cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 3 (2020)" : 10 Documents clear
Pelayanan Imunisasi Dasar pada Bayi di Bawah Usia 12 Bulan dan Faktor yang Memengaruhi di RSUD Wangaya Kota Denpasar Selama Masa Pandemi COVID-19 Fabiola Vania Felicia; I Kadek Suarca
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.139-45

Abstract

Latar belakang. Pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan kegawatan internasional di bidang kesehatan masyarakat yang membebani sistem kesehatan dan mengganggu kelangsungan layanan kesehatan rutin termasuk imunisasi dasar. Akibatnya, jumlah anak yang diimunisasi menurun, berisiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan terjadi kejadian luar biasa di tengah pandemi. Tujuan. Mengetahui kondisi layanan imunisasi dasar pada bayi <12 bulan selama masa pandemi COVID-19 dan faktor yang memengaruhi.Metode. Studi potong lintang ini melibatkan bayi <12 bulan yang mendapat imunisasi dasar di Poliklinik Anak RSUD Wangaya pada Januari-Juli 2019 dan 2020. Data diperoleh dari buku registrasi imunisasi poliklinik anak.Hasil. Kunjungan imunisasi dasar pada Januari-Juli 2020 dan 2019 adalah 123 dan 368 pasien. Dibandingkan dengan kunjungan keseluruhan poliklinik anak, persentasenya 13,1% dan 21,9% (p<0,001). Tren kunjungan per bulan berbeda bermakna pada Mei (p<0,001), Juni (p=0,026), dan Juli (p=0,036). Terjadi penurunan kunjungan pasien sehat, sedangkan pasien dengan kelainan penyerta (bayi dari ibu HIV/AIDS, berat badan lahir rendah, dst) relatif tetap (p<0,001). Kesimpulan. Masa pandemi COVID-19 memengaruhi pelayanan imunisasi dasar di rumah sakit berupa penurunan jumlah kunjungan dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama. Faktor yang berpengaruh adalah alasan kunjungan pasien imunisasi. 
Bifidobakterium dan Kesehatan Saluran Cerna Anak Reza Ranuh; Badriul Hegar
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.190-6

Abstract

Kolonosisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat merupakan aspek penting dalam optimalisasi kesehatan anak. Komposisi mikrobiota saluran cerna selalu berubah pada setiap keadaan karena banyak faktor yang memengaruhinya. Bifidobacteria terdapat dalam Air Susu Ibu dan mendominasi saluran cerna bayi yang mendapat ASI eksklusif, seringkali dikaitkan dengan kesehatan bayi dan anak dikemudian hari. Bifidobacteria dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu (1) spesies Bifidobacteria berasal dari manusia (human residential bifidobacteria/HRB) dan (2) spesies Bifidobacteria yang secara alami berkoloni di hewan/ lingkungan (non-HRB). Bifidobacteria breve, B. longum subsp.infantis, dan B. bifidum adalah HRB yang terdapat pada bayi. Kolonisasi usus bayi ASI eksklusif didominasi oleh HRB saat berusia 2 minggu. Suplementasi HRB memberikan efek protektif NEC pada bayi dengan usia gestasi <34 minggu. Resolusi sakit perut bermakna terlihat pada irritable bowel syndrome yang mendapat suplementasi HRB, walaupun demikian belum cukup kuat bukti untuk menyatakan bahwa probiotik lebih efektif dalam mencegah kolik infantil.
Hubungan antara Perawakan Pendek dengan Masalah Psikososial pada Anak Usia Sekolah Dasar Salsabila Yasmine Dyahputri; Rini Sekartini
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.146-52

Abstract

Latar belakang. Perawakan pendek merupakan masalah pertumbuhan yang banyak ditemukan di negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi anak usia sekolah dasar dengan perawakan pendek mencapai 23,6% pada tahun 2018. Perawakan pendek pada anak dikaitkan masalah psikososial yang diduga disebabkan oleh perundungan, stigmatisasi, dan isolasi sosial yang dihadapi anak. Walaupun demikian, penelitian sebelumnya yang membahas topik ini memberi hasil yang bervariasi dan jumlahnya belum adekuat.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara perawakan pendek dengan masalah psikososial pada anak usia sekolah dasar. Metode. Desain penelitian potong lintang digunakan pada anak usia sekolah dasar di SDN 01 Kampung Melayu. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kelompok tinggi badan anak dengan hasil skrining masalah psikososial menggunakan kuesioner PSC-17, yang menilai tiga subskala masalah perilaku (internalisasi, eksternalisasi, dan perhatian). Hasil. Prevalensi anak berperawakan pendek di SDN 01 Kampung Melayu mencapai 15,28%. Prevalensi anak dengan masalah psikososial adalah 18,12% dan prevalensi anak berperawakan pendek dengan masalah psikososial adalah 22,73%. Hasil analisis perawakan pendek terhadap masalah psikososial pada anak menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik, baik secara umum (p=0,268), subskala internalisasi (p=0,532), eksternalisasi (p=0,400), perhatian (p = 0,414), dan skor total PSC-17 (p= 0,614). Kesimpulan. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara perawakan pendek dengan masalah psikososial pada anak usia sekolah dasar.
Peran Metode Noninvasif dalam Mendeteksi Varises Esofagus Signifikan pada Anak dengan Hipertensi Portal William Jayadi Iskandar; Hanifah Oswari
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.182-9

Abstract

Latar belakang. Esofagogastroduodenoskopi (EGD) penting dilakukan pada anak dengan hipertensi portal untuk mendeteksi varises esofagus signifikan (derajat II, III, atau stigmata perdarahan), tetapi prosedur ini invasif dan traumatik.Tujuan. Mengetahui kemampuan metode noninvasif dibandingkan EGD dalam menentukan varises esofagus signifikan pada anak dengan hipertensi portal.Metode. Penelusuran literatur melalui Pubmed, Scopus, dan Cochrane Library dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019. Kriteria inklusi adalah subyek anak hingga berusia 18 tahun, dipublikasi dalam 5 tahun terakhir, berbahasa Inggris, dan tersedia full text. Kriteria eksklusi adalah subyek pascaoperasi atau tidak membahas metode noninvasif. Artikel terpilih kemudian dinilai secara kritis.Hasil. Tiga buah artikel penelitian ditemukan, terdiri atas sebuah telaah sistematik dan dua buah penelitian observasional. Metode noninvasif yang memiliki sensitivitas tinggi adalah clinical prediction rule (80%), varices prediction rule (80%), dan risk score (85,7%). Metode yang memiliki spesifisitas tinggi adalah King’s variceal prediction score (72,7%).Kesimpulan. Metode noninvasif dapat digunakan untuk memilih prioritas pasien anak dengan hipertensi portal yang perlu dilakukan EGD untuk menentukan varises esofagus signifikan.
Pengaruh Asupan Nutrisi pada Bayi Prematur dengan Pertumbuhan Ekstrauteri Terhambat di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita Toto Wisnu Hendrarto; Wida Ayu Nurahma; Marpauling Marpauling; Karina Karina
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.169-75

Abstract

Latar belakang. Tantangan tatalaksana bayi prematur adalah terjadinya pertumbuhan ekstra uteri terhambat karena kecukupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhannya. Tujuan. Mengetahui distribusi terjadinya PEUT menurut asupan jenis nutrisinya. Metode. Penelitian deskriptif retrospektif dari rekam medik bayi prematur dirawat di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita pada Juli 2018 – Juli 2019. Hasil. Penelitian ini melibatkan 128 bayi prematur. Jenis asupan nutrisi yang diterima adalah ASI, ASI dengan fortifikasi human milk fortifier, ASI dengan susu formula prematur dan susu formula prematur saja. Bayi prematur yang mengalami PEUT berjumlah 55 (43%). Risiko terjadinya PEUT 1,08 dan 1,78 berturut-turut pada ASI dibandingkan dengan susu formula serta ASI dibandingkan dengan ASI ditambah HMF. Percepatan pertumbuhan tertinggi pada kelompok PEUT yang mendapat ASI dengan fortifikasi HMF (14 gram/kgBB/hari), terendah pada kelompok susu formula prematur (4,6 gram/kgBB/hari). Percepatan kenaikan berat badan hampir sama pada semua bayi prematur dalam kelompok pertumbuhan normal (11,5 – 13,7 gram/kgBB/hari). Kesimpulan. Air susu ibu adalah pilihan terbaik dalam pemberian introduksi nutrisi enteral pada periode kritis perawatan bayi prematur. Jenis nutrisi enteral pada periode pertumbuhan disesuaikan dengan kecukupan kebutuhan masing-masing bayi prematur.
Hubungan Kadar C-Reaktif Protein dengan Stunting Usia 2-5 Tahun di Pucangsawit, Surakarta Labiqatullubabah Ahasmi; Hari Wahyu Nugroho; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.176-81

Abstract

Latar belakang. Stunting merupakan masalah kekurangan gizi yang kronis. Defisiensi mikronutrien pada stunting seperti zink, kalsium, vitamin D dan magnesium dapat memicu sitokin pro inflamasi dan memodulasi respon imun spesifik yang ditandai dengan peningkatan CRP.Tujuan. Mengetahui hubungan kadar C-reaktif protein (CRP) dengan stunting.Metode. Studi potong lintang beberapa PAUD daerah Pucangsawit, Surakarta, dilakukan dari Juli 2019 sampai Januari 2020. Semua anak yang masuk kategori stunting berdasarkan antropometri mendapatkan pemeriksaan CRP. Kemudian dilakukan analisis hubungan antara kadar CRP dengan stunting dengan uji Mann Whitney.Hasil. Terdapat 32 anak stunting yang terdiri dari 62,5% perempuan dan 37,5% lelaki. Sebanyak 75% anak dengan stunted dan 25% dengan severely stunted. Tidak terdapat peningkatan kadar CRP pada semua sampel dan tidak terdapat perbedaan kadar CRP yang signifikan pada anak stunted dan severely stunted (p=0,512)Kesimpulan. Kadar CRP tidak berhubungan dengan stunting baik pada anak yang stunted maupun severely stunted.
Akurasi Pemeriksaan Auskultasi Jantung dan Elektrokardiografi untuk Deteksi Kelainan Jantung pada Anak Ria Nova; Deny Salverra Yosy; Bermansyah Bermansyah
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.164-8

Abstract

Latar belakang. Tidak semua kelainan jantung menimbulkan gejala klinis. Pemeriksaan ekokardiografi tidak semuanya tersedia di fasilitas kesehatan terbatas.Tujuan. Untuk mendeteksi kelainan jantung pada siswa-siswi sekolah dasar di Palembang melalui pemeriksaan auskultasi jantung dan elektrokardiografiMetode. Desain penelitian uji diagnostik dengan pendekatan cross sectional pada siswa-siswa sekolah dasar di kota Palembang. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan November 2019. Subyek penelitian sebanyak 280 anak sekolah dasar. Semuanya dilakukan pemeriksaan auskultasi jantung, elektrokardiografi, dan ekokardiografiHasil. Subyek 280 anak sekolah dasar, terdiri dari 130 laki-laki dan 150 perempuan. Rerata umur 9,6 tahun (rentang 5-14) tahun. Median berat badan 27 kg. Pada pemeriksaan auskultasi ditemukan 79,2% normal, 9,2 % bising sistolik, 2,1 % bising diatolik, dan 7,1 % bising inosen. Hasil elektrokardiografi, normal 97,1%, sinus takikardi 1,4%, sinus bradikardi 0,4%, hipertrofi ventrikel kiri 0,7 %, right bundle branch block 0,4%. Hasil ekokardiografi, penyakit jantung rematik subklinis 20 anak, persisten foramen ovale 1 anak, pulmonal stenosis 2 anak dan hipertensi pulmonal primer 10 anak. Sensitivitas dan spesifisitas auskultasi jantung 90% dan 91%. Nilai prediksi positif dan negatif auskultasi jantung 57,69% dan 98,6%. Sensitivitas dan spesifisitas elektrokardiografi 6,06% dan 97,57%. Nilai prediksi positif dan negatif elektrokardiografi 25% dan 88,6%.Kesimpulan. Auskultasi jantung cukup akurat untuk deteksi awal kelainan jantung pada anak dibandingkan elektrokardiografi. 
Perubahan Pola Serotipe Pasien Demam Berdarah Dengue pada tahun 2014, 2016, dan 2018 di Area Lahan Basah Edi Hartoyo; Lina Purnamasari
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.160-3

Abstract

Latar belakang. Dengue adalah infeksi virus akut dengan 4 serotipe virus. Penelitian seroprevalensi pada anak di Indonesia menunjukkan terdapat perubahan pola serotipe dengue dari berbagai daerah di Indonesia. Tujuan. Mengetahui apakah ada perubahan pola serotipe pasien DBD pada tahun 2014, 2016, dan 2018 di area lahan basah di Kalimantan Selatan.Metode. Penelitian epidemiologi ini melibatkan 145 pasien anak di bawah 18 tahun yang dirawat di RS Ulin pada tahun 2014, 2016 dan 2018 dan didiagnosis DBD oleh dokter spesialis anak berdasarkan tanda klinis, darah lengkap, dan serologi (IgM, IgG dengue). Sampel darah juga diperiksa untuk jenis serotipe dengan metode RT-PCR.Hasil. Serotipe dengue pada tahun 2014 terbanyak adalah DENV-2 (38%), diikuti oleh DENV-3 (30%), DENV-4 (24%), DENV-1 (8%); pada 2016 DENV-4 (35%), DENV-2 (29%), DENV-3 (21%), DENV-1 (15%); pada 2018 DENV-3 (39%), DENV-4 (29%), DENV-2 (23%), DENV-1 (9%).Kesimpulan. Terdapat perubahan pola dominasi serotipe dengue di area lahan basah dari DENV-2 (2014), DENV-4 (2016) menjadi DENV-3 (2018).
Hubungan Karakteristik Klinis dan Laboratoris Terhadap Kejadian Miokarditis Difteri pada Anak di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tita Menawati Liansyah; Mulya Safri; Sulaiman Yusuf
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.131-8

Abstract

Latar belakang. Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Komplikasi terberat penyakit ini yaitu terjadinya miokarditis yang dapat mengakibatkan kematian.Tujuan. Mengetahui hubungan antara karakteristik klinis dan laboratoris terhadap kejadian miokarditis difteri pada anak di RSUDZA Banda Aceh.Metode. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan data rekam medik pasien difteri periode Januari 2017 hingga Desember 2019. Sampel 101 pasien difteri dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan Chi-square test. Hasil. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara karakteristik klinis dengan terjadinya miokarditis difteri didapatkan hasil (CI=95%; p<0,05) untuk stridor dan (CI=95%; p>0,05) untuk variabel letak membran, demam, nyeri tenggorokan, suara parau, bull neck dan derajat difteri. Analisis antara karakteristik laboratoris (leukosit, Troponin I, CK-MB, SGOT dan SGPT) dengan terjadinya miokarditis difteri didapatkan hasil (CI = 95%; p >0,05)Kesimpulan. Terdapat hubungan antara variabel karakteristik klinis, yaitu stridor dengan terjadinya miokarditis difteri. Sementara variabel lain, seperti letak membran, demam, nyeri tenggorokan, suara parau, bull neck dan derajat difteri tidak ada hubungan dengan terjadinya miokarditis difteri. Tidak ada hubungan antara variabel karakteristik laboratoris (leukosit, Troponin I, CK-MB, SGOT dan SGPT) dengan terjadinya miokarditis difteri pada anak di RSUDZA Banda Aceh.
Perbedaan Gangguan Psikososial dan Fungsi Kognitif antara Remaja Pendek dengan Indeks Massa Tubuh Rendah dan Normal di Sekolah Menengah Pertama Kota Surakarta Gita Soraya Diananta; Harsono Salimo; Bambang Soebagyo
Sari Pediatri Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.3.2020.153-9

Abstract

Latar belakang. Perawakan pendek pada anak dan remaja masih sering ditemukan di negara berkembang dan berdampak pada perkembangan fisik, mental dan fungsi kognitif remaja.Tujuan. Menganalisis perbedaan gangguan psikososial dan fungsi kognitif antara remaja pendek dengan IMT rendah dan normal.Metode. Penelitian observasional dengan desain studi potong lintang yang dilakukan di SMP Negeri 8 dan 20 Kota Surakarta pada bulan Agustus – Oktober 2019 terhadap remaja pendek berusia 11-15 tahun dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran antropometri berdasarkan WHO 2006 yang dikategorikan sebagai remaja pendek kurus dan pendek normal. Keduanya mengisi kuesioner PSC-17 dan CFIT. Perbedaan gangguan psikososial dan fungsi kognitif antara kedua kelompok dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian dikatakan bermakna jika nilai p<0,05.Hasil. Prevalensi remaja pendek adalah 18,5% terdiri dari remaja pendek kurus (37,5%) dan pendek normal (62,5%). Terdapat perbedaan gangguan psikososial dan fungsi kognitif antara remaja pendek kurus dan pendek normal yang bermakna (p=0,007 dan p=0,000). Remaja pendek kurus berisiko mengalami gangguan psikososial 2,35 kali dan gangguan fungsi kognitif 8,83 kali. Mayoritas gangguan psikososial adalah masalah internalisasi. Remaja pendek kurus berisiko 2,79 kali (p=0,002). Kesimpulan. Terdapat perbedaan gangguan psikososial dan fungsi kognitif antara remaja pendek dengan IMT rendah dan normal yang secara statistik bermakna.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue