cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
JURNAL INTEGRASI PROSES
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal integrasi proses (JIP) diterbitkan oleh Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dua kali dalam setahun. JIP menerima artikel dalam bidang teknik kimia berupa original research papers, reviewed papers dan short communications dari para peneliti, akademisi, industri dan praktisi.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018" : 7 Documents clear
STUDI LAJU KOROSI LOGAM ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN INHIBITOR DARI EKSTRAK DAUN KARAMUNTING (RHODOMYRTUS TOMENTOSA) DALAM LARUTAN NaOH Indah Lestari; Rodyatun Nisa; Nurul Sakinah; Mardiah Mardiah
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.287 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.2816

Abstract

Korosi merupakan salah satu proses perusakan material karena adanya suatu reaksi antara logam dengan lingkungan. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Tetapi korosi logam tidak terbatas hanya pada besi, karena akan banyak logam yang ternyata mengalami proses korosi juga salah satunya aluminium. Aluminium Aluminium adalah logam lunak dan ringan dan memiliki warna keperakan kusam karena lapisan tipis oksidasi yang terbentuk saat unsur ini terkena udara.Salah satu pencegahan korosi adalah dengan menggunakan inhibitor korosi yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan organik.Daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) mengandung tanin yang dapat digunakan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya korosi. Metode perhitunganyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran kehilangan berat dengan analisa gravimetri. Inhibitor ini digunakan pada logam aluminium yang direndam dalam larutan NaOH 1 M. Konsentrasi inhibitor dari ekstrak daun karamunting adalah 20 ppm (part per million) dengan variasi waktu 5, 15, 30, 45 dan 60 menit.  Laju korosipada aluminium sebelum penambahan inhibitor dengan variasi waktu berturut-turut adalah 0,047, 0,0598, 0,0719, 0,0786 dan 0,0688 g/cm.menit. Sedangkan laju korosi pada aluminium setelah adanya penambahan inhibitor yakni 0,0356, 0,0465, 0,0536, 0,0757 dan 0,0658 g/cm.menitdengan daya inhibisi berturut-turut 24,26%, 22,27%, 25,44%, 3,65% dan 1,23%. Dengan demikian adanya inhibitor dari ekstrak daun karamunting menyebabkan laju korosi pada aluminium yang direndam dalam larutan NaOH 1 M menjadi lebih lambat.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI JERAMI NANGKA DENGAN METODE FERMENTASI MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISEAE Kiki Agriliani Meyrinta; Riska Dwi Putri; Rif’an Fatoni
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.638 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.2893

Abstract

Bioetanol dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat. Salah satu sumber karbohidrat yang tinggi adalah pada jerami nangka yaitu sebesar 9,30 (%bk). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses acid hydrolysis treatment terhadap variasi kadar dari HCl dan pH, mengetahui kadar HCl optimum pada proses acid hydrolysis treatment dan mengetahui waktu fermentasi optimum untuk menghasilkan konsentrasi bioetanol tertinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengeringan dengan oven, hidrolisis dengan HCl, dan fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae.  Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai densitas, pH, dan viskositas pada sampel rata-rata masih mendekati nilai SNI. Berdasarkan hasil penelitian, bioetanol dengan konsentrasi tertinggi adalah sampel pada HCl 0,6 M dan waktu fermentasi 10 hari. Pada penelitian ini, kadar HCl opimum pada 0,6 M dengan pH 3,5.
ANALISA PERBANDINGAN PERSENTASE PEREKAT TERHADAP NILAI UJI KALOR DAN PROKSIMAT BIOBRIKET ECENG GONDOK (Eichhornia Crassipes) MENGGUNAKAN METODE KARBONISASI Ahmad Irvan Purwazi; Rachmat Boby Kuncoro; Rezky Dwi Atmaja; Ari Susandy Sanjaya
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.104 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.2777

Abstract

Abstrak Energi fosil semakin menipis diakibatkan oleh pertumbuhan dalam berbagai sektor, terutama dalam sektor pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan konsumsi energi. Biomassa merupakan cara terbaik dalam mengatasi menipisnya energi, salah satu contohnya adalah biobriket. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati kandungan eceng gondok untuk diolah menjadi biobriket. Pembuatan biobriket dilakukan menggunakan 2 macam perekat, yaitu bubur kertas koran dan tepung tapioka, masing-masing persentasenya adalah 50%, 75%, 100% dan 125% dari berat bahan baku eceng gondok. Produk hasil biobriket ini diamati nilai kalor, kadar air, kadar abu, volatile matter, dan fixed carbonnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkatnya bahan perekat, maka semakin besar nilai kalor, volatile matter, dan beberapa parameter seperti kadar air dan fixed carbon tidak berbanding lurus, contohnya pada perekat tepung tapioka semakin besar perbandingannya, nilai kadar air semakin meningkat. Sedangkan pada perekat bubur kertas semakin besar perbandingannya, fixed carbon semakin meningkat. Semakin besar perbandingan perekat, nilai kadar abu pada biobriket akan semakin kecil. 
PEMANFAATAN BONGGOL PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA L.) SEBAGAI BIOETANOL Novy Pralisa Putri; Dwi Widia Ningrum; Noviyanti Eka Prahana; Fika Dwi Oktavia
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.497 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.2569

Abstract

Pati bonggol pisang mempunyai potensi yang besar untuk diolah menjadi Bioetanol. Metode yang digunakan yaitu hidrolisis dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar etanol yang dihasilkan pada fermentasi bonggol pisang dengan menggunakan variasi penambahan volume enzim dan variasi waktu  proses dekstrinisasi maupun sakarifikasi pada proses hidolisis. Bonggol pisang yang telah diambil patinya kemudian dihidrolisis dengan menggunakan variasi penambahan volume enzim α-amilase dan glukoamilase dan variasi waktu pada proses dekstrinisasi maupun sakarifikasi lalu di fermentasi selama 7 hari. Bakteri yang digunakan pada proses fermentasi adalah Saccharomyces Cereviceae. Hasil yang diperoleh dari fermentasi dihitung densitasnya kemudian di konversi ke kadar etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar etanol tertinggi didapatkan dengan perlakuan waktu proses dekstrinisasi lebih lama dibandingkan proses sakarifikasi pada proses hidrolisis dengan variasi volume enzim α-amilase dan glukoamilase 1:1 (ml). Hubungan densitas dengan kadar etanol adalah berbanding terbalik dimana semakin kecil densitas maka semakin besar kadar etanol yang didapatkan.
PENENTUAN KADAR KALIUM DALAM ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAERAH TEPIAN LANGSAT KUTAI TIMUR DENGAN METODE EKSTRAKSI Ari Susandy Sanjaya; Juniar Arya Prajaka; Nur Aini; Tatang Hernas Soerawidjaja
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.056 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.2614

Abstract

Pemanfaatan abu sawit sebagai biomassa terbarukan dapat dilakukan dengan mengubah kalium yang terkandung di dalamnya menjadi pupuk kalium. Metode analisa untuk mengetahui suatu kandungan berupa mineral dalam suatu bahan tertentu dapat dilakukan dengan analisa melalui alat instrument maupun titrasi. Pada penelitian ini analisa yang dilakukan menggunakan metode titrasi yang selanjutnya dilakukan metode analisa untuk mengetahui kandungan kalium dalam abu sawit, tersebut, abu sawit terlebih dahulu diekstrak dengan merebus abu sawit dengan air dan disaring dengan penyaringan vacuum. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis sampel abu, yaitu abu halus dan abu kasar Tandan Kosong Kelapa sawit (TKKS). Abu halus dan abu kasar pada sampel berasal dari daerah Tepian Langsat Kutai Timur. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi kandungan kalium dalam abu kelapa sawit seperti volume aquadest dan waktu perebusan yang bervariasi. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar K2CO3 paling tinggi dalam abu sampel halus 1 yaitu sebesar 24.499 % dan pada sampel abu kasar yaitu sebesar 17.8508 %.
KINETIKA KETALISASI GLISEROL DAN ASETON MENGGUNAKAN KATALISATOR PENUKAR ION Nuryoto, Nuryoto; Rochmat, Agus
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.439 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.3217

Abstract

Hasil samping produksi biodiesel berupa gliserol mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi produk turunnya yaitu solketal, melalui reaksi ketalisasi gliserol. Reaksi ketalisasi gliserol dengan aseton  merupakan reaksi dapat balik yang menghasilkan solketal, asetal, dan air. Pendekatan matematika diperlukan untuk memprediksi laju reaksi dan untuk  pengembangan serta operasional proses reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika reaksi ketalisasi gliserol dengan aseton menggunakan  katalisator padat berupa katalisatot penukar ion dengan pendekatan beberapa model matematika berbasis penentuan konstanta kecepatan reaksi  dan kesetimbangan  reaksi. Percobaan dilakukan  dengan katalisator zeolit alam modernit dari Bayah, Indonesia dan amberlyst 15 dry menggunakan raektor batch  pada rentang suhu reaksi  30-60oC,  perbandingan pereaksi  1:1 - 8:1 mol aseton/mol gliserol, katalisator 9% massa gliserol, dan kecepatan pengadukan 800 rpm. Hasil percobaan menunjukan bahwa model  dengan penyimpangan  rerata  terkecil dihasilkan pada model Langmuir- Hinshelwood yaitu sebesar  1,31 % untuk katalisator zeolit alam modernit dan  2,22% untuk katalisator amberlyst 15 dry.
LIMBAH AMPAS TAHU SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PRODUKSI BIODIESEL Tesa Mutia Anggraini; Neldy Fitriani
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.716 KB) | DOI: 10.36055/jip.v7i1.2775

Abstract

Salah satu bahan baku pembutan biodiesel adalah limbah ampas tahu karena terdapat kandungan lemak yang dapat dijadikan biodiesel. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi maserasi ampas tahu 200 gram yang dilarutkan dengan pelarut n-hexane 1000 mL. Kemudian dilakukan uji FFA sebelum masuk ke tahap pembuatan biodiesel. Variabel yang digunakan adalah perbandingan mol minyak dengan methanol yaitu 1:5 dan 1:10 dengan konsentrasi katalis NaOH pada masing–masing perbandingan mol. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi operasi terbaik pada perbandingan mol minyak dengan methanol, konsentrasi katalis NaOH serta mengetahui perbandingan hasil analisa kadar biodiesel dengan syarat mutu biodiesel SNI 7182-2015. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh berat minyak sebanyak 59,2 gram, kadar FFA yang dihasilkan yaitu 0,811 %. Sedangkan pada perbandingan mol minyak dengan methanol terbaik yaitu 1:5 dan konsentrasi katalis terbaik yaitu 1,5 %. Hasil pengujian analisa kadar biodiesel dengan menggunakan GC-MS, pada sampel 1 yaitu 61,69 %, pada sampel 2 yaitu 54,64 %, pada sampel 3 yaitu 47,12 %, pada sampel 4 yaitu 39,9 %, pada sampel 5 yaitu 36,26 % dan pada sampel 6 yaitu 33,27 %. Dari analisa menggunakan GC-MS, kadar biodiesel yang dihasilkan belum memenuhi syarat mutu kadar biodiesel SNI 7182-2015.

Page 1 of 1 | Total Record : 7