagai model dari hewan felidae dan model gerakan dibuat dengan software Toon Boom Studio. Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode research and development.Hasil dari penelitian ini adalah data sudut kebebasan (degree of freedom) sendi hewan felidae untuk diterapkan dalam animasi 2 dimensi dan library model gerakan berjalan dan berlari hewan felidae (cheetah, singa, dan kucing) dalam animasi 2 dimensi yang bisa diterapkan pada karakter hewan felidae (cheetah, singa, dan kucing) lainnya secara otomatis.Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode inverse kinematik dapat diterapkan dalam pembuatan model gerakan berjalan dan berlari hewan felidae, library model gerakan hewan felidae yang sudah dibuat dapat diterapkan pada karakter hewan felidae yang lainnya secara otomatis.Kata kunci: Felidae, Inverse Kinematik, Degree of Freedom, Animasi, Toon Boom
Perilaku Penggunaan Smartphone Pada Kalangan Remaja - AMIK BSI Purwokerto, Fahlepi Roma Doni
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.301 KB) | DOI: 10.3112/speed.v12i1.1109

Abstract

Abstract - The current information technology is growing very rapidly. As for that technology such as Smartphones, computers and technology equipment and the like which are the tools created to facilitate our work as its users. Results of innovation in the field of information technology in developing software or hardware on an ongoing basis, it has shorten the age of technical and economical lifespan of software as well as hardware before. This fact brings the user (end user) is always vying for increased pengguaan the latest technology. With the development of technology intensified this smartphone, is slowly making its users increasingly dependency to use Smartphones. This fact brought positive impact and negative effects for the user (end user). The use of Smartphones bring so much convenience for its users. With all the facilities provided by the smartphone. But behind the ease of the presence of the smartphone also brings a downside for the behavior of the users. The most noticeable impact and the damage is by smartphone users can access content langgsung-content the wanton unscrupulous which can easily be accessed by Smartphones via the internet. Research undertaken aims to examine the behavior of the use of smartphones in among teenagers approach model of Everyday life information case study on Campus BSI Tangerang, and then tested with path analysis using Software Analysis of Moment Structure.Keywords: Smartphone, information technology, Model of Everyday life information Abstrak - Teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat. Adapun teknologi itu seperti smartphone, komputer dan peralatan teknologi semacamnya yang merupakan peralatan yang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan kita sebagai penggunanya. Hasil inovasi di bidang  teknologi informasi dalam mengembangkan perangkat lunak maupun perangkat keras secara berkelanjutan, telah mempersingkat umur teknis dan umur ekonomis dari perangkat lunak maupun perangkat keras sebelumnya. Kenyataan ini membawa pengguna (end user) selalu berlomba-lomba untuk meningkatkan pengguaan teknologi terbaru tersebut. Dengan adanya perkembangan teknologi smartphone yang semakin pesat ini, secara perlahan membuat penggunanya semakin ketergantungan untuk menggunakan smartphone. Kenyataan ini membawa dampak positif dan dampak negatif bagi pengguna (end user). Penggunaan smartphone membawa begitu banyak kemudahan bagi penggunanya. Dengan segala fasilitas yang disediakan oleh smartphone. Namun dibalik kemudahan tersebut kehadiran smartphone juga membawa sisi buruk bagi perilaku penggunannya. Dampak yang paling nyata dan merusak adalah dengan smartphone penggunanya dapat langgsung mengakses konten-konten asusila yang tak bermoral yang dengan mudah dapat diakses dengan smartphone melalui internet. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji perilaku penggunaan smartphone pada kalangan remaja pendekatan model of Everyday life information studi kasus pada Kampus BSI Tangerang, dan kemudian diuji dengan Analisis Jalur menggunakan Software Analysis of Moment Structure.Kata Kunci: Smartphone, Teknologi Informasi, Model of Everyday Life Information
Implementasi ANP dan TOPSIS dalam Menentukan Prioritas Media Promosi - STMIK AKAKOM Yogyakarta, Sumiyatun
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.243 KB) | DOI: 10.3112/speed.v12i1.954

Abstract

Abstract- Promotion is one way in the which the college in attracting students. In order for promotional activities effectively and efficiently will require appropriate media promotion. The purpose of this study is to develop a decision support system application that can help the public relations department and admissions in STMIK AKAKOM in determining the priority of a media promotion. Decision support systems are constructed using two methods: ANP (Analytical Network Process) and TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). To determine the weighting of criteria by taking into account the effect of interdependence among the criteria using the ANP, while to rank the alternative media campaign using TOPSIS. Obtained results from this research is a system used to determine the priority of a media promotion based on criteria that have been established and can be used as a material consideration in the promotion of collage.Key words : ANP, media promotion, college, TOPSIS. Abstrak-Promosi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi dalam menjaring mahasiswa. Agar kegiatan promosi berjalan dengan efektif dan efisien maka diperlukan media promosi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang dapat membantu bagian humas dan admisi di STMIK AKAKOM dalam menentukan prioritas media promosi. Sistem pendukung keputusan yang dibangun menggunakan dua metode yaitu ANP (Analytical Network Process) dan TOPSIS (Technique  for  Order  Preference  by  Similarity  to  Ideal  Solution). Untuk menentukan bobot kriteria dengan memperhatikan pengaruh interdependence antar kriteria menggunakan metode ANP, sedangkan untuk menentukan peringkat alternatif media promosi menggunakan TOPSIS. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah suatu sistem yang digunakan untuk menentukan prioritas media promosi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan promosi perguruan tinggi.Kata kunci : ANP, media promosi, perguruan tinggi, TOPSIS.
Analisa Perbandingan Kompleksitas Algoritma Bubble Sort, Cocktail Sort Dan Comb Sort Dengan Bahasa Pemrograman C++ - AMIK BSI Pontianak, Devy Kumalasari
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.716 KB) | DOI: 10.3112/speed.v12i1.1063

Abstract

Abstract - As the development of advances in technology and computer science, demand to find a method of solving problems in a fast, effective and powerful become a necessity, especially for classical problems, one of which is the sorting (sorting). Data sorting (sorting) plays an important role in many applications that the question refers to the amount of data and is often a problem that should be considered so that the whole problem can be solved well and quickly. Sorting algorithms used in this study is the Bubble Sort algorithm, Cocktail sort and Comb sort. Bubble Sort algorithm is an algorithm comparison by swapping adjacent elements if the element was smaller than the element afterwards. This algorithm is described briefly explanation and comparison of data sorting time complexity with integer elements. Data that will be tested with a range of 1000 to 100000 where the data at the time of compiling the program will seek otomasis then sorted. Of the three algorithms used to be inferred where the algorithm has the fastest time complexity. Based on the testing algorithm is applied to the programming language C ++ can be concluded that the algorithm has the fastest time complexity of the algorithm is the Comb sort.Keywords: Bubble Sort Algorithm, Cocktail Sort, Sort Comb, Sorting, Execution Time. Abstrak - Sebagai pengembangan dari kemajuan teknologi dan ilmu komputer, permintaan untuk menemukan metode pemecahan masalah secara cepat, efektif dan kuat menjadi kebutuhan, terutama untuk masalah klasik, salah satunya adalah pemilahan (sorting). Data menyortir (sorting) memainkan peran penting dalam banyak aplikasi bahwa pertanyaan mengacu pada jumlah data dan sering merupakan masalah yang harus dipertimbangkan sehingga seluruh masalah dapat diselesaikan dengan baik dan cepat. Algoritma pengurutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma Bubble Sort, Cocktail Sort dan Comb Sort. Algoritma Bubble Sort adalah perbandingan algoritma dengan menukar elemen yang berdekatan jika elemen lebih kecil dari elemen sesudahnya. Algoritma ini dijelaskan penjelasan singkat dan perbandingan data menyortir kompleksitas waktu dengan elemen integer. Data yang akan diuji dengan berbagai 1000-100,000 dimana data pada saat kompilasi program akan mencari otomasis kemudian diurutkan. Dari ketiga algoritma yang digunakan untuk disimpulkan mana algoritma memiliki kompleksitas waktu tercepat. Berdasarkan algoritma pengujian yang diterapkan pada bahasa pemrograman C ++ dapat disimpulkan bahwa algoritma memiliki kompleksitas waktu tercepat dari algoritma ini adalah Comb Sort.Kata Kunci: Bubble Sort Algorithm, Cocktail Sort, Sort Comb, Sorting, Waktu Eksekusi.
Penerapan Algoritma C4.5 Pada Sistem Pakar Penyakit Aeromonas Hydrophila Ikan Mas Berbasis Mobile Desi Susilawati - AMIK BSI Sukabumi; Taufik Hidayatulloh - AMIK BSI Jakarta; Rizal Amegia Saputra - AMIK BSI Sukabumi
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.114 KB) | DOI: 10.3112/speed.v12i1.1184

Abstract

ABSTRACT - Lack of knowledge on goldfish disease and limited handling of aeromonas disease in carp is often experienced by fish farmers. Therefore it is necessary action / handling to prevent carp infected by aeromonas hydrophila bacteria. Algorithm C4.5 is a decision tree classification algorithm that is widely used because it has the main advantages that can produce decision trees that are easily interpreted, has an acceptable level of accuracy, efficient in dealing with discrete and numeric attributes [5]. For that, in this research will be analyzed data of goldfish disease using data mining classification that is Algoritma C4.5 by using six parameters that is fin, stomach, skin, swimming position, red spots on body and gills. Based on the description, required a system that can represent an expert who has knowledge base and experience of goldfish disease, that is an expert system. The development of android-based smartphone sales compared to mobile phones is amazing, resulting in the rise of android-based mobile apps (Laksono, 2013). Therefore, in order to get the value of information more quickly and flexible, this expert system will be applied in the form of Andorid-based mobile applications. Of 87 cases consisting of 46 goldfish infected by aeromonas hydrophila and 41 bacteria that were not infected by aeromonas hydrophila bacteria obtained from BBPAT Sukabumi. So it can be concluded that research implemented into this mobile application can help users, especially fish farmers in diagnosing aeromonas hydrophila disease in carp.Keywords: Expert system, C4.5 algorithm, mobile application. ABSTRAK - Kurangnya pengetahuan terhadap penyakit ikan mas serta keterbatasan penanganan penyakit aeromonas pada ikan mas sering kali dialami para peternak ikan. Oleh sebab itu perlu adanya tindakan/penanganan untuk mencegah ikan mas yang terinfeksi bakteri aeromonas hydrophila. Algoritma C4.5 merupakan algoritma klasifikasi pohon keputusan yang banyak digunakan karena memiliki kelebihan utama yaitu dapat menghasilkan pohon keputusan yang mudah diinterprestasikan, memiliki tingkat akurasi yang dapat diterima, efisien dalam menangani atribut bertipe diskret dan numerik [5]. Untuk itu, dalam penelitian ini akan dilakukan analisa data penyakit ikan mas menggunakan klasifikasi data mining yakni Algoritma C4.5 dengan menggunakan enam parameter yaitu sirip, perut, kulit, posisi renang, bercak merah pada tubuh dan insang. Berdasarkan uraian tersebut, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mewakili seorang pakar yang memiliki basis pengetahuan dan pengalaman tentang penyakit ikan mas, yaitu sebuah sistem pakar. perkembangan penjualan smartphone berbasis android dibandingkan dengan telepon seluler sangat menakjubkan, yang mengakibatkan meningkatnya aplikasi-aplikasi mobile berbasis android  (Laksono, 2013). Oleh karena itu, agar mendapatkan nilai informasi yang lebih cepat dan fleksibel, sistem pakar ini akan diaplikasikan dalam bentuk aplikasi mobile berbasis Andorid. Dari 87 jumlah kasus yang terdiri dari 46 ikan mas yang terinfeksi bakteri aeromonas hydrophila dan 41 yang tidak terinfeksi bakteri aeromonas hydrophila yang didapat dari BBPAT Sukabumi. sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian yang diimplementasikan ke dalam aplikasi mobile ini dapat membantu para pengguna khususnya para peternak ikan dalam mendiagnosa penyakit aeromonas hydrophila pada ikan mas.Kata kunci: Sistem pakar, algoritma C4.5, aplikasi mobile.
Mengukur Kesiapan Kota Dalam Menerapkan Konsep Smart City Inisiatif (Studi Kasus: Kota Banjarmasin) - Politeknik Hasnur, Inayatul Ulya A; - Universitas AMIKOM Yogyakarta, Avinanta Tarigan
Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Accepted Paper Speed 2017
Publisher : APMMI - Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3112/speed.v9i2.1460

Abstract

Abstrak – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, jumlah penduduk kota Banjarmasin menempati persentase terbesar di Kalimantan Selatan yaitu  16,93%. Pesatnya pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan akan memberikan tantangan dalam menata dan mengelolanya. Konsep smart city (SC) diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah khas perkotaan. Untuk menerapkan SC, framework SC inisiatif bisa digunakan sebagai model pengembangan awal SC. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengukur kesiapan kota dalam menerapkan konsep SC inisiatif menggunakan faktor enabler Garuda Smart City Model (GSCM), studi kasus dilakukan di kota Banjarmasin.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan dilakukan dengan metode wawancara, studi dokumen, pengamatan lapangan di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Pemerintah Kota Banjarmasin. Penggunaan menggunakan indikator 3 (tiga) faktor enabler GSCM yaitu teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tatakelola SC, dan manusia. Parameter enabler ini mencakup aspek-aspek penting dalam SC inisiatif yang mampu mentransformasi kota sehingga menjadi SC. Hasil pengukuran kesiapan kota untuk menerapkan konsep SC inisiatif menunjukkan bahwa dari 36 indikator dan subindikator yang ada, Kota Banjarmasin sudah mencapai 20 indikator dan subindikator. Dari tiga komponen enabler yang telah disebutkan, di Kota Banjarmasin komponen TIK dan komponen manusia sudah siap dalam menerapkan konsep SC inisiatif. Akan tetapi indikator komponen tatakelola yang meliputi tatakelola TIK di lingkungan Pemko Banjarmasin dan tatakelola SC belum tersedia.Kata kunci:  smart city, kesiapan smart city, smart city inisiatif, Kota Banjarmasin, indikator smart city Abstract - Based on data from Central Bureau of Statistics (BPS-Statistics) in 2015, the number of residents in Banjarmasin municpality occupy the largest percentage in South Kalimantan, about 16.93%. The rapid growth of population in urban areas will provide a challenge in organizing and managing. The concept of smart city (SC) is expected to provide solutions to typical urban problems. To implement the SC, the SC initiative framework can be used as a model for early development of SC. This study aims to measure the readiness of the city in applying the concept of the SC initiative using enabler factors of Garuda Smart City model (GSCM), case studies carried out in the city of Banjarmasin.This study uses descriptive qualitative method. Data collection was conducted using interviews, document research, field observations at the Department of Communications, Information and Statistics (Diskominfotik) City of Banjarmasin. Indicator measurements using three (3) enabler factors, they are information and communication technology (ICT), SC governance, and humans. This enabler parameters include important aspects in the SC initiative that is able transform the city to become SC. The measurement results of city readiness to implement a SC initiative shows that from 36 indicators and subindicators, Banjarmasin has reached the 20 indicators and subindikator. From three components enabler already mentioned, ICT and human components are ready to implement the concept of the SC initiative. However, in governance indicators, that include ICT governance and SC governance in Banjarmasin municipality is not yet available.Keyword: smart city, smart city readiness, smart city initiative, Banjarmasin, smart city indicators

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2012 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 2 (2017): Jurnal Speed 2017 Vol 9, No 1 (2017): Jurnal Speed 2017 Accepted Paper Speed 2017 Vol 8, No 1 (2016): Jurnal Speed 29 - 2016 Vol 8, No 3 (2016): Jurnal Speed September 2016 Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Speed Mei 2016 Vol 8, No 1 (2016): Jurnal Speed Januari - 2016 Vol 7, No 4 (2015): Jurnal Speed 28 - 2015 Vol 7, No 4 (2015): Jurnal Speed 28 - 2015 Vol 7, No 3 (2015): Jurnal Speed 27 - 2015 Vol 7, No 3 (2015): Jurnal Speed 27 - 2015 Vol 7, No 2 (2015): Jurnal Speed 26 - 2015 Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Speed 25 - 2015 Vol 6, No 4 (2014): Jurnal Speed 24 - 2014 Vol 6, No 3 (2014): Jurnal Speed 23 - 2014 Vol 6, No 2 (2014): Jurnal Speed 22 - 2014 Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Speed 21 - 2014 Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Speed 21 - 2014 Vol 11, No 9 (2014): Speed 20 Vol 7, No 2 (2015): Jurnal Speed 26 - 2015 Vol 5, No 4 (2013): Speed 20 - 2013 Vol 5, No 4 (2013): Speed 20 - 2013 Vol 5, No 3 (2013): Speed 19 - 2013 Vol 5, No 2 (2013): Speed 18 - 2013 Vol 5, No 1 (2013): Speed 17 - 2013 Accepted Paper 5 Accepted Paper 2 Accepted Paper Vol 9, No 3 (2012): IJCSS 14 - Desember 2012 Vol 9, No 2 (2012): Speed 13 - Agustus 2012 Vol 4, No 4 (2012): Speed 16 - 2012 Vol 4, No 3 (2012): Speed 15 - 2012 Vol 4, No 2 (2012): Speed 14 - 2012 Vol 4, No 2 (2012): Speed 14 - 2012 Vol 4, No 1 (2012): Speed 13 - 2012 Vol 4, No 1 (2012): Speed 13 - 2012 Vol 3, No 4 (2011): Speed 12 - 2011 Vol 3, No 4 (2011): Speed 12 - 2011 Vol 3, No 3 (2011): Speed 11 - 2011 Vol 3, No 3 (2011): Speed 11 - 2011 Vol 3, No 2 (2011): Speed 10 - 2011 Vol 3, No 1 (2011): Speed 9 - 2011 Vol 3, No 1 (2011): Speed 9 - 2011 Vol 7, No 2 (2010): Speed 09 - Agustus 2010 Vol 2, No 4 (2010): Speed 8 - 2010 Vol 2, No 3 (2010): Speed 7 - 2010 Vol 2, No 3 (2010): Speed 7 - 2010 Vol 2, No 2 (2010): Speed 6 - 2010 Vol 2, No 1 (2010): Speed 5 - 2010 Vol 2, No 1 (2010): Speed 5 - 2010 Vol 1, No 4 (2009): Speed 4 - 2009 Vol 1, No 4 (2009): Speed 4 - 2009 Vol 1, No 3 (2009): Speed 3 - 2009 Vol 1, No 3 (2009): Speed 3 - 2009 Vol 1, No 2 (2009): Speed 2 - 2009 Vol 1, No 2 (2009): Speed 2 - 2009 Vol 1, No 1 (2009): Speed 1 - 2009 Vol 1, No 1 (2009): Speed 1 - 2009 Accepted Paper More Issue