Mutiara Rina Rahmawati Ruslan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof Dr. Moestopo (Beragama)

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PRO DAN KONTRA ANTARA HUBUNGAN MENYUSUI DAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) (Kajian Pustaka) Sebastian, Wulan Apridita; Mayasari, Yufitri; Ruslan, Mutiara Rina Rahmawati
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.854

Abstract

Karies awal pada masa kanak-kanak atau ECC adalah suatu bentuk awal dari karies gigi yang disebabkan oleh banyak faktor. Hal ini menjadi sasaran utama dalam menentukan promosi kesehatan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO), menyusui merupakan faktor penting untuk menurunkan angka kematian bayi dan malnutrisi. Air Susu Ibu (ASI) harus diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian ASI disertai Makanan Pendamping ASI (MPASI) hingga usia 2 tahun. Namun pemberian ASI masih merupakan perdebatan dikalangan peneliti, ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa pemberian ASI dalam waktu yang panjang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Early Childhood Caries (ECC). Salah satu penelitian di Jepang pada tahun 2011 menemukan hasil yang signifikan bahwa menyusui merupakan salah satu faktor risiko terjadinya ECC (p=0,0002;OR=6,373). Penelitian lainnya di tahun yang sama menunjukkan 20,7 % prevalensi karies memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI selama 18 bulan atau lebih. Penelitian di Indonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa pemberian ASI dalam jangka waktu yang lama merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karies (p<0,0001;OR=1.69). Hasil penelitian yang berlawanan pada tahun 2012, menunjukkan kelompok yang tidak diberi ASI mempunyai risiko 4 kali lebih besar untuk menderita ECC dibandingkan dengan bayi yang masih diberi ASI. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menelaah berbagai penelitian maupun studi ilmiah tentang pro dan kontra hubungan ASI dan ECC. Data yang diperoleh dikumpulkan dari berbagai jurnal, database dan artikel seperti The Journal of The American Dental Association, PubMed, Medline dan BMC Oral Health.
PRO DAN KONTRA ANTARA HUBUNGAN MENYUSUI DAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) (Kajian Pustaka) Wulan Apridita Sebastian; Yufitri Mayasari; Mutiara Rina Rahmawati Ruslan
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.854

Abstract

Karies awal pada masa kanak-kanak atau ECC adalah suatu bentuk awal dari karies gigi yang disebabkan oleh banyak faktor. Hal ini menjadi sasaran utama dalam menentukan promosi kesehatan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO), menyusui merupakan faktor penting untuk menurunkan angka kematian bayi dan malnutrisi. Air Susu Ibu (ASI) harus diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian ASI disertai Makanan Pendamping ASI (MPASI) hingga usia 2 tahun. Namun pemberian ASI masih merupakan perdebatan dikalangan peneliti, ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa pemberian ASI dalam waktu yang panjang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Early Childhood Caries (ECC). Salah satu penelitian di Jepang pada tahun 2011 menemukan hasil yang signifikan bahwa menyusui merupakan salah satu faktor risiko terjadinya ECC (p=0,0002;OR=6,373). Penelitian lainnya di tahun yang sama menunjukkan 20,7 % prevalensi karies memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI selama 18 bulan atau lebih. Penelitian di Indonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa pemberian ASI dalam jangka waktu yang lama merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karies (p0,0001;OR=1.69). Hasil penelitian yang berlawanan pada tahun 2012, menunjukkan kelompok yang tidak diberi ASI mempunyai risiko 4 kali lebih besar untuk menderita ECC dibandingkan dengan bayi yang masih diberi ASI. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menelaah berbagai penelitian maupun studi ilmiah tentang pro dan kontra hubungan ASI dan ECC. Data yang diperoleh dikumpulkan dari berbagai jurnal, database dan artikel seperti The Journal of The American Dental Association, PubMed, Medline dan BMC Oral Health.
THE RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL HEALTH PERCEPTION AND DENTAL SERVICE UTILIZATION AMONG SCHOOL CHILDREN IN SOUTH JAKARTA Paulus Januar; Yufitri Mayasari; Mutiara Rina Rahmawati Ruslan
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v16i1.1016

Abstract

Latar belakang: utilisasi pelayanan kesehatan gigimerupakan faktor penting dalam kesehatangigi. Utilisasi pelayanan kesehatan gigi dipengaruhi persepsi dan pandangan pentingnya kesehatan gigi. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi mengenai kesehatan gigi dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi. Metode: Penelitian kualitatif potong lintang dilakukan pada 120 siswa dari 12 SD di Jakarta Selatan. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan datamengenai persepsi kesehatan gigi dan utilisasi pelayanan kesehatan gigi. Hasil: sebagian besar siswa memandang kesehatan giginya baik dan tidak pernah sakit gigi. Hampir separuh sampel tidak pernah menggunakan pelayanan kesehatan gigi, dan yang menggunakan terutama untuk pencabutan dan penambalan gigi. Uji chi square menunjukkan perbedaan signifikan antara persepsi mengenai terjadinya sakit gigi dengan frekuensi dan pola utilisasi, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mengenai kesehatan jaringan gigi dan kesehatan jaringan lunak mulut dengan frekuensi dan pola utilisasi pelayanan kesehatan gigi. Kesimpulan: terdapat hubungan antara persepsi mengenai terjadinya sakit gigi dengan frekuensi dan pola utilisasi. Tidak terdapat hubungan antara persepsi mengenai kesehatan gigi dan jaringan lunak mulut dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi. 
Hubungan Pola Kebiasaan Makan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Mutiara Rina Rahmawati Ruslan; Pindobilowo
Denta Journal Kedokteran Gigi Vol 10 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: The prevalence of dental caries among children remains high. This condition may well be linked to improper dietary habits, society behavior and children’s frequent consumption of cariogenic foods that cause dental caries. Purpose: The purpose of the study is to find the relevance of dietary habits towards the occurrence of dental caries among kindergarten aged children and is used as a point of reference for UKGS (School Dental Health Service) on early prevention program of tooth decay. Materials and Methods: A cross sectional study of 130 children was carried out in three kindergartens within UPDM (B) Dentistry area. Clinical examination on children, questionnaire, parents’ interview and purposive sampling technique were undertaken. Employing chi square test by using a dependent variable of caries in children and independent variables such as: age (p=0.000), gender (p=0.035), plaque pH (p=0.007), type of foods (p=0.012), frequency of eating (p=0.000), meals (p=0.000), parent education (p=0.174) and family income (0.835). Result: It is evident that there is a significant link between age, gender, pH plaque, food types, number of meals, meals time with caries. Caries prevalence was 78. 5%, def-t at 6.09.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENYIKAT GIGI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN PLAK GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Mutiara Rina Rahmawati Ruslan; Putri Arika Jayanti
Cakradonya Dental Journal Vol 14, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.41 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v14i1.27294

Abstract

Menyikat gigi merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karies gigi. Usia sekolah dasar adalah waktu yang tepat untuk melatih dan mengajar dan menerapkan cara dan kebiasaan yang tepat dalam menyikat gigi. Perilaku, cara serta kebiasaan menyikat gigi akan berpengaruh pada terjadinya akumulasi plak pada gigi. Akumulasi plak pada gigi yang melekat lama karena tidak segera dibersihkan akan meningkatkan kematangan plak yang berpotensi untuk terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, jumlah sampel 83 anak yang ditentukan secara purposive sampling. Pengisian kuesioner untuk menilai pengetahuan, sikap dan tindakan serta kebiasaan menyikat gigi dan Tri Plaque ID Gel untuk mengukur tingkat kematangan plak gigi. Uji Spearman di peroleh p=0,000 (p0,05) dan r=-0,632, hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku, cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak. Perilaku, cara dan kebiasaan menyikat gigi yang baik maka tingkat kematangan plak giginya akan menurun.Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku, cara serta kebiasaan menyikat gigi dengantingkat kematangan plak gigi.
Sociodemographic Factors Associated With Oral Health-Related Quality Of Life Among Elderly Population Yufitri Mayasari; Mutiara Rina Rahmawati Ruslan; Sarah Mersil; Elin Hertiana; Tirani Bina Viraningtyas
Journal Research of Social Science, Economics, and Management Vol. 3 No. 1 (2023): Journal Research of Social Science, Economics, and Management
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jrssem.v3i01.514

Abstract

The aim of the study was to analyze sociodemographic factors associated with oral health-related quality of life among elderly population. Methods: a cross-sectional study was undertaken in 20-23 February 2022 with 75 elderly people aged 60 years and older. This sample size was representative of the geriatric population living at home in the RW 02, Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Participants were interviewed at home by trained interviewers using a 15-item questionnaire that included socio-demographic indicators (gender and age). Participants' OHRQoL were evaluated using a validated Indonesian version of GOHAI. The questionnaire consisted of 12 questions, with answers ranging from 1 to 5. GOHAI evaluates three aspects: (A) Physical functions such as speaking, eating and swallowing. (B) Dissatisfaction with appearance and psychosocial effects, including contact with others, self-esteem for oral health, and concerns about appearance. (C) Pain or discomfort, including taking medication to relieve pain. Results: a total of 75 participants completed the questionnaire. Most of the participants were between 60-69 years old (52%). The study population included 33 men (44%) and 42 women (56%). Most of the participants reported a poor OHRQoL score (GOHAI ? 56). There was significantly associated between age and gender with GOHAI category (p = 0.026, CI 95%; p = 0.000, CI 95%). Conclusion: most of respondents reported a poor oral health related quality of life. Sociodemographic factors (age and gender) associated with oral health related quality of life in elderly people.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENYIKAT GIGI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN PLAK GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Mutiara Rina Rahmawati Ruslan; Putri Arika Jayanti
Cakradonya Dental Journal Vol 14, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v14i1.27294

Abstract

Menyikat gigi merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karies gigi. Usia sekolah dasar adalah waktu yang tepat untuk melatih dan mengajar dan menerapkan cara dan kebiasaan yang tepat dalam menyikat gigi. Perilaku, cara serta kebiasaan menyikat gigi akan berpengaruh pada terjadinya akumulasi plak pada gigi. Akumulasi plak pada gigi yang melekat lama karena tidak segera dibersihkan akan meningkatkan kematangan plak yang berpotensi untuk terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, jumlah sampel 83 anak yang ditentukan secara purposive sampling. Pengisian kuesioner untuk menilai pengetahuan, sikap dan tindakan serta kebiasaan menyikat gigi dan Tri Plaque ID Gel untuk mengukur tingkat kematangan plak gigi. Uji Spearman di peroleh p=0,000 (p0,05) dan r=-0,632, hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku, cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak. Perilaku, cara dan kebiasaan menyikat gigi yang baik maka tingkat kematangan plak giginya akan menurun.Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku, cara serta kebiasaan menyikat gigi dengantingkat kematangan plak gigi.
Pelatihan Dokter Gigi Kecil untuk Meningkatkan Literasi dan Kemampuan Mendeteksi Penyakit Gigi dan Mulut Mayasari, Yufitri; Septalita, Annisa; Ruslan, Mutiara Rina Rahmawati; Maritza, Anyadahayu; Nuari, Kania Pramesti
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v8i1.4602

Abstract

Prevalensi karies gigi pada kelompok anak usia sekolah dasar masih menjadi  masalah utama di dunia. Pembentukan kader kesehatan gigi dan mulut di sekolah dapat membantu terlaksananya program pencegahan peningkatan kasus penyakit gigi dan mulut khususnya karies gigi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pelaksanaan kegiatan pelatihan dokter gigi kecil di Madrasah Ibtidaiyah Al-Jihadiyah, Bintaro, Jakarta Selatan. Tujuan dari kegiatan ini terbagi menjadi dua aspek yaitu dari aspek kedokteran gigi, dokter gigi kecil ini diharapkan dapat menyebarkan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut di lingkungan sekolah, serta membantu mencatat hasil pemeriksaan dan mendeteksi dini masalah gigi dan mulut khususnya gigi berlubang. Dari aspek kesehatan masyarakat, kegiatan ini bertujuan memperbaiki sarana dan prasarana di sekolah untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Pada kegiatan ini menggunakan inovasi Kartu GigiKu dan empat modul pelatihan dokter gigi kecil. Dari hasil kegiatan ini didapatkan bahwa 87% dari 15 peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan terkait kesehatan gigi dan mulut. Kemampuan deteksi karies gigi menggunakan kartu GigiKu adalah sebesar 80%. Perbaikan sarana dan prasarana telah tercapai sehingga dapat mendukung aktivitas perilaku hidup bersih dan sehat.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENYIKAT GIGI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN PLAK GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ruslan, Mutiara Rina Rahmawati
Cakradonya Dental Journal Vol 14, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v14i1.24881

Abstract

Latar Belakang: Menyikat gigi adalah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karies gigi. Usia sekolah dasar adalah waktu yang tepat untuk melatih dan mengajar dan menerapkan cara dan kebiasaan yang tepat dalam menyikat gigi. Perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi akan berpengaruh pada terjadinya akumulasi plak pada gigi. Akumulasi plak pada gigi yang melekat lama karena tidak segera dibersihkan akan meningkatkan kematangan plak yangberpotensi untuk terjadinya karies gigi. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional , jumlah sample 83 anak yang ditentukan secara purposive sampling. Pengisian kuesioner untuk menilai pengetahuan, sikap dan tindakan cara serta kebiasaan menyikat gigi dan Tri Plaque ID Gel untuk mengukur tingkat kematangan plak gigi. Hasil: dengan uji spearman di peroleh p=0,000 (p0,05) dan r=-0,632, hal ini menunjukan terdapat hubungan antara perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kematangan plak gigi. Semakin baik perilaku cara serta kebiasaan menyikat gigi, semakin rendah tingkat kematangan plak.Kata Kunci : Perilaku, Menyikat gigi, plak gigi, tingkat kematangan plak