cover
Contact Name
Dian Yosi Arinawati
Contact Email
dianyosi@umy.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkgumy@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Insisiva Dental Journal : Majalah Kedokteran Gigi Insisiva
ISSN : 22529764     EISSN : 26859165     DOI : 10.18196/idj
Core Subject : Health,
Insisiva Dental Jurnal memberikan informasi tentang ide, opini, perkembangan dan isu-isu di bidang kedokteran gigi meliputi klinis, penelitian, laporan kasus dan literature review.
Arjuna Subject : -
Articles 314 Documents
Efektivitas Penggunaan Saliva Dibandingkan Povidin-Iodin 10% Terhadap PenyembuhanLuka Pada Kutaneus Tikus Sprague Dawley Arie Wahyudi, Ivan; Magista, Malida; Angel, Merry
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saliva merupakan bagian dari lingkungan rongga mulut yang mempuyai peran penting menjaga intergritas dari jaringan rongga mulut, pada proses mastikasi dan fonasi. Saliva mengandung growth factors seperti Epidermal Growth Factor (EGF) yang diyakini berfungsi sebagai faktor penyembuhan luka dalam rongga mulut sehingga luka lebih cepat sembuh dibandingkan dengan luka di kulit. Penggunaan povidon-iodin 10% untuk membersihkan, mengirigasi, dressing luka masih kontroversial dikarenakan povidon-iodin 10% tidak secara efektif  membantu menyembuhkan luka dengan tampak keadaan luka yang tidak sembuh secara sempurna, mengurangi kekuatan rekonstruksi kulit, ataupun terjadinya infeksi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas saliva sebagai faktor yang mempercepat penyembuhan luka pada kutaneus dibandingkan dengan povidon-iodin 10% dengan mengamati kecepatan penyembuhan luka dan hasil remodeling kulit. Pengamatan dilakukan pada prosespenyembuhan luka selama 21 hari sesuai dengan fase-fase penyembuhan yang akan dilalui yaitu fase inflamatori, fase proliferatif, dan fase remodelling jaringan. Pengamatan dilakukan pada aspek klinis dan histologis. Aspek klinis dilihat pada perubahan area hiperemia dan edema pada daerah luka hasil eksisi. Evaluasi histologis pada luka dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, dan 21 setelah perlukaan dengan parameter ketebalan epitel dan kepadatan serabut kolagen. Hasil penelitian menjukkan terdapat kecepatan penyembuhan luka dan hasilrekonstruksi yang berbeda meskipun secara analisis statistik perbedaan tersebut tidak signifikan (p>0,05). Saliva yang mengandung EGF, yang berfungsi memacu poliferasi sel, diferensiasi sel, dan migrasi sel, akan mempercepat penyembuhan luka dengan rekonstruksi luka yang paling baik. Penyembuhan luka menggunakan NaCl lebih baik dibandingkan dengan penggunaan povidin-iodin 10% karena NaCl menciptakan keadaan lembab pada area lukadapat mempercepat terbentuknya stratum corneum dan angiogenesis untuk proses penyembuhan luka. Kesimpulan: saliva dapat mempercepat penyembuhan luka, sehingga kedepannya saliva dengan kandungan EGF nya dapat menjadi sumber obat yang baru untuk penyembuhan luka. Kata kunci: saliva, povidon-iodin 10%, lukakutaneus
Perbandingan Kekuatan Tekan Resin Komposit Hybrid Menggunakan Sinar Halogen Dan LED Pasril, Yusrini; Ade Pratama, Wahyu
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resin komposit sinar tampak merupakan bahan restorasi gigi yang sering digunakan saat ini karena sifatnya yang mudah dibentuk dan kuat. Light Curing Unit yang sering digunakan untuk mengaktifkan resin komposit adalah sinar QTH (Quartz Tungste Halogen) yang menghasilkan panas dan LED (Light Emitting Diode) yang menghasilkan intensitas sinar yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan tekan resin komposit hybrid yang dihasilkan antara keduasumber sinar Halogen (QTH) dan Light EmittingDiode (LED). Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dengan jumlah seluruh sampel 10 buah yang dibagi dalam 2 kelompok sampel yang dicetak pada cetakan akrilik. Masing-masing kelompok sampel disinar menggunakan sinar QTH (Litex 682, Dentamerica, USA) dan sinar LED (LED.P, Woodpecker, China) selama 20 detik. Pengukuran kekuatan tekan menggunakan Universal Testing Machine. Uji statistik yang digunakan adalah independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan data hasil pengujian dengan rata-rata tertinggi pada sampel Halogen sebesar 106,42 MPa dan pada sampel LED sebesar 98,11 MPa, dari data hasil uji statistikmenunjukkan nilai p = 0.411 (p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan terhadap kekuatan tekan resin komposit hybrid dari 2 kelompok sampel yang disinar menggunakan Halogen dan LED. Kelompok sampel Halogen relatif sedikit lebih kuat dibanding dengan kelompok sampel LED.
Metode Pemilihan Pasta Gigi Yang Tepat Untuk Anak Usia Dini Sukanto, Sukanto
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karies gigi pada anak usia dini masih banyak terjadi. Sebagian penyebabnya adalah kebersihan gigi yang kurang, anak belum bisa memelihara kesehatan gigi dan mulutnya secara mandiri. Salah satu bahan bantu untuk membersihkan gigi adalah pasta gigi. Pemilihan bahan tersebut harus tepat, agar menghasilkan kebersihan yang optimal dan tidak memberikan dampak negatif. Produk dipasaran yang ditawarkan umumnya mengaku yang terbaik, dengan keunggulan yang ditonjolkan masing-masing, mulai dari mengandalkan merk, kemasan yang menarik, harga rendah, kualitas yang ditonjolkan. Hal tersebut mengharuskan konsumen terutama orang tua harus pandai dalam memilih pasta gigi yang tepat untuk anak. Pemilihan pasta gigi sebaiknya mempertimbangkan komposisi, perkembangan usia anak, kriteria yang diperlukan sesuai usia, variasi produk dan efek samping. Kesimpulannya, kriteria pasta gigi yang dipilih: warna, bau dan rasa disukai anak, kemasan menarik dan aman bagi tubuh.
Hubungan Antara Plak Gigi Dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi Anak Usia Prasekolah Utami, Sri
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang utama di seluruh dunia, prevalensi dan morbiditasnya sangat tinggi. Karies gigi pada anak-anak usia prasekolah merupakan penyakit karies gigi yang sangat destruktif, sehingga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan gigi-gigi permanennya. Prevalensi karies pada anak-anak usia 2-4 tahun di negara-negara yang sedang berkembang mencapai 18 % , sedangkan pada anak-anak usia 3-6 tahun di Kota Yogyakarta mencapai 84,1 %. Faktor kebersihan mulut sepertiadanya akumulasi plak merupakan faktor risiko terjadinya karies gigi pada anak-anak dan terdapat hubungan antara karies gigi anak dan indeks plak. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara plak gigi dengan tingkat keparahan karies anak usia prasekolah. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah 583 anak-anak usia 4-6 tahun yang bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Sleman. Teknik sampling yang digunakan adalah simplerandom sampling, dengan pengambilan subyek penelitian secara acak proporsional. Tingkat keparahan karies diukur dengan menggunakan indeks dmf-s dan plak gigi diukur dengan menggunakan indeks plak O’Leary. Analisis data menggunakan uji logistic regression. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa usia 5 tahun merupakan usia anak yang paling banyak menderita karies gigi kategori parah (52,3%) dan pada anak laki-laki (50,8%). Nilai OR adalah 3,3 (p=0,000, 95% CI=2,134-4,824). Kesimpulan: Plak gigi merupakan faktor risiko terhadap tingkat keparahan karies gigi pada anak usia prasekolah. Anak-anak dengan indeks plak gigi yang tinggi mempunyai risiko 3,3 kali lebih besar untuk menderita karies gigi yang parah bila dibandingkan dengan karies gigianak-anak yang indeks plak nya rendah.
The Expression Of Heat Shock Protein (Hsp) 25 At Compression And Tension Area DuringAlveolar Bone Remodeling Nurul Amin, Muhammad
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The activation of orthodontic appliance will generate mechanical force. This forceis used to depress tooth and the tissues surrounding it then stimulates alveolarbone remodeling. Alveolar bone remodeling is divided into compression andtension area. This stress becomes a signal to activate heat shock responseyielding heat shock protein (HSP) synthesis, especiallyhsp25isessentialforalveolarboneremodelingprocessitself. The aim of this study was to comparehsp25 expression in compression and tension areas. This study using guinea pigsmandibular first insicivus that given a mechanical force to see hsp25 expressionin both areas. The HSP25 expressionwas measured by counting this protein afterbeing conducted by immunohystochemistry method. It is analysed statisticallywith one way Anova with level of significant p = 0,05.
EffectOf Panax Ginseng Extract For The Increased Number Of Fibroblasts Cells After Tooth Extraction Rizky Hutomo, Ferdian; Permatasari, Nur; Andari Wulan, Kartika
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The process of tooth extraction can lead to injury. One of the factors that influencethe process of wound healing after tooth extraction is the number of fibroblastcells. The content of saponins can increase the number of fibroblasts cells aftertooth extraction. Asian ginseng plants known to contain saponins (ginsenoside).The purpose of this study was to determine the effect of Asian ginseng extract(Panax ginseng extract) for the increased number of fibroblasts cells after toothextraction. The research method used is in vivo experimental design with thedesign methods Randomized Post Test Only Control Group Design. In this studyused twentty male rattus novergicus and divided into four group, consisting ofcontrol group (K1) were not given Asian ginseng extract, treatment groupsnumber one (K2) were given 25mg/Rattus novergicus/day doses of Asianginseng, treatment groups number two (K3) were given 50mg/ Rattusnovergicus/day doses of Asian ginseng, and treatment groups number three (K4)were given 75mg/Rattus novergicus/day doses of Asian ginseng. Histopathologicpreparations used for counting the number of fibroblasts cells. The results ofstatistical tests indicate there are differences in the number of fibroblast cells inRattus novergicus between the four different groups (ANOVA, p <0.05) and thereis a very strong correlation between increasing doses of ginseng extract with anumber of fibroblast cells in Rattus novergicus tooth socket (Pearson, R = 0.915 p<0.05). The conclusion of this study is Asian ginseng extract can increase thenumber of fibroblasts in the tooth socket after tooth extraction, it is recommendedthat research about the amount of saponin in Asian Ginseng extract
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Mint yang Dimasukkan dalam Resin Komposit Microfine Terhadap Kekerasan Resin Komposit Microfine Aji Nugroho, Dwi; Eka Saptaningtyas, Noviana
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: resin komposit microfine adalah salah satu jenis resin komposit yang memiliki daya serap yang tinggi terhadap cairan, tetapi mempunyai bau yang tidak enak. Oleh karena itu, ekstrak mint (cairan) perlu dimasukkan pada resin komposit tersebut. Sifat mekanis resin komposit dapat diketahui salah satunya melalui uji kekerasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak mint yang dimasukkan dalam resin komposit microfine terhadap kekerasan resin komposit microfine. Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan 20 sampel yang terdiri atas: 5 sampel kelompok I, resin komposit tanpa ekstrak mint; 5 sampel kelompok I, resin komposit dideponir ekstrak mint konsentrasi 0,05 ml; 5 sampel kelompok III resin kompositdideponir ekstrak mint konsentrasi 0,1 ml, dan 5 sampel kelompok IV, resin komposit dideponir ekstrak mint konsentrasi 0,15 ml. Selanjutnya, setiap sampel dilakukan uji kekerasan dengan micro vickers hardness tester. Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan Anava satu jalur dan LSD0,05 ( Least Significance Difference ).Hasil: Data uji kekerasan yang diperoleh adalah: kelompok I, 130,83 + 0,46; kelompok II, 122,03 + 0,55; kelompok III, 127,17 + 0,62; kelompok IV, 130,13 + 0,46. Analisis data anova satu jalur menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kelompok pertama dengan kelompok kedua dan ketiga. Analisis data LSD menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok I dan IV. Kesimpulan: Terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak mint 0,05 ml dan 0,1 ml yang dimasukkan dalam resin komposit microfine terhadap kekerasan resin komposit microfin
Efektivitas Antara Scaling Root Planing (Srp) Dengan Dan Tanpa Pemberian Ciprofloxacin Per Oral Pada Penderita Periodontitis Andriani, Ika
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periodontitis adalah suatu penyakit infeksi pada jaringan pendukung gigi disebabkan mikroorganisme menyebabkan kerusakan progresif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar, jika tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kehilangan gigi.Perawatan periodontitis adalah menghilangkan patogen periodontal dengan scaling rootplaning (SRP) yaitu menghilangkan deposit keras dan lunak serta bakteri yang menempelpada permukaan gigi dan dalam subgingiva, sehingga mengeliminasi bakteri. Pembersihan patogen periodontal dan produknya dengan SRP kadang-kadang tidak maksimal karena terdapat bagian yang tidak dapat diakses oleh alat SRP, sehingga pemberian antimikroba secara sistemik ataupun lokal dianjurkan untuk meningkatkan hasil terapi SRP. Ciprofloxacin adalah generasi kedua derivat fluroquinolon, aktif dengan jangkauan yang luas pada bakteri gram negatif dan gram positif fakultatif patogen periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas hasil perawatan antara scaling root planing (SRP) tanpa dan dengan pemberian ciprofloxacin per oral pada penderita periodontitis diukur dari parameter hitung jenis leukosit terdiri dari neutrofil, basofil,eosinofi, limfosit dan monosit pada cairan sulkus gingiva. Penelitian dilakukan pada 20 kasus periodontitis kronis kedalaman poket >5 mm, subyek dibagi dalam dua kelompok yaitu 10 penderita periodontitis dilakukan scaling root planing (SRP) tanpa ciprofloxacin per oral dan 10 penderita periodontitis dengan pemberian ciprofloxacin per oral. Pengambilan dan pengukuran hitung jenis leukosit terdiri dari neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit cairan sulkus gingiva dilakukan sebelum SRP dan hari ke 8 sesudah SRP. Hasil analisis uji non parametrik Mann Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna (p>0,05) pada hitung jenis leukosit pada neutrofil, limfosit dan eosinofil. Jumlah neutrofil pada SRP tanpa dan dengan ciprofloxacin menunjukkan kenaikan, jumlah limfosit dan eosinofil pada SRP dengan dan tanpa ciprofloxacin mengalami penurunan, Jumlah basofil dan monosit 0 (nol) sehingga tidak dapat dihitung secara statistik. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan hasil perawatanscaling root planing (SRP) tanpa ciprofloxacin per oral sama efektifnya dengan SRP dengan pemberian ciprofloxacin per oral pada penderita periodontitis diukur dari parameter hitung jenis jumlah leukosit yaitu jumlah neutrofil, limfosit dan eosonofil dalam cairan sulkus gingiva.
Perancah Hidogel untuk Aplikasi Rekayasa Jaringan Tulang Sih Mahanani, Erlina
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Tulang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kasus defek tulang yang kecil dapat diperbaiki sendiri, tetapi pada critical defect membutuhkan campur tangan pembedahan untuk merekontruksi jaringa tulang. Sejak akhir dekade lalu, rekayasa jaringan telah digunakan dan dikembangkan dalam kedokteran regeneratif, termasuk di dalamnya adalah regenerasi tulang. Tujuan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan tinjauan secara komprehensif dari perancah hidrogel tentang kelebihannya, osteokonduktivitas, sifat fisik, degradasi, dan juga kemampuan mengontrol pelepasan substrat akan didiskusikan dalam artikelini. Diskusi. Perancah, sel, dan faktor pertumbuhan adalah tiga komponen dalam rekayasa jaringan untuk menentukan keberhasilan dari suatu rekontruksi jaringan. Perancah hidrogel perancah yang biodegradable dan biomaterial 3 dimensi dengan kemampuan menyerap air yang banyak tetapi dapat mempertahankan stabilitas dimensinya. Kesimpulan. Perancah hidrogel memiliki peran yang sangat luas dalam aplikasi rekayasa jaringan tulang.
Effect Extract Rosella (Hibiscussabdariffa) As An Alternative To Natural Tooth Bleaching Agent On External Discoloration Case Sugianti, Nanik
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tooth bleaching is one effort that has long been known in the science of dentistry. Unfortunately material used to whiten tooth until now they are still nature are toxic to tissues of the mouth cavity. Whereas with traditional natural materials exploration in Indonesia, give all one plant used as a safe teeth bleaching, rosella (Hibiscus sabdariffa). The research to find out effect extract rosella (Hibiscus sabdariffa) to external discoloration. Methods: An experimental research with Pre and Post Controlled Group Design. The sample consist of 12 teeth which divided into two groups. The first group, as control, were soaked in aquadest and the second group, as treatment were soaked in extract rosella (Hibiscus sabdariffa) for 3 days. Colour analysis is conductedbyCIELAB method. The colected data were analized by Pairing t-test. Discussion: Rosella (Hibiscus sabdariffa) containing bioactive compounds, saponins that foam can bind colourants. With the power of his work which can bind the colourants can be used to whiten teeth. In addition, vitamin C (Ascorbic acid) that high can cause email erosion. The compound is capable of damaging colour substance molecules become neutral color so that the color and causing bleaching effects. Conclusion: Rosella (Hibiscus sabdariffa) can be used as an alternative natural tooth bleaching agent because it contains the active agent of saponin and vitamin C are high.

Page 3 of 32 | Total Record : 314