Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah di Posyandu Balita Banjar Intaran Wilayah Kerja UPT Kesmas Tampaksiring II Yuliana, Kadek Sopa; Suniyadewi, Ni Wayan; Udayana, I Made
Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu (JKSI) Vol 10 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU (JKSI)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.93 KB)

Abstract

Toilet Training secara dini merupakan salah satu tugas perkembangan untuk membentuk kemandirian, kedisiplinan dan kepekaan emosi pada anak untuk mencapai tugas perkembangan pada anak usia prasekolah. Hasil studi pendahuluan di Posyandu Balita Banjar Intaran, dari hasil wawancara dengan 10 ibu, didapatkan 40% anak sudah mandiri dalam melakukan toilet training dan 60% anak lainnya masih sering mengompol, memerlukan bantuan ibu pada saat BAK dan BAB. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah. Jenis penelitian deskriptif analitik, dengan rancangan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 57 orang dengan metode Purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pola asuh ibu sebagian besar adalah demokratis sebanyak 36 orang (62,3%). Keberhasilan toilet training sebagian besar dalam kategori berhasil sebanyak 38 orang (66,7%). Hasil uji Rank Spearman didapatkan P value 0,000< dari tingkat signifikansi ditentukan yaitu 0,05, hasil ini menunjukkan ada hubungan pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah. Pola asuh ibu berhubungan signifikan dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah. Disarankan agar orang tua menstimulasi atau melatih anak agar bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri yaitu dimulai dari kebutuhan paling dasar misalnya melatih toilet training, makan/minum sendiri dan merapikan mainan sendiri.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PENERAPAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA PAYANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARGA I TABANAN: THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF FAMILY WITH APPLICATION OF CLEAN AND HEALTHY LIFE ON THE ORDER HOUSEHOLD IN PAYANGAN VILLAGE THE WORKING AREA OF PUSKESMAS MARGA I TABANAN Anggraeni, Ni Komang Lisa; Suniyadewi, Ni Wayan; Devhy, Ni Luh Putu
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 Desember 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i2.31

Abstract

Pendahuluan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku dari masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. Di Desa Payangan diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan PHBS baru mencapai 32,5% dari target 75%. Pengetahuan dan sikap dibutuhkan oleh keluarga untuk menerapkan PHBS dengan baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan penerapan hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Desa Payangan Marga Tabanan. Metode: Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 43 responden diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman. Hasil: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan penerapan hidup bersih dan sehat p-value 0,001 dan ada hubungan yang signifikan antara sikap keluarga dengan penerapan hidup bersih dan sehat p-value 0,000. Diskusi: diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat terkait PHBS melalui penyuluhan, penempelan poster,dll. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Penerapan hidup bersih dan sehat ABSTRACT Introduction: Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) is a set of behaviors of the community to be able to help themselves in the field of health. In Payangan village note that households have been practicing a new PHBS reached 32.5% of the target of 75%. Knowledge and attitudes required by families to implement PHBS well. The aims of this study was to determine the correlation of knowledge and attitude of family with application of clean and healthy life on the order household in Payangan Marga Tabanan. Method: The design of research was a descriptive correlation with cross sectional approach. The total sample of 43 respondents were taken by proportional stratified random sampling. Data analysis used Rank Spearman test. Result: There was a significant correlation between family knowledge with the application of clean and healthy life p-value 0.001 and there was a significant correlation between family attitudes with the application of clean and healthy life p-value 0,000. Discussion: Expected to health workers to improve knowledge and attitudes related to PHBS through counseling, pasting posters,etc. Keyword : Knowledge, Attitudes, Application of Clean and Healthy life
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI POSYANDU BALITA BANJAR INTARAN WILAYAH KERJA UPT KESMAS TAMPAKSIRING II: RELATIONSHIP OF MATERNAL PARENTING TOWARD THE TOILET TRAINING SUCCESS IN PRESCHOOL CHILDREN AGE AT POSYANDU BALITA BANJAR INTARAN REGION OF UPT KESMAS TAMPAKSIRING II Yuliana, Kadek Sopa; Suniyadewi, Ni Wayan; Udayana, I Made
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 Desember 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i2.38

Abstract

Toilet Training secara dini merupakan salah satu tugas perkembangan untuk membentuk kemandirian, kedisiplinan dan kepekaan emosi pada anak untuk mencapai tugas perkembangan pada anak usia prasekolah. Hasil studi pendahuluan di Posyandu Balita Banjar Intaran, dari hasil wawancara dengan 10 ibu, didapatkan 40% anak sudah mandiri dalam melakukan toilet training dan 60% anak lainnya masih sering mengompol, memerlukan bantuan ibu pada saat BAK dan BAB. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah. Jenis penelitian deskriptif analitik, dengan rancangan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 57 orang dengan metode Purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pola asuh ibu sebagian besar adalah demokratis sebanyak 36 orang (62,3%). Keberhasilan toilet training sebagian besar dalam kategori berhasil sebanyak 38 orang (66,7%). Hasil uji Rank Spearman didapatkan P value 0,000< dari tingkat signifikansi ditentukan yaitu 0,05, hasil ini menunjukkan ada hubungan pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah. Pola asuh ibu berhubungan signifikan dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah. Disarankan agar orang tua menstimulasi atau melatih anak agar bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri yaitu dimulai dari kebutuhan paling dasar misalnya melatih toilet training, makan/minum sendiri dan merapikan mainan sendiri. Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Toilet Training, Anak Usia Prasekolah ABSTRACT Toilet Training in early age is one of the developmental tasks to form self-supporting, discipline and emotional sensitivity in children to achieve the developmental task, one of which can be done through the toilet training early on. The results of the preliminary study at Maternal and Child Health Centre Banjar Intaran, with interviewed 10 mothers, found that 40% children have been self-supporting in toilet training and 60% of another children still wet the pants, need mother's assistance at the time of defecation and urination. The aim of this research was to know the relationship of maternal parenting toward the toilet training success in preschool age children. The type of research was analytical descriptive with cross-sectional design. The number of sample were 57 people with Purposive sampling method. The data collection used questionnaires. The maternal parenting was mosthy democratic, as many as 36 people (%). The success of toilet training mostly in success category as many as in 38 people (66,7%). The result of Rank Spearman test with p value 0.000< from the significance level determined that is 0,05, it is showed there is a relationship of maternal parenting toward the toilet training success at preschool age children. Maternal parenting is significantly associated with the success of toilet training in preschool age children. It is recommended that parents stimulate or train the children to meet their own needs starting from the most basic needs such as train the toilet toilets, eat/drink themselves and clear up the toys themselves. Keywords: Maternal Parenting, Toilet Training, Preschool Children Age
GAMBARAN KEBIASAAN SARAPAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BADUNG: DESCRIPTION OF BREAKFAST HABITS IN ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN BADUNG REGENCY Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Suniyadewi, Ni Wayan
Bali Medika Jurnal Vol 6 No 2 (2019): Bali Medika Jurnal Vol 6 No 2 Desember 2019
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v6i2.89

Abstract

Breakfast is important for fulfilling nutrition for everyone to start their activities. Breakfast is an eating and drinking activity that is carried out between getting up in the morning until 9 o'clock to fulfill a 15-30% of daily nutritional needs (Hardinsyah, 2012). The purpose of this study was to determine the description of breakfast habits in elementary school students in Badung Regency. This type of research is descriptive, which describes the breakfast habits of elementary school students in Badung Regency. The location of this research will be carried out in four elementary schools in Badung Regency, namely SD 1 Kuta, SD 3 Kuta, SD 2 Kuta and SD 1 Jagapati using 154 elementary students taken by purposive sampling. Of the 154 students studied it was found that the majority of elementary school students in Badung Regency are used to have breakfast as many as 120 people (77.9%). Most of the breakfast time is every morning 109 people (70.8%), most of the breakfast hours is at 6-7 in the morning as many as 149 people (96.8%), the majority of breakfast at home is as many as 152 people (98.7%) and most of the menus are alternating as many as 121 people (78.6%). It is recommended that health workers provide health education on the importance of a healthy breakfast both for students and parents because in addition to health, it is also very beneficial to improve student concentration and achievement.
PERILAKU PENANGANAN NYERI DISMENORE PADA REMAJA DI SMP PGRI 5 DENPASAR: DYSMENORRHEA PAIN MANAGEMENT BEHAVIOR IN ADOLESCENTS IN SMP PGRI 5 DENPASAR Fredelika, Lili; Oktaviani, Ni Putu Wiwik; Suniyadewi, Ni Wayan
Bali Medika Jurnal Vol 7 No 1 (2020): Bali Medika Jurnal Vol7 No 1 Juli 2020
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v7i1.105

Abstract

Problems that arise during menstruation such as dysmenorrhea are problems that are often experienced by 30-50% of young women in each country. The high incidence of dysmenorrhea is not matched by good behavior, where documentation is still rarely found by adolesence in School Health Unit. Proper knowledge, attitudes and actions are needed to create good behavior. The aim of this study is to determine the handling of dysmenorrhea pain in adolescents at SMP PGRI 5 Denpasar. The method used is descriptive quantitative with cross sectional approach. Data collection techniques using a questionnaire, while the sampling technique using probability sampling with stratified random sampling technique, the number of samples as many as 154 students of class IX. The results showed 116 students (75.3%) had good knowledge, 110 students (71.4%) had good attitudes, 139 students (90.3%) had less dysmenorrhea treatment measures. So it was concluded that the behavior of pain handling dysmenorrhea in adolescents in SMP PGRI 5 Denpasar included in the sufficient category (91.5%). It is hoped that this study can improve the behavior of pain handling dysmenorrhea in adolescents. The better the level of knowledge, attitudes and actions shown by adolescents, the better the behavior of dysmenorrhea pain management in adolescents.
Pemberdayaan Kader Kesehatan Masyarakat Dalam Perawatan Paliatif Di Desa Binaan Peguyangan Kangin Andini, Ni Komang Sukra; Candrawati, Sang Ayu Ketut; Citrawati, Ni Ketut; Subhaktiyasa, Putu Gede; Suniyadewi, Ni Wayan
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 4 No 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v4i2.688

Abstract

Perubahan angka kematian yang didominasi oleh penyakit non infeksi atau penyakit yang tidak menular menjadi sutu gambaran perubahan transisi epidemiologi pararel, untuk mengatasi fenomena tersebut, maka dibutuhkan perawatan paliatif. Menurut WHO ada lebih dari 40 juta orang di dunia yang membutuhkan perawatan paliatif tetapi hanya 14% yang baru menerima perawatan tersebut. Indonesia masuk ke dalam posisi terujung. Indonesia berada di peringkat 70 dengan tingkat asuhan paliatif terendah, atau hanya 0,1% dari pasien yang membutuhkan asuhan paliatif. Perawatan paliatif tidak hanya berfokus pada pelayanan paliatif di rumah sakit namun saat ini perlu untuk dikembangan perawatan paliatif berbasis komunitas. Perawatan paliatif di lingkungan komunitas tentunya membutuhkan dukungan kader Kesehatan Masyarakat dalam memberikan pengetahuan dan pendampingan terhadap anggota keluarga yang memiliki keluarga dengan kondisi penyakit paliatif. Kader kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan permasalahan perawatan paliatif baik  yang  dialami  oleh  pasien  maupun  keluarga  maka  perlu  ada  upaya  pemberdayaan  kader  dalam peningkatan   pengetahuan   keperawatan   paliatif   di   wilayah   kerja Puskemas   peguyangan kangin  sangat  diperlukan. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Puskesmas III Denpasar Utara Wilayah Desa Binaan Peguyangan Kangin, Adapun kegiatan yang dilakukan adalah 1.         Melakukan pre test; 2.Penyuluhan kepada kader Kesehatan, Pendidikan  kesehatan yang    diberikan  kepada  kader  adalah  mengenai  konsep  perawatan  paliatif , tugas  dan  fungsi  keluarga  dalam  perawatan  paliatif,  gangguan  psikologis dan pemenuhan   kebutuhan   psikologis   pasien   dan   keluarga   serta   pemenuhan kebutuhan   spiritual   pasien   dan   keluarga   dalam   perawatan paliatif; 3. Melakukan post-test sebagai evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan kader Kesehatan terkait perawatan pasien paliatif yang ditunjukkan melalui nilai post test kader Kesehatan. Berdasarkan hasil pretest diketahui bahwa pengetahuan kader mengenai perawatan paliatif  bahwa pengetahuan baik 20 orang (74%). Post-test pelaksanaan pengabdian menunjukkan peningkatan pengetahuan kader terkait perawatan paliatf sebanyak 25 orang (89%) pengetahuan kader baik. Selain itu kader juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman terkait perawatan pasien paliatif. Pengetahuan kader Kesehatan terkait perawatan paliatif diharapkan mampu digunakan untuk mendampingi anggota posyandu yang memiliki keluarga dengan kondisi penyakit paliatif. Kata kunci : Pemberdayaan, kader kesehatan, perawatan paliatif
Development of a Holistic Nursing Model Based on Transcultural Nursing to Improve the Quality of Life of Patients with Type-2 Diabetes Mellitus Suniyadewi, Ni Wayan; Arief, Yuni Sufyanti; Kurniawati, Ninuk Dian; Rismayanti, I Dewa Ayu; Trisnadewi, Ni Wayan; Iswatun, Iswatun
Nurse Media Journal of Nursing Vol 14, No 1 (2024): (April 2024)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nmjn.v14i1.56812

Abstract

Background: The management of type 2 diabetes mellitus (T2DM) primarily emphasizes physical care, yet the quality of life (QoL) remains suboptimal. The management of diabetes often neglects psychological, socio-cultural, and spiritual aspects, which are essential components of transcultural nursing. Developing a holistic nursing model rooted in transcultural nursing, which has never been broadly investigated, is imperative to enhance QoL in individuals with T2DM.Purpose: This study aimed to develop a nursing model based on transcultural nursing to enhance the QoL of individuals with T2DM.Methods: This study employed a quantitative research design with a cross-sectional approach. A sample of 145 individuals with T2DM was recruited using a simple random sampling technique. A self-developed questionnaire was used, incorporating factors from Dossey’s holistic nursing model, Leininger’s transcultural nursing model, and a QoL questionnaire. Inferential statistics using smart PLS-structural equation modeling (SEM) were employed for data analysis.Results: The findings revealed that the holistic nursing model based on transcultural nursing in individuals with T2DM was influenced directly by respondent characteristics (t=3.313, p=0.001), religious and life philosophy (t=2.836, p=0.005), social and kinship (t=2.579, p=0.010), cultural and lifestyle (t=2.833, p=0.005), biological (t=2.718, p=0.007), and psychological (t=2.497, p=0.013) factors. However, the technological factor was not significantly (t=0.802, p=0.423) associated with the model. The holistic nursing model based on transcultural nursing had a direct influence on the quality of life (t=9.124 and p=0.000).Conclusion: The holistic nursing model based on transcultural nursing encompasses six variables: respondent characteristics, religious and life philosophy, social and kinship, cultural and lifestyle, and biological and psychological factors. The model can serve as a guideline for managing type 2 DM patients to enhance the QoL.