Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PELATIHAN MENULIS PUISI BAGI SISWA SMPN 1 TUALANG: UPAYA PENGEMBANGAN LITERASI SASTRA DI KALANGAN GENERASI MUDA Wilda Srihastuty Handayani Piliang; Safriyani Novitri; Rhani Febria
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v5i2.3304

Abstract

Literasi sastra yang melibatkan masyarakat adalah salah satu aspek penting. Namun, antusias terhadap literasi sastra tersebut rendah khususnya pada generasi z saat ini. Untuk itu, tim abdimas Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UIR melakukan kegiatan pelatihan menulis puisi di SMPN 1 Tualang dengan tujuan untuk mengembangkan literasi sastra.  Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan metode pelatihan yang melibatkan demonstrasi dan percontohan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam menulis puisi. Hal ini diharapkan dapat mengatasi kendala rendahnya minat dan pemahaman siswa terhadap sastra. Rubrik penilaian sederhana digunakan untuk mengevaluasi karya siswa, mencakup aspek-aspek seperti judul puisi, ekspresi emosi, imajinasi dan kreativitas, ketepatan penggunaan bahasa, struktur dan rima, keterkaitan dengan tema, originalitas, tata bahasa dan kaidah puisi, pesan yang disampaikan, dan keseluruhan kesan. Hasil evaluasi menunjukkan sejumlah siswa memiliki kemampuan baik dalam beberapa aspek penulisan puisi, sementara beberapa siswa perlu meningkatkan keterampilan tertentu. Pelatihan ini memberikan dampak positif pada siswa kelas IX.6, meningkatkan minat terhadap sastra, dan merangsang kreativitas dalam menulis puisi. Kepala sekolah dan tim abdimas melihat kegiatan ini sebagai langkah awal yang baik dalam membangun minat sastra di kalangan siswa SMPN 1 Tualang. Kesimpulannya, pelatihan menulis puisi ini berhasil meningkatkan literasi sastra siswa dan memberikan kontribusi positif terhadap pendidikan sastra di Indonesia.
IDENTITAS ETNIS DALAM CERPEN “SORE SEBELUM KENDURI” (CULTURAL STUDIES DALAM CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS) Febria, Rhani; Handayani P, Wilda Sri Hastuti; Marsela, Jeny
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v8i1.5565

Abstract

Identitas etnis merupakan bentuk karya sastra yang dikontruksi secara budaya. Masuknya budaya asing (barat) di Indonesia pada era globalisasi menimbulkan sikap upaya mempertahankan identitas etnis ini sendiri atau bahkan sikap negatif dari pengaruh budaya lain yang timbul di masyarakat. Identitas etnis mencakup beberapa dimensi, yaitu: (1) identifikasi diri; (2) pengetahuan tentang budaya etnis (tradisi, adat istiadat, nilai, dan perilaku); dan (3) perasaan tentang menjadi bagian dari kelompok etnis tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengkonstruksikan unsur struktural cerpen melalui pendekatan cultural studies dengan kajian critical discourse analysis (CDA) untuk mendeskripsikan bagaimanakah identitas etnis dalam cerpen “Sore Sebelum Kenduri” serta memahami fenomena identitas etnis secara lebih komprehensif dengan melihat identitas etnis sebagai refleksi sejarah atau kontruksi sosial, dan bagaimana relasi kuasa dibangun dalam teks. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh cerpen melalui e-paper media online Republika, kemudian mendeskripsikan, menganalisis, dan menafsirkan berdasarkan unsur struktural cerpen, cultural studies, critical discourse analysis (CDA). Pada tahap CDA identitas etnis dilihat dari unsur linguistik melalui tata bahasa (aspek gramatikal) yang menggambarkan sistem kekerabatan dan gotong royong. Pada dimensi praktik wacana tahap produksi teks memperlihatkan latar belakang penulis dan interpretasi yang dihubungkan dengan proses produksi dan konsumsi teks yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan. Pada dimensi praktik sosial budaya pada aspek (situasional,institusional,sosial) memperlihatkan budaya kenduri yang masih mengakar dengan memaparkan berbagai peristiwa yang membawa pengaruh bagi masyarakat.