I Gusti Ayu Agung Elis Indira
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

The Effects of Syphilis Infection on CD4 Counts and HIV-1 RNA Viral Loads in Blood: A Cohort Study Among MSM with HIV Infection in Sanglah Hospital Bali-Indonesia Somia, I Ketut Agus; Merati, Ketut Tuti Parwati; Sukmawati, Dewi Dian; Phanuphak, Nittaya; Indira, IGAA Elis; Prasetia, Made Yogi Oktavian; Amijaya, Komang Agus Trisna; Sawitri, AA Sagung
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 5 No 3 (2016)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.459 KB)

Abstract

Background: Men who have sex with men (MSM), particularly those with HIV infection, are at high risk for contracting syphilis. However, little is known about the effect of syphilis on HIV-1 RNA and CD4 count among HIV infected MSM. Methods: MSM were enrolled into the MSM-VCT study cohort at Sanglah Hospital in Bali between June 22 nd 2011 to February 13 rd 2012. All participants had anti-HIV test and VDRL test at baseline, with TPHA confirmation for reactive VDRL results. Plasma HIV-1 RNA levels and CD4 counts were measured at baseline and month 6 visits. T-test or non-parametric Mann-Whitney test were used to compare changes in CD4 counts and HIV-1 RNA levels between those with and without syphilis. To analyze difference of baseline and 6 month visit in each group, we used paired students t-test. Results: HIV positive MSM with syphilis co-infection had significantly higher mean baseline CD4 count than those without syphilis (P=0.017). No difference was seen for median baseline plasma HIV-1 RNA between HIV positive MSM with and without syphilis (P=0.885). Mean change in CD4 count from baseline to month 6 was similar between HIV positive MSM with syphilis (n=11) and without syphilis (n=20) (P=0.860). Similarly, no significant difference in median HIV-1 RNA change was identified between those with (n=8) and without syphilis (n=11) (P=1.000). Conclusions: HIV positive MSM with syphilis co-infection had higher CD4 cell counts. However, syphilis influences the changes of CD4 cell count and HIV-1 RNA 6 months after HIV diagnosis, but not statistically significance.
The efficacy of fractional erbium:YAG laser (2940 nm) compared to Microneedling of topical amniotic membrane stem cell conditioned medium (AMSC-CM) for photoaging Cita Rosita Sigit Prakoeswa; Riyana Noor Oktaviyanti; Wisnu Triadi Nugroho; Febrina D Pratiwi; Luh Mas Rusyati; I G A A Praharsini; I G A A Elis Indira
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.14694

Abstract

Background: Photoaging is a complex biologic process that affects various layers of the skin. Amnioticmembrane stem cell conditioned medium (AMSC-CM) that contain growth factors and have capability toimprove clinical picture of photoaged skin. Microneedling and laser devices are transdermal drug deliverymethods which shows promising results to improve photoaging .Objective: To investigate the efficacy of topical AMSC-CM after YAG erbium fractional laser compare tomicroneedling in photoaging.Method :A clinical study, 60 adult women with photoaging. Randomized into two groups A 30 womenreceived AMSC-CM after fractional erbium:YAG laser (2940nm) and group B 30 woman received AMSCCM after microneedling. Both groups received the treatment 3 times with 2 weeks interval. The improvementof pore, wrinkle, and UV spot as was evaluate before, after and post treatment using computer-stimulatedphotograph skin analyzer.Result: The evaluation of pore and UV spot showed greater improvement in the group of AMSC-CM withfractional erbium:YAG laser compare to AMSC-CM with microneedling group (pore p:0,00 and UV spotp:0,00). There was no significant different (p 0.43) of wrinkle improvement between both groups.Conclusion: The combination of AMSC-CM and fractional erbium:YAG laser have better efficacy in theimprovement in photoaged skins.
KARAKTERISTIK PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS) DENGAN KANDIDIASIS OROFARING DI VCT RSUP SANGLAH BALI PERIODE SEPTEMBER 2015 – SEPTEMBER 2016 Firly Clarissa Suyanto; Luh Made Mas Rusyati; IGAA Elis Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.891 KB)

Abstract

Kandidiasis orofaring merupakan salah satu infeksi oportunistik yang sering terjadi pada penderita HIV/AIDS yang secara klinis ditandai dengan adanya lesi berbentuk pseudomembran atau atropik pada mukosa oral dan faring. Kejadian HIV/AIDS mengalami peningkatan yang signifikan selama dekade terakhir, baik secara global maupun di Indonesia. Hal ini diikuti dengan meningkatnya jumlah kandidiasis orofaring. Namun, data di Indonesia yang membahas mengenai jumlah kasus kandidiasis orofaring pada pasien HIV/AIDS masih sedikit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien HIV/AIDS dengan kandidiasis orofaring di VCT RSUP Sanglah Bali periode September 2015 – September 2016. Penelitian ini adalah penelitian deskritif potong lintang (cross sectional) yang dilakukan di Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUP Sanglah Denpasar. Data yang diperoleh berupa data sekunder register pasien periode September 2015 – September 2016. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 289 pasien HIV/AIDS, sejumlah 103 pasien menderita kandidiasis orofaring (35,6%) dengan persentase tertinggi terdapat pada pasien jenis kelamin laki-laki (68%), kelompok usia 30-39 tahun (35,92%), tingkat pendidikan SMA (40,78%), jenis pekerjaan tidak diketahui (39,81%), domisili Denpasar (52,43%), faktor risiko heteroseksual (52,43%), dan memiliki sindroma wasting sebagai infeksi oportunistik penyerta selain kandidiasis orofaring (36,89%). Berdasarkan hasil penelitian, pasien HIV/AIDS dengan kandidiasis orofaring terbanyak pada pasien laki-laki, kelompok usia 30-39 tahun, tingkat pendidikan SMA, jenis pekerjaan tidak diketahui, domisili Denpasar, faktor risiko heteroseksual, dan memiliki sindroma wasting. Kata kunci: Karakteristik, HIV/AIDS, Kandidiasis Orofaring
PROFIL TINGKAT STRES PSIKOLOGIS TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI DENPASAR Luh Putu Arya Putri Ratnasari; I Gusti Ayu Agung Elis Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.594 KB)

Abstract

Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang sering menyerang remaja dengan puncak usia 14-17 tahun. Akne vulgaris ditandai dengan inflamasi pada unit pilosebaseus, berupa komedo, papul, pustul, nodul, pseudokist, dan jaringan parut. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan Akne vulgaris adalah stres psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil tingkat stres psikologis terhadap derajat keparahan Akne vulgaris pada siswa Sekolah Menengah Atas di Denpasar. Penelitian observasional ini menggunakan pendekatan deskriptif cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI pada beberapa Sekolah Menengah Atas di Denpasar. Simple random sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi derajat keparahan Akne vulgaris oleh IAEM 2012 dan Perceived Stress Scale (PSS). Hasil penelitian didapatkan 250 sampel dengan distribusi sebagai berikut: yang menderita stres ringan dengan Akne ringan, sedang, dan berat berturut-turut 5(2.0%), 4(1.6%), dan 0 (0.0%). Siswa yang menderita stres sedang dengan Akne ringan, sedang, berat berturut-turut 123(49.2%), 101(40.4%), dan 5(2.0%), sedangkan yang  menderita stres tinggi dengan Akne ringan, sedang, dan berat berturut-turut 5(2.0%), 6(2.4%), dan 1(0.4%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Sekolah Menengah Atas di Denpasar menderita stres sedang dengan Akne ringan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat dijadikan acuan untuk merancang penelitian lain lebih lanjut mengenai tingkat stres psikologis dan keparahan Akne vulgaris serta menemukan keterkaitan keduanya
Profil umum dermatitis kontak akibat kerja pada pegawai salon di wilayah Denpasar Selatan Made Dalika Nareswari; I Gusti Ayu Agung Elis Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.763 KB)

Abstract

Contact dermatitis is a condition in which the skin become inflamed due to external factors as well as the surrounding environment or the substances that interact with the skin. Occupational contact dermatitis can occur in the salon workers which generally arises due to exposure to water and chemicals in the long term and repetitive. The purpose of this study was to determine the general profile of occupational contact dermatitis on salon employees in the South Denpasar. This research is an observational study using cross-sectional descriptive approach. Samples were salon employees who are in the South Denpasar and suffer or have ever suffered from contact dermatitis. The sampling technique using total sampling. The research was conducted from March to September in 2016. The instrument used in this study was a questionnaire. The result showed 45 samples with 22 people (48.9%) experience contact dermatitis during work and 23 people (51.1%) did not experience contact dermatitis, long working perday most obtained at ? 10 hours groups with 22 people (48.9%), the frequency of exposure to the most widely found in the group of ? 5 times with 28 people (62.2%), the most widely performed work that is smoothing-curly-hair rebonding which is done by 30 people (66.7%). It can be concluded that the picture of the incidence of contact dermatitis due to work at the salon workers have almost the same distribution. This study is expected to be deepened with better methods and use of investigation to assist in diagnosis. Keywords: occupational contact dermatitis, employee salon, cross-sectional
PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI 2015 SAMPAI JUNI 2016 Dewa Ayu Agung Dwita Arthaningsih; Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna; IGA Elies Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P01

Abstract

Pioderma adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan diagnosis klinis infeksi bakteri kulit superfisial, termasuk impetigo, ektima, folikulitis, erisipelas dan selulitis. Infeksi ini adalah salah satu infeksi kulit yang paling umum ditemui pada kelompok usia anak, terutama di negara berkembang. Pioderma dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk sepsis, penyakit ginjal dan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pioderma pada anak usia 0-14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015- Juni 2016. Penelitian ini melakukan studi deskriptif retrospektif menggunakan data register dan rekam medis pasien anak yang mengalami pioderma berusia 0-14 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Juni 2015- Juni 2016. Sampel ditentukan dengan teknik total sampling. Data yang diperoleh berupa usia, jenis kelamin, jenis diagnosis pioderma yang diderita, distribusi lesi, hasil pemeriksaan gram, serta jenis terapi yang diberikan. Penelitian ini mendapatkan hasil profil pioderma di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah periode juni 2015 sampai juni 2016 dari 347 total kunjungan pasien kulit anak, 53 pasien mengalami pioderma, sebagian besar berusia dibawah 4 tahun 31 pasien (58,5%), laki-laki 34 pasien (64,2%) dan perempuan 19 pasien (35,8%). Diagnosa terbanyak adalah impetigo bulosa 27 pasien (50,9%). Distribusi lesi tersering pada kepala yaitu 32 pasien (60,4%). Hasil pemeriksaan gram, sebanyak 28 pasien (52,8%) positif terinfeksi bakteri kokus gram positif. Mayoritas pasien diberikan terapi kombinasi topikal dan antibiotik sistemik sejumlah 42 pasien (79,2%). Kata kunci: Pioderma, imepetigo, anak, distribusi lesi, terapi antibiotik
PROFIL PRA KANKER DAN KANKER KULIT DI RSUP SANGLAH PERIODE 2015-2018 Jordaniel Setiabudi; I Gusti Ayu Agung Elis Indira; Ni Made Dwi Puspawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P13

Abstract

ABSTRAK Insiden kanker kulit mengalami peningkatan selama sepuluh tahun terakhir. Terdapat dua hingga tiga juta kasus kanker non melanoma dan 132 ribu kasus kanker melanoma di dunia setiap tahunnya. Sepertiga dari total kasus kanker merupakan kasus kanker kulit. Berdasarkan Skin Cancer Foundation Statistic, seperlima dari warga amerika akan mengalami kanker kulit semasa hidupnya. Di Indonesia, kejadian kanker kulit memiliki persentase sebesar 7%. Selain kanker kulit, angka insiden dari pra kanker juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui profil dari pra kanker maupun kanker kulit di RSUP Sanglah dalam periode 2015-2018 berdasarkan jenis tumor kulit, usia, jenis kelamin, lokasi lesi tumor kulit, pekerjaan dan terapi pada pasien pra kanker dan kanker kulit di RSUP Sanglah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif yaitu dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien. Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Variabel yang akan diukur meliputi: jenis kanker kulit, usia, jenis kelamin, lokasi lesi kanker kulit, pekerjaan. Dari penelitian ini, ditemukan sebanyak 21 kasus tumor kulit. 8 merupakan kasus dengan kanker kulit dan 3 merupakan kasus pra kanker. Pasien berjenis kelamin wanita, rentangan usia 50-69, bagian wajah, bekerja di luar ruangan dan terapi dengan bedah eksisi merupakan yang umum pada kasus kanker kulit. Pada kasus pra kanker, pasien berjenis kelamin pria, rentangan usia 70-89, bagian lengan, bekerja di luar ruangan dan terapi dengan bedah eksisi merupakan yang umum pada kasus tersebut. Kata kunci: Profil, Pra Kanker dan Kanker Kulit, RSUP Sanglah
PROFIL UMUM AKNE VULGARIS PADA PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DENPASAR TIMUR Ni Made Sruti Mahaswari Soethama; I Gusti Ayu Agung Elis Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.336 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i4.P03

Abstract

Acne vulgaris (AV) is a chronic inflammatory disease of the pilosebaceous follicles which generally occurs in adolescence and can heal itself. Clinical features of acne vulgaris often polimorfi, consisting of various skin disorders such as blackheads, papules, pustules, nodes, and scarring that occurs due to abnormalities of the active, both hypotrophic and hypertrophic scarring. The prevalence of acne vulgaris that is equal to 96% and increases with age, which obtained the majority of students over 14 years old have experienced acne vulgaris. This study aims to determine the general profile of acne vulgaris with multiple characteristics at national senior high school students in East Denpasar. The research method is a descriptive cross-sectional study with a sample collection technique is cluster sampling. The sample in this study is the national high school students in East Denpasar District, namely SMA Negeri 1 Denpasar and SMA Negeri 3 Denpasar. This study used questionnaires and direct examination on the face and neck area to diagnose AV based on grading Indonesian Acne Expert Meeting (IAEM) in 2012. Data obtained through this research analyzed descriptively. The results showed that 244 of the 458 high school students suffer AV (53.3%). The data illustrates that the AV 121 from 244 students with AV suffered minor degrees (49.6%), 103 students suffered moderate AV (42.2%), and 20 students suffered severe degree AV (8.2%). Characteristics of respondents showed that 156 people were female (63.9%) and 88 were male (36.1%). Students with AV dominated by 16-year-old students (53.3%). Keywords: acne vulgaris, general profile, IAEM 2012
KARAKTERISTIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENGAN STRIAE DISTENSAE PADA TAHUN 2018 Ni Wayan Evita Pradnya Dharmesti; IGAA. Praharsini; IGAA. Elis Indira
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.876 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i2.P02

Abstract

Angka kejadian striae distensae baik di luar negeri mapun di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Namun, data di Indonesia mengenai karakteristik pasien striae distensae khususnya pada usia dewasa muda di Bali belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik striae distensae pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2018 berdasarkan jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, lingkar lengan, lokasi dan warna striae distensae, dan faktor risiko lain seperti riwayat keluarga dan riwayat pengobatan. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Subjek penelitian adalah 61 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Data penelitian adalah data primer yang diperoleh dari kuisioner dan pengukuran langsung oleh peneliti. Striae distensae pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2018 dijumpai lebih banyak pada perempuan (54,1% vs 45,9%) dengan rerata usia 20,6 tahun. Striae distensae lebih banyak ditemukan pada subyek perempuan yang memiliki indeks massa tubuh normal dan subyek laki-laki yang mengalami obesitas tingkat 1, dengan rerata lingkar lengan 27,7 cm pada perempuan serta 31,2 cm pada laki-laki. Rerata lingkar pinggang adalah 77,8 cm pada subyek perempuan dan 88,7 cm pada subyek laki-laki. Striae yang banyak dijumpai adalah striae alba (91%) dengan predileksi tersering yakni gluteus, paha dan betis pada perempuan dan lengan atas, abdomen, dan lumbosakral pada laki-laki. Sebanyak 82% subyek ditemukan memiliki riwayat keluarga striae distensae. Sebagian besar subyek (86,9%) tidak memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu 1 minggu atau lebih. Kata Kunci: Striae distensae, karakteristik striae distensae, dewasa muda
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK AKNE VULGARIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2019 Joanne Roxanne; I Gusti Ayu Agung Elis Indira; Made Swastika Adiguna; I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P15

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit yang umum terjadi pada remaja dan merupakan penyakit multifaktorial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan karakteristik (jenis, distribusi, dan klasifikasi tingkat keparahan) serta beberapa faktor pencetus yang menyertai kejadian AV pada mahasiswa kedokteran yang sebagian besar dalam usia remaja Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan formulir pengambilan data dilanjutkan dengan pemeriksaan lesi oleh peneliti. Hasil: Terdapat 87 (70,2%) dari 124 peserta penelitian yang terdiagnosis AV pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2019. Laki-laki lebih banyak mengalami AV (51,7%) dibandingkan perempuan (48,7%). Jenis lesi yang paling banyak ditemukan adalah komedo dengan tingkat klasifikasi ringan dan distribusi lesi paling banyak pada wajah. Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hiperpigmentasi. Diagnosis AV lebih banyak ditegakan pada subjek yang tidak memiliki riwayat keluarga, jarang membersihkan wajah (<3 kali sehari). Tercatat penggunaan masker bahan alami dalam penanganan AV yaitu spirulina, tomat, madu dan teh hijau Kata Kunci: Akne vulgaris, Proporsi, Karakteristik, Faktor Pencetus
Co-Authors Adelia Suryani Aditya Permana Aditya Permana Anak Agung Gde Putra Wiraguna Anang Endaryanto Andrew Wicaksono Aurelia Stephanie Bagus Bagus Cita Rosita Sigit Prakoeswa Daarshawnee Segar Dewa Ayu Agung Dwita Arthaningsih Dwi Puspawati, Ni Made Evy Ervianti Febrina D Pratiwi Firly Clarissa Suyanto Herman Saputra Hermina Laksmi I Dewa Made Rendy Sanjaya I Gde Nengah Adhilaksman I Gde Nengah Adhilaksman I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila I Gusti Ayu Agung Praharsini I Gusti Nyoman Darmaputra I Ketut Agus Somia Ida Bagus Nyoman Putra Dwija Ivana Sugiarto Jihan Prani Wibowo Joanne Roxanne Jordaniel Setiabudi Ketut Kwartantaya Winaya Ketut Tuti Parwati Merati Ketut Wida Komalasari Komang Agus Trisna Amijaya, Komang Agus Trisna Linda Astari, Linda Luh Made Mas Rusyati Luh Putu Arya Putri Ratnasari Made Dalika Nareswari Made Puspawati Made Swastika Adiguna Made Wardhana Made Yogi Oktavian Prasetia Made Yogi Oktavian Prasetia, Made Yogi Oktavian Marrietta Sugiarti Sadeli Martina Windari Michael Hostiadi Nevristia Pratama Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna Ni Made Dewi Dian Sukmawati Ni Made Dwi Puspawati Ni Made Sruti Mahaswari Soethama Ni Putu Wina Widyastuti Ni Wayan Evita Pradnya Dharmesti Ni Wayan Winarti Nila Wardani Nittaya Phanuphak, Nittaya Nyoman Suryawati Nyoman Yoga Maya Pramita Pande Agung Mahariski Pande Mirah Dwi Anggreni Putu Setiani Ricky Fernando Maharis Riyana Noor Oktaviyanti Sawitri, Anak Agung Sagung Vanessa Vijayamurthy Wiraguna, Swastika Adiguna Wisnu Triadi Nugroho Yundari, Yundari