IJTIHAD
Ijtihad is a scientific journal of Law and Islamic Economics, both in literature study and also on field research. Is published twice a year as a means of developing a scientific ethos in academic circles of the Faculty of Sharia, especially UNIDA, and the readers in general. The editors receive scientific articles and research reports, which are in accordance with the nature of law and Islamic economics journals.
Articles
8 Documents
Search results for
, issue
" Vol 9, No 1 (2015)"
:
8 Documents
clear
Fiqh Hiburan (Gugus Fiqh Kontemporer Yusuf Qardhawi)
Hidayat, Iman Nur
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1146.677 KB)
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2569
Kebutuhan terhadap hiburan perupakan fitrah manusia yang telah muncul sejak lahir. Apalagi di zaman yang identik dengan eksploitasi waktu, tenaga dan pikiran untuk menggapai kebahagiaan materi yang semu telah mengakibat kejenuhan yang memuncak dan berakibat kepada pencarian saluran refreshing (penyegaran) melalui hiburan dan perangkat permainan. Islam sebagai agama hanif telah memberi porsi seimbang bagi sisi kehidupan manusia yang penuh dengan tugas kewajiban (taklif) dengan memperhatikan penyegaran akal pikiran dan fisik. Untuk itu permainan, perangkatnya, dan berbagai macam bentuk hiburan telah dibolehkan dalam islam sebagai saran memperoleh kesegaran lahir dan batin sebelum kembali menunaikan tugas dan amanah yang dibebankan. Yusuf Qardhawi ulama terhormat abad ini telah ikut ambil bagian penting dalam mendudukkan persoalan dunia entertainment dalam kehidupan seorang muslim. Agar bentuk hiburan atau permainan yang beredar di masyarakat betul-betul memberi kemaslahatan seiring tujuan awalnya sebagai sarana penyegar dan bukan menyeleweng kearang yang tidak ridhai Allah Swt.
maqasid syari'ah dalam ekonomi islam
kamaluddin, imam
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1533.744 KB)
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2546
Tujuan utama dari syariah adalah kesejahteraan manusia (masalah), dan menghindarkan mereka dari madharat, maka aspek ekonomi dalam tidak luput dari perhatian syariah itu sendiri. Untuk memahami maksud al-Syari' (Allah) dalam syari'ah yang diturunkannya diperlukan pemahaman yang baik terhadap maqasid al-syari'ah Membicarakan Membicarakan maqasid al-syari'ah tidak bisa dilepaskan dari pribadi al-Imam al- Syathibi, yang disebut sebagai "bapaknya maqasid al-syari'ah". Dan untuk menyusun bangunan ekonomi islam tidak bisa dilepaskan dari teori maqasid dan etika, agar para mujtahid ekonomi islam mampu menggali nilai-nlai alQur'an dan sunnah yang berhubungan dengan ekonomi. variabel etika, yang dikaitkan dengan maslahah sebagai sebagai keywordnya-nya tampaknya memang sangat urgen dalam proses ijtihad di wilayah ekonomi islam dalam membicarakan epistomologi ilmu ekonomi islamm digunakan metode deduksi dan induksi. Al- Ijtihad al-tathbiqi yang banyak menggunakan induksi akan menghasilkan kesimpulan yang lebih operasional sebab ia didasarkan pada kenyataan empiris. Selanjutnya, dari keseluruhan proses iniyaitu kombinasi dari elaborasi kebenaran wahyu Allah dan sunnah dengan pemikiran dan penemuan manusia yang dihasilkan melalui ijtihad- akan menghasilkan umum dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk ekonomi. Dengan metode inilah, ilmu ekonomi islam bisa menjelaskan perbedaan antara needs dengan wants, juga perbedaan antara utility dengan maslahah. Problem mendasar dari ekonomi pun bisa dijelaskan oleh ilmu ekonomi islam dengan baik.
قواعد الاستنباط وتطبيقها في المعاملات المعاصرة
Muhsin, Imam Awaluddin
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1537.313 KB)
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2572
Kajian Ushul Fiqh yang dimulai sejak abad kedua hijriah hingga saat ini terus menarik untuk dilakukan. Pembaharuan mesin pencetak hukum Islam ini tidak pernah berhenti dan rama untuk didiskusikan di kalangan pera ulama dan fuqaha dan akademisi hukum Islam atau konvensional. mengingat ilmu ini adalah satu-satunya yang menginformasikan bagaimana semestinya sumber-sumber hukum Islam itu dapat dijadikan pijakan dalam menetapkan hukum suatu perkara. Di tengah zaman yang maju dan modern, metode penetapan hukum Islam dihadapkan pada persoalan yang lebih kompleks, mengingat bentuk akad atau transaksi yang bermunculan lebih kreatif dan berdemensi dua akad bahkan tiga. Untuk itu para fuqaha dan ahli ushul dituntut mengkaji lebih dalam lagi mengenai qawaid istinbat ahkam dan mencoba mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk transaksi keuangan masa kini. Agar komponen mesin ijtihad ini terus saja tajam dan efektif bekerja untuk kemaslahatan umat manusia lewat proses pengambilan hukum yang dilakukan para mujtahidin judud (baru).
Branding Dalam Ekonomi Islam
Akil, Muhammad Zainuddin
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1530.001 KB)
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2566
Pelabelan atau peletakan merek secara Islami adalah isu mutakhir yang muncul pada era sembilan puluhan, sebagai respon dari kebangkitan ekonomi negara-negara muslim, yang saat itu merupakan target pasar yang sangat potensial untuk para produsen asing. Selanjutnya yang terakhir merasa tertuntut untuk merubah strategi pemasaran untuk menembus pasar muslim lewat simbol-simbol keislaman di negara tersebut. Disinilah cikal bakal peletakkan merek Islami digagas dan berlanjut. Islam emmiliki konsep pembangunan merek yang berbeda dari arus umumnya, dimana nilai-nilai Islam seperti kejujuran, kemurnian, penghargaan, kebaikan, kedamaian, kemurnian, keaslian, kesabaran, disiplin, transparansi, jaminan mutu, dan lain sebagainya menjadi yang utama. Dalam setap langkah program pembangunan merek yang akan diaplikasikan dalam mekanisme arsitektur brand harus berisi nilai-nilai tersebut yang akan membedakannya dari lainnya. Dengan nilai-nilai pembangunan merek ini yang diaplikasikan dalam program pembangunan merek mereka akan didapatkan citra yang lebih baik juaga akan dicintai pelanggan. Nilai-nilai ini pun dapat diterima karena keuniversalannya terutama bagi non-muslim karena mengedepankan etika dan normative value yang bersumber dari nilai tauhid dan akhlak.
Ù
خاطر Ø§ÙØ³ÙÙ Ù Ø¥Ø¯Ø±Ø§ØªÙØ§ Ù٠اÙÙ
ØµØ§Ø±Ù Ø§ÙØ¥Ø³ÙاÙ
Ù
Lahuri, Setiawan bin
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2571
Dalam dunia bisnis yang selalu berubah dan bersifat dinamis menimbulkan bermacam resiko. Dampaknya industri perbankan akan menjadi rentan terhadap berbagai resiko yang dapar mengancam keamana dan stabilitas bahkan kredibilitas lembaga keuangan publik. Termasuk risiko pasar yang mengakibatkan perbankan syariah yang dihadapkan kepada persaingan dengan perbankan konvensional. Hadirnya kesepakatan pasar bebas sepertu halnya Masyarakan Ekonomi Asean (MEA) dan pendahulunyam Masyarakat Ekonomi Erpoa (MEE) pun turu menjadi anacaman bagi pasar potensial domestik yang ada pada setiap negara. Apalagi jika negara tersebut tidak memiliki instrumen pasar keuangan diharuskan untuk memiliki kerangka kerja yang tepat untuk pengelolaan risiko pasar. Isu menajemen risiko telah mendapat perhatian yang cukup besar dari regulator karena kekuatan dan keamanan bank adalah penting bagi pertumbuhan ekonomi serta stabilitas sistem keuangan. Risiko pasara adala risiko yang berlaku di pasar keuangan bank syariah, baik dari segi aset maupun liabitiesnya yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, maupun keamanan. Komponen utamanya adalah risiko harga komoditas, risika harga saham, risiko nilai tukar, dan risiko rate of return.
Analysis Of Zakat Role in Reducing Poverty Rate
Cahyo, Eko Nur
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1689.601 KB)
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2567
Kemiskinan merupakan masalah besar yang pasti dirasakan oleh seluruh bangsa termasuk Indonesia. Dan kota Ponorogo di Jawa Timur salah satu diantaranya, dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Ummat Sejahtera Ponorogo adalah lembaga non organisasi tertua yang bergerak dalambidang zakat, infaq dan shodaqoh di Ponorogo. Dengan pengalaman lebih dari 11 tahun, ditambah dengan jumlah muzakki yang terus meningkat seharusnya dapat memecahkan masalah kemiskinan di Ponorogo. Meski begitu,masih banyak kita jumpai pengemis menyusuri kota. Sebuah penelitian memaparkan bahwa peran zakat dalam mengurangi kemiskinan amatlah besar. Dan pemberdayaan LAZ Ummat Sejagtera dalam mengurangi kemiskinan menjadi menarik dikaji. Melalui penyebaran sample angket berjumlah 25 orang dan merupakan para mustahiq dana zakat dalam bentuk modal kerja. Indikator kemiskinan yang dipakai adalah sesuai dengan BPSm yaitu FGT Index yang mencakup Headcount Index (P0) yang menggambarkan persentase orang miskin dalam populasi yang diteliti, Peverty Gap Index (P1) yang menggambarkan posisi mustahiq terhadap garis kemiskinan, dan Poverty Severity Index (H2) yang menggambarkan tingkat ketimpangan pendapatan antar orang miskin dalam populasi tersebut. Ditambah dengan analisa menggunakan paires sample terst pada program SPSS untuk mengetahui perbedaan pendapat sebelum dan sesudah menikah mendapatkan bantuan dalam program pemberdayaan zakat oleh LAZ Ummat Sejahtera Ponorogo.
Kholdunomic (Menelaah Pemikiran Ekonomi Ibnu Kholdun)
Dwi, Martina
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2568
Munculnya ilmu ekonom Islam dalam khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengarahkan perhatian kepada pemikiran ekonomi dari para pemikir muslim di masal lalu, dan diantaranya Ibnu Khaldun. Penulis karya mUqaddimah ini secara tepat dapat isebut sebagai ahli sosial keonomi tersohor dalam perjalanan sejarah Islam. Setidaknya berkat pembahasan aneka ragammasalah sosial kemasyarakatan secara mendetail dan terinci disertai argumen-argumen yang akurat dan sulit dipungkiri kevalidan datanya. Dalam ranah ekonomi Ibnu Khaldun mengetengahkan ajaran tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan permintaan, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan penduduk, keuangan pemerintah dan pajak. Gagasan brilian Khaldun telah mengugah para pemikir ekonomi modern untuk menghidupkan kembali teori-teori lawas di bidang ekonomi yang menemukan relevansinya di zman global ini. Untuk lebih mengenal pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun perlu kiranya meneliti beberapa karya monumentalnya dan menginventarisir teori-teori pokoknya seraya mendengarkan komentar dan tanggapan dari para tokoh ekonom modern atas pemikiran tersebut.
Reposisi Laki-laki dalam Keluarga
Suryadarma, Yoke
IJTIHAD Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1054.04 KB)
|
DOI: 10.21111/ijtihad.v9i1.2541
Gerakan feminisme yang lahir dari tuntutan persamaan gender telah merebak ke pelbagai penjuru dunia bahkan tumbuh kembang dan mengarah menjadi mazhab feminis ekstrim yang keluar dari norma-norma kemanusiaan dan agama, dengan meninggalkan kodrat perempuanya sebagai makhluk yang membutuhkan pendamping dan pelindung dari lawan jenisnya yaitu laki-laki. Protes atas tidak kesemenaan kaum pria dipukul rata oleh kelompok ini di berbeagai level kehidupan, baik dalam lingkup interaksi individu atau majemuk seperti keluarga misalnya. Ironisnya penolakan terhadap hegemoni kaum laki-laki terhadap kaum hawa diwujudkan dalam bentuk perilaku menyimpang secara fitah ataupun agama yaitu dengan menyukai sesama perempuan atau yang lebih dikenal dengan dengan istilah lesbian. Komunitas ini berudaha membuktikan bahwa perempuan bisa hidup tanpa laki-laki dalam segala hal, termasuk dalam urusan pemenuhan kebutuhan biologis. Secara tidak langsung, pesan yang ingin di sampaikan bahwa institusi keluarga bisa saja dibangun tanpa harus ada seorang laki-laki, dan bisa diganti dengan dua orang perempuan yang saling mengasihi. Tentu saja gerakan menyimpang ini menimbulkan kritikan tajam terkait penolakan mereka terhadap lembaga keluarga yang diakui dimanapun sebagai pilar utama negara.