Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Eskalasi Tindakan Politik dalam Perspektif Filosofis Hannah Arendt. Jemali, Maksimilianus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 7 No 1 (2015): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eskalasi Tindakan Politik dalam Perspektif Filosofis Hannah Arendt. Manusia adalah makhluk politik yang eksistensinya tidak terlepas dari kodrat natural sebagai figur yang selalu berada bersama yang lain. Manusia selalu memiliki ikhtiar untuk keluar dari personalitas kepada komunalitas.  Dalam realitas komunalitas, akan tampak berbagai peristiwa; entah itu yang konstruktif maupun destruktif. Tindakan politik bisa saja menghasilkan kesejahteraan bersama (konstruktif) tetapi di sisi lain politik bisa menghancurkan humanitas itu sendiri (destruktif). Karena terjadi banyak peristiwa, maka muncul juga banyak perspektif. Hannah Arendt adalah seorang filsuf yang berusaha merefleksikan konteks tindakan politik pada zamannya dan juga menganalisis kondisi totalitarianisme yang mengalienasi eksistensinya dan masyarakatnya. Upaya intelektual yang dibuatnya ternyata mampu menghadirkan begitu banyak perspektif yang menyadarkan publik terutama berkaitan dengan tindakan dalam berpolitik.
Intellectuals Profetism in the Middle Criticism Political Reform Jemali, Maksimilianus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Politics is related to bargaining and interest. Politics triggers more people to intensively engage in it. Not only is the intensity ofparticipation revealed in the intellectual realm (analysis and discussion) but in the context of praxis as well.In a certain extent, there is a correlation of give –take concept between the academic and the politicalpraxis. The basis of analysis and the context of political praxis should be intensively addressed, so theexistence of politics and its meaning brings a positive impact for the people. Ideally, politics has goodintentions.Keywords: profetism, intellectual, reform, politics
Tradisi Roko Molas Poco dalam Hubungannya dengan Penghargaan Terhadap Martabat Perempuan Manggarai Jemali, Maksimilianus; Ngalu, Rudolof; Jebarus, Adrianus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 9 No 2 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk menggali salah satu tradisi dan kearifan lokal masyarakat Manggarai yaitu roko molas poco. Tradisi ini terbilang unik karena hanya terjadi pada saat pendirian rumah adat (mbaru gendang). Tradisi ini coba dihubungkan oleh peneliti dengan konteks penghargaan terhadap martabat kaum perempuan. Tentu, substansinya adalah penamaan (roko molas poco) tidak serta merta dilakukan. Pasti memilikipendasaran dengan landasan filosofis dan kultural yang sangat kuat. pembongkaran pemahaman ini tidak terlepas dari bagaimana mempersepsikan kaum perempuan Manggarai di tengah kebudayaan kontemporer. Bahwa perempuan merupakan sosok yang mesti dihargai. Kaum perempuan adalah subyek yang mesti mendapat perlakukan setaraharkat dan martabatnya. Oleh karena itu, memaknai kearifan lokal merupakan sebuah imperasi bagi pemahaman baru terhadap kaum perempuan. Salah satunya melalui tradisi roko molas poco dalam kebudayaan Manggarai.
Upaya Pastoral Untuk Meningkatkan Peran Kaum Perempuan dalam Kehidupan Menggereja Jemali, Maksimilianus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 10 No 2 (2018): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gereja pada prinsipnya memiliki keterbukaan terhadap keterlibatan semua umat dalam pewartaan Kerajaan Allah. Gereja turut terlibat membela hak-hak kaum perempuan. Bersedia berada di samping mereka. Gereja tidak melupakan sejarah bahwa kaum perempuan telah ikut ambil bagian dalam pengembangan kehidupan jemaat. Kesadaran historis mengenai peran perempuan dalam liturgi Gereja perlu dimiliki oleh umat. Oleh kesadaran itu umat diharapkan berkembang sikapnya untuk menerima dan menghargai kehadiran perempuan dan laki-laki di wilayah liturgis. Gereja hendaknya memilih pelayan-pelayannya bukan berdasarkan gender. Melainkan, berdasarkan talenta, karisma, kemampuan untuk mewartakan Injil dengan baik kepada siapapun yang paling membutuhkan pewartaan itu. Sebagai komunitas yang menghayati hidup dalam kesetaaan, Gereja memiliki wibawa untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat. Kita mesti mengakui bahwa akhir-akhir ini juga banyak perempuan berperan dalam pelayanan religius, juga pelayanan di sekitar altar.
Kultur Menulis: Sisi Tilik Keilmiahan Perguruan Tinggi. Jemali, Maksimilianus
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menulis merupakan salah satu identitas keilmiahan kaum intelektual. Bahwa mereka tidak hanya menginternalisasi gagasan-gagasan tetapi juga mengeksternalisasinya lewat tulisan-tulisan. Dengan menulias, seseorang masuk dalam ranah pengabadian pemikiran atau gagasan. Oleh karena itu, menulis menjadi sebuah kultur atau kebiasaan yang inheren. Menginherensinya kebiasaan ini menjadikan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dunia. Kendatipun demikian, menulistetap membutuhkan kaidah-kaidah yang sesuai dengan standar tertentu. Seseorang tidak hanyasekedar menulis tetapi juga tahu bagaimana syarat-syarat menulis.
KULTUR MENULIS: SISI TILIK KEILMIAHAN PERGURUAN TINGGI Maksimilianus Jemali
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 1 No. 1 (2017): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jipd.v1i1.620

Abstract

Writing is a scientific identity of the intellectuals. In academic sphere, the intellectuals do not only internalize ideas but also they should externalize ideas in writing. By writing, an intellectual person can manifest his/her ideas. Hence, writing is an inherent culture or habit. The inherence of writing habit makes university responsible for events around the world. As such, a good academic writing covers standard criterion that a writer needs to maintain and fulfill.
ESKALASI TINDAKAN POLITIK DALAM PERSPEKTIF FILOSOFIS HANNAH ARENDT Maksimilianus Jemali
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 7 No. 1 (2015): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.072 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v7i1.18

Abstract

Manusia adalah makhluk politik yang eksistensinya tidak terlepas dari kodrat natural sebagai figur yang selalu berada bersama yang lain. Manusia selalu memiliki ikhtiar untuk keluar dari personalitas kepada komunalitas. Dalam realitas komunalitas, akan tampak berbagai peristiwa; entah itu yang konstruktif maupun destruktif. Tindakan politik bisa saja menghasilkan kesejahteraan bersama (konstruktif) tetapi di sisi lain politik bisa menghancurkan humanitas itu sendiri (destruktif). Karena terjadi banyak peristiwa, maka muncul juga banyak perspektif. Hannah Arendt adalah seorang filsuf yang berusaha merefleksikan konteks tindakan politik pada zamannya dan juga menganalisis kondisi totalitarianisme yang mengalienasi eksistensinya dan masyarakatnya. Upaya intelektual yang dibuatnya ternyata mampu menghadirkan begitu banyak perspektif yang menyadarkan publik terutama berkaitan dengan tindakan dalam berpolitik.
TRADISI ROKO MOLAS POCO DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGHARGAAN TERHADAP MARTABAT PEREMPUAN MANGGARAI Maksimilianus Jemali; Rudolof Ngalu; Adrianus Jebarus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.382 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v9i2.122

Abstract

Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk menggali salah satu tradisi dan kearifan lokal masyarakat Manggarai yaitu roko molas poco. Tradisi ini terbilang unik karena hanya terjadi pada saat pendirian rumah adat (mbaru gendang). Tradisi ini coba dihubungkan oleh peneliti dengan konteks penghargaan terhadap martabat kaum perempuan. Tentu, substansinya adalah penamaan (roko molas poco) tidak serta merta dilakukan. Pasti memiliki pendasaran dengan landasan filosofis dan kultural yang sangat kuat. pembongkaran pemahaman ini tidak terlepas dari bagaimana mempersepsikan kaum perempuan Manggarai di tengah kebudayaan kontemporer. Bahwa perempuan merupakan sosok yang mesti dihargai. Kaum perempuan adalah subyek yang mesti mendapat perlakukan setara harkat dan martabatnya. Oleh karena itu, memaknai kearifan lokal merupakan sebuah imperasi bagi pemahaman baru terhadap kaum perempuan. Salah satunya melalui tradisi roko molas poco dalam kebudayaan Manggarai
UPAYA PASTORAL UNTUK MENINGKATKAN PERAN KAUM PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN MENGGEREJA Maksimilianus Jemali
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.824 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v10i2.171

Abstract

Upaya Pastoral Untuk Meningkatkan Peran Kaum Perempuan dalam Kehidupan Menggereja. Gereja pada prinsipnya memiliki keterbukaan terhadap keterlibatan semua umat dalam pewartaan Kerajaan Allah. Gereja turut terlibat membela hak-hak kaum perempuan. Bersedia berada di samping mereka. Gereja tidak melupakan sejarah bahwa kaum perempuan telah ikut ambil bagian dalam pengembangan kehidupan jemaat. Kesadaran historis mengenai peran perempuan dalam liturgi Gereja perlu dimiliki oleh umat. Oleh kesadaran itu umat diharapkan berkembang sikapnya untuk menerima dan menghargai kehadiran perempuan dan laki-laki di wilayah liturgis. Gereja hendaknya memilih pelayan-pelayannya bukan berdasarkan gender. Melainkan, berdasarkan talenta, karisma, kemampuan untuk mewartakan Injil dengan baik kepada siapapun yang paling membutuhkan pewartaan itu. Sebagai komunitas yang menghayati hidup dalam kesetaaan, Gereja memiliki wibawa untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat. Kita mesti mengakui bahwa akhir-akhir ini juga banyak perempuan berperan dalam pelayanan religius, juga pelayanan di sekitar altar.
PROFETISME KAUM INTELEKTUAL DI TENGAH KRITISISME REFORMASI POLITIK Maksimilianus Jemali
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.848 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v8i2.190

Abstract

Profetisme Kaum Intelektual di Tengah Kritisisme Reformasi Politik. Politik merupakan ruang penuh tawaran dan orientasi. Politik merangsang banyak orang untuk turut berpartisipasi secara intensif di dalamnya. Intensitas partisipasi tidak hanya terwujud dalam ranah intelektual (analisis-analisis dan diskusi) tetapi juga dalam konteks praksis. Dalam tataran tertentu, ada korelasi yang saling memberi dan menerima antara yang akademik dan yang dijalankan dalam praksis politik. Landasan analisis dan konteks praksis politik perlu diberi ruang yang intensif dan adekuat sehingga keberadaan politik dan maknanya membawa dampak yang positif bagi rakyat. Ideal intensi politik adalah kebaikan.