Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SEMEN TRIKALSIUM SILIKAT SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF UNTUK PENATALAKSANAAN HIPERSENSITIF DENTIN (Kajian Pustaka) Deviyanti, Sinta
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.852

Abstract

Hipersensitif dentin adalah rasa sakit yang timbul khususnya sebagai respon terhadap rangsangan suhu, uap, kimiawi, taktil atau osmotik pada dentin yang terbuka. Hal ini berkaitan dengan terbukanya dentin karena hilangnya email oleh proses abrasi, erosi atau terbukanya permukaan akar gigi akibat resesi gusi atau perawatan periodontal. Rangsanganrangsangan ini akan menyebabkan pergerakan cairan dentin di dalam tubuli dentin yang terbuka sehingga menimbulkan eksitasi saraf dan rasa sakit. Rasa sakit yang timbul pada hipersensitif dentin memiliki variasi sifat yang ekstrim mulai dari kisaran intensitas tidak nyaman sampai sakit sekali. Meskipun berbagai pilihan perawatan menyatakan keberhasilannya dalam menghilangkan keluhan hipersensitif dentin, saat ini belum ada satupun bahan desensitisasi yang dianggap ideal untuk penatalaksanaan kondisi ini. Semen trikalsium silikat kini telah diperkenalkan sebagai bahan kedokteran gigi yang bersifat bioaktif dan biokompatible. Reaksi hidrasi dari semen trikalsium silikat dengan air akan membentuk kalsium hidrat silikat dan reaksi pengerasan. Selama proses hidrasi, bahan ini tetap mampu meresap ke dalam tubuli dentin dan berpotensi memicu penutupan tubuli melalui pengendapan kristal hiroksiapatit. Penutupan tubuli dentin merupakan hal utama yang penting untuk desensitisasi. Penelitian secara in vitro pada semen kalsium silikat telah menunjukkan efektivitasnya dalam mengurangi permeabilitas dentin dan penutupan tubuli. Penggunaan semen trikalsium silikat secara klinis sebagai bahan desensitisasi, layak dipertimbangkan sebagai alternatif penatalaksanaan hipersensitif dentin.
POTENSI PENGGUNAAN PROTEIN REKOMBINAN FLIC (FLAGELLIN) UNTUK MENINGKATKAN IMUNOGENITAS VAKSIN DNA ANTI KARIES GIGI (Kajian Pustaka) Deviyanti, Sinta
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.853

Abstract

Karies gigi merupakan penyakit infeksi kronis yang menyebabkan pelarutan lokal dan kerusakan jaringan kalsifikasi gigi oleh aktivitas fermentasi dari bakteri terhadap karbohidrat yang dikonsumsi. Streptococcus mutans dianggap sebagai patogen utama pada karies gigi. Berbagai strategi pencegahan karies telah digunakan seperti penyuluhan kesehatan rongga mulut, kontrol plak secara mekanik dan kimia, aplikasi pit dan fissure sealant, penggunaan fluoride. Meskipun demikian, prevalensi karies gigi masih tetap tinggi diseluruh dunia. Upaya pencegahan karies terkini adalah melalui pengembangan vaksin DNA anti karies gigi. Vaksin merupakan bahan kekebalan tubuh biologis yang dirancang untuk menghasilkan perlindungan spesifik terhadap mikroorganisme patogen. Vaksin menstimulasi produksi antibodi pelindung dan mekanisme imun lainnya. Namun imunogenisitas yang rendah dari vaksin DNA, masih menjadi tantangan. Para peneliti menggunakan protein rekombinan FliC (flagellin) yang berasal dari Salmonela sebagai suatu ajuvan mukosa dan aktivator imun yang kuat untuk meningkatkan respon IgG (Imunoglobulin G) serum dan IgA (Imunoglobulin A) saliva. Peningkatan respon spesifik IgG serum dan IgA saliva oleh vaksin DNA yang dikombinasi dengan protein rekombinan FliC pada tikus melalui vaksinasi karies gigi intra nasal, memiliki keterkaitan dengan penghambatan kolonisasi Streptococcus mutans di permukaan gigi dan pengurangan lesi karies secara bermakna.
POTENSI LARUTAN CHITOSAN 0,2% SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN IRIGASI DALAM PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI Sinta Deviyanti
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v14i1.642

Abstract

Irigasi dan instrumentasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam perawatan saluran akar gigi. Penggunaan instrumen manual dan instrumen yang digerakkan mesin, akan menghasilkan smear layer yang menutupi dinding saluran akar dan tubuli dentin yang terbuka.Pembersihkan debridement secara menyeluruh serta pembersihan smear layer merupakan landasan untuk mencapai keberhasilan perawatan saluran akar gigi. Irigasi dengan sodium hipoklorit (NaOCl) yang dikombinasi dengan bahan khelasi seperti Ethylenediaminetetraacetic (EDTA) telah direkomendasikan untuk pembersihan komponen organik dan komponen inorganik dari smear layer secara efektif. Namun, EDTA dapat bersifat erosif terhadap dentin, konsekuensinya mempengaruhi sifat kekerasan, permeabilitas dan pelarutan dentin di bagian dalam akar gigi. Penggunaan NaOCl tidak mampu membersihkan smear layer, karena hanya efektif terhadap debris organik. Oleh karena itu,dibutuhkan penelitian untuk mencari larutan irigasi yang lebih kompatibel, efesien membersihkan smear layer dan menyebabkan erosi dentin yang lebih rendah. Saat ini, chitosan telah diteliti di bidang kedokteran gigi.Chitosan adalah polisakarida alamiah, berasal dari deasetilasi chitin yang terdapat pada cangkang kepiting dan udang. Chitosan memiliki kemampuan khelasi, biokompatibel, biodegradasi, bioadhesi dan tidak toksik terhadap tubuh manusia. Hasil-hasil penelitian terbaru telah menyimpulkan bahwa irigasi akhir dengan larutan Chitosan 0,2% setelah irigasi dengan larutan NaOCl, lebih efesien dalam membersihkan smear layer dibanding bahan irigasi lainnya dan menyebabkan erosi lebih sedikit pada dentin akar gigi. Chitosan dapat dipertimbangkan sebagai alternatif bahan irigasi dalam perawatan saluran akar gigi karena memiliki kemampuan khelasi pada dentin saluran akar gigi.
SEMEN TRIKALSIUM SILIKAT SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF UNTUK PENATALAKSANAAN HIPERSENSITIF DENTIN (Kajian Pustaka) Sinta Deviyanti
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.852

Abstract

Hipersensitif dentin adalah rasa sakit yang timbul khususnya sebagai respon terhadap rangsangan suhu, uap, kimiawi, taktil atau osmotik pada dentin yang terbuka. Hal ini berkaitan dengan terbukanya dentin karena hilangnya email oleh proses abrasi, erosi atau terbukanya permukaan akar gigi akibat resesi gusi atau perawatan periodontal. Rangsanganrangsangan ini akan menyebabkan pergerakan cairan dentin di dalam tubuli dentin yang terbuka sehingga menimbulkan eksitasi saraf dan rasa sakit. Rasa sakit yang timbul pada hipersensitif dentin memiliki variasi sifat yang ekstrim mulai dari kisaran intensitas tidak nyaman sampai sakit sekali. Meskipun berbagai pilihan perawatan menyatakan keberhasilannya dalam menghilangkan keluhan hipersensitif dentin, saat ini belum ada satupun bahan desensitisasi yang dianggap ideal untuk penatalaksanaan kondisi ini. Semen trikalsium silikat kini telah diperkenalkan sebagai bahan kedokteran gigi yang bersifat bioaktif dan biokompatible. Reaksi hidrasi dari semen trikalsium silikat dengan air akan membentuk kalsium hidrat silikat dan reaksi pengerasan. Selama proses hidrasi, bahan ini tetap mampu meresap ke dalam tubuli dentin dan berpotensi memicu penutupan tubuli melalui pengendapan kristal hiroksiapatit. Penutupan tubuli dentin merupakan hal utama yang penting untuk desensitisasi. Penelitian secara in vitro pada semen kalsium silikat telah menunjukkan efektivitasnya dalam mengurangi permeabilitas dentin dan penutupan tubuli. Penggunaan semen trikalsium silikat secara klinis sebagai bahan desensitisasi, layak dipertimbangkan sebagai alternatif penatalaksanaan hipersensitif dentin.
POTENSI PENGGUNAAN PROTEIN REKOMBINAN FLIC (FLAGELLIN) UNTUK MENINGKATKAN IMUNOGENITAS VAKSIN DNA ANTI KARIES GIGI (Kajian Pustaka) Sinta Deviyanti
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.853

Abstract

Karies gigi merupakan penyakit infeksi kronis yang menyebabkan pelarutan lokal dan kerusakan jaringan kalsifikasi gigi oleh aktivitas fermentasi dari bakteri terhadap karbohidrat yang dikonsumsi. Streptococcus mutans dianggap sebagai patogen utama pada karies gigi. Berbagai strategi pencegahan karies telah digunakan seperti penyuluhan kesehatan rongga mulut, kontrol plak secara mekanik dan kimia, aplikasi pit dan fissure sealant, penggunaan fluoride. Meskipun demikian, prevalensi karies gigi masih tetap tinggi diseluruh dunia. Upaya pencegahan karies terkini adalah melalui pengembangan vaksin DNA anti karies gigi. Vaksin merupakan bahan kekebalan tubuh biologis yang dirancang untuk menghasilkan perlindungan spesifik terhadap mikroorganisme patogen. Vaksin menstimulasi produksi antibodi pelindung dan mekanisme imun lainnya. Namun imunogenisitas yang rendah dari vaksin DNA, masih menjadi tantangan. Para peneliti menggunakan protein rekombinan FliC (flagellin) yang berasal dari Salmonela sebagai suatu ajuvan mukosa dan aktivator imun yang kuat untuk meningkatkan respon IgG (Imunoglobulin G) serum dan IgA (Imunoglobulin A) saliva. Peningkatan respon spesifik IgG serum dan IgA saliva oleh vaksin DNA yang dikombinasi dengan protein rekombinan FliC pada tikus melalui vaksinasi karies gigi intra nasal, memiliki keterkaitan dengan penghambatan kolonisasi Streptococcus mutans di permukaan gigi dan pengurangan lesi karies secara bermakna.
POTENSI NONKARIOGENIK EKSTRAK DAUN Stevia rebaudianaBertoni SEBAGAI PEMANIS ALAMI PENGGANTI GULA Sinta Deviyanti
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 8, Nomor 3, Desember 2021
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/jbd.v8i3.876

Abstract

Introduction: Dental caries is a disease that is produced by the dissolution of local chemical surfaces of the teeth caused by product of microbial fermentation from dietary carbohydrates in the biofilm that attached to the teeth. Sugar especially sucrose is the most important dietary factors in the etiology of dental caries. Dietary modification have been recommended in order to reduce the fermentable carbohydrate intake needed by the cariogenic microorganism in order to produce acid. The used of sugar substitutes is a common procedure to reduce caries risk. Stevia rebaudiana Bertoni leaves extract is a natural sweetener which is used as a sugar substitute. The aim of this literature review is to study the noncariogenic potencially of Stevia rebaudiana Bertoni leaves extracts as natural sweetener. Review: Stevia rebaudiana Bertoni leaves extract is a non caloric natural sweetener alternative source to traditional sugar (sucrose) with diterpene glycosides are responsible for its high sweetening taste ranging 250-400 times sweeter as compare to sucrose. Studies have revealed the noncariogenic potential of Stevia leaves extract because its non fermentable, improved the pH biofilm, pH saliva and buffering capacity of the saliva in a high caries risk patient and reduce cariogenic organisms in biofilm and saliva. Stevia rebaudiana Bertoni leaves extracts also have been scientifically proven to be safe and effective to protection against dental caries because of its less demineralization email as compared to sucrose. Conclusions: Stevia rebaudiana Bertoni leaves extracts as natural sweetener has a excellent noncariogenic potency
Cariogenic Antibacterial Potential of Stevia rebaudiana Bertoni Leaves Extract Against Lactobacillus acidophilus Sinta Deviyanti
Nusantara Science and Technology Proceedings 2nd Basic and Applied Science Conference (BASC) 2022
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2022.2514

Abstract

Dental caries is a chronic infectious disease in hard tooth tissues with various factors etiology. The prevalence of dental caries in Indonesia is relatively high. One of the factors of dental caries etiology is cariogenic bacteria known as Lactobacillus acidophilus. These type of bacteria is acidogenic, aciduric, and can adhere to tooth enamel by synthesizing sticky glucan from sucrose to form dental biofilms. The existence of these bacteria in saliva proved to be contributing to the frequency and activity of dental caries, therefore it is important to inhibit their growth to prevent caries. Stevia rebaudiana Bertoni leaves extract is now being developed as an alternative to overcome the problems that are still encountered with the chlorhexidine, as the gold standard for controlling dental biofilms. The review aims to explain the cariogenic antibacterial potential of Stevia rebaudiana Bertoni leaves extract against Lactobacillus acidophilus. Literature search was carried out with sources from the EBSCO, PubMed, and ResearchGate database from the year 2012 to 2022 employing relevant keywords akin to the article titles. Antibacterial activity of Stevia rebaudiana Bertoni leaves extract in various solvents has been shown to be effective against Lactobacillus acidophilus. In this case, it may be due to the content of bioactive components of Stevia leaves extract, such as flavonoids, alkaloids, saponins, sterols, and tannins. Stevia rebaudiana Bertoni leaaves extract has the potential to inhibit the growth of Lactobacillus acidophilus hence, can be used as a natural alternative antibacterial agent to prevent dental caries
POTENSI ANTIMIKROBA PHOTO ACTIVATED DISINFECTION TERHADAP Enterococcus faecalis PADA PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI Sinta Deviyanti
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.82 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13623

Abstract

Disinfeksi sistem saluran akar gigi sangat penting dalam perawatan saluran akar gigi. Instrumenmekanik dan agen desinfeksi atau larutan irigasi seperti NaOCL tidak efektif mengurangi jumlahbakteri di dalam saluran akar yang terinfeksi karena anatomi akar gigi yang kompleks. Kegagalanperawatan endodontik sering meninggalkan bakteri di sistem saluran akar gigi. Enterococcus faecalismerupakan salah satu mikroorganisme terpenting yang bertanggungjawab pada kegagalan perawatansaluran akar gigi. Bakteri ini kebal terhadap agen antimikroba dan mampu berkoloni membentukbiofilm di saluran akar gigi. Saat ini perangkat baru seperti photoactivated disinfection telah dicobauntuk disinfeksi saluran akar gigi. Photoactivated disinfection merupakan strategi antimikroba yangmenggunakan energi laser berkekuatan rendah untuk mengaktivasi suatu pewarna tidak toksik yangdiaktivasi sinar (photosensitizer). Energi yang dipindahkan dari photosensitizer teraktivasi ke oksigenyang tersedia, akan membentuk oksigen singlet sebagai spesies oksigen toksik. Spesies oksigen yangsangat reaktif secara kimia ini dapat merusak membran dan DNA bakteri patogen. Beberapapenelitian menunjukkan bahwa photoactivated disinfection dapat efektif mengurangi E.faecalis didalam saluran akar selama prosedur antimikroba bila digunakan bersama dengan prosedur disinfeksikonvensional untuk sterilisasi saluran akar. Photoactivated disinfection merupakan pendukung untukprotokol standar disinfeksi saluran akar gigi.Kata kunci: photoactivated disinfection, Enterococcus faecalis, perawatan saluran akar.
Pengaruh Kecemasan Terhadap Suhu Tubuh Mahasiswa FKG UPDM (B) Jakarta Nasyrah, Billah; Ferhad, Adibah; Deviyanti, Sinta; Herawati, Margaretha
M-Dental Education and Research Journal Vol 3, No 2 (2023): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikis. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas mengalami kecemasan sebanyak 19 juta orang. Salah satu penyebab kecemasan bagi mahasiswa adalah ujian. Paparan terhadap kecemasan akan menghasilkan respon tubuh termasuk perubahan suhu tubuh. Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh kecemasan terhadap suhu tubuh sebelum dan setelah melaksanakan ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian sebelum dan setelah (pretest-posttest). Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan jumlah 60 sampel dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data diambil sebelum dan setelah melakukan ujian dengan pengukuran suhu tubuh dan pengisian kuesioner. Hasil: Hasil dari 60 sampel (p=0,1) didapatkan 91,7% subjek mengalami kecemasan ringan sebelum melaksanakan ujian dan 98,3% subjek mengalami kecemasan ringan setelah melaksanakan ujian. Terjadi perubahan nilai kecemasan pada mahasiswa sebelum dan setelah melaksanakan ujian. Kesimpulan: Terdapat pengaruh kecemasan terhadap suhu tubuh sebelum dan setelah melaksanakan ujian pada mahasiswa FKG UPDM(B) Jakarta.
Effect of 100% Chamomile Extract on The Number of Staphylococcus Aureus Bacterial Colonies in Orthodontic Bracket (In Vitro Study) Prasetyadi, Tjokro; Deviyanti, Sinta; Maharani, Karlina Rahma
YARSI Dental Journal Vol. 1 No. 2 (2024): YARSI DENTAL JOURNAL
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ydj.v1i2.160

Abstract

Abstract Background: Fixed orthodontic appliances in malocclusion treatment consist of several components. Bracket components in fixed orthodontic appliances cause side effects such as gingivitis due to retention of Staphylococcus aureus bacterial plaque. Chamomile flower extract contains antibacterial compounds, α-bisabolol. Objective: To analyze 100% chamomile extract effectiveness of Staphylococcus aureus bacteria colonies in orthodontic bracket. Methods: This study using post test only control group design. Chamomile extract procure from percolation methods. Eighteen orthodontic brackets were divided into three groups, soaked in artificial saliva for 1 hour, contaminated with Staphylococcus aereus, then immersed in 100% chamomile flower extract solution, 0,2% chlorhexidine (positive control), and aquadest (negative control) for 30 minutes. Total of 0,1 ml of multilevel serial dilution from three different groups was dripped and streaked onto Brain heart infusion agar, incubated for 24 hours at 37oC for further colony counting tests. Results: S. aureus bacteria colonies in orthodontic bracket group with 100% chamomile flower extract solution was not significantly different from 0,2% chlorhexidine group (p>0,05), but significantly lower than aquadest group (p<0,05). Conclusion: The 100% chamomile extract solution as effective as Chlorhexidine 0,2% in reducing number of Staphylococcus aureus colonies in orthodontic braket. Keywords: Staphylococcus aureus, the 100% chamomile extract, Chlorhexidine 0,2%, orthodontic brackets.