cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Teknik Industri Untirta
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal ini adalah wadah untuk publikasi yang berkaitan dengan keilmuan dan penerapan Teknik Industri.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 Juli 2014" : 11 Documents clear
Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Brian Hadi W.; Ade Sri Mariawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1603.556 KB)

Abstract

PT.Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Indonesia. PT.Indonesia Power mempunyai bagian pemeliharaan salah satunya untuk unit 1-4 yang didalamnya terdapat bengkel umum unit 1-4. Bengkel umum unit 1-4 memiliki beberapa aktivitas yaitu mengelas listrik, membubut, menggerinda, cutting, penggurdian dan lain-lain. Berdasarkan wawancara aktivitas las listrik di bengkel umum unit 1-4 memiliki jumlah kecelakaan kerja lebih banyak dibandingkan aktivitas lainya. Untuk itu diperlukan identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko serta pengendaliannya. Latar belakang dari penelitian ini adalah pada bengkel umum unit 1-4 tidak memiliki Job Safety Analysis (JSA) pada setiap aktivitas. Aktivitas pengelasan pada bengkel umum unit 1-4 dilakukan diberbagai tempat seperti pengelasan di ruang terbuka, ruang tertutup dan ditempat ketinggian. Pada aktivitas pengelasan di tempat terbuka dilakukan setiap hari sedangkan pada aktivitas pengelasan di ruang tertutup atau ketinggian dilakukan tidak setiap hari dan jarang terjadi dikarenakan dilakukan apabila terdapat masalah dan gangguan mesin. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi bahaya dan dampak bahaya dari aktivitas pengelasan, menilai risiko dari bahaya aktivitas pengelasan yang memiliki tingkat risiko/peringkat risiko tertinggi, dan menentukan cara pengendalian bahaya pada aktivitas pengelasan tempat terbuka, pengelasan tempat tertutup dan pengelasan di tempat ketinggian yang dilakukan bengkel umum unit 1-4. Dalam penelitian ini menggunakan metode Job Safety Analysis untuk mengidentifikasi potensi bahaya pengelasan listrik, penilaian risiko serta pengendaliannya. Hasil dari penelitian ini didapat potensi bahaya yang memiliki tingkat resiko/peringkat risiko tertinggi adalah Terkena sinar ultraviolet dan infra merah, Asap pengelasan terhirup pekerja, Percikan api mengenai benda yang mudah terbakar atau mengenai tabung, terdapat kandungan gas hidrogen di area pengelasan tempat tertutup dan ketinggian, Terjatuh/terpeleset dari ketinggian, potensi bahaya ini tergolong risiko tinggi, potensi bahaya lainya dari aktivitas pengelasan adalah Tersengat listrik, Terbakar ketubuh pekerja (terkena percikan api las), pekerja mengalami panas dalam ruangan tertutup, Terbentur/tertimpa material, Tertusuk material yang tajam, Tangan terjepit, Terjatuh, Terpukul palu terak, Tergores material tajam, Terhirup debu material, Tangan terkena logam panas, Terkena serpihan api saat gerinda, Terkena pecahan geram pada putaran gerinda. Dampak bahaya yang akan terjadi adalah Merusak mata dan kulit, Gangguan pernapasan, Menimbulkan ledakan atau kebakaran, kematian, Cidera/pingsan, Luka bakar pada tubuh pekerja, dehidrasi, Luka gores pada tangan, Luka bakar. Pengendalian yang dilakukan berdasarkan hirarki pengendalian yaitu engineering control, administrative control dan personal protective equuipment (APD).
Pendekatan Konsep Lean Manufacturing Untuk Meminimasi Lead Times Dengan Metode Transfer Batch Wahyudi Wahyudi; Evi Febianti; Kulsum Kulsum
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.493 KB)

Abstract

PT Surya Gemilang Perkasa adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam komponen kendaraan bermotor salah satunya yaitu body inner a. body inner a merupakan alat yang terdapat dalam knalpot motor vario berfungsi untuk meredam suara yang keluar dari mesin. Dalam proses produksinya target yang diharapkan setiap harinya sebesar 4200 unit selalu tidak tercapai sehingga terjadi waktu lembur yang berlebihan, hal ini disebabkan karena jumlah produk per batch yang ditetapkan perusahaan masih belum optimal yaitu berjumlah 200 unit per batch sehingga menyebabkan salah satu stasiun menganggur beberapa waktu menunggu produk dari proses sebelumnya. Dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini melakukan identifikasi aktifitas dengan penerapan konsep lean manufacturing untuk menemukan waste yang paling dominan, ternyata waste yang paling dominan yaitu idle time yang disebabkan jumlah produk per batch yang terlalu banyak maka perlu dilakukan perhitungan transfer batch untuk menentukan jumlah produk per batch yang lebih optimal agar dapat mengurangi waktu lembur. Sebelum melakukan perhitungan transfer batch terlebih dahulu membuat penjadwalan eksisting kemudian setelah perhitungan transfer batch membuat penjadwalan usulan, tujuan dari pembuatan penjadwalan agar terlihat perubahan yang terjadi. Penjadwalan yang digunakan pada penelitian ini yaitu penjadwalan first come first serve (FCFS). Dari hasil penelitian diperoleh setiap batch dibagi menjadi dua batch yaitu batch a dan batch b, jumlah produk pada batch a sebanyak 110 unit dan batch b sebanyak 90 uni. Dari hasil penjadwalan eksisting pada stasiun expanding waktu lebih produksi sebesar 33 menit 40 detik terhitung lembur 1 jam, pada stasiun tig welding waktu lebih produksi sebesar 1 jam 7 menit 20 detik terhitung lembur 2 jam. Setelah perhitungan transfer batch didapat hasil penjadwalan usulan sebagai berikut pada stasiun expanding waktu lebih produksi sebesar 15 menit 40 detik terhitung lembur 1 jam, pada stasiun tig welding waktu lebih produksi sebesar 34 menit 40 detik terhitung lembur 1 jam. Berdasarkan hasil tersebut bahwa perubaahan waktu lembur terjadi di stasiun tig welding dengan pengurangan waktu lembur sebesar 1 jam. 
Pengaruh Penerapan Total Quality Management Melalui Produktivitas Karyawan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Metode Structural Equation Modeling (SEM) Di PT. X Juliani Putriama; Faula Arina; Ratna Ekawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4306.483 KB)

Abstract

Kualitas produk dituntut dari bagaimana menggunakan sistem manajemen yang baik dimana sistem manajemen ini dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan juga mengukur kinerja karyawannya. Salah satu alat manajemen yang digunakan yaitu TQM. TQM merupakan suatu konsep perbaikan yang dilaksanakan secara terus-menerus, yang melibatkan seluruh elemen dan karyawan pada setiap tingkatan organisasi dalam rangka untuk mencapai kualitas yang terbaik pada seluruh aspek organisasi melalui proses manajemen. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan PT. X yang telah memiliki sertifikasi ISO 9000-2008 sebagai hasil penerapan TQM. Sedangkan pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh PT. X hanya di dokumentasi dari hasil evaluasi pelatihan karyawannya, kurangnya aspek penilaian untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini akan membantu perusahaan untuk pengkajian lebih dalam atas fungsi penerapan TQM (yang disimbolkan dari sertifikasi ISO) terhadap kinerja perusahaan yang juga dinilai dari aspek produktivitas karyawan Dari latar belakang yang ada maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan TQM dan tingkat produktivitas karyawan di PT.X, mengetahui tingkat kinerja perusahaan  di PT.X serta bagaimana hubungan antara TQm dan produktivitas karyawan di PT.X terhadap kinerja perusahaan. Adapun penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling dengan software AMOS versi 9.0 dengan estimasi maximum likelihood dan confirmatory factor analisis. Hasil yang didapat yaitu pelaksanaan TQM dan penilaian produktivitas karyawan dinilai sudah baik dengan rata-rata nilai 4,45 dan 4,39, dan tingkat kinerja perusahaan didapatkan nilai sebesar 4,43 serta hasil uji hipotesa menunjukan hubungan antara TQM terhadap kinerja dengan nilai sebesar 0,18 yang tergolong kecil serta adanya pengaruh yang positif antara TQM terhadap produktivitas karyawan dengan nilai sebesar 0,54 dan adanya pengaruh positif antara produktivitas karyawan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai sebesar 0,78
Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order Edi Junaedi; Lely Herlina; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1267.367 KB)

Abstract

Pengendalian inventori diperlukan guna menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Pengendalian inventori sendiri berfokus pada pemenuhan akan permintaan konsumen sebagai sumber profit perusahaan. Yang melatar belakangi penelitian ini adalah pengendalian inventori PT. XYZ dalam pengadaan bahan baku SPM masih belum optimal karena perusahaan belum mampu memenuhi semua permintaan yang ada. Kekurangan inventori mengakibatkan pasokan bahan baku menjadi terhambat sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi semua permintaan konsumen dan berimbas pada turunnya profit perusahaan. Pengendalian inventori yang diterapkan perusahaan yaitu probabilistik model P back order. Dimana permintaannya berfluktuasi dengan waktu pemesanan yang konstan dengan jumlah pesan yang berubah-ubah. Adapun tujuan penelitian ini guna mencari solusi permasalah yang terjadi yakni menentukan pengendalian inventori perusahaan yang tepat dengan total biaya inventori minimum dengan penentuan apa, berapa, dan kapan pesanan dilakukan. Untuk mendapatkan perencanaan inventori optimal dilakukan perhitungan model matematis Hadley-Within. Dilakukan pula simulasi model  menggunakan software powersim untuk membandingkan kebijakan inventori eksisting dengan perencanaan inventori usulan. validasi dilakukan dengan metode uji One Sample T Test dan perbandingan rata-rata kedua alternatif dilakukan dengan metode uji Independent Sample T Test. Hasil penelitian ini diperoleh perencanaan inventori usulan sebagai pengendalian inventori terbaik. Berdasarkan total biaya inventori terkecil diperoleh waktu pemesanan adalah 6 hari, inventori maksimum 12685 ton, dan inventori minimum yang harus tersedia di gudang adalah 10480 ton. Dengan adanya perbaikan pengelolaan inventori model P back order maka perencanaan pengadaan bahan baku SPM menjadi optimal sehingga perusahaan akan mampu memenuhi semua permintaan konsumen dan profit perusahaan akan meningkat.
Penjadwalan Produk Painted di PT. ABC Dengan Algoritma Branch and Bound & Neighborhood Search Untuk Meminimasi Mean Flow Time Ary Kurniati; Lely Herlina; Bobby Kurniawan
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1247.864 KB)

Abstract

PT. ABC adalah perusahaan manufaktur yang bergerak pada pelapisan metal (ZINCALUME®) dan pelapisan cat (COLORBOND®). Pembuatan kedua produk tersebut melewati plan produksi yang dinamakan Metal Coating Line 2 (MCL 2), produk pelapisan cat atau painted yang paling banyak diminta oleh konsumen khususnya di MCL 2. Sehingga dibutuhkan waktu pengerjaan produk yang cepat dengan cara menjadwalkan produk secara tepat. Latar belakang penelitian adalah PT. ABC belum dapat memenuhi semua order konsumen dikarenakan mesin MCL 2 masih bersifat baru sehingga menyebabkan bottleneck pada proses welder dan surface khususnya produk painted maka diperlukan penjadwalan yang tepat. Metode penelitian yang digunakan adalah algoritma branch and bound dan neighborhood seearch. Tujuan penelitian untuk meminimasi mean flow time pada MCL 2 dengan menggunakan algoritma branch and bound dan neighborhood search, yang akan dibandingkan dengan penjadwalan eksisiting pada perusahaan. Kondisi penjadwalan eksisting pada perusahaan yaitu FCFS (First Come First Served) dimana order yang datang terlebih dahulu, akan diproses pada plan produksi. Pada penjadwalan ini, dibagi menjadi dua batch dengan dimensi yang berbeda-beda, dikarenakan pada perusahaannya, menetapkan sistem sequencing dengan ukuran yang lebih kecil, yang terlebih dahulu diproses. Sistem batch-nya terbagi menjadi dua dimensi yaitu batch pertama dengan dimensi 0,20 x 914mm dan batch kedua dengan dimensi 0,25 x 914mm. Hasil penelitian didapatkan, mean flow time pada batch 0,20 x 914mm dengan algoritma branch and bound dan neighborhood search adalah 18,42 jam dengan urutan job pada branch and bound adalah job 14- job 21- job 20- job 11- job 15 – job 8- job 3 –job 4- job 9- job 7, sedangkan dengan neighborhood search, urutan yang dihasilkan yaitu job 14- job 20- job 21- job 11- job 15 – job 8- job 3 –job 4- job 9- job 7 sedangkan nilai eksisting 43,23 jam. Sementara untuk batch 0,25 x 914mm, dengan menggunakan kedua algoritma, didapatkan nilai 147,13 jam dengan urutan yang berbeda pada masing-masing algoritmanya, dibandingkan nilai eksisting 182,76 jam. Pada algoritma branch and bound, urutan job nya adalah job 6- job 18- job 2- job 22- job 5- job 10- job 19- job 16- job 12- job 1- job 23- job 17- job 13. Sedangkan variasi jadwal dengan algoritma neighborhood search yaitu job 6- job 18- job 2- job 22- job 5- job 10- job 19- job 12- job 16- job 1- job 17- job 23- job 13. Penurunan mean flow time antara kondisi eksiting dengan menggunakan algoritma branch and bound dan neighborhood search, pada batch 0,20 x 914 mm dan 0,25 x 914 mm sebesar 57% dan 19%.
Usulan Penjadwalan Program Roll Design Kategori Program Tipis Pada Pabrik Hot Strip Mill Untuk Meminimasi Tardiness Nur Andriyani; Muhammad Adha Ilhami; Bobby Kurniawan
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri baja yang memproduksi berbagai macam produk-produk baja. Salah satunya adalah lembaran baja panas (hot rolled coil). Produk tersebut memiliki kapasitas produksi paling tinggi yaitu sebesar 2 juta ton pertahun. Produk tersebut merupakan hasil produk dari pabrik Hot Strip Mill (HSM). Berbeda dengan penjadwalan biasanya, pabrik Hot Strip Mill memproduksi order berdasarkan program roll design yang telah disusun berdasarkan tebal dan lebar coil. Pabrik HSM tidak bisa memproduksi sembarangan, karena job-job yang akan dikerjakan harus dibentuk program roll design dengan mengurutkan job-job sesuai dengan batasan coffin shape yaitu dengan adanya pengelompokkan (grouping job) ke dalam 9 group berdasarkan karakteristik tebal dan lebar coil. Latar belakang dari penelitian ini, didapati banyaknya order yang terlambat, terlihat dari jumlah tardiness yang cukup besar yaitu sebanyak 237 hari selama periode 1-7 Mei 2013. Hal inilah yang menjadi titik permasalahan bagaimana perusahaan dapat membuat jadwal dengan baik sesuai batasan-batasan yang ada di dalam program roll design, yang mampu meminimasi tardiness. Oleh sebab itu pada tahapan grouping job pada penelitian ini dilakukan modifikasi grouping job, yaitu pengurutan job sesuai dengan duedate yang tercepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurutkan job tersebut adalah dengan metode Earliest Due Date (EDD). Dari latar belakang yang ada maka tujuan penelitian ini yaitu meminimasi tardiness pada pabrik HSM dengan menggunakan modifikasi grouping job yang akan dibandingkan dengan penjadwalan existing. Hasil penelitian inidibuktikan bahwa penjadwalan pada pabrik Hot Strip Mill dengan menggunakan metode modifikasi grouping job ini, dapat meminimalkan total tardiness dari 237 hari yang terlambat pada jadwal existing menjadi 95 hari pada jadwal usulan, dengan persentase penurunan sebesar 57%.
Evaluasi Potensi Bahaya dan Risiko Kerja Pada Aktivitas Cleaning Tanki DI PT. VTM Fazrul Syalam Chusada; Wahyu Susihono
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.335 KB)

Abstract

PT. VTM merupakan salah satu perusahaan jasa yang penyedia tanki storage asal Belanda. Aktivitas cleaning tanki merupakan salah satu aktivitas yang ada di PT VTM yang memilikipotensi bahaya dan tingkat risiko yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada dalam aktivitas cleaning tanki,menilai risiko yang terjadi dari potensi bahaya yang ada dan mengetahui akar penyebab dari risiko yang ada. Pada penelitian ini menggunkan JSA, HIRA dan FTA. Pada analisa dengan menggunakan JSA di dapatkan bahwa banyak sekali potensi bahaya yang mungkin terjadi pada aktivitas cleaning tanki ini,dan berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan HIRA didapat bahwa tingkat risiko masuk kedalam kategori trivial sampai dengan moderate, dimana kategori moderate tersebut terdapat pada risiko keracunan pada aktivitas pencucian awal, tertimpa material pada aktivitas pemasangan scaffolding, dan tertimpa material pada aktivitas pembongkaran scaffolding. Kemudian dilakukan analisa kembali terhadap ketiga risiko tersebut dengan menggunakan FTA dengan maksud untuk mengetahui akar penyebab dari ketiga risiko tersebut. Pada risiko keracunan diketahui bahwa penyebab utamanya yaitu kurang perawatan, masker bukan untuk pekerjaan confined space, kabel ada yang terputus, blower tidak berputar, kabel tidak terhubung dengan sumber listrik, inspeksi tidak menyeluruh dan tidak ada informasi. Pada risiko tertimpa material pada aktivitas pemasangan scaffolding maupun pembongkaran scaffolding diketahui akar penyebabnya yaitu tidak ada display, spesifikasi tali pengangkat material tidak sesuai, pekerja ingin cepat selsai, pekerja melamun atau tidak konsentrasi, dan pekerja tidak fit.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo Lamhot Siregar; Lely Herlina; Kulsum Kulsum
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.238 KB)

Abstract

PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak pada sistem manufaktur dalam bidang pembuatan sepatu yaitu cup insole yang bahan bakunya adalah kain dan spoon. Permintaan perusahaan ini bersifat probabilistik, dimana permintaan tidak diketahui secara pasti. Dalam proses produksinya, tingkat pemakaian bahan baku dalam setiap bulan di PT. ABC tidak tetap dan menyebabkan terjadinya persediaan bahan baku lebih bahkan mengalami kekurangan bahan baku saat melakukan produksi produk yang diinginkan oleh konsumen pada waktu tertentu sehingga menjadikan beban dalam perusahaan, maka dari itu pengelolaan persediaan bahan baku harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebijakan persediaan bahan baku yang optimal berdasarkan pada kuantitas pemesanan, safety stock dan reorder point serta membandingkan ongkos total persediaan eksisting dengan output hasil simulasi Monte Carlo. Perhitungan menggunakan Monte Carlo menghasilkan output simulasi sebanyak 12 bulan yang akan di uji validasi menggunakan Paired Sample T-Test terlebih dahulu dan kemudian dibandingkan dengan data yang secara aktual pada perusahaan. Pada hasil simulasi didapatkan bahwa biaya yang optimum terdapat pada output simulasi yang masing- masing bahan baku. Output simulasi pada spoon ongkos total persediaan sebesar Rp. 1.214.292.108,56 dengan reorder point sebanyak 21284 lembar dan safety stock sebanyak 19124. Pada simulasi kain, ongkos total persediaan sebesar Rp. 479.139.620,71 dengan reorder point sebanyak 10684 lembar dan safety stock sebanyak 8377 lembar. 
Identifikasi Pola Kerusakana Komponen Kritis Pada Mesin EAF (Electric Arc Furnace) Dengan Simulasi Monte Carlo (Studi Kasus Divisi Billet Steel Plant di PT XYZ) Ratri Wijayanti Anindita; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.179 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan industri baja terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi yang membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Proses produksi baja di PT XYZ dimulai dari pabrik besi spons (Direct Reduction Plant). Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam yaitu besi spons. Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada mesin EAF (Electric Arc Furnace) di pabrik slab baja dan di pabrik billet baja. Mesin EAF merupakan tempat peleburan besi spons yang dicampur dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet. Tingginya permasalahan downtime pada pabrik billet baja dibandingkan dengan pabrik slab baja menjadi fokus dalam penelitian. Pabrik baja billet memiliki tiga mesin EAF dengan sistem berurutan, apabila mesin EAF yang pertama dan kedua sedang melakukan peleburan maka mesin EAF yang ketiga bersiap-siap untuk melakukan peleburan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan komponen yang tergolong kritis pada mesin EAF, menentukan nilai fungsi distribusi kerusakan setiap komponen kritis pada mesin EAF, dan mengidentifikasi pola kerusakan komponen kritis pada mesin EAF. Penelitian ini menggunakan simulasi monte carlo untuk mengidentifikasi interval terjadinya kerusakan komponen pada sistem nyata dan hasil simulasi. Hasil penelitian diperoleh komponen yang tergolong kritis adalah komponen motor clutch dengan 17 kali kerusakan dalam 1 tahun selama 3.561 menit ≈ 59,35 jam, semakin lama komponen motor clutch beroperasi maka semakin kecil reliability. Dan semakin lama komponen motor clutch beroperasi maka semakin besar fungsi laju kerusakan. Serta berdasarkan random number generator, diperoleh t optimal yang tidak berbeda secara signifikan antara sistem nyata dan hasil simulasi. Sehingga pola kerusakan komponen kritis pada mesin EAF dapat menggunakan simulasi monte carlo.
Analisa Tingkat Keandalan Operator Inside Welding dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique Saida Masitoh; Yayan Harry Yadi; Ade Sri Mariawati
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3042.643 KB)

Abstract

PT. X merupakan salah satu perusahaan penghasil pipa baja las terbesar di Indonesia. Dalam proses produksi pipa gas API 5L X 60M khususnya bagian welding, sebesar 11,35%  produk yang dihasilkan masih mengalami cacat. salah satu penyebab utama terjadinya cacat pada produk adalah akibat kesalahan manusia dalam proses pengendalian mesin, yaitu bagian inside welding. Penelitian ini bertujuan untuk  mengidentifikasi jenis kesalahan operator pada bagian inside welding, mengukur tingkat keandalan operator, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakandalan operator, dan memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan keandalan operator. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Human Error Assessment and Reduction Technique yang digunakan untuk mengukur besarnya keandalan operator.Tahap awal yang dilakukan pada metode ini adalah membuat task analisis, kedua mengidentifikasi dan mengklasifikasikan human error, mengkategorikansetiap item pekerjaan dengan Generic Task Type (GTT), memilih faktor Error Producing Conditions (EPC),menentukan nilai proporsi effect dari EPC, menghitung total nilai Assessed Effect (AE), menentukan nilai Human Error Probability (HEP), dan terakhir adalah menghitung nilai keandalan operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keandalan operator pada bagian inside welding sebesar 0,025. Hasil tersebut menunjukkan keandalan yang rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem kerja dengan memberikan pelatihan dengan metode on the job training, memberikan fan exhaust pada bagian inside welding, mengganti mesin motor listrik dengan yang baru, serta melakukan maintenance pada mesin secara berkala.

Page 1 of 2 | Total Record : 11