Dharma Susila, I Made Agus
P3TKEBTKE

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KONSUMSI LISTRIK DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA; ANALYSIS OF ELECTRICITY CONSUMPTION AND HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) IN INDONESIA Dharma Susila, I Made Agus; Pribadi, Dwi Rahmasari
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 13, No 1 (2014): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis konsumsi listrik dan indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara konsumsi listrik dengan indikator pembangunan sosial berupa IPM di Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif analitik yang menggambarkan secara detail hubungan antara konsumsi listrik dari tiga sektor utama yaitu industri, rumah tangga dan komersial dengan indikator pembangunan sosial berupa dua indikator IPM yaitu umur harapan hidup dan angka melek huruf yang diwakili oleh lama sekolah. Sektor industri mempunyai pengaruh paling besar terhadap umur harapan hidup,dibandingkan dengan sektor komersial dan sektor rumah tangga. Konsumsi listrik total dan rasio elektrifikasi lebih mempengaruhi nilai indikator melek huruf dibandingkan dengan umur harapan hidup. Konsumsi listrik total berkorelasi sangat kuat dengan kedua indikator IPM yaitu umur harapan hidup dan angka melek huruf dan dengan IPM itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r2) lebih dari 0,97. Korelasi anatara rasio elektrifikasi dengan IPM juga kuat yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r2) di atas 0,95. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi listrik dan rasio elektrifikasi di Indonesia mempunyai hubungan yang kuat dengan indikator – indikator IPM. An analysis on electricity consumption and human development index (HDI) in Indonesia was carried out to investigate correlation between electricity consumption and indicators of human development index. Methodology which is applied on the study is descriptive analytic to describe correlation between the electricity consumption per sector to the indicators of HDI such as life expectancy and education. Electricity consumption of industry sector has a larger influence to life expectancy and commercial and household compared to those of other sectors. The result of the study indicates that electricity consumption and social development in Indonesia has a strong correlation with correlation coefficient (r2) more than 0.97. A strong correlation is also shown by electrification ratio and HDI with correlation coefficient is about 0.95. It is concluded that electricity consumption and electrification ratio have strong relationship with indicators of HDI.
PEMANFAATAN PANAS BUANG PLTG PESANGGARAN BALI UNTUK PENDINGIN RUANGAN MENGGUNAKAN ABSORPTION CHILLER Suntoro, Dedi; Konitat, Nina; Ahadi, Khalif; Dharma Susila, I Made Agus
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 18, No 1 (2019): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efisiensi termal Pembangkit Listrik Tenaga gas (PLTG) terbilang rendah karena sebagian besar panasnya terbuang lewat gas buang. Panas buang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pendingin ruangan dengan suatu sistem yang disebut absorption chiller (chiller absorpsi). Pada tulisan ini akan dibahas identifikasi potensi sisa panas dari gas buang PLTG Pesanggaran, PT. Indonesia Power - Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Bali, serta menentukan kapasitas dan konfigurasi chiller absorpsi yang akan digunakan sebagai pendingin ruangan untuk gedung di sekitar PLTG. Metoda yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis kesetimbangan massa dan energi sistem pendingin gedung menggunakan absorption chiller dengan bantuan software Engineering Equation Softwaree (EES). Analisis dilakukan dengan dua scenario, skenario 1 adalah saat beban pendinginan 24 jam yaitu 912,54 kW dan skenario 2 adalah saat beban pendinginan pada pukul 07.00-17.00 yaitu 565,97 kW. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk skenario 1 dibutuhkan 2 unit chiller absorpsi masing-masing dengan kapasitas pendinginan 1476 kW yang mampu memanfaatkan panas buang sebesar 1.917kW termal atau 3,1% dan untuk skenario 2 dibutuhkan 2 unit chiller absorpsi masing-masing dengan kapasitas pendinginan 824 kW yang mampu memanfaatkan panas buang sebesar 1.071kW termal atau 3,9%.