Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EVALUASI KERAGAMAN DAN POTENSI GENETIK 7 GENOTIPA TERUNG (Solanum melongena L.) Lestari, Shanti Budi; Pratamaningtyas, Suslam; Sugiarti, Untung
Agrika Vol 10, No 1: Mei 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.337 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i1.446

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi karakter-karakter tanaman terung yang memiliki pengaruh genetik besar. Penelitian telah dilaksanakan di Pare, Kabupaten Kediri pada Bulan September - November 2015. Sebanyak 7 genotipa diuji dalam rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Masing-masing genotipa terdiri dari 10 tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa karakter panjang daun, panjang tangkai daun, panjang tangkai buah, hari berbunga, hari berbunga 50%, panjang buah, diameter buah dan berat per buah memiliki nilai taksir heritabilitas yang tinggi. Sedangkan karakter tinggi tanaman dan umur panen menunjukkan heritabilitas yang rendah. Karakter-karakter yang memiliki heritabilitas tinggi menunjukkan perbedaan positif dan nyata antar genotipa.
PENGARUH VARIETAS DAN TEKNIK PERBANYAKAN BIBIT TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN MATA TUNAS TANAMAN TEBU Prasadhana Deka Sukoco; Tri Wardhani; Suslam Pratamaningtyas
Agrika Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.456 KB) | DOI: 10.31328/ja.v11i2.490

Abstract

Dalam pengolahan tebu menjadi gula dibutuhkan tanaman tebu yang berkualitas dan tanaman tebu yang berkualitas diperoleh dari bibit tebu yang berkualitas dan kuantitasnya mencukupi. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh metode pembibitan tebu pada tiga varietas tebu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAK) Faktor pertama yaitu varietas (V) yang terdiri dari tiga varietas yang berbeda umur panennya, yaitu V1: varietas yang memiliki umur genjah (varietas PS 881); V2: varietas yang memiliki umur tengah (varietas PSJK 922); dan V3: varietas yang memiliki masa panen akhir (varietas Bulu Lawang). Faktor kedua adalah teknik perbanyakan bibit yang terdiri dari 3 level, yaitu T1 (single bud planting), T2 (bagal mata) dan T3 (bud set). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati, tetapi teknik perbanyakan bibit berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun dan kecepatan tumbuh tunas pada 15 HST, serta berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada umur 29 HST. Kata kunci: bibit tebu, perbanyakan tunas, varietas
FITOREMEDIASI MERKURI DARI TANAH TERCEMAR LIMBAH BEKAS TAMBANG EMAS RAKYAT DENGAN RUMPUT TEKI (Cyperus kyllingia) Yudha Ade Candra; suslam Pratamaningtyas; Yuni Agung Nugroho
Agrika Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.169 KB) | DOI: 10.31328/ja.v13i1.988

Abstract

Polusi lingkungan akibat kegiatan penambangan dapat dikurangi dengan fitoremediasi. Cyperus kyllingia adalah salah satu tanaman hyperaccumulator yang dapat mengurangi kadar logam berat seperti Hg di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menanam C. kyllingia dalam polybag 5 kg dengan perbandingan 70%: 30% tanah dan tailing emas. Tailing emas dibagi menjadi dua jenis, Sianidasi (T1) dan Amalgamasi (T2). Pada 53 DAP, ligan natrium sianida (NaCN) ditambahkan dengan 2 ligan berbeda, 4g dan 8g dalam tanah. Cyperus kyllingia menyerap 89,97 mg / kg Hg pada kanopi dan 78,21 mg / kg Hg pada akar. Penambahan ligan Natrium sianida (NaCN) dapat meningkatkan penyerapan Hg oleh C. kyillinga. Penyerapan Hg pada tanaman dengan penambahan ligan lebih tinggi daripada tanaman tanpa penambahan ligan.
PENGARUH MACAM PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS HIBRIDA (Zea mays saccharata) DI DATARAN TINGGI KOTA BATU Arin Candra Setiawati; Elik Murni Ningtias Ningsih; Suslam Pratamaningtyas
Agrika Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.469 KB) | DOI: 10.31328/ja.v11i2.484

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan serapan unsur hara N, P, K pada tanaman jagung dengan pemberian pupuk bokasi seresah jagung dan pupuk anorganik. Hipotesa penelitian diduga terdapat interaksi antara pemberian pupuk bokasi seresah jagung dan pemberian pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan serapan unsur hara pada tanaman jagung manis hibrida. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Binangun Kecamatan Bumiaji Kota Batu, dengan ketinggian tempat 900 dpl, mulai November 2016 hingga selesai. Perlakuan pada penelitian menggunakan faktorial, dengan 2 faktor yaitu: Faktor 1 : Perlakuan pupuk anorganik tunggal yaitu PI: tanpa Pupuk, P2: pupuk N,P,K dosis ½ dari dosis penuh (N: 62,5 kg/ha P: 50 kg/ha K: 37,5 kg/ha) P3: pupuk N,P,K dosis 3/4 kali dari dosis penuh (N: 93,75 kg/ha P: 75 kg/ha K: 56,25kg/ha) , P4: pupuk N,P,K dosis Penuh (N: 125 kg/ha P: 100 kg/ha K: 75 kg/ha) dan Faktor 2: Perlakuan Pupuk Bokashi Seresah Jagung yaitu B1 : Tanpa pupuk, B2 : Pupuk Bokashi (dosis 10 ton/ha), B3 : Pupuk Bokashi (dosis 20 ton/ha), B4 : Pupuk Bokashi (dosis 30 ton/ha). Data pengamatan dianalisa dengan ANOVA dilanjutkan uji beda nata Tukey HSD (BNJ 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil produksi tertinggi pada perlakuan P4B4 dan perlakuan P2B1.
POTENSI KOMBINASI KONSORSIUM MIKROORGANISME INDIGEN DAN LIMBAH BUDIDAYA PADI DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI Suslam Pratamaningtyas; Tri Wardhani; S Suprihana; Ekky Zanuar
Agrika Vol 12, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.093 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i2.768

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi konsorsium mikroorganisme indigen yang dikombinasikan dengan penambahan limbah budidaya padi berupa jerami terfermentasi, sekam bakar dan abu sekam. Penambahan konsorsium mikroorganisme dalam 3 tingkat kerapatan 105, 106, 107 CFU yang dikombinasikan dengan 3 macam bahan organik berupa limbah budidaya padi dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman uji (Brassica juncea). Penelitian menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh waktu penelitian yang kurang panjang, umur tanaman uji yang hanya 1 bulan, sehingga belum ada interaksi positif yang terjadi antara penambahan bahan organik dengan konsorsium mikroorganisme indigen yang diberikan. Kata kunci: konsorsium, indigen, CFU, limbah, terfermentasi
BIODEGRADASI SURFAKTAN LINEAR ALKYLBENZENE SULFONATE (LAS) OLEH Pseudomonas sp. DARI EKOSISTEM IRIGASI SEKUNDER TERCEMAR DETERJEN DI KOTA BATU Andik Kurniawan; Suslam Pratamaningtyas; Untung Sugiarti
Agrika Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.729 KB) | DOI: 10.31328/ja.v11i1.452

Abstract

Konsentrasi LAS pada saluran irigasi sekunder selama Bulan Februari-Maret 2016 sebesar 4,57 mg/l. Jumlah tersebut melebihi ambang batas LAS yaitu 0,5 mg/l. Dari saluran irigasi sekunder tersebut berhasil diisolasi dua isolat biakan murni dan diidentifikasi sebagai Pseudomonas sp. 1 dan 2. Hasil uji biodegradasi menunjukkan bahwa Pseudomonas sp. 1 (P.1), Pseudomonas sp. 2 (P.2) serta konsorsium bakteri Pseudomonas sp. (P.3) mampu mendegradasi LAS sebesar 70% pada 10 hari masa inkubasi. Sementara isolat konsorsium bakteri P (3) mampu mendegradasi LAS hingga 100 % pada hari ke-21 inkubasi. Berdasarkan penurunan persentase kadar LAS selama masa inkubasi bakteri dan kenaikan densitas sel bakteri, seluruh isolat dapat mendegradasi LAS dengan baik. Yang lebih penting lagi, seluruh isolat bakteri tidak bersifat patogen pada bibit tanaman padi varietas IR 64.
PENGARUH METODE MASERASI JAZZAR DAN BALAFIF DALAM MEMPEROLEH EKSTRAK AIR DAUN MINDI (Melia azedarach L.) SEBA GAI INSEKTISIDA BOTANI PADA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) Zainul Al Amin; Tri Wardhani; Suslam Pratamaningtyas
Agrika Vol 10, No 2: November 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.576 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i2.458

Abstract

Pada proses pengekstrakan daun mindi terdapat prosedur maserasi yang berbeda dalam tahap pemanasan sebagaimana dilakukan terdapat pada prosedur Jazzar dan Balafif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedua prosedur maserasi dan konsentrasi ekstrak air daun mindi terhadap larva ulat grayak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kom binasi Jazzar dengan konsentrasi ekstrak air daun mindi 100% mengakibatkan intensitas serangan ulat grayak yang paling kecil tetapi tidak berbeda dengan perlakuan prosedur Balafif dengan konsentrasi 80% ekstrak air daun mindi. Kombinasi prosedur Jazzar dengan konsentrasi 20% mengakibatkan intensitas serangan ulat grayak yang paling besar dan perlakuan ini tidak berbeda dengan kombinasi perlakuan lainnya. Dalam hal mortalitas ulat grayak dan penghambat pertumbuhan ulat grayak, kombinasi perlakuan tidak mengakibatkan pengaruh yang nyata. Kata Kunci : Ekstrak air daun mindi, insektisida botani, ulat grayak, prosedur Jazzar, prosedur Balafif
PENERAPAN AQUAPONIK DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN LELE PADA UNIT USAHA PONDOK PESANTREN KOTA MALANG Abdul Halim; Suslam Pratamaningtyas
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 4 No. 1 (2020): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v4i1.2020.1-7

Abstract

Tarbiyatul Iman Islamic Boarding School (PPTI) located on Jalan Perum Srigading Dalam Kav 11 Malang has a catfish breeding business under the name "Catfish PPTI". The catfish farmers group is a partner in the community partnership program (PKM). The partner group is hoping for good management of fish culture production. The appropriate technology is technology in cultivating fish with a "Bionic" system that combines organic fish farming with organic vegetable plants in limited lands, with the intention of feeding and place efficiency and operational costs. The implementation of PKM in Tarbiyatul Iman Islamic Boarding School (PPTI) begins with coordination with the management. PPTI already has 2 catfish ponds which have been managed as they are as learning media for students. With the existence of this PKM, the number of ponds owned by PPTI has become 7 ponds, plus the installation of aquaponics with a pot system and pipes. There are two aquaponic system models implemented in PPTI, namely the first model where vegetables are grown in pots filled with planting media consisting of gravel / zeolite and husks. Pond water is channeled into plant pots which are arranged on top of a pool and flows out into the pond. While the second model is pond water flowed into PVC pipes, where the pipes are perforated and filled with plants that have been planted in a net pot and the water will be re-inserted into the fish pond. AbstrakPondok Pesantren Tarbiyatul Iman (PPTI) yang berlokasi di Jalan Perum Srigading Dalam Kav 11 Malang mempunyai unit usaha budidya ikan lele dengan nama “Lele PPTI”. Kelompok pembudidaya ikan lele ini merupakan mitra program kemitraan masyarakat (PKM). Kelompok mitra mengharapkan manajemen produksi budidaya ikan yang baik. Teknologi tepat guna tersebut adalah teknologi membudidayakan ikan dengan sistem” Bionic” yaitu menggabungkan budidaya ikan secara organik dengan tanaman sayur organik di lahan terbatas, dengan maksud efisiensi pakan, tempat, serta biaya operasional. Pelaksanaan PKM di Pondok Pesantren Tarbiyatul Iman (PPTI) diawali koordinasi dengan para pengurus. PPTI sudah memiliki 2 buah kolam ikan lele yang selama ini dikelola apa adanya sebagai media pembelajaran bagi santri. Dengan adanya PKM ini, jumlah kolam yang dimiliki PPTI menjadi 7 buah kolam, ditambah dengan instalasi aquaponik sistem pot dan pipa. Ada dua model system aquaponik yang diterapkan, yaitu pertama dimana sayuran ditanam dalam pot yang diisi media tanam yang terdiri dari batu kerikil/zeolite dan sekam. Air kolam dialirkan ke pot-pot tanaman yang disusun di atas kolam ikan dan mengalir keluar kembali masuk ke kolam. Model kedua adalah air kolam dialirkan ke dalam pipa-pipa PVC, pipa-pipa tersebut dilubangi dan diisi tanaman yang telah disemaikan pada net pot dan air akan kembali dimasukkan ke dalam kolam ikan.
POTENSI APLIKASI SUBSTANSI KONSORSIUM MIKROORGANISME INDIGEN (MOI) UNTUK MEMPERBAIKI PRODUKSI MICROGREENS Suslam Pratamaningtyas; Tri Wardhani; Suprihana Suprihana
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2019 "Inovasi Cerdas dan Teknologi Hijau untuk Industri 4.0"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.818 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman benih dalam substansi mikroorganisme indigen (MOI) terhadap peningkatan kualitas dan produksi microgreens pakchoi dengan metode uji daya kecambah diatas kertas.  Ada 5 perlakuan yang diberikan, yaitu: P0= perendaman dalam air saja (sebagai kontrol); P1= perlakuan pre-chilling (perlakuan pendinginan dengan dimasukkan ke dalam freezer selama 2 x 24 jam); P2= perendaman dalam substansi mikroorganisme indigen dengan kerapatan 105 CFU (Colony Forming Unit); P3= perendaman benih dalam substansi mikroorganisme indigen dengan kerapatan 106 CFU dan P4= perendaman benih dalam substansi mikroorganisme indigen dengan kerapatan 107 CFU.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih dengan substansi mikroorganisme indigen pada kerapatan tinggi (107) berakibat tertundanya atau terhambatnya pertumbuhan microgreens sawi pada awal pengamatan.  Pada saat panen, perlakuan P3 menghasilkan persentase benih tumbuh paling tinggi meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2.  Sedangkan perlakuan P4 menghasilkan microgreens dengan warna dan panjang paling seragam.
PENGARUH IMPERATA CYLINDRICA DAN CHROMOLAENA ODORATA TERHADAP TINGGI TANAMAN KAYU PUTIH (MELALEUCA CAJUPUTI) YANG BERUMUR 3 TAHUN DI KPH JOMBANG PERUM PERHUTANI Syela Ransy Tonapa; Tri Wardhani; Suslam Pratamaningtyas; Yuni Agung Nugroho
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isu dari penelitian yakni adanya gulma Imperata cylindrical dan Chromolaena odorata terhadap tinggi tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Imperata cylindrical dan Chromolaena odorata terhadap tinggi tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) di Perum Perhutani KPH Jombang Divisi Regional Jawa Timur. Metode dari penelitian yakni, pengambilan populasi data dilakukan dengan 7 larikan yang mana 1 larikan berisikan 21 tanaman dengan pengukuran tanaman kayu putih yaitu 3 x 1 meter dari tanaman satu ke tanaman lainnya, sedangkan sampel yang digunakan yakni jumlah pohon dalam setiap petak ukur adalah 147 pohon, yang mana dalam 1 Ha mewakili 1 petak ukur (PU), bersama dengan sampel tumbuhan yang digunakan terdiri atas 12 sampel Imperata cylindrical dan 29 sampel Chromolaena odorata. Analisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Uji T tidak berpasangan. Hasil pada penelitian ini diketahui bahwa analisis uji T yakni P>0.05, sehingga menegaskan bahwa pertumbuhan dari gulma Chromolaena odorata (70,7%) dan Imperata cylindrical (29,2%) tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman kayu putih secara signifikan karna kayu putih ditanam di area yang memiliki curah hujan 400-2.700 mm dengan tipe iklim C (iklim sedang) sampai D (iklim dingin), yang mana hal demikian akan menjamin kesediaan unsur hara yang melimpah.