Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FACTORS AFFECTING THE INCIDENCE OF RABIES DISEASE IN PUSKESMAS REJOSARI PEKANBARU CITY parlin, winda
Jurnal Ipteks Terapan Vol 13, No 1 (2019): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.195 KB) | DOI: 10.22216/jit.2019.v13i1.1507

Abstract

Rabies is a disease caused by the rabies virus. Rabies attacks can cause death. Based on data from Pekanbaru City Health Department found that the highest rabies cases were 15 cases in Puskesmas Rejosari. The purpose was to determine the factors that influence the incidence of rabies. This research is quantitative analytical research with case control design.  The respondents are 30 divided by 15 cases of rabies and 15 people as a control. Data were analyzed using univariate and bivariate with chi square test.The results are there is a relationship between the bite of animal with the rabies incidence (p value 0.01) and OR = 5, there is a relationship between knowledge with the rabies incidence (p value 0.005) and OR = 8, there is a relationship between attitude with the rabies incidence (p value 0.004) with OR = 9.000, there is a relationship between preventive action with rabies incidence (p value 0.000) with OR = 3.Conclusions: factors that influencing rabies incidence are animals bite, knowledge, attitude, and preventive action. Suggestion: There should be held education promotion about rabies and monitoring of families who raise animals that can transmitted rabies in Puskesmas Rejosari by local health authorities Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Rabies menyebabkan kematian. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru ditemukan bahwa kasus rabies tertinggi berada di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari yaitu sebanyak 15 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kejadian di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan desain penelitian kasus kendali.  Jumlah  responden adalah 30 orang, terbagi dalam 15 orang  kasus rabies dan 15 orang sebagai kendali. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariate dengan uji chi square. Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara gigitan hewan dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.01) dengan OR = 5, terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.005) dengan OR = 8, terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.004) dengan OR = 9.000, terdapat hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.000) dengan OR = 3. Kesimpulan : Faktor yang berpengaruh dengan kejadian rabies di wilayah kerja Puskesmas Rejosari adalah gigitan hewan, pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan. Saran : Sebaiknya diadakan penyuluhan mengenai penyakit rabies serta dilakukan pemantauan pada keluarga yang memelihara hewan penular penyakit rabies di Puskesmas Rejosari oleh petugas kesehatan setempat.
FACTORS AFFECTING THE INCIDENCE OF RABIES DISEASE IN PUSKESMAS REJOSARI PEKANBARU CITY winda parlin
Jurnal Ipteks Terapan Vol 13, No 1 (2019): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jit.2019.v13i1.1507

Abstract

Rabies is a disease caused by the rabies virus. Rabies attacks can cause death. Based on data from Pekanbaru City Health Department found that the highest rabies cases were 15 cases in Puskesmas Rejosari. The purpose was to determine the factors that influence the incidence of rabies. This research is quantitative analytical research with case control design.  The respondents are 30 divided by 15 cases of rabies and 15 people as a control. Data were analyzed using univariate and bivariate with chi square test.The results are there is a relationship between the bite of animal with the rabies incidence (p value 0.01) and OR = 5, there is a relationship between knowledge with the rabies incidence (p value 0.005) and OR = 8, there is a relationship between attitude with the rabies incidence (p value 0.004) with OR = 9.000, there is a relationship between preventive action with rabies incidence (p value 0.000) with OR = 3.Conclusions: factors that influencing rabies incidence are animals bite, knowledge, attitude, and preventive action. Suggestion: There should be held education promotion about rabies and monitoring of families who raise animals that can transmitted rabies in Puskesmas Rejosari by local health authorities Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Rabies menyebabkan kematian. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru ditemukan bahwa kasus rabies tertinggi berada di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari yaitu sebanyak 15 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kejadian di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan desain penelitian kasus kendali.  Jumlah  responden adalah 30 orang, terbagi dalam 15 orang  kasus rabies dan 15 orang sebagai kendali. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariate dengan uji chi square. Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara gigitan hewan dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.01) dengan OR = 5, terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.005) dengan OR = 8, terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.004) dengan OR = 9.000, terdapat hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian penyakit rabies (p value 0.000) dengan OR = 3. Kesimpulan : Faktor yang berpengaruh dengan kejadian rabies di wilayah kerja Puskesmas Rejosari adalah gigitan hewan, pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan. Saran : Sebaiknya diadakan penyuluhan mengenai penyakit rabies serta dilakukan pemantauan pada keluarga yang memelihara hewan penular penyakit rabies di Puskesmas Rejosari oleh petugas kesehatan setempat.
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK YANG BERISIKO DALAM PENULARAN TUBERCULOSIS PADA PESANTREN DI KOTA PEKANBARU Winda Parlin; Rasoel Hamidy
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 15, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Lingkungan
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jil.15.1.p.66-78

Abstract

Tuberculosis (TBC) is a disease caused by Microbacterium Tuberculosis bacteria. TBC is an environmentally based disease, which is transmitted through the air (Airborne Disease). There are 1.5 milion deaths were recorded in 2018 as the result of this disease. Islamic Boarding School is a place of high risk TBC transmission. It’s closed area and densely population has potential to cause an outbreak of TBC. The purpose of this study was to determine the physical environment conditions of Islamic Boarding School in Pekanbaru related to the risk of TBC transmission. Type of this research is descriptive quantitative. Amount of population are 147 student’s dormitory room on Islamic Boarding School in Pekanbaru City with 44 sample size. Sample was taken by using disproportioned Stratified Random Sampling Technique. Descriptive Statistic Analysis was held to reach the purposed. Instrument that used are questionnaire, observational checklist sheets and 4 in 1 environmental level meter. There were student’s room that been at risk of transmitting TBC disease as the result. Environmental risk factors that found were temperature (40,9%), lighting (31,8%), humidity (29,5%), ventilation (56,8%), floor conditions (18,2%), wall conditions (25%), smoke exposure (11,4%), sanitation (70,5%), and population density (86,4%). Based on the result of the study, it can be concluded that the dormitory room of Islamic Boarding School in Pekanbaru City has a risk of TBC transmission. Suggestions given in this study are to conduct guidance and advocacy to the leadership of the Islamic Boarding School in order to eliminating of physical environmental TBC risk factor.  
Situasi Kesehatan Masyarakat Di Desa Kemang Indah Tahun 2021 Kursiah Warti Ningsih; Dwi Sapta Aryantisningsih; Roza Asnel; Winda Parlij; Rahmi Pramulia; Suryani
HEALTH CARE : JURNAL KESEHATAN Vol 10 No 1 (2021): Health Care : Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36763/healthcare.v10i1.120

Abstract

In line with the health development strategy to realize a healthy nation by 2025, improving health status is one of the focuses of development in the health sector to create a healthy society, development in the health sector is directed at all levels of society to realize the Vision of Healthy Indonesia 2025. The role of health workers is obliged to facilitate in achievement of that goal. Therefore, an assessment of health problems was carried out which took place from January 25, 2021 to February 9, 2021, which was held in Kemang Indah Village. The purpose of this activity is to analyze or see the picture of public health in Kemang Indah Village in 2021. Based on 272 families that got several problems, namely 1% of families do not have latrines available, 47% of people do not do physical activity at least 30 minutes per day, 17% of people do not consume vegetables and fruit, 64% of people do not have a health check in 6 months, 35% of people still smoke at home, and 72% of people who do not manage stress.
SITUASI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KULIM KELURAHAN KULIM 2022 Suryani Suryani; Rahmi Pramulia; Kursiah Warti Ningsih; Roza Asnel; Winda Parlin; Dwi Sapta Aryantiningsih
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 5 No 3 (2022): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jpm.v5i3.2476

Abstract

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarus utamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risikokesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya (kemkes RI 2019). Keadaan kesehatan masyarakat saat ini secara umum belum dapat memenuhi tujuan yang diharapkan di karenakan kurangnya pemahaman masyarakat terkat cek kesehatan 6 bulan sekali. Oleh karena itu, dilaksanakan penilaian masalah kesehatan yang berlangsung dari tanggal 26 Januari 2022 sampai dengan 10 Februari 2022 yang dilaksanakan di kelurahan kulim kecamatan kulim. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menganalisis atau melihat gambaran kesehatan masyarakat di kelurahan kulim kecamatan kulim tahan 2022. Hasil pendataan di dapatkan 5 (lima) permasalahan bersama yang diangkat yaitu 1. Cek kesehatan 6 bulan sekali, 2. Tidak melakukan aktifitas fisik, 3. Tidak menggunakan masker, 4. Tidak mencuci tangan, 5. Tidak mengkonsumsi buah dan sayur. Sehingga untuk selanjutkan akan dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut Kata Kunci : Cek kesehatan 6 bulan sekali, Kesehatan Masyarakat
Program Pencegahan Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Dwi Sapta Aryantiningsih; Winda Parlin; Mercy Putri Ayu Silvia Zeaga; Rika Sri Wahyuni; Dendy Kharisna
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i1.635

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah. Kondisi hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Puskesmas yang memiliki cakupan pelayanan hipertensi paling rendah adalah Puskesmas Sapta Taruna sebesar 1,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas Sapta Taruna Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala puskesmas, penanggung jawab program, kader dan pasien yang terdiagnosa penyakit hipertensi. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek perencanaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Puskesmas Sapta Taruna sudah mencukupi. Dari aspek pelaksanaan, kegiatan Posbindu dilaksanaan bersamaan dengan kegiatan Posyandu Balita sehingga tidak optimal. Pada evaluasi, kegiatan evaluasi program hipertensi dilaksanakan pada rapat.
Situasi Kesehatan Masyarakat di Desa Kemang Indah Tahun 2021 Suryani suryani; Rahmi Pramulia Fitri; kursiah warti ningsih; Roza Asnel; Winda Parlin; Dwi Sapta Aryantiningsih
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Radisi Vol 1 No 3 (2021): Desember
Publisher : Yayasan Kajian Riset dan Pengembangan RADISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/pkmradisi.v1i3.50

Abstract

Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat tahun 2025 ini meningkatkan derajat kesehatan menjadi salah satu fokus pembangunan dibidang kesehatan mewujudkan masyarakat yang sehat, pembangunan bidang kesehatan diarahkan kepada semua lapisan masyarakat mewujudkan Visi Indonesia  Sehat 2025. Peran sebagai tenaga kesehatan berkewajiban untuk memfasilitasi dalam pencapaian tujuan tersebut. Oleh karena itu, dilaksanakan penilaian masalah kesehatan yang berlangsung dari tanggal 25 Januari 2021 sampai dengan 9 Februari 2021 yang dilaksanakan di Desa Kemang Indah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menganalisis atau melihat gambaran kesehatan masyarakat di Desa Kemang Indah tahun 2021. Hasil pendataan di dapatkan 5 (lima) permasalahan bersama yang diangkat yaitu 1. Pengelolaan Sampah, 2. Kebiasaan menggantung pakaian, 3. Kondisi Gigi anak yang tidak sehat, 4. Cara memasak sayur yang salah, 5. Anak tidak mencuci tangan setelah keluar kamar mandi. Sehingga untuk selanjutkan akan dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut
Pemberdayaan Pekerja Dalam Penggunaan Full Body Harnes Saat Bekerja Di Ketinggian Suryani; Rahmi Pramulia; Kursiah Warti Ningsih; Roza Asnel; Winda Parlin; Dwi Sapta; Annisa Wahdaniya; Yessi Azwar
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Radisi Vol 2 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Yayasan Kajian Riset dan Pengembangan RADISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/pkmradisi.v2i2.141

Abstract

Manajemen risiko harus diterapkan di semua industri. Manajemen risiko adalah upaya mengelola risiko secara terencana, menyeluruh dan terstruktur untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang tidak diinginkan dengan sistem yang tepat. Banyak pekerja yang lalai dalam melakukan pekerjaan di ketinggian, salah satunya kurangnya kesadaran dalam penggunaan full body harness. Karena ada beberapa kejadian yang mengindikasikan kelalaian pekerja dalam melakukan pekerjaan di ketinggian. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran pekerja dalam penggunaan full body harness untuk menurunkan risiko kecelakaan kerja di ketinggian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara salah satu penyebab kurangnya kesadaran pekerja adalah karena pengetahuan pekerja yang kurang terhadap risiko pada pekerjaan ketinggian dan kurangnya pengetahuan dalam penggunaan full body harness yang benar. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja tentang risiko bekerja di ketinggian dan pentingnya penggunaan full body harness serta cara penggunaannya yang benar sehingga pekerja dapat menggunakan full body harness dengan benar untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja terutama pada pekerja di ketinggian.