cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Intelektualita
ISSN : -     EISSN : 23545984     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Intelektualita adalah jurnal berkala ilmiah yang berbasis open-accass yang memuat hasil-hasil penelitian, book review dalam bidang kajian Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Supervisi, Kepemimpinan dan Psikologi. Jurnal intelektualita diterbitkan oleh Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Jurnal ini memfokuskan diri pada pengkajian ilmu bidang pendidikan, manajemen pendidikan, supervisi Psikologi dan Konseling. Jurnal ini terbit dua kali dalam satu tahun (Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2014)" : 5 Documents clear
PROFIL BALAI PENGAJIAN UMMI GAMPONG AREE KECAMATAN DELIMA KABUPATEN PIDIE Lailatussaadah, Lailatussaadah
Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ji.v2i1.87

Abstract

Balai pengajian Ummi Gampong Aree adalah lembaga pendidikan Islam non formal bagi anak-anak yang telah berpartisipasi membangun generasi masa depan dan telah memenuhi kriteria serta telah menunjukkan diri sebagai lembaga pendidikan yang berhasil dan unggul di daerah. Fokus penelitian ini, yaitu: bagaimana profil balai pengajian Ummi Gampong Aree. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian yaitu Balai Pengajian Ummi Gampong Aree Kecamatan Delima Kabupaten Pidie. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian Balai pengajian Ummi Gampong Aree adalah sebuah balai pengajian yang memiliki 357 santri dengan jumlah tenaga pengajar 26 orang. Sejak balai ini didirikan telah meluluskan ratusan santri yang berkualitas dalam ilmu agama Islam terutama hafiz dan kaligrafer berprestasi baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Balai ini memiliki keunikan tersendiri, dipimpin oleh seorang perempuan, Hj Nurasyiah yang hanya pernah mengenyam pendidikan sekolah rakyat, namun mampu mempertahankan eksistensi balai dalam waktu yang panjang dan kini mengalami perkembangan pesat. Hal ini tentu saja mematahkan sinyalemen bahwa pemimpin perempuan lemah dalam kepemimpinan. Keunikan lain dari balai favorit ini memiliki usaha tersendiri yang hasilnya digunakan untuk operasional balai. Kondisi ini jarang ditemukan di balai pengajian bahkan dalam konteks dayah sekalipun. Di samping itu, anak yatim dan fakir miskin yang belajar di balai ini dibebaskan dari iuran bulanan. Sisi lain yang tidak kalah unik adalah adanya ‘kelas kaget’. Kelas ini menampung anak-anak usia 15 tahun ke atas yang ingin belajar di balai tanpa sepengetahuan orang tuanya. Santri kelas ini tidak terdaftar sebagai santri balai, karena mereka biasanya datang dan pergi secara dadakan dengan kesadaran sendiri, namun tetap mendapat pelayanan pendidikan sebagaimana kelas lainnya setiap malam. Jumlah kehadiran santri ‘kelas kaget’ tidak dapat diprediksi.
FIGUR GURU SEBAGAI MODEL PEMBENTUKAN AKHLAK BAGI SISWA Ibda, Fatimah
Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ji.v2i1.24990

Abstract

Pendidikan akhlak yang selama ini diajarkan di sekolah belum memberikan dampak terhadap perubahan perilaku anak didik. Hal ini terjadi karena anak didik kehilangan panutan dan teladan yang dapat dijadikan model bagi dirinya. Guru menjadi figur bagi anak didik karena dilihat sebagai yang memiliki kehormatan, kompetensi, status tinggi, dan kekuasaan. Dengan kata lain guru diharapkan dapat dijadikan contoh dan memiliki nilai-nilai moral sebagai model keteladanan diri bagi anak didiknya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah figur guru telah menjadi model pembentukan akhlak pada siswa. Hipotesis penelitian adalah figur guru belum menjadi model pembentukan akhlak bagi siswa. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa Sekolah Dasar (SD) yang ada di kota Banda Aceh. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu kelas 4 dan kelas 5. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara persentase untuk setiap aitem dari sembilan pilar karakter akhlak. Hasil persentase setiap aitem kemudian ditentukan karakter akhlak mana yang lebih kuat untuk menguji hipotesis deskriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwa indikator akhlak tertinggi yaitu baik dan rendah hati sebesar 98.7 persen dan indikator akhlak terendah yaitu percaya diri, kreatif, pantang menyerah sebesar 79.6 persen. Namun secara umum dari keseluruhan indikator yaitu sembilan pilar karakter akhlak guru dapat disimpulkan bahwa 80 sampai 100 persen telah tercermin dalam figur guru.
KECAKAPAN MENGENAL DAN MENGELOLA STRES Ismiati, Ismiati
Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ji.v2i1.24993

Abstract

Stres adalah suatu reaksi individu baik secara fisik maupun psikis terhadap tuntutan atau tekanan yang berasal dari diri sendiri dan lingkungan. Respon terhadap stres berbeda beda antara satu individu lainnya. Penyebab stres meliputi semua kejadian yang dianggap sebagai ancaman terhadap pertahanan diri orang tersebut. Stressor (penyebab stress/ sumber stress) dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial. Stres dapat timbul di tempat kerja, di rumah, di sekolah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial), bahkan pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi. Sampai batas tertentu stres merupakan sesuatu yang normal dalam kehidupan seseorang, sebagai reaksi terhadap perubahan lingkungan fisik atau sosial yang tak dapat dihindari. Akan tetapi, jika stres dibiarkan berlarut larut akan berdampak buruk terhadap kesehatan fisik, mental, dan perilaku, bahkan sampai terjadinya depresi. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan kecakapan untuk mengenali gejala-gejala stress agar tidak berdampak serius baik terhadap kesehatan fisik, psikologis dan hubungan sosial. Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai coping (penyelesaian masalah) stres, antara lain dengan melakukan aktivitas fisik, menyadari dan menganalisis penyebab stres, mencari dukungan emosional dari teman (dukungan sosial), mencari udara segar, membayangkan sesuatu situasi yang dapat menenangkan, mensyukuri nikmat yang telah ada, memperbanyak zikir, do’a, shalat, dan menjalani proses konseling.
FILSAFAT TRADISIONAL DAN PENGARUHNYATERHADAP PENDIDIKAN IDEALISME Gade, Fithriani
Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ji.v2i1.24994

Abstract

Salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham pengetahuan dan kebenaran adalah idealisme. Paham ini menggunakan metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan dialog dan lain-lain. Paham idealisme ini dicetuskan oleh plato murid dari Socrates. Adapun jenis-jenis dan konsep idealisme adalah subyektif, idealisme obyektif, idealisme personal. Dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberikan sumbangan yang besar terhadap teori perkembangan pendidikan khususnya filsafat pendidikan, filsafat idealism yang diturunkan dari filsafat metafisik yang menekankan pertumbuhan rohani sehingga kaum idealis percaya bahwa anak merupakan bagian dari alam spiritual, yang memiliki alam spiritual sesuai dengan potensialitasnya. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan karena mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya. Karena tanpa adanya spiritual pola pengajaran aliaran idealisme tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran dan juga bukan dari masyarakat akan tetapi idealisme. Dan kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih terfokus pada isi yang obyektif atau terbaik.
PENGEMBANGAN VISI KEPEMIMPINAN MADRASAH Rahmi, Sri
Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ji.v2i1.24995

Abstract

Dalam tulisan ini penulis mencoba mengupas tentang tanggungjawab seorang pemimpin di Madrasah dalam melakukan pengembangan visi. Visi kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam mengembangkan madrasah, karena di dalam proses manajemen kepemimpinan memegang posisi yang sangat penting sebagai kemampuan untuk mengarahkan dan meyakinkan bawahan atau Staff agar secara sukarela melakukan aktivitas kerjasama mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan menempati posisi strategis sebagai inti dari manajemen karena menjadi motor penggerak bagi berbagai sumber daya (manusia dan lainnya) yang tersedia dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, secara operasional kepala madrasah merupakan orang yang paling bertanggungjawab dan faktor pendorong untuk mewujudkan visi, misi,tujuan dan sasaran madrasah yang dipimpinnya menuju madrasah yang bermutu. Oleh sebab itu, maka pengembangan visi kepemimpinan mejadi mutlak dilakukan untuk mewujudkan semua harapan tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 1 (2025): Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 13 No. 2 (2024): Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol 13, No 2 (2024): Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol 13, No 1 (2024): Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol. 13 No. 1 (2024): Intelektualita: Journal of Education Sciences and Teacher Training Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Intelektualita: Journal Education Sciences and Teacher Training Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Intelektualita: Journal Education Sciences and Teacher Training Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Intelektualita: Journal Education Sciences and Teacher Training Vol 11, No 02 (2022): Jurnal Intelektualita Vol 11, No 01 (2022): Jurnal Intelektualita Vol 10, No 02 (2021): Jurnal Intelektualita Vol 10, No 01 (2021): Jurnal Intelektualita Vol 9, No 02 (2020): Jurnal Intelektualita Vol 9, No 01 (2019): Jurnal Intelektualita Vol 7, No 02 (2019): Jurnal Intelektualita Vol. 7 No. 01 (2018): Jurnal Intelektualita Vol 7, No 01 (2018): Jurnal Intelektualita Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Intelektualita Vol 6, No 01 (2017): Jurnal Intelektualita Vol 5, No 02 (2017): Jurnal Intelektualita Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Intelektualita Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Intelektualita Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Intelektualita Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Intelektualita Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol. 3 No. 1 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 1 (2014) Vol. 2 No. 1 (2014) More Issue