cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Jurnal Medika Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031395     EISSN : 25978012     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana menerima naskah dari mahasiswa PSPD FK UNUD, baik berupa karangan asli atau laporan penelitian, ikhtisar pustaka, laporan kasus, maupun surat-surat untuk redaksi. Naskah yang dikirimkan untuk majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana adalah naskah belum pernah atau tidak akan dikirim ke majalah lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana" : 9 Documents clear
IDENTIFIKASI BAKTERI Eschercia coli SEROTIPE O157 DENGAN MEDIA SORBITOL MACCONKEY AGAR (SMAC) PADA DALUMAN (Cylea berbata) DARI PEDAGANG ES DALUMAN DI KOTA DENPASAR I Made Wira Kusuma; Made Agus Hendrayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.816 KB)

Abstract

Indonesia memiliki angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi, dimana kontaminasi makanan oleh Eschercia coli merupakan salah satu penyebab diare. Es daluman merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat Bali yang dalam pembuatan sampai penyajian daluman sangat rentan akan kontaminasi bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri E.coli khususnya serotipe O157 pada daluman yang dijual pedagang es daluman di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian studi eksploratif pada 10 sampel daluman yang didapatkan dengan teknik nonrandom sampling. Digunakan media Tryptic Soy Broth (TSB) sebagai penyubur koloni bakteri, McConkey sebagai isolasi bakteri gram negatif, dan media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) sebagai media identifikasi Eschercia Coli. Penanaman pada media Sorbitol MacConkey Agar (SMAC) dilakukan apabila didapatkan koloni E. coli pada media EMBA. Pada sepuluh sampel yang ditanam di media McConkey dari media penyubur TSB, hanya satu sampel dengan kode DF yang menunjukan koloni berwarna merah jambu yang dicurigai koloni Eschercia Coli. Akan tetapi setelah ditanam pada media EMBA, pada sampel DF tidak menunjukan koloni yang berwarna hijau metalik. Pada pengamatan mikroskopik yang diambil dari koloni McConkey, sampel dengan kode DA, DD, dan DJ diamati koloni bakteri yang berbentuk basil berwarna merah dan pada sampel dengan kode DB, DC, DE, DF, DG, DH, dan DI diamati koloni bakteri berbentuk kokobasil berwarna merah. Dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan kontaminasi E. coli pada sepuluh sampel daluman dari pedagang es daluman di wilayah kota Denpasar (0%).
GAMBARAN PEMERIKSAAN SEROLOGI IgM-IgG ANTIDENGUE PASIEN TERINFEKSI VIRUS DENGUE DI RUMAH SAKIT SURYA HUSADA DENPASAR BALI PADA PERIODE DESEMBER 2013 SAMPAI MEI 2014 I Gst Agung Dwi Mahasurya; Anak Agung Wiradewi Lestari; I Wayan Putu Sutirta Yasa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.961 KB)

Abstract

Virus dengue merupakan arbovirus penting yang menyebabkan infeksi pada manusia. Di kawasan Asia, diperkirakan kematian yang disebabkan oleh virus dengue mencapai 0,5%-3,5%. Kejadian Luar Biasa di Indonesia menimbulkan 39.938 kasus dengan 498 kematian dan Incidence Rate 15/100.000 penduduk. Disamping melalui gejala klinis, diagnosis pasti perlu ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, salah satunya adalah pemeriksaan serologi IgM-IgG Antidengue. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah mengetahui gambaran pemeriksaan serologi IgM-IgG antidengue pada pasien terinfeksi virus dengue. Studi cross sectional dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Surya Husada Denpasar Bali dari bulan Desember tahun 2013 hingga Mei tahun 2014. Dari 343 sampel, proporsi yang diperoleh tiap bulannya yakni : Desember (8%), Januari (17%), Februari (15%), Maret (13%), April (21%), dan Mei (26%). Proporsi sampel laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, yaitu laki-laki sebanyak 179 sampel (53%) dan perempuan sebanyak 164 sampel (47%). Pada penelitian diperoleh proporsi kelompok usia 0-5 tahun sebesar 13%, kelompok usia 6-< 10 tahun sebesar 17%, kelompok usia 10-< 15 tahun sebesar 12%, serta paling banyak pada kelompok usia15 tahun sebesar 58%. Jumlah sampel dengan hasil IgM (+) IgG (+) paling banyak dibandingkan yang lainnya, yaitu sebesar 50,5%, hasil IgM (+) IgG (-) sebesar 24%, hasil IgM (-) IgG (-) sebesar 17,5%, serta hasil IgM (-) IgG (+) sebesar 8%. Hal ini menunjukkan proporsi infeksi sekunder lebih banyak dibandingkan dengan infeksi primer. Proporsi kelompok usia15 tahun paling banyak ditemukan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya pada pemeriksaan serologi IgM-IgG Antidengue. Proporsi laki-laki lebih banyak ditemukan pada infeksi primer, sedangkan proporsi perempuan lebih banyak pada infeksi sekunder.
TINGKAT KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT ANTIRETROVIRAL DENGAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV AIDS DI KLINIK VCT RSUP SANGLAH DALAM PERIODE SEPTEMBER – NOVEMBER 2014 Ida Ayu Kemala Wasita Manuaba; I Wayan Putu Sutirta Yasa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.418 KB)

Abstract

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem imun tubuh diakibatkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi obat antiretroviral dengan jumlah CD4. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan Analytical Cross Sectional yang memanfaatkan data rekam medis maupun wawancara langsung pada pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah (September 2014 – November 2014) Tingkat kepatuhan diukur dengan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis menggunakan korelasi Pearson, analisis uji T-berpasangan, serta melakukan uji One Way Anova. Data kemudian dianggap signifikan apabila nilai p < 0,05. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan secara statistik terdapat hubungan yang signifikan dengan kekuatan korelasi kuat (r = 0,601) antara tingkat kepatuhan dengan jumlah CD4 pada pasien HIV AIDS di klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September – November 2014 (p<0,05). Hasil uji t-berpasangan secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat terhadap jumlah CD4 Awal dengan jumlah CD4 Akhir dengan hubungan korelasi kuat (r = 0,64) pada pasien HIV AIDS di Klinik VCT RSUP Sanglah dalam periode September 2014 – November 2014 (p<0,05). Hasil uji One Way Anova menunjukkan secara statistik terdapat perbedaan hasil rerata Jumlah CD4 yang signifikan (p<0,05) antar ketiga kelompok subjek penelitian (kelompok patuh, kepatuhan sedang dan tidak patuh).
PENYEBAB KEMATIAN MENDADAK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2009 – DESEMBER 2013 Gusti Agung Ayu Lyska Permatadewi; Kunthi Yulianti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.091 KB)

Abstract

Pendahuluan: Kematian mendadak didefinisikan oleh WHO sebagai kematian yang terjadi dalam 24jam dari munculnya onset gejala penyakit. Kasus kematian mendadak paling banyak terjadi disebabkan oleh penyakit jantung. Puncak terjadinya kematian mendadak pada dewasa yaitu usia 45 – 75 tahun. Metode: Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan mempergunakan data sekunder Laporan Pemeriksaan Jenazah di Instalansi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Denpasar sejak Januari 2009-Desember 2013. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil: Dari 16 sampel yang didapat, penyebab kematian mendadak tertinggi yaitu penyakit jantung iskemik (37,5%). Menurut karakteristik sampel, jumlah jenazah laki-laki yang meninggal mendadak jauh lebih banyak dari pada wanita yaitu laki-laki (93,8) dan wanita (6,3%). Jika berdasarkan penyebaran usia, kelompok usia antara 51-60 tahun menempati posisi pertama dalam kasus kematian mendadak (50%). Berdasarkan kewarganegaraan, wisatawan asal Australia menempai urutan tertinggi untuk kasus ini (43,8%) sedangkan warga negara Indonesia menempati urutan kedua (18,8%). Simpulan: disimpulkan penyebab kematian mendadak tertinggi berasal dari penyakit jantung. Namun dari hasil temuan tidak seluruh kasus kematian mendadak murni karena penyakit kardiovaskular. Pada beberapa kasus ditemukan faktor pencetus. Oleh karena itu, anamnesis menyeluruh serta pencatatan data yang lengkap sangat penting untuk menggali faktor-faktor tersebut.
HUBUNGAN FAKTOR PENGHALANG BEROLAHRAGA TERHADAP TAHAP PERILAKU OLAHRAGA BERDASARKAN MODEL TRANSTEORI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DI DENPASAR Yogi Haditya; I Putu Adiartha Griadhi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.548 KB)

Abstract

Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit-penyakit NCDs. Penanganan terbaik obesitas yang paling sederhana dan murah adalah olahraga. Namun terdapat dua hal yang mempengaruhi mau tidaknya seseorang berolahraga yaitu apakah terdapat faktor penghalang dan bagaimana perilaku berolahraganya saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dan subjek penelitian mahasiswa PSPD FK UNUD pada semua angkatan. Responden di acak dengan metode two stages cluster sampling. Penelitian menggunakan kuesioner dengan 58 pertanyaan untuk mengetahui persepsi halangan subjek untuk berolahraga dan menilai tahapan perilaku berolahraga yang sedang dialami. Terdapat 150 orang responden yang masuk menjadi sampel penelitian dari 180 kuesioner yang dibagikan. Data kemudian dianalisis menggunakan metode Chi square untuk menguji hubungan faktor penghambat dan perilaku berolahraga dan didapatkan Prevalence Ratio (PR) 8.5 dengan p=0.04 (signifikan). Sedangkan jika dilihat dari kelompok jenis kelamin dan perilaku berolahraga didapatkan PR 5.4 dengan p=0.045. Mahasiswa yang memiliki faktor penghambat memiliki risiko 8.5 kali lebih besar berada pada tahap awal perilaku berolahraga (prekontemplasi dan kontemplasi) dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki faktor penghambat. Sedangkan mahasiswa perempuan 5.4 kali lebih besar memiliki kecenderungan untuk memiliki perilaku berolahraga prekontemplasi dan kontemplasi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.
GAMBARAN PERUBAHAN PADA PENDAKI GUNUNG BATUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Eric Fernandez; Ketut Tirtayasa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.466 KB)

Abstract

Pendahuluan: Ketinggian adalah tinggi dari suatu obyek atau titik dalam kaitannya dengan permukaan laut atau permukaan tanah. Daerah di permukaan bumi yang tinggi di atas berarti permukaan laut disebut ketinggian tinggi. Pada ketinggian tinggi, tekanan atmosfer lebih rendah dibandingkan di laut karena dua bersaing efek fisik yang berat yang menyebabkan udara menjadi sedekat mungkin ke tanah dan kandungan panas dari udara yang menyebabkan molekul untuk bangkit dari satu sama lain dan berkembang. Metode: Sampel penelitian adalah 30 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang tidak mendaki dan memanjat di Gunung Batur, Kintamani, Bangli, Bali. Hasil: Di antara 30 sampel yang dikumpulkan, Merasa lemah atau lelah ketika mencapai puncak mencatat jumlah tertinggi 23 sampel (18,1%) diikuti oleh peningkatan dalam sekejap dengan 22 sampel (17,3%), napas cepat dengan 20 sampel (15,7%) , kesulitan bernafas dengan 18 sampel (14,2%), merasa sakit di dada saat mendaki dengan 11 sampel (8,7%), merasa mual atau ketidaknyamanan dengan perut selama mendaki dengan 10 sampel (7,9 %), sakit kepala saat mendaki , kesemutan atau sensasi jarum selama mendaki dan kram saat mendaki memiliki jumlah yang sama dari sampel yang 7 sampel (5,5%) dan sedikitnya jumlah sampel. Kesimpulan: Ada peningkatan frekuensi pernapasan dan merasa lemah dan lelah dan pernapasan cepat paling perubahan yang dialami oleh para pendaki antara mahasiswa kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
PROFIL TINGKAT STRES PSIKOLOGIS TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI DENPASAR Luh Putu Arya Putri Ratnasari; I Gusti Ayu Agung Elis Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.594 KB)

Abstract

Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang sering menyerang remaja dengan puncak usia 14-17 tahun. Akne vulgaris ditandai dengan inflamasi pada unit pilosebaseus, berupa komedo, papul, pustul, nodul, pseudokist, dan jaringan parut. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan Akne vulgaris adalah stres psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil tingkat stres psikologis terhadap derajat keparahan Akne vulgaris pada siswa Sekolah Menengah Atas di Denpasar. Penelitian observasional ini menggunakan pendekatan deskriptif cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI pada beberapa Sekolah Menengah Atas di Denpasar. Simple random sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi derajat keparahan Akne vulgaris oleh IAEM 2012 dan Perceived Stress Scale (PSS). Hasil penelitian didapatkan 250 sampel dengan distribusi sebagai berikut: yang menderita stres ringan dengan Akne ringan, sedang, dan berat berturut-turut 5(2.0%), 4(1.6%), dan 0 (0.0%). Siswa yang menderita stres sedang dengan Akne ringan, sedang, berat berturut-turut 123(49.2%), 101(40.4%), dan 5(2.0%), sedangkan yang  menderita stres tinggi dengan Akne ringan, sedang, dan berat berturut-turut 5(2.0%), 6(2.4%), dan 1(0.4%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Atas di Denpasar menderita stres sedang dengan Akne ringan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat dijadikan acuan untuk merancang penelitian lain lebih lanjut mengenai tingkat stres psikologis dan keparahan Akne vulgaris serta menemukan keterkaitan keduanya
GAMBARAN HASIL ANALISIS BATU SALURAN KEMIH DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIS RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE NOVEMBER 2013 – OKTOBER 2014 Felicia Suryanto; Anak Agung Ngurah Subawa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.008 KB)

Abstract

Penyakit batu saluran kemih atau urolithiasis merupakan salah satu permasalahan yang paling sering terjadi pada saluran kemih. Peningkatan prevalensi batu saluran kemih menimbulkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) serta beban ekonomi.  Batu saluran kemih juga memiliki  rata- rata kekambuhan terjadi 50% dalam 5 tahun dan 70% dalam 10 tahun.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran batu saluran kemih berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi dan komposisi batu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan hasilnya merupakan survey deskriptif.  Lokasi penelitian bertempat di laboratorium patologi klinis RSUP Sanglah Denpasar dengan total sampel sebesar 141. Data diolah secara manual, dilaporkan dalam bentuk table dan diberi narasi tanpa uji statistik. Dari 141 sampel yang dijadikan bahan penelitian didapatkan proporsi usia terbanyak adalah usia ? 50 tahun dengan jumlah 75 sampel (53, 2%). Batu saluran kemih lebih sering diderita oleh laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 2,9 : 1. Proporsi lokasi batu saluran kemih terbanyak berasal dari ginjal yaitu sebanyak 84 sampel (59, 6%). Komposisi batu saluran kemih adalah sebagai berikut Kalsium Oksalat 72,3% , Kalsium Fosfat 42,5%, Asam Urat 17%, Sistin 34,7%, Struvit 67,4%, dan lain-lain 17%. Simpulan dari penelitian ini adalah proporsi batu saluran kemih meningkat seiring dengan pertambahan umur, lebih sering diderita oleh laki-laki dibandingkan perempuan, dengan lokasi terbanyak berasal dari ginjal, dan komposisi terbanyak adalah Kalsium Oksalat.
EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL SERAI WANGI (CYMBOPOGON NARDUS L) SEBAGAI LARVASIDA AEDES AEGYPTI Ni Luh Komang Sumi Arcani; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.993 KB)

Abstract

Demam berdarah merupakan penyakit mematikan yang mengenai seluruh dunia dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran salah satu dengan menggunakan larvasida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus L) sebagai larvasida Ae. aegypti. Penelitian ini dilakukan pada bulan Pebruari sampai Nopember 2016. Metode yang digunakan berupa eksperimental dengan rancangan post test only with control group design dengan menggunakan larva Aedes aegypti instar III/IV sebagai hewan coba. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,5%, 1% dan 2% dan kelompok kontrol dengan 4 kali pengulangan, masing-masing menggunakan 25 larva dan dilakukan pengamatan selama 24 jam. Jumlah kematian larva dianalisis menggunakan uji nonparametrik Kruskal Wallis. Dari penelitian didapatkan semua konsentrasi pada kelompok perlakuan memiliki hasil perbedaan secara bermakna dengan kelompok kontrol dengan nilai p<0,05. Jumlah kematian larva tertinggi pada konsentrasi 2% yaitu 38% kematian larva dan terendah pada konsentrasi 0,05% dan konsentrasi 0,1% yaitu 8% kematian larva. Disimpulkan bahwa semua konsentrasi pada kelompok perlakuan efektif sebagai larvasida apabila dibandingkan dengan kontrol dengan nilai p<0,05.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 1 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 9 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 5 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 4 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): Vol 11 No 06(2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 9 (2018): Vol 7 No 9 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 7 (2018): Vol 7 No 7 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 9 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 9 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 4 (2016): E-jurnal medika udayana vol 5 no 3(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 1(2016):e-jurnal medika udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 11(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 9(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 7(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 2 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana vol 2 no 12 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana More Issue