This Author published in this journals
All Journal MEDIA INFORMASI
Cahyati, Ai
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT), LINGKAR LEHER DAN LINGKAR PERUT DENGAN RESIKO TERJADINYA OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) PADA PASIEN CORONARY ARTERY DISEASE (CAD) DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Cahyati, Ai
Buletin Media Informasi Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.282 KB)

Abstract

Obstructive Sleep Apnea (OSA) can give complicated burdens on Coronary Artery Disease (CAD). This research aimed at indentifying factors which relate to risks of the occurrence of  OSA on patients with CAD.   This research employed Cross Sectional Design. The total of respondents were 161 respondents. The measurement of OSA risks was conducted using questionnaires. The result of data analyse identified that there is a significant correlation among IMT,  circle of neck and belly with the risks of OSA occurrence. Recommendation reveals that screening on the risks of OSA occurrence is needed for CAD patients.
HUBUNGAN HIPERTENSI, DIABETES MELITUS DAN DISLIPIDEMIA DENGAN RISIKO TERJADINYA OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) PADA PASIEN CORONARY ARTERY DISEASE (CAD) DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Cahyati, Ai
Media Informasi Vol 12, No 1 (2016): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.118 KB)

Abstract

Obstructive Sleep Apnea (OSA) dapat memperberat komplikasi Coronary Artery Disease (CAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor hipertensi, diabetes melituda dan dyslipidemia dengan risiko terjadinya OSA pada pasien CAD. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional. Responden berjumlah 161 orang. Pengukuran risiko OSA menggunakan kuesioner. Dari hasil analisis data ditemukan Sebagian besar responden mempunyai hipertensi, mengalami dyslipidemia. Responden dengan Diabetes Melitus lebih sedikit dibanding dengan yang tidak Diabetes mellitus, responden yang beresiko tinggi terjadi OSA lebih banyak dibandingkan dengan responden  yang berisiko rendah mengalami OSA. Ada hubungan yang signifikan antara hipertensi, diabetes mellitus dengan risiko terjadinya OSA dan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dan dislipidemia dengan risiko terjadinya OSA. Rekomendasi penelitian ini perawat atau tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan deteksi dini risiko terjadinya OSA sangat diperlukan bagi pasien CAD.
EFEKTIFITAS SWEDISH MASSAGE TERHADAP TINGKAT NYERI DAN TEKANAN DARAH PASIEN PASCA BEDAH JANTUNG Cahyati, Ai
Media Informasi Vol 14, No 2 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.591 KB)

Abstract

Nyeri pasca bedah jantung disebabkan oleh multifaktor. Tindakan operasi memberikan manipulasi pada lapisan otot, syaraf dinding dada akibat dilakukannya sternotomy. Nyeri paska CABG dapat diakibatkan cidera saraf intercostadindi ng dada akibat pembedahan pada sisi sternotomy, adanya drain di dada, tirah baring yang lama yang menimbulkan sakit dan menyebabkan pasien susah bernafas, batuk dan tidur. Massage merupakan salah satu terapi komplementer non farmakologi yang dapat mengurangi rasa nyeri pasien paska bedah jantung. Evidence Based Nursing Practice (EBNP) menilai efektifitas Swedish massage untuk menurunkan tingkat nyeri, tekanan darah pada pasien pasca bedah jantung. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji t dependen (paired t-test) dan uji t independen. Subjek penelitian 10 orang. Kelompok kontrol hanya mendapat relaksasi saja sedangkan kelompok intervensi mendapat perlakuan relaksasi dan Swedish massage. Hasil pelaksanaan EBNP menunjukkan bahwa Swedish massage efektif secara signifikan menurunkan tingkat nyeri pasien, tekanan darah kelompok intervensi (p value< 0,05). Pada kelompok kontrol yang mendapat relaksasi saja menunjukan hubungan yang signifikan terhadap penurunan tingkat nyeri pasien. Saran: Swedish Massage sebaiknya dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan. Perlu dilakukan penelian lebih lanjut tentang Swedish Massage dikombinasikan dengan terapi lainnya dan dipertimbangkan untuk penambahan sample penelitian pada penelitian selanjutnya.
PENGARUH RELAKSASI OTOT TERHADAP INSOMNIA PASIEN HEMODIALISIS Rosdiana, Ida; Cahyati, Ai
Media Informasi Vol 14, No 2 (2018): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Insomnia merupakan salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh pasien hemodialisis.Hal tersebut dapatmenyebabkan pasien mengalami beberapa konsekuensi, diantaranya: 1) rasa kantuk di siang hari; 2) perasaan depresi; 3) kurang energi; 4) gangguan kognitif; 5) gangguan memori; 6) lekas marah; 7) disfungsi psikomotor dan 8) penurunan kewaspadaan serta konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot terhadap insomnia pasien hemodialisis. Desain penelitian quasi experiment, dengan rancangan pretest and post test group.Teknik pengambilan sampel consecutive sampling,berjumlah25  orang.Analisis statistik yang dipergunakan univariat dan bivariatdenganmenggunakanuji t dependen (paired t-test) untukmengujiperbedaanskor insomnia sebelumdansesudahlatihanrelaksasi otot.Hasil penelitian menunjukkanada perbedaan yang signifikan rata-rata skor insomnia antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (p value=0.001).Dapat disimpulkanbahwalatihanrelaksasiototdapatmenurunkan insomnia padapasienhemodialisis.Penelitianinimerekomendasikan perlunya pemakaianterapirelaksasiototsebagaiintervensikeperawatanuntukmengatasi insomnia padapasienhemodialisis.