Suntoro, Dedi
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS PEMANFAATAN PANAS BUANG PLTG UNTUK MENINGKATKAN DAYA OUTPUT MENGGUNAKAN SISTEM PENDINGIN ABSORPSI STUDI KASUS: PLTG PESANGGARAN BALI Suntoro, Dedi; Firmansyah, Arfie Ikhsan; Setiadanu, Guntur Tri; Gunawan, Yohanes
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 17, No 2 (2018): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PLTG mengalami penurunan daya output jika beroperasi di daerah yang memiliki suhu dan kelembaban udara tinggi seperti di daerah tropis. Tulisan ini membahas analisis termodinamika dan analisis finansial pemanfaatan panas buang PLTG Pesanggaran Bali untuk meningkatkan daya output dengan cara mendinginkan udara masuk menggunakan sistem absorpsi. Metode analisis temodinamika dilakukan dengan menggunakan bantuan software EES, sedangkan analisis kelayakan finansial menggunakan perhitungan NPV, IRR dan payback period. PLTG Pesanggaran Bali terdiri dari PLTG 1 dan PLTG 2 dengan kapasitas daya 20 MW dan PLTG 3 dan PLTG 4 dengan kapasitas daya 40 MW. Semua PLTG Pesanggaran Bali tidak beroperasi kontinu dan hanya beroperasi pada saat beban puncak, oleh sebab itu dalam analisis kelayakan finansial diskenariokan beroperasi 4 jam/hari sampai dengan 22 jam/hari. Dari analisis termodinamika didapatkan bahwa daya output PLTG 1 dan PLTG 2 meningkat sebesar 3,36% sedangkan PLTG 3 dan PLTG 4 meningkat 4,76%. Analisis kelayakan investasi menunjukan bahwa pemanfaatan panas buang PLTG untuk meningkatkan daya output dengan menggunakan sistem absorpsi pada PLTG 1 dan PLTG 2 layak jika beroperasi dengan NPV 8,516 milyar rupiah, IRR 15,65% dan payback period 4,33 tahun, sedangkan pada PLTG 3 dan PLTG 4 layak jika beroperasi dengan NPV 19,004 milyar rupiah, IRR 17,4, dan payback period 3,99 tahun.
BOILER MINI TEKANAN RENDAH BERBAHAN BAKAR SAMPAH PERKEBUNAN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Suntoro, Dedi; Sinaga, Paber Parluhutan; Anggono, Tri; Lestari, Endang
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 10, No 1 (2011): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah yang dihasilkan dari perkebunan cukup besar jumlahnya. Sampah tersebut mengandung kalori yang potensial sebagai bahan bakar boiler. Boiler adalah suatu bejana tertutup yang mengubah air menjadi uap dengan suhu dan tekanan tertentu. Uap yang dihasilkan boiler digunakan untuk membangkitkan listrik. Berdasarkan data luas areal dan produksi perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, salah satu komoditas terbesar adalah kelapa. Oleh karena itu P3TKEBTKE mengembangkan satu unit boiler skala laboratorium berbahan bakar limbah perkebunan kelapa. Untuk langkah awal penelitian, digunakan tempurung kelapa sebagai bahan bakar. Untuk meningkatkan kalori, tempurung kelapa dikonversi menjadi arang kelapa. Untuk menghasilkan listrik komponen lain yang diperlukan adalah turbin uap dan generator. Uap yang dihasilkan boiler memutar turbin uap, dan selanjutnya memutar generator dan menghasilkan daya listrik. Uji kenerja boiler menunjukkan bahwa boiler mampu bekerja pada tekanan 10 kg/cm2 dan suhu 182ºC. Daya listrik yang terukur keluar dari generator maksimal sebesar 4,09kW. Penelitian lebih lanjut terutama dalam hal sistem pembakaran dan uap superheater masih diperlukan, agar diperoleh daya listrik yang optimal dan stabil.
STUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA; STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP FOR HOUSEHOLD SECTORS ahadi, khalif; Anggono, Tri; Suntoro, Dedi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 2 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini, pemerintah sedang menggalakkan program hemat energi, tidak terkecuali pada sektor rumah tangga. Pada sektor rumah tangga, penghematan energi dapat dilakukan salah satunya dengan pemberlakuan standar mutu hemat energi yang membatasi peralatan yang kurang efisien. Pada tulisan ini dibahas pengujian pompa air yang biasa digunakan pada sektor rumah tangga untuk memberikan gambaran efisiensi pompa air yang beredar serta potensi penghematan energi dengan pemberlakuan standar mutu hemat energi untuk pompa air tersebut. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan parameter nilai head, debit air, dan parameter listrik pompa air tersebut, yang kemudian dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan menunjukkan nilai efisiensi dari pompa air yang diuji tersebut berada pada nilai 23,1% hingga 39,73%, di samping itu, hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang diuji mempunyai faktor daya yang baik dengan rata-rata 0,92. Berdasarkan hasil tersebut, jika diberlakukan standar mutu hemat energi dengan batas nilai efisiensi minimum 29,2%, akan dapat menghemat energi listrik nasional sekitar 555,4 MWh per tahun. Selain nilai efisiensi minimum tersebut, rekomendasi kriteria nilai efisiensi untuk jumlah bintang pada label hemat energi akan disajikan.  Currently, the government is promoting energy-saving programs, including in the household sector. In the household sector, the energy savings can be done either by the application of energy-saving quality standards that restrict less efficient of home appliances. This paper discusses the testing of water pump which is used in the household sector to illustrate the well pump efficiency and potential energy savings with the implementation of energy-saving quality standards for the well pump. Testing is done to get the parameter of head, water flow, and the electrical parameters of the well pump. Based on the calculation of the measurement results, the efficiency of the well pump being tested is about 23.1% to 39.73%, meanwhile, the measurement results show that the majority of the samples under tested had a good power factor with average 0.92. From these results, if the energy-saving quality standards imposed by the minimum efficiency value limits of 29.2%, will be able to save the national electrical energy of about 555.4 MWh per year. In addition to the minimum efficiency values, recommendations efficiency value criteria for the number of stars on the label energy saving will be presented.
PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN PADA RUANGAN DI PERKANTORAN PT. INDONESIA POWER UPJP PESANGGARAN BAL Suntoro, Dedi; Darmawan, Ragil; Ahadi, Khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 17, No 1 (2018): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Panas buang Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berpotensi untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi sistem pengkondisi udara di suatu gedung dengan menggunakan teknologi absorption chiller. Untuk menentukan kapasitas mesin pengkondisi udara di suatu gedung yang harus dilakukan adalah menghitung beban pendinginan. Perhitungan beban pendinginan yang akurat sangat berpengaruh terhadap penghematan energi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besarnya beban pendinginan pada gedung-gedung di area PLTG Pesanggaran Bali yang terdiri dari empat gedung kantor, dua ruang kontrol, satu ruang panel, dan satu ruang pantry. Beban pendinginan semua area tersebut akan disuplai oleh absorption chiller dengan memanfaatkan panas buang PLTG. Metode perhitungan beban pendinginan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan American Society of Refrigeration and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE). Beban pendinginan total merupakan akumulasi dari beban perpindahan panas, radiasi sinar matahari, beban internal dan infiltrasi udara luar. Perhitungan menggunakan beban pendinginan maksimal sebagai dasar untuk menentukan kapasitas absorption chiller. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya beban pendinginan total 24 jam gedung area PLTG Pesanggaran Bali adalah 912,54 kW. Beban pendinginan tersebut terdiri dari beban pendinginan pada jam kantor yaitu pukul 07:00-17:00 adalah 565,97 kW, sedangkan di luar jam kantor yaitu pukul 17:00-07:00 adalah 346,56 kW.
ANALISIS ALIRAN FLUIDA ALAT PENGERING PRODUK PERTANIAN MEMANFAATKAN PANAS BUANG TUNGKU BOILER PLT-BIOMASSA; THE ANALYSIS OF THE FLUID DYNAMICS IN AGRICULTURAL PRODUCT DRYER USING THE EXHAUST OF BIOMASS Firmansyah, Arfie Ikhsan; Nafis, Subhan; Suntoro, Dedi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 14, No 1 (2015): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengeringan adalah salah satu metode pengawetan produk makanan dengan mengurangi kadar air di dalam sebuah peralatan yang dikenal sebagai alat pengering. Aliran fluida pada alat pengering dimodifikasi sedemikian rupa agar lebih optimal pada saat proses pengeringan. Analisis distribusi aliran dan temperatur fluida dilakukan untuk mendapatkan alat pengering produk pertanian yang optimal. Pada analisis ini digunakan pendekatan Computational Fluids Dynamics (CFD) untuk menganalisa alat pengering produk pertanian yang memanfaatkan gas buang dari furnace boiler pembangkit listrik tenaga biomassa berkapasitas 10 kW milik P3TKEBTKE.  Pengujian dilakukan menggunakan kecepatan alir gas buang 2,2 m/s dan 3,7 m/s dengan beberapa susunan tray pengering. Hasil analisis menunjukan alat pengering belum memiliki distribusi fluidaoptimal, perlu dilakukan modifikasi saluran keluar dan penambahan plat sehingga meningkatkan perbedaan suhu tiap tray yang hanya mencapai 2,5% Drying is one of the methods for preserving food products by reducing the amount of water inside the equipment which is known as dryer. The fluid dynamics in the dryer is modified in such a way to optimize the drying process. The analysis of the distribution of fluid dynamics and temperature is conducted to obtain the best agricultural product dryer. In this analysis, the Computational Fluids Dynamics (CFD) approach is applied to analyze the agricultural products dryer using the exhaust gasfrom the furnace boiler in biomass power plant with the capacity of 10 kW owned by P3TKEBTKE. The testing is done by using the 2.2 m/s and 3.7 m/s exhaust gas flow velocity with some tray dryer formations. The result of the analysis shows that the dryer has not possessed the best fluid distribution, an exit line modification and plat addition is needed in order to increase the temperature difference of each tray which only reached 2.5 %.
ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN PANAS BUANG PLTG UNTUK PEMBANGKIT DAYA ; POTENTIAL UTILIZATION ANALYSIS OF WASTE HEAT FROM GAS POWER PLANT FOR INCREASING POWER Suntoro, Dedi; Konitat, Nina; Ahadi, Khalif
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 1 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapasitas daya terpasang seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Indonesia adalah 3.591 MW atau 9,6% dari total pembangkit listrik. Suatu PLTG umumnya memiliki efisiensi 25 - 30% sehingga energi panas yang terbuang dari PLTG mencapai sekitar 60-70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daya dari panas buang PLTG, peningkatan efisiensi yang didapat setelah memanfaatkan sisa panas buang PLTG untuk pembangkit daya, serta kriteria kelayakan ekonomi dari pemanfaatan panas buang untuk pembangkit daya di PLTG Pesanggaran Bali. Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan analisis termodinamika menggunakan paket program Cycle Tempo, kemudian melakukan analisis ekonomi untuk mengetahui kriteria kelayakan ekonomi dari pemanfaatan panas buang untuk pembangkit daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panas buang dari PLTG Unit 1, 2, 3, dan 4 Pesanggaran Bali dapat dimanfaatkan untuk pembangkit daya dengan siklus kogenerasi menggunakan siklus uap Rankine atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Peningkatan efisiensi setelah pemanfaatan sisa panas buang PLTG untuk pembangkit daya adalah 46,46% dari efisiensi semula. Kriteria kelayakan ekonomi untuk pemanfaatan panas buang PLTG untuk pembangkit daya adalah nilai NPV (Net Present Value) untuk masing-masing PLTG yang bernilai positif, IRR (Internal Rate of Return) untuk PLTG Unit 1 dan PLTG Unit 2 adalah 49%, sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 57%. Payback period PLTG Unit 1 dan PLTG Unit 2 adalah 2,6 tahun sedangkan PLTG Unit 3 dan PLTG Unit 4 adalah 2,2 tahun. Installed power capacity of the entire natural gas power plant in Indonesia is 3,591 MW or 9.6% of total electricity generation. Natural gas power plant generally has an efficiency of 25-30%, therefore wasted heat energy from the power plant reaches about 60-70%. This study aims to determine the power potential of waste heat natural gas power plant, knowing the increased efficiency gained after utilize the waste heat for power generation, and to analyze the criteria for the economic feasibility of waste heat utilization for power generation at Pesanggaran Bali power plant. The Cycle Tempo program was employed to do the thermodynamic analysis. The results showed that the waste heat from the PLTG Units 1, 2, 3, and 4 can be utilized for power generation with cogeneration cycle using steam Rankine cycle (steam power plant). Efficiency value was increase 46.46% from the original, after utilizisation of the waste heat for power generation. As for the economic feasibility, the criterias have to meet the following requirements, i.e. NPV (Net Present Value) values obtained for each power plant is positive, IRR (Internal Rate of Return) for Natural gas power plant Unit 1 and Unit 2 is 49%, and for Natural gas power plant Unit 3 and Unit 4 is 57%. The payback period for Natural Gas power plant Unit 1 and Unit 2 is 2.6 years, and for Natural Gas power plant Unit 3 and Unit 4 is 2.2 years.
DESAIN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE SISTEM MONITORING DAN KENDALI PEMANFAATAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENGISIAN KARTU PENGGUNAAN ENERGI Ahadi, Khalif; Lestari, Endang; Suntoro, Dedi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 9, No 2 (2010): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 0031 Tahun 2005 mengisyaratkan adanya pemantauan pemanfaatan energi listrik pada bangunan komersial dan gedung perkantoran sebagai langkah konservasi energi. Manajemen energi dapat terlaksana dengan baik apabila sistem pemantauan data pemakaian energi dilakukan dengan rapi dan selalu tersedia setiap saat. Dengan mengacu pada pembagian jenis beban sesuai Kartu Penggunaan Energi pada lampiran peraturan menteri tersebut, dilakukan perancangan dan pembuatan suatu prototipe sistem monitoring pemakaian energi listrik sederhana yang diharapkan dapat diterapkan untuk mendukung manajemen energi listrik. Perancangan sistem dilakukan dengan mengacu pada beberapa literatur mengenai mikrokontroler, komunikasi data dengan komputer serta pengkondisi sinyal untuk pencuplikan tegangan dan arus. Hasil pengujian sistem telah menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sehingga dapat digunakan untuk pemantauan pemakaian listrik dan mengisi Kartu Penggunaan Energi, namun pengujian dan kalibrasi menggunakan peralatan standar masih harus dilakukan.
PEMANFAATAN PANAS BUANG PLTG PESANGGARAN BALI UNTUK PENDINGIN RUANGAN MENGGUNAKAN ABSORPTION CHILLER Suntoro, Dedi; Konitat, Nina; Ahadi, Khalif; Dharma Susila, I Made Agus
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 18, No 1 (2019): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efisiensi termal Pembangkit Listrik Tenaga gas (PLTG) terbilang rendah karena sebagian besar panasnya terbuang lewat gas buang. Panas buang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pendingin ruangan dengan suatu sistem yang disebut absorption chiller (chiller absorpsi). Pada tulisan ini akan dibahas identifikasi potensi sisa panas dari gas buang PLTG Pesanggaran, PT. Indonesia Power - Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Bali, serta menentukan kapasitas dan konfigurasi chiller absorpsi yang akan digunakan sebagai pendingin ruangan untuk gedung di sekitar PLTG. Metoda yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis kesetimbangan massa dan energi sistem pendingin gedung menggunakan absorption chiller dengan bantuan software Engineering Equation Softwaree (EES). Analisis dilakukan dengan dua scenario, skenario 1 adalah saat beban pendinginan 24 jam yaitu 912,54 kW dan skenario 2 adalah saat beban pendinginan pada pukul 07.00-17.00 yaitu 565,97 kW. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk skenario 1 dibutuhkan 2 unit chiller absorpsi masing-masing dengan kapasitas pendinginan 1476 kW yang mampu memanfaatkan panas buang sebesar 1.917kW termal atau 3,1% dan untuk skenario 2 dibutuhkan 2 unit chiller absorpsi masing-masing dengan kapasitas pendinginan 824 kW yang mampu memanfaatkan panas buang sebesar 1.071kW termal atau 3,9%.