Claim Missing Document
Check
Articles

Alasan Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Grice dalam Program Mata Najwa di Trans 7 Yulia Citra; Fatmawati
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v7i2.1278

Abstract

Adanya perbedaan penerapan prinsip kerja sama yang dikemukan oleh Grice dengan yang terjadi di Indonesia menyebabkan pelanggaran prinsip kerja sama sering terjadi. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelanggaran prinsip kerja sama Grice dalam program Mata Najwa di Tran 7. Sumber data dalam penelitian ini adalah aktivitas berbahasa yang terjadi dalam program Mata Najwa dengan tema Bara di Markas Jaksa pada hari Rabu 28 Agustus 2020. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi, simak, dan catat. Hasil penelitian ini adalah dari 271 tuturan ditemukan 83 tuturan yang dilanggar. Dari 83 data tuturan tersebut terdapat 25 tuturan yang melanggar maksim kuantitas dengan 6 kategori alasan pelanggarannya. Untuk maksim kualitas terdapat 8 tuturan yang melanggar dengan 5 kategori alasan pelanggarannya. Selanjutnya, untuk maksim relevansi terdapat 23 tuturan yang melanggar dengan 7 kategori alasan pelanggarannya. Untuk maksim cara/pelaksanaan terdapat 27 tuturan yang melanggar maksim cara/pelaksaan dengan 7 kategori alasan pelanggarannya. Adapun jenis pelanggaran keempat maksim tersebut adalah berbagi informasi, keramahan, kesantunan, humor, menyangkal, menegaskan, kesal, mengelak, penolakan, memerintah, provokasi, sindiran, keakraban, pembelaan diri, basa-basi, dan tidak tahu jawaban pasti. Meskipun terjadi pelanggaran, mitra tutur tidak mempermasalahkannya dan percakapan tetap berjalan dengan baik. Pelanggaran pada prinsip kerja sama Grice merupakan hal yang lazim terjadi. Perbedaan budaya membuat prinsip kerja sama Grice tidak bisa diterapkan secara universal pada semua bahasa khususnya yang terjadi dalam program Mata Najwa Bara di Markas Jaksa di Trans 7. Kata kunci: Pelanggaran, Maksim kuantitas, Maksim Kualitas, Maksim relevnsi, Maksim cara/pelaksanaan
Digital Literacy: Teachers' Perceptions of Using Google Accounts in the Online Learning Process Fatmawati Fatmawati; Noni Andriyani; Rika Ningsih
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 2 (2021): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.259 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i2.596

Abstract

This current study explores the teacher's perspective on the usefulness of google account in the online learning process at SMAN 1 Tambang, Riau.   The teachers and other school staff did not simply implement the policy of the distance learning process. The shift from face-to-face learning activities to online learning is confusing for teachers, especially senior teachers. Teachers are challenged to be able to use technology in carrying out their duties. The digital literacy of teachers is critical in the implementation of online learning. Hence, an understanding of google classroom, google meet, and google form is an influential media aid in the learning process, especially in online learning. The research method used is a survey method. The sample in this study was 46 teachers of SMAN 1 Tambang. The results showed that 46 respondents who filled out the research questionnaire, 75% stated Strongly Agree, 23% stated Agree, and 2% stated Disagree that google accounts were instrumental in the process of online learning during the Covid-19 pandemic. This result shows that the Google account is an effective learning media used in the online learning process during the Covid-19 pandemic.  Therefore, teacher mastery in the use of Google accounts is part of digital literacy that needs improvement.
THE REALIZATION OF STUDENTS’ POLITE REJECTION SPEECHES Fatmawati; Endry Boeriswati; Zuriyati
Getsempena English Education Journal Vol. 7 No. 1 (2020)
Publisher : English Education Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.341 KB) | DOI: 10.46244/geej.v7i1.1062

Abstract

This research aims to obtain a deep understanding of the realization of polite rejection speech of the Literature Education students at the FKIP UIR. The data sources in this research were all polite rejection speeches expressed by the students. This research used the descriptive qualitative method with a phenomenology approach. The results show that polite rejections are more dominant used with reasons. It shows that giving a reason when rejecting an offer, invitation, command, and appeal would be considered more appropriate and does not hurt the interlocutors. It also shows a scale of unreadiness. Further, the scale of unreadiness may be an alternative that can be applied when performing rejection speeches. This indicates that the rejection speeches expressed by the students are classified as polite.
Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi) Ella Sonia Putri; Fatmawati
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.1835

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya sejumlah fenomena-fenomena yang terjadi dalam proses pembelajaran terutama pada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup pada masa pandemi di SMK PGRI Pekanbaru. Fokus masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajaran Bahasa Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasikan dan mengelaborasikan tentang pembelajaran Bahasa Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Wena yaitu hakikat pembelajaran, Trianto dan Kunandar tentang pelaksanaan pada kegiatan pendahuluan, Trianto dan Suryosubroto pelaksanaan pada kegiatan inti, Trianto pada kegiatan penutup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, yaitu mendeskripsikan segala bentuk tindakan dan juga fenomena yang dilakukan oleh subjek yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah. Teknik analisis data yang digunakan adalah teori Stevick-Cosizzi-Kenn. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di SMK PGRI Pekanbaru belum terlaksanakan secara efektif dan belum maksimal. Pembelajaran daring memiliki kendala dalam pelaksanaannya seperti kondisi jaringan yang tidak stabil dan kesulitan peserta didik memahami materi pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan, guru mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan ke peserta didik, menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, dan menyiapkan presensi. Pada kegiatan inti, guru menerangkan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh terkait dengan materi yang diajarkan, menjelaskan tujuan dan kompetensi pada peserta didik. Selanjutnya. Pada kegiatan penutup, guru menyimpulkan materi di akhir pembelajaran guru menjelaskan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Aplikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di masa pandemi ini yaitu: WhatsApp grup, Edmodo, Google Clasroom, Gmail, Google meet, Zoom. Materi yang sulit dipahami oleh siswa yaitu: Debat, Drama, Penyampaian gagasan diskusi, dan materi yang mudah di pahami siswa adalah surat lamaran.
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Web (E-Learning); Kajian Fenomenologi Dhea Hastuti; Fatmawati
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.1878

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya pemanfaatan sejumlah aplikasi pembelajaran untuk mendukung pembelajaran daring. Pembelajaran berbasis web e-learning dilaksanakan di SMK PGRI Pekanbaru karena adanya Covid-19. Fokus masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penggunaan media e-learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis web e-learning di SMK PGRI Pekanbaru. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Wahyuningsih & Makmur pembelajaran dalam e-learning dan teori pembelajaran berbasis web e-learning Rusman, dkk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, yaitu mendeskripsikan segala bentuk tindakan dan fenomena yang dilakukan oleh subjek yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis web e-learning. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teori Stevick-Cosizzi-Kenn. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran berbasis web e-learning yang dilaksanakan di SMK PGRI Pekanbaru belum terlaksana dengan efektif karena terpengaruh oleh jaringan internet yang tidak baik. Media pembelajaran web e-learning yang digunakan adalah Whatsapp, Google Classroom, Gmail, Google meet, Zoom. Guru mendapatkan pengalaman yang berbeda saat menggunakan aplikasi web e-learning. Kelebihan pembelajaran berbasis web e-learning bisa dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Kekurangannya tidak dapat bertatap muka secara langsung. Pelajaran Bahasa Indonesia yang mudah diajarkan melalui web e-learning adalah teks biografi, teks eksposisi, dan cerita rakyat. Materi yang sulit diajarkan yaitu debat dan drama. Google Classroom merupakan aplikasi web e-learning yang direkomendasikan oleh guru di SMK PGRI Pekanbaru. Pembelajaran berbasis web e-learning memberikan pengalaman dan inovasi baru bagi guru dalam mengajar.
Kesantunan Tuturan Penolakan pada Masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Nurullita Rahmadani Pratiwi; Fatmawati
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.1928

Abstract

Penelitian ini mengkaji kesantunan tuturan penolakan pada masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Terbatasnya kemampuan penulis untuk mengkaji ruang lingkup pragmatik ini, penulis membatasi kajian penelitian ini pada bentuk-bentuk penolakan dan skala kesantunan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah bentuk-bentuk tuturan penolakan masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ? (2) Bagaimana skala kesantunan tuturan penolakan masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan ? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi tentang bentuk-bentuk tuturan penolakan (2) untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi tentang skala kesantunan tuturan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di SP 5 Desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Kartomihardjo (dalam Nadar 2013:98) dan Leech (dalam Rahardi 2005:66—68). Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode konten analisis. Berdasarkan analisis data mengenai kesantunan tuturan penolakan pada masyarakat Jawa di SP 5 desa Mekar Jaya Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan terdapat 50 data yang tersebar dalam 8 indikator bentuk-bentuk tuturan penolakan dan 5 indikator skala kesantunan. Sifat-sifat khas Jawa harus dilengkapi dengan adanya kajian tentang kesantunan berbahasa yang tidak lepas dari budaya penuturnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari segi bentuk tuturan penolakan yang paling sering digunakan pada masyarakat Jawa adalah penolakan dengan menggunakan alasan yang ditemukan adalah 22 data. Selanjutnya, dari segi skala kesantunan yang lebih banyak atau dominan digunakan adalah skala ketidaklangsungan yang (santun : 30 data) (tidak santun : 8 data) Jadi yang ditemukan adalah 38 data.
Kesantunan Tuturan Interogatif dalam Talkshow Kick Andy Ada Apa dengan Luhut di Youtube Annisa Hudani Nabila; Fatmawati
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.1979

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tuturan-tuturan pertanyaan yang dikemukakan oleh Andy terkait isu-isu kontroversi yang ditimbulkan oleh kebijakan dan pernyataan Luhut. Masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana pembentukan tuturan interogatif dan skala kesantunan dalam tuturan interogatif dalam acara talkshow Kick Andy Ada Apa dengan Luhut di youtube. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan, menganalisis, menginterpretasi, serta menyimpulkan mengenai bentuk tuturan interogatif dan skala kesantunan tuturan interogatif. Data dalam penelitian ini semua tuturan interogatifyang tedapat dalam acara talkshow Kick Andy Ada Apa dengan Luhut di youtube.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengidentifikasi, memberikan penomoran, mengklasifikasi, menyajikan data, menganalisis, menginterpretasi, serta menyimpulkan hasil penelitian. Simpulan dalam penelitian ini yaitu, pembentukan tuturan interogatif yang paling sering digunakan adalah tuturan interogatif dengan menggunakan kata tanya. Hal tersebut karena, acara tersebut bersifat wawancara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Sedangkan tuturan interogatif paling sedikit ditemukan adalah tuturan interogatif dengan membalikkan urutan kata dan menggunakan kata “bukan” atau “tidak”. Hal tersebut karena, Andy merupakan seorang jurnalis, sehingga susunan kata yang digunakan tersusun dan jarang menanyakan bentuk pengingkaran atau pilihan melainkan dengan bertanya untuk menggali informasi. Dari segi skala kesantunan, tuturan interogatif dalam talkshow Kick Andy Ada Apa dengan Luhut tergolong tidak santun. Hal tersebut dikarenakan, tuturan interogatif yang digunakan pembawa acara banyak yang memojokkan narasumber terkait dengan isu tentang Luhut yang sedang kontroversial di masyarakat.
Pelatihan Penyusunan Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Untuk Tim MGMP Bahasa Indonesia Tingkat SMA Se-Pekanbaru Fatmawati Fatmawati; Rika Ningsih; Noni Andriyani; Desi Sukenti; Sudirman Shomary
Jurnal Pemberdayaan Sosial dan Teknologi Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.654 KB) | DOI: 10.54314/jpstm.v1i2.759

Abstract

Abstract: The assessment position in the design of learning implementation is part of three main components, namely learning objectives, learning activities, and assessment of learning outcomes. The phenomenon that occurs is that not all teachers make appropriate assessments regarding students' poetry writing skills. Several cases indicated that teachers did not assess students' poetry using appropriate indicators. Therefore, the PkM team assumes that there is a need for training in the creation of a poetry writing skill assessment rubric for the Indonesian Language MGMP team at the high school level in Pekanbaru. This PkM activity aims to provide teachers with an understanding of how to compose a rubric for assessing poetry writing skills. After mentoring, it was concluded that the assessment of poetry writing skills could be done by paying attention to the skills to form two structures that build poetry. The two skills are: (1) the skill to form the physical structure of poetry which includes the ability to use diction, the ability to imagine, the ability to use figure of speech, the ability to use rhyme and the ability to use typography; (2) skills in forming the inner structure of poetry which include skills in expressing themes and skills in expressing messages. The two skills above can be derived in the form of a poetry writing skill assessment rubric that can be used by teachers in assessing poetry written by students. The amount of weight for each indicator varies depending on the level of difficulty of each.         Keywords: poetry writing skills; inner structure; physical structureAbstrak: Kedudukan penilaian dalam desain penyelenggaraan pembelajaran adalah sebagai bagian dari tiga komponen pokok, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Fenomena yang terjadi adalah tidak semua guru melakukan penilaian yang tepat terkait keterampilan menulis puisi siswa. Beberapa kasus mengindikasikan bahwa guru tidak menilai puisi siswa dengan menggunakan indikator yang tepat. Oleh karena itu, tim PkM berasumsi bahwa perlu diadakan pelatihan pembuatan rubrik penilaian keterampilan menulis puisi untuk tim MGMP Bahasa Indonesia tingkat SMA se-Pekanbaru. Kegiatan PkM ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru bagaimana cara menyusun rubrik penilaian keterampilan menulis puisi. Setelah dilakukan pendampingan, diperoleh simpulan bahwa penilaian keterampilan menulis puisi dapat dilakukan dengan memperhatikan keterampilan membentuk dua struktur yang membangun puisi. Kedua keterampilan itu adalah: (1) keterampilan membentuk struktur fisik puisi yang meliputi kemampuan menggunakan diksi, kemampuan dalam pengimajian, kemampuan menggunakan majas, kemampuan menggunakan rima dan kemampuan menggunakan tipografi; (2) keterampilan membentuk struktur batin puisi yang meliputi keterampilan mengungkapkan tema dan keterampilan mengungkapkan amanat. Dua keterampilan di atas dapat diturunkan dalam bentuk rubrik penilaian keterampilan menulis puisi yang bisa digunakan oleh para guru dalam menilai puisi yang ditulis oleh siswa. Besaran bobot untuk tiap-tiap indikator bervariasi tergantung pada tingkat kesulitan masing-masing.Kata kunci: keterampilan menulis puisi; struktur batin; struktur fisik
Pelatihan Penyusunan Soal Penguasaan Kosakata Dalam Pembelajaran Sastra Untuk Tim MGMP Bahasa Indonesia Tingkat Sma Se-Pekanbaru Rika Ningsih; Fatmawati Fatmawati; Noni Andriyani; Erni Erni; Alber Alber
Jurnal Pemberdayaan Sosial dan Teknologi Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.815 KB) | DOI: 10.54314/jpstm.v1i2.762

Abstract

Abstract: Vocabulary is an important thing that must be possessed by a student in Indonesian language lessons, including literature lessons. To measure the extent to which the students' vocabulary mastery, the teacher needs to test the students. Before doing the test, of course, the teacher needs questions in measuring students' vocabulary mastery. The phenomenon found in the field is that teachers pay less attention to indicators in making literary questions. This causes the questions made to be not in accordance with the student's abilities so that the expected results are not achieved properly. The teacher's lack of skill in making literary questions, especially about vocabulary mastery, is caused by several factors. One of the factors is the lack of upgrading and training provided to teachers. The purpose of this PkM activity is to provide understanding to teachers in preparing vocabulary mastery questions in learning literature. There are several conclusions that can be drawn after carrying out this community service activity. First, the participants of the PkM activity (the teachers of the MGMP team at the high school level throughout Pekanbaru) were very enthusiastic about participating in this training. Second, after conducting training and discussions with teachers, four indicators were obtained in the preparation of vocabulary questions derived from theories related to vocabulary. Third, after obtaining several indicators, a vocabulary mastery question is drawn up which is also derived directly from the indicators that have been mutually agreed upon.Keywords: indicators; literature learning; vocabulary  Abstrak: Kosakata merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia tidak terkecuali dalam pelajaran sastra. Untuk mengukur sejauh mana penguasaan kosakata siswa guru perlu melakukan tes terhadap siswa. Sebelum melakukan tes tentunya guru memerlukan soal dalam mengukur penguasaan kosakata siswa. Fenomena yang ditemukan di lapangan adalah guru kurang memperhatikan indikator dalam pembuatan soal  sastra. Hal tersebut menyebabkan soal yang dibuat tidak sesuai dengan kemampuan siswa sehingga hasil yang diharapkan tidak tercapai dengan baik. Kurang terampilnya guru dalam membuat soal sastra khususnya soal penguasaan kosakata ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah kurangnya penataran dan pelatihan yang diberikan kepada guru. Tujuan Kegiatan PkM ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada guru dalam melakukan penyusunan soal penguasaan kosakata dalam pembelajaran sastra. Ada beberapa simpulan yang dapat diambil setelah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Pertama, peserta kegiatan PkM (guru-guru tim MGMP tingkat SMA se Pekanbaru) sangat  antusias mengikuti pelatihan ini. Kedua, setelah dilakukan pelatihan dan diskusi dengan guru-guru diperolelah empat indikator dalam penyusunan soal kosakata yang diturunkan dari teori yang berhubungan dengan kosakata. Ketiga, Setelah mendapat beberapa indikator disusunlah soal penguasaan kosakata yang juga diturunkan langsung dari indikator yang sudah disepakati bersama.Kata kunci: indicator; kosakata; pembelajaran sastra
Pengaruh Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Daring terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Mandau Hany Dwi Sintia; Fatmawati Fatmawati
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v11i2.4038

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan aplikasi pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Mandau. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2022. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bebas (independent variabel) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan aplikasi pembelajaran daring (X). Sementara variabel terikatnya (dependent variabel) adalah hasil belajar siswa (Y). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan penggunaan aplikasi pembelajaran daring yaitu sebesar 82,26. Rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mandau ketika pembelajaran daring yaitu sebesar 87,15. Terdapat hubungan antara penggunaan aplikasi pembelajaran daring dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa sesuai dengan hasil pengujian hipotesis dimana thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu thitung ttabel  (thitung = 3,05;  ttabel = 1,67). Besar pengaruh penggunaan aplikasi pembelajaran daring di SMP Negeri 1 Mandau dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa adalah 15,20%.
Co-Authors Adristi Afdal Afdal, Ardisti Afiyah Masruri Ahmad Rif’i Nanda Purnama Ajeng Nabilla Anugrah Alfi, Faiza Riskia Amay Lanjar Wulandari Andini Fitria Annisa Hudani Nabila Apri Winda Hafifah Apriani, Leni Aurel Rohmansyah Avinda Elsa Febriani Chaterine Br. Sitepu Desi Andrea Desi Arni Natalina Br Siburian Desi Sukenti Devi, Sylvia Pratama Dewi Utami Dhea Hastuti Diah Ayu Lestari Dicky Fahmi Dwi Aprilia Ella Sonia Putri Elmi, Kastri Endry Boeriswati Erni Faiza Rizkia Alfi Fajar Setiawan Fanisa Rania Humairah Fatikhah, Nur Febria, Rhani Fiamanillah Fiamanillah Fiamanillah Fiamanillah, Fiamanillah Hanifa Yuti Islamiyah Hany Dwi Sintia Hesty Elfianora Hesty Humairah, Fanisa Rania Ilya Zulfadilla Jawilovia, Zikry Jeny Marsela Julianita Julianita M. Rizky Abdullah Masruri, Afiyah May Helda Mifta Kusriyah Muhammad Danil Muhammad Gadink Muhammad Raihan Ramadhan Mukminati Zulfa Muliana, Muliana Nabilah Syafendra Nadya Tri Ananda Ningsih, Rika Ningsih, Rika Noni Andriyani Noni Andriyani Noni Andriyani Nur Raudhoturrahmah Nurullita Rahmadani Pratiwi Nurwahyuni Nurwahyuni Pajriansyah Pajriansyah Piliang, Wilda Srihastuty Handayani Pitriyasari Pitriyasari Pristi Dian Nova Raihanah Nasywa Regita Firjianti Rina Sukmawati Rindi Rahmadani Septriyadi Dafis Nur Sheril Ayu Paradifa Simanullang, Fitri Matrona Sindi Dwi Amara Siti Halimah Siti Maryam Sudirman Shomary Vikra S., Afdalu Vira Shafina Winda Hafifah, Apri Yulia Citra Yulianti, Mimi Yuyun Yuyun Zulfa, Mukminati Zuriyati Zuriyati