cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SASINDO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2018): Sasindo Januari 2018" : 5 Documents clear
STRUKTUR METAFORA PADA KUMPULAN PUISI TIDAK ADA NEW YORK HARI INI KARYA M. AAN MANSYUR Setiaji, Aria Bayu
Sasindo Vol 6, No 1 (2018): Sasindo Januari 2018
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian terhadap metafora dalam karya sastra dapat digunakan untuk mengetahui kreativitas penulis dalam mendayagunakan kata-kata, untuk menghidupkan ungkapan-ungkapan yang abstrak melalui pengunaan metafora. Setiap penulis diasumsikan memiliki gaya penulisan tersendiri dan memiliki konsep pemikiran sendiri dalam menciptakan metafora. Penelitian ini mendeskripsikan struktur metafora yang terdapat pada kumpulan puisi ?Tidak Ada New York Hari Ini? Karya M. Aan Mansyur. Data yang dianalisi dalam penelitian ini adal 4 puisi dengan judul Aku Ingin Istirahat, Batas, Tidak Ada New York Hari Ini, dan Kesedihan puisi. Pengumpulan data mengunakan teknik observasi non-partisipan, pembacaan kritis, dan teknik pencatatan. Berdasarkan analisis, terdapat metafora yang digunkan pengarang ditemukan metafora berbentuk frasa maupun klausa. Pada tataran frasa, posisi atau letak unsur ?citra? dapat di depan ?topik? dan dapat pula di belakang topik. Sebaliknya, pada tataraan klausa unsur ?citra? selalu berada di belakang ?topik? karena bagian yang dijelaaskan, dideskripsikan diduduku oleh predikat, dan predikat dalam bahasa Indonesia cenderung berada di sebelah kanan subjek. Ditinjau berdasarkan kata yang digunakan pada unsur ?citra? ditemukan beberapa jenis citraan metafora yakni metafora bercitra antropomorfik, metafora bercitra abstrak ke konkret dan metafora bercita sinestsia. Pemilihan citraan metafora yang bersifat abstrak ke konkret dan metafora antropomorfik lebih didominasi. Hal tersebut dapat mengambarkan kreativitas penulis dalam menghidupkan kata-kata dengan cara membandingkan sesuatu yang bersifat abstrak diungkapkan dengan sesuatu yang bersifat konkret. Begitu pula dengan pengunaan metafora bercitra antropomorfik mengambarkan kreatifitas penulis dalam mendayagunakan kata-kata dengan cara membandingkan kemiripan yang ada pada diri atau tubuh mereka sendiri.Kata kunci: puisi, metafora, unsur citra, unsur topik, pilihan citra
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS XI KRB SMK NEGERI 1 REMBANG TAHUN AJARAN 2017/2018 Winahyuningsih, C. Endah
Sasindo Vol 6, No 1 (2018): Sasindo Januari 2018
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKeterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu keterampilan menulis adalah menulis cerpen. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru dan beberapa siswa kelas XI diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menulis cerpen masih kurang. Hal ini disebabkan oleh faktor guru sebagai fasilitator dan faktor siswa sebagai peserta didik.            Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis cerpendan perubahan tingkah laku siswa kelas XI KRB SMK N I Rembang setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan metode resitasi.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis cerpen dan perubahan tingkah laku siswa XI KRB setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan metode resitasi.            Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan langkah-langkah:  perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini  siswa kelas XI KRB SMK N I Rembang yang berjumlah 35 siswa. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel keterampilan menulis cerpen, penggunaan pengalaman pribadi, dan penggunaan metode resitasi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa hasil kemampuan siswa dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan metode resitasi, sedangkan teknik nontes berupa hasil observasi,  wawancara, dan  dokumentasi foto. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis dan membandingkan hasil tes menulis cerpen prasiklus, siklus I dan siklus II. Sementara teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis dan membandingkan hasil nontes siklus I dan siklus II.            Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan siswa dalam menulis cerpen dan mencapai target nilai rata-rata minimal yang ditentukan, yaitu sebesar 75. Berdasarkan hasil tes, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 5,79 dari siklus I ke siklus II dan 14,74 dari  prasiklus ke siklus II.Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arahyang lebih positif. Siswa menjadi lebih tertarik, lebih aktif, dan lebih semangat mengikuti pembelajaran menulis cerpen yang disajikan peneliti.            Berdasarkan hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah adanya peningkatan hasil tes  menulis cerpen dan perubahan tingkah laku siswa kelas XI KRB SMK N I Rembang setelah mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan metode resitasi. Berdasarkan hal tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti kepada guru agar menggunakan metode resitasi dan pengalaman pribadi dalam pembelajaran menulis cerpen. Bagi peneliti khususnya yang menekuni bidang penelitian bahasa dan sastra Indonesia, metode resitasi ini dapat digunakan juga untuk penelitian pada mata pelajaran lain. Karena metode resitasi ini cukup sederhana dan mudah dilaksanakan dan terbukti berdampak positif pada siswa.Kata kunci: keterampilan menulis, pengalaman pribadi, metode resitasi
WORDPRESS DALAM PERKULIAHAN KEPENULISAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Kurniawan, Latif Anshori
Sasindo Vol 6, No 1 (2018): Sasindo Januari 2018
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMata kuliah merupakan salah satu perkuliahan yang jamak tidak mudah bagi mahasiswa, termasuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketidakmudahan yang ada bergantung pada beberapa aspek, salah satunya adalah kekurangoptimalan media digital daring yang lebih lekat bagi mahasiswa untuk mendukung proses pemelajaran menulis. Dalam artikel ini, didiskusikan berbagai faktor penunjang dari fungsionalitas perangkat lunak WordPress yang dikenal andal sebagai platform hosting untuk menulis di blog. WordPress bukanlah media sosial, tetapi platform ini lebih diperkaya dengan fitur menulis dan publikasi daring. WordPress dapat diimplementasikan secara luring sebagai bahan belajar dasar, tetapi lebih maksimal ketika didaringkan. Ketika proses pemelajaran menulis dengan WordPress lebih berdaya guna, keterampilan menulis mahasiswa pun dapat lebih dioptimalkan. Dengan demikian, salah satu potensi WordPress dapat menopang kebutuhan mahasiswa dalam menunjang proses belajar menulis mereka dalam perkuliahan kepenulisan.Kata kunci: keterampilan menulis, WordPress
STRUKTURALISME MISTIK: TAHAYUL/MITOS/DONGENG DE SAUSSURE (1857-1913) & ROLAND BARTHES (1915-1980) Wismanto, Agus
Sasindo Vol 6, No 1 (2018): Sasindo Januari 2018
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAliran strukturalisme menjadi bagian pokok hasil kerja Canadian Northrop Frye, yang mempengaruhi teori-teori Amerika yang disebut dengan kritik mistik yang berkembang dari tahun 1940-an sampai pertengahan tahun 1960-an. Peran mistis/myth, dapat memahami hal-hal magis, imaginasi, mimpi, intuisi, dan ketidaksadaran. Myth atau hal mistis dipahami dalam hal kolektif sebagai bagian dari budaya dan kelompok untuk memaparkan sebuah kontek yang bermakna bagi keberadaan manusia. Analisis kritis menguji kandungan-kandungan pesan media, bagaimana teks/bahasa media dikaji, dan bagaimana makna yang dapat dimunculkan dari teks. Gagasan-gagasannya memberi gambaran yang luas mengenai media kontemporer. Barthes merupakan orang terpenting kedua dalam tradisi semiotika Eropa setelah Saussure. Melalui sejumlah karya, ia tidak hanya melanjutkan pemikiran Saussure tentang hubungan bahasa dan makna, pemikirannya justru melampaui Saussure terutama ketika ia menggambarkan tentang makna ideologis dari bahasa yang ia ketengahkan sebagai mitos.Kata kunci: strukturalisme mistik, Saussure, Barthes
PROSESI PANGGIH PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA TENGAH DALAM TINJAUAN SEMIOTIK TADEUSZ KOWZAN Setyawati, Nanik; Zaidah, Nuning; Fatimah, Siti
Sasindo Vol 6, No 1 (2018): Sasindo Januari 2018
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan tata cara dan makna Prosesi Panggih pada Upacara Perkawinan Adat Jawa Tengah. Digunakan kajian semiotik teater berdasarkan perspektif Tadeusz Kowzan untuk mengetahui tata cara dan makna Prosesi Panggih pada Upacara Perkawinan Adat Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian, dapat dikemukakan beberapa hal, yaitu upacara perkawinan adat Jawa Tengah terdiri atas 3 jenis, yaitu 1) Prosesi Panggih, 2) Prosesi Krobongan, dan 3) Upacara Sabda. Prosesi Panggih terdiri atas 3 tahapan, yaitu 1) balangan gantal (berbalangan sirih), 2) mrepeg ponang antigan (memecah telur), dan 3) wijikan (membasuh kaki laki-laki). Balangan gantal diartikan sebagai lambang bahwa dalam mengarungi bahtera rumah tangga penuh dengan suka-duka harus dirasakan bersama. Selanjutnya, mrepeg ponang antigan mengandung makna harapan bahwa pengantin berdua harus sudah siap untuk berfikir mandiri (pecah nalar atau pecah pikir). Sementara itu, wijikan yang berisikan bunga pancawarna dan air yang diambil dari kali tempur mengandung makna bahwa kesucian jiwa pengantin berdua.Kata kunci: makna semiotis Prosesi Panggih, semiotika teater Kowzan

Page 1 of 1 | Total Record : 5