Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SISTEM PENDINGIN MENGGUNAKAN THERMO-ELECTRIC COOLER DENGAN KONTROLER PROPORTIONAL-INTEGRALDERIVATIVE Indrawan, Wisnu; Suryono, Suryono
BERKALA FISIKA Vol 22, No 2 (2019): Berkala Fisika Vol. 22 No. 2 Tahun 2019
Publisher : BERKALA FISIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.754 KB)

Abstract

The cooling is one of the processes can be used for various types of applications, starting from maintaining food industry products and medical products such as drugs and vaccines. The cooling process now still uses compression-based preservation technology using cooling gas. The types of cooling gas used are R134a and R600a, however the R134a contains HFCs which has been banned for used and the R600a contains HF gas which can reduce the ozone layer. The current study designed hardware and software that is applied to thermoelectric coolers(TEC), i.e. it was designed a device used for the air conditioning system using a thermoelectric cooler with a Proportional Integral Derivative (PID) controller. This system used several tools such as temperature sensors, transistor with TIP31 type, bluetooth module, fan, and ATSAM3X8E microcontroller. In this study, temperature control was carried out based on the desired set-point temperature and temperature of the sensor. From this study, it can be found that the greater value of the voltage given, the greater the value of the Pulse Wave Modulation (PWM) will be produced. The higher value of PWM, the faster the temperature decreases in the cooler. From several tests, it can be concluded that the values of proportional control parameter (Kp) of 2.55, integral control parameter (Ki) of 100 and deferential controlparameter (Kd) of 200, more stable graph is obtained and close to the set-point value, with anerror value of 2.86%.Keywords : Cooling, thermoelectric, gas, controller, temperature
KAJIAN TERMODINAMIKA ETANOL SEBAGAI REFRIGERAN PADA SIKLUS KOMPRESI UAP Indrawan, Wisnu; Widjaya, Christian; Maznah, Fina
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 6 No. 2 (2025): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16973298

Abstract

Pencarian refrigeran alternatif yang ramah lingkungan terus menjadi prioritas utama dalam industri pendingin dan tata udara, didorong oleh kebutuhan untuk menggantikan refrigeran konvensional yang memiliki Potensi Pemanasan Global (GWP) tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis komparatif terhadap karakteristik kinerja termodinamika etanol sebagai refrigeran alternatif dibandingkan dengan refrigeran konvensional, yaitu R22, R134a, R32, dan R290. Analisis dilakukan berdasarkan data kinerja yang diperoleh dari sistem refrigerasi kompresi uap standar. Parameter utama yang dievaluasi adalah Koefisien Performansi (COP) sebagai fungsi dari temperatur evaporator dan efisiensi isentropik kompresor sebagai fungsi dari COP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai COP untuk semua fluida kerja meningkat secara linear dengan kenaikan temperatur evaporator. Menariknya, pada temperatur evaporator yang sama, etanol menunjukkan nilai COP sistem yang sangat sebanding dengan keempat refrigeran konvensional lainnya. Namun, analisis lebih lanjut pada kinerja kompresor mengungkapkan perbedaan yang signifikan. Untuk setiap nilai COP yang dicapai, efisiensi isentropik kompresor saat menggunakan etanol secara konsisten jauh lebih rendah, dengan penurunan efisiensi tercatat sekitar 15-20% dibandingkan dengan refrigeran lainnya. Penurunan efisiensi kompresor ini mengindikasikan bahwa untuk menghasilkan efek pendinginan yang sama, kompresor memerlukan input kerja aktual yang lebih besar saat menggunakan etanol. Hal ini berpotensi menyebabkan konsumsi energi keseluruhan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun etanol menunjukkan COP sistem yang sebanding, kinerjanya secara signifikan terdegradasi oleh inefisiensi pada tahap kompresi, menjadikannya alternatif yang kurang efisien dibandingkan R22, R134a, R32, dan R290 dalam kondisi operasi yang diuji.