cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
HUMANIS
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25285076     EISSN : 2302920X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal online Humanis adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Salah satu indikator kualitas perguruan tinggi ialah diukur dari seberapa banyak karya ilmiah yang dihasilkan dan telah dipublikasikan. Penulisan karya ilmiah harus mencerminkan budaya ilmiah seperti mengutamakan kebenaran obyektif, kejujuran, tidak memiliki unsur-unsur kecurangan atau plagiat. Penerbitan e-jurnal Humanis ini juga sesuai dengan kebijakan pimpinan Universitas Udayana (Surat Pembantu Rektor I Nomor 1915/UN14 1/DT/2012 tanggal 30 Mei 2012), yang mewajibkan mempublikasikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa, yang mulai diberlakukan pada wisuda bulan November 2012.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Volume 12. No.3. September 2015" : 15 Documents clear
THE DESCRIPTION BETWEEN BRISTISH - ENGLISH AND AMERICAN - ENGLISH SLANGS IN THE JOHN GRISHAM’S NOVEL “THE RACKETEER” Sari Dewi Amini Rahmat
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.597 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul ”The Description Between British - English And American – English Slangs In The John Grisham’s Novel ‘The Racketeer’”, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis, arti dan pemakaian kalimat slangs atau dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai bahasa gaul atau bahasa ‘prokem’, yang digunakan didalam novel John Grisham. Metode data yang digunakan dibagi menjadi tiga bagian: pertama; sumber data diambil dari novel berjudul “The Racketeer”, kedua; metode dan teknik adalah kualitatif dan deskritif-dokumentatif, ketiga; konsep dan teori-teori digunakan untuk menganalisa dan untuk memaparkan tentang apakah slangs atau bahasa gaul itu berdasarkan pernyataan –  pernyataan ahli bahasa, seperti dari: Mencken, Leech, Chapman dan Adams. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penulis menggunakan bahasa gaul untuk menyampaikan secara nyata isi, pesan dan maksud dari cerita yang ditulisnya. Jenis slang atau bahasa gaul yang digunakan adalah primary dan secondary slang. Konsep pembentukan kata-kata dalam bahasanya adalah clipped word, compounding, borrowing, backward formation, abbreviation dan blending. Jenis pengartian dalam bahasa slang atau gaul yang digunakan oleh penulis adalah conceptual atau denotative atau cognitive meaning, connotative meaning, stylistic meaning, affected meaning, reflected meaning, collocative meaning, dan thematic meaning. Dari data dan penelitian menunjukkan bahwa fungsi bahasa gaul yang digunakan dalam penulisan membuat pembaca dengan mudah memahami situasi yang ingin digambarkan secara tematik dan secara sosiolinguistik.
TABOO EXPRESSIONS AND SUBTITLING STRATEGIES USED IN THE EXORCIST MOVIE Restu Indra Darmawan I Wayan
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.876 KB)

Abstract

Studi penerjemahan telah banyak berkembang hingga saa tini.Salah satunya adalah dengan munculnya metode penerjemahaan audiovisual. Penerjemahan audiovisual mengkhususkan pada terjemahan-terjemahan objek suara dan gambar seperti film. Salah satu teknik dalam penerjemahan audiovisual adalah ‘subtitling’. ‘Subtitling’ merupakan proses penerjemahan dari bentuk tulisan ke bentuk suara. Salah satu tantangan dalam penerjemahan dengan teknik ‘subtitling’ adalah menerjemahkan ekspresi tabu. Tabu merupakan hal-hal yang dilarang untuk diucapkan atau dilakukan. Film ‘The Exorcist’ merupakan sumber data dalam studi ini. Tujuan studi ini adalah untuk menemukan tipe ekspresi tabu dan strategi ‘subtitling’ yang digunakan dalam film ‘The Exorcist’.  Hasil dari studi ini adalah terdapat enam puluh satu ekspresi tabu yang ditemukan pada film ‘The Exorcist’. Keenam puluh satu ekspresi tabu tersebut termasuk ke dalam delapan tipe ekspresi tabu diajukan oleh Jay (1992) diantaranya ‘cursing’, ‘profanity’, ‘blasphemy’, ‘obscenity’, ‘vulgarity’, ‘epithets’, ‘insult and slurs’ dan ‘scatology’. Selain itu, keenam puluh satu ekspresi tabu tersebut diterjemahkan menggunakan strategi ‘subtitling’ diajukan oleh Gottlieb (1992) diantaranya ‘paraphrase’, ‘transfer’, ‘imitation’, ‘condensation’, ‘decimation’, dan ‘deletion’.
PROXIMAL AND DISTAL DEIXIS IN THE TRANSCRIPTIONS OF BARRACK OBAMA INAUGURAL ADDRESSES Dewi Antari Ni Made
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.801 KB)

Abstract

Studi ini membahas tentang penggunan kata atau frase dalam sebuah ungkapan yang muncul dalam komunikasi. Kata atau frase tersebut memiliki arti tesendiri bila dikaji berdasarkan konteksnya dan hal tersebut akan memberikan dampak kepada makna ungkapan secara keseluruhan yang dikenal dengan fenomena deiksis. Fenomena ini juga berkaitan dengan kemunculan dan partisipasi dari pembicara dan lawan bicara dalam sebuah komunikasi yang dapat diketahui dari dua istilah umum dalam deiksis, yaitu ‘proksimal’ dan ‘distal’. Jenis kata atau frase yang muncul dalam ungkapan-ungkapan yang disampaikan oleh Barack Obama diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan kategorinya masing-masing dengan tujuan mencari makna kata atau frase tersebut dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengkategorian tersebut. Dalam memperkuat analisis, terdapat dua teori yang digunakan, antara lain teori mengenai jenis-jenis ekspresi deiksis oleh Levinson (1983) dan teori deiksis dan jarak oleh Yule (1996). Hasil analisis dalam studi ini menunjukkan terdapat tiga kategori ekspresi deiksis yang dapat dikategorikan kedalam dua istilah umum dalam deiksis, yaitu deiksis persona dengan kata ganti ‘saya, kamu, dia (laki-laki)’, deikisis waktu menggunakan keterangan waktu ‘hari ini’ dan deiksis tempat dengan menggunakan keterangan tempat.  Semua kategori deiksis tersebut dapat dklasifikasikan kedalam ‘proksimal’ ataupun ‘distal’ yang tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sifatnya umum, antari lain konteks dari ungkapan itu sendiri, partisipasi pembicara dan lawan bicara dalam sebuah komunikasi, waktu dan tempat saat ungkapan tersebut diucapkan.
MAKNA FURUSATO DALAM DUA LIRIK LAGU BERJUDUL FURUSATO KARYA ANGELA AKI DAN KOYAMA KUNDO vera Kumayastuti Cok Istri
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.275 KB)

Abstract

Furusato describes the Japanese traditional culture. Furusato is also a concept of the Japanese people's minds to describe the beauty of the countryside nature in Japan. This study discusses the meaning of furusato in two song entitled Furusato and the message contained in the lyrics of those songs. This research using descriptive analysis and dialectical techniques as methods and techniques of data analysis. The theory used in this study is a semiotic theory and intertextual theory propounded by Riffaterre. Based on the analysis, the meaning of furusato in the lyrics of Angela Aki's song are the birthplace, home, and a place for the family to gather together. Meanwhile, the Furusato's meaning in the lyrics of Koyama Kundo's song are the birthplace, home, place of work and a place to study for the victims of the earthquake and tsunami in the Tohoku region. The message contained in this two songs are: 1) to keep and protect the cleaness of the environment; 2) to remember and never forget the hometown; 3) to try hard and don’t give up for achieve the goals; 4) to grateful the people who have helped us; 5) to help each other when in trouble; 6) to be strong and don’t give up to overcome any problem; and 7) to protect the future of our children.
LANGUAGE OF MARGARET THATCHER “A WOMAN LEADER” IN THE IRON LADY: A SOCIOLINGUISTIC STUDY Santi Ashari Rahayu Ni Putu
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.776 KB)

Abstract

Dilihat dari segi gender, prempuan dan kepemimpinan adalah dua hal yang berbeda. Dimana perempuan mengacu pada kefeminisan sedangkan laki-laki lebih mengacu pada kemaskulinan. Saat ini banyak pemimpin perempuan yang mulai menunjukan kemampuan mereka dalam bidang kepemimpinan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis fitur dan fungsi bahasa dari bahasa perempuan khususnya Margaret Thatcher dalam film “The Iron Lady” serta untuk menganalisis kontek situasi dimana Margaret Thatcher menggunakan bahasa untuk menunjukkan gaya kepemimpinannya dalam film “The Iron Lady”. Terdapat tiga teori yang digunakan dalam penelitian ini. Diantaranya teori tentang fitur dan fungsi bahasa perempuan oleh Lakoff (1975) yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dari karya ilmiah ini serta teori tentang bahasa kepemimpinan perempuan oleh Baxter(2010) dan teori kontek situasi oleh Halliday(1985) untuk menganalisis rumusan masalah kedua dari karya ilmiah ini. Berdasarkan hasil analisis, diantara 10 fitur bahasa perempuan yang disampaikan Lakoff(1975)  hanya 9 diantaranya yang dipakai oleh Margaret Thatcher dalam ujarannya di film “The Iron Lady”. Disamping itu dalam ujarannya Margaret Thatcher lebih sering membicarakan tentang politik bersama suami dan rekan politiknya. Bahasa yang digunakan oleh Margaret Thatcher adalah bahasa formal. Berdasarkan penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun sebagai seorang pemimpin Negara yang hebat, Margaret Thatcher masih menggunakan bahasa perempuan dengan kerabat dengan maupun rekan terdekatnya di dunia politik.
TEKS GEGURITAN DALEM TARUKAN : ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI Suprabi Cokorda Istri Agung
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.64 KB)

Abstract

One of the most inspairing classic literature of Balinese culture is Geguritan. Geguritan contained of pupuh, every single pupuh bond of padalingsa. This script explore about Geguritan Dalem Tarukan which is has a very special “society core” on its structure, off course social value in Balinesse daily life. It teach us about Panca Sradha. Our five principles about credence of Ida Sang Hyang Widhi Wasa and Karma Phala. It also tell us about holy sacrifice called yadnya. And last but not least bring us into “satya”. Satya (faith) is a credence how we believe in Lord an environment. Satya will bring us to a very bright leading value as a leader in society. Geguritan Dalem Tarukan has a wonderful historical value for young Balinesse generations.
THE CONVERSATIONAL IMPLICATURES AND THE COOPERATIVE PRINCIPLES IN MONSTERS UNIVERSITY Marcelia Hardianti Rukmini
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.147 KB)

Abstract

Sebuah ujaran dapat mengandung makna tambahan terlepas dari makna literal yang dimilikinya. Fenomena linguistik ini kemudian diformulasikan oleh Grice (1975) sebagai Implikatur Percakapan. Dengan tujuan memprediksi dan menjelaskan secara lebih mendalam tentang Implikatur percakapan, Grice (1974) mengembangkan teori lain bernama prinsip –prinsip koperatif. Prinsip ini mengandung empat bidal yang dikenal dengan nama bidal Grice. Dalam studi ini, akan membahas implikatur percakapan, makna tambahan, serta kaitannya terhadap prinsip koperatif dalam sebuah naskah film yang berjudul Monsters University. Data dalam studi berbentuk ujaran-ujaran yang dikutip langsung dari naskah film Monsters University dengan menggunakan metode dokumentasi. Lantas, data-data tersebut dianalisa melalui metode dekriptif kualitatif. Teori yang diterapkan meliputi teori Implikatur dan prinsip-prinsip koperatif, yang mana kedua teori tersebut dikemukakan oleh Grice (1975). Dari hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa implikatur percakapan, sengaja atau tidak sengaja, telah diadopsi oleh tokoh-tokoh dalam naskah film Monsters University. Implikatur percakapan membuat makna tambahan yang sangat erat kaitannya dengan konteks situasi. Dengan mengacu pada makna tambahan tersebut, tokoh-tokoh dalam film dianggap telah ‘menaati’ prinsip-prinsip kooperatif yang memang selayaknya diindahkan dalam percakapan.
PERUBAHAN UNSUR RITUS KEAGAMAAN MASYARAKAT BALI AGA DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, BANGLI, BALI Linda Oktari Dewi Ni Wayan
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.527 KB)

Abstract

Majapahit invasion hundreds of years ago has led to polarization of the Balinese people, namely the people of Bali Aga and Bali Majapahit. Both communities are mutually change. It is a natural thing for society and culture for being dynamic and constantly changing. However, in these changes are interesting facts to be studied, namely a change in religious rites related elements of religion in the public system of Bali Aga at Bayung Gede, whereas Koentjaraningrat (1986: 204) describes the seven elements of universal culture, religion systems is the most difficult to change. This phenomenon has implications for the element in the religious rites at Bayung Gede related changes in religious leadership and community treatment in the tradition of hanging placenta, so it is necessary to study about why did the element in the religious rites change? And how are the implications of culture change in that society of Bayung Gede? Based on those statements, in this research use descriptive qualitative as a basic methodology. The theories are concern with culture change and culture adaptation, and based on concepts are change of the religious rites and society of Bali Aga in Bayung Gede. The result of this research are study about exogamy tradition, religion education, dynamic of society conviction, and refunctionalisation of religious leadership as the essential factors of culture change. The implications are increased the assignment of society, role division of religious leadership, and symbolic diversity in religious rites.
Flouting And Hedging Maxims In The Democratic Presidential Candidates Debate Between Barack Obama And Hillary Clinton Meta Damayanti Desak Made
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.629 KB)

Abstract

Artikel ini memfokuskan pada pelanggaran maksim, penggunaan hedges dan juga pembuktian bahwa kedua fenomena tersebut terjadi di dalam suatu debat politik. Data yang digunakan dalam artikel ini adalah debat politik pencalonan presiden dari partai Demokrat. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dimana pelanggaran maksim dianalisis dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Grice. Ada 4 jenis pelanggaran maksim daam prinsip kerjasama ya itu, pelanggaran maksim kualitas, kuantitas, relevan dan sikap. Penggunaan hedges yang berkorelasi dengan maksim dalam prinsip kerjasama dianalisis dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson.  Ada 4 jenis hedges yang berkorelasi dengan maksim yaitu, hedges kualitas, kuantitas, relevan dan sikap. Studi ini menemukan bahwa hedges kualitas merupakan hedges yang paling sering digunakan di dalam debat ini. Hedges kualitas digunakan ketika pembicara tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas kebenaran dari ucapan mereka. Dalam hal pelanggaran maksim, di dalam debate ini pelanggaran maksim kuantitas paling banyak ditemukan karena para pembicara memberikan informasi yang lebih atau kurang dari seharusnya. Implikasi yang dtemukan adalah sebagai hasil dari terjadinya pelanggaran maksim.
The Equivalence of NPs Containing Of-Constructions with Reference to Samsung Smartphone Manual Miranti Putri Kartini
Humanis Volume 12. No.3. September 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.733 KB)

Abstract

Paper ini berjudul The Equivalence of NPs Containing of-Constructions with Reference to Samsung Smartphone Manual, adalah sebuah paper mengenai frasa benda dan padanannya. Data yang berupa frasa benda dianalisis menggunakan teori of-construction yang diajukan oleh Keizer (2007). Kemudian, struktur frasa benda dideskripsikan menggunakan teori X-bar yang diajukan oleh Haegeman (1994). Selanjutnya, struktur dari frasa-frasa benda tersebut dalam bahasa Inggris diperbandingkan dengan padanannya dalam bahasa Indonesia. Perbandingan dilakukan untuk mengetahui jenis shift (perubahan) yang terjadi dalam menerjemahkan frasa benda tersebut dengan menggunakan teori translation shift yang diajukan oleh Catford (dalam Venuti, 2000). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa frasa benda dengan of-construction dibagi menjadi dua, yaitu frasa benda dengan of-modifier dan frasa benda dengan of-complement. Seluruh frasa benda yang ditemukan dalam sumber data merupakan frasa benda dengan of-complement. Structure shift dan unit shift merupakan shift yang terjadi ketika kedua frasa benda (dalam bahasa Inggris dan Indonesia) dibandingkan.

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 4 (2024) Vol 28 No 3 (2024) Vol 28 No 2 (2024) Vol 28 No 1 (2024) Vol 27 No 4 (2023) Vol 27 No 3 (2023) Vol 27 No 2 (2023) Vol 27 No 1 (2023) Vol 26 No 4 (2022) Vol 26 No 3 (2022) Vol 26 No 2 (2022) Vol 26 No 1 (2022) Vol 25 No 4 (2021) Vol 25 No 3 (2021) Vol 25 No 2 (2021) Vol 25 No 1 (2021) Vol 24 No 4 (2020) Vol 24 No 3 (2020) Vol 24 No 2 (2020) Vol 24 No 1 (2020) Vol 23 No 4 (2019) Vol 23 No 3 (2019) Vol 23 No 2 (2019) Vol 23 No 1 (2019) Vol 22 No 4 (2018) Vol 22 No 3 (2018) Vol 22 No 2 (2018) Vol 22 No 1 (2018) Vol 21 No 1 (2017) Vol 20 No 1 (2017) Vol 19 No 1 (2017) Vol 18 No 1 (2017) Vol 17 No 3 (2016) Volume 17. No. 2. Nopember 2016 Volume 17. No. 1. Oktober 2016 Volume 16. No. 3. September 2016 Volume 16. No. 2. Agustus 2016 Volume 16. No. 1. Juli 2016 Volume 15. No.3. Juni 2016 Volume 15. No.2. Mei 2016 Volume 15. No.1. April 2016 Volume 14. No.3. Maret 2016 Volume 14. No.2. Pebruari 2016 Volume 14. No.1. Januari 2016 Volume 13. No.3. Desember 2015 Volume 13. No.2. Nopember 2015 Volume 13. No.1. Oktober 2015 Volume 12. No.3. September 2015 Volume 12. No.2. Agustus 2015 Volume 12. No.1. Juli 2015 Volume 11. No3. Juni 2015 Volume 11. No2. Mei 2015 Volume 11. No 1. April 2015 Volume 10. No 3. Maret 2015 Volume 10. No 2. Februari 2015 Volume 10. No 1. Januari 2015 Volume 9. No. 3. Desember 2014 Volume 9. No. 2. November 2014 Volume 9. No. 1. Oktober 2014 Volume 8. No. 3. September 2014 Volume 8. No. 2. Agustus 2014 Volume 8. No. 1. Juli 2014 Volume 7. No. 3. Juni 2014 Volume 7. No. 2. Mei 2014 Volume 7. No. 1. April 2014 Volume 6. No. 3. Maret 2014 Volume 6. No. 2. Februari 2014 Volume 6. No. 1. Januari 2014 Volume 5. No. 3. Desember 2013 Volume 5. No. 2. November 2013 Volume 5. No. 1. Oktober 2013 Volume 4. No. 3. September 2013 Volume 4. No. 2. Agustus 2013 Volume 4. No. 1. Juli 2013 Volume 3. No. 3. Juni 2013 Volume 3. No. 2. Mei 2013 Volume 3. No. 1. April 2013 Volume 2. No. 3. Maret 2013 Volume 2. No. 2. Pebruari 2013 Volume 2. No. 1. Januari 2013 Volume 1. No. 2. Desember 2012 Volume 1. No. 1. November 2012 More Issue