Efisiensi termal Pembangkit Listrik Tenaga gas (PLTG) terbilang rendah karena sebagian besar panasnya terbuang lewat gas buang. Panas buang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pendingin ruangan dengan suatu sistem yang disebut absorption chiller (chiller absorpsi). Pada tulisan ini akan dibahas identifikasi potensi sisa panas dari gas buang PLTG Pesanggaran, PT. Indonesia Power - Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Bali, serta menentukan kapasitas dan konfigurasi chiller absorpsi yang akan digunakan sebagai pendingin ruangan untuk gedung di sekitar PLTG. Metoda yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis kesetimbangan massa dan energi sistem pendingin gedung menggunakan absorption chiller dengan bantuan software Engineering Equation Softwaree (EES). Analisis dilakukan dengan dua scenario, skenario 1 adalah saat beban pendinginan 24 jam yaitu 912,54 kW dan skenario 2 adalah saat beban pendinginan pada pukul 07.00-17.00 yaitu 565,97 kW. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk skenario 1 dibutuhkan 2 unit chiller absorpsi masing-masing dengan kapasitas pendinginan 1476 kW yang mampu memanfaatkan panas buang sebesar 1.917kW termal atau 3,1% dan untuk skenario 2 dibutuhkan 2 unit chiller absorpsi masing-masing dengan kapasitas pendinginan 824 kW yang mampu memanfaatkan panas buang sebesar 1.071kW termal atau 3,9%.