Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Peningkatan Peran Orangtua Dalam Deteksi Dini Gangguan Keterlambatan Bicara (Speech Delay) Pada Anak Usia 12-36 Bulan Satya Laksmi, I Gusti Ayu Putu; Eka Sari, Niken Ayu Merna; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v3i1.483

Abstract

Gangguan keterlambatan bicara dan berbahasa anak merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Dalam perkembangan berbicara anak usia dini, orang tua adalah pondasi pertama dalam membentuk kosakata berbicara anak, serta memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Peran orangtua dalam mendeteksi secara dini perkembangan bicara anak sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan perkembangan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan peran orangtua dalam mendeteksi gangguan keterlambatan bicara pada anak. Metode kegiatan dilakukan dengan mengajarkan orangtua cara mendeteksi gangguan keterlambatan bicara pada anak menggunakan instrumen CLAMS (Clinical Linguistic & Auditory Milestone Scale), serta melakukan pre-test dan post-test. Kegiatan pengabdian ini dikuti oleh orangtua yang memiliki anak usia 12-36 bulan, yang berada di Banjar Kaje Kauh Tulikup. Hasil kegiatan menunjukan bahwa dari pre dan post mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan edukasi dan diajarkan cara menggunakan instrumen CLAMS, dimana dari hasil pre-test awalnya didominasi oleh tingkat pengetahuan yang kurang (83,3%) kemudian post-test didominasi menjadi tingkat pengetahuan yang baik 96,7%). Hasil penilaian deteksi gangguan bicara dengan menggunakan instrumen CLAMS, bahwa sebagian besar dalam kategori normal (96,7%). Disarankan kepada orangtua, lebih meluangkan waktu bersama anak untuk memantau perkembangan kemampuan berbicara, lebih tanggap dalam mendeteksi perkembangan bicara anak, bisa melakukan penilaian mandiri serta melakukan stimulasi kepada anak di rumah. Kata kunci : Anak, speech delay, peran orangtua
Upaya Pengendalian Angka Kejadian Stunting Melalui Pendekatan Terapi Komplementer Pada Bayi Dan Balita Eka Sari, Niken Ayu Merna; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v3i2.549

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan Nasional yang sampai saat ini belum dapat ditangani. Indonesia termasuk dalam salah satu negara besar di dunia dengan masalah stunting dengan angka kejadian 24,1%. Target yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2025 yaitu menurunkan angka stunting hingga 40%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mengoptimalkan pemberian gizi pada balita. Asupan nutrisi sangat dipengaruhi oleh nafsu makan pada bayi dan balita, saat ini metode komplementer menjadi salah satu metode popular yang dapat dilakukan yaitu salah satunya pijat bayi. Pijat merupakan metode yang mudah dipelajari, murah, sederhana untuk dilakukan dan dapat dilakukan di rumah secara mandiri. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang pijat dan nantinya dapat meningkatkan keterampilan orang tua dalam melakukan terapi pijat pada bayi dan balita. Metode kegiatan pemberian informasi melalui metode ceramah dan demonstrasi tentang pijat pada bayi dan balita, serta melakukan pre-test dan post-test. Kegiatan pengabdian ini dikuti oleh orangtua yang memiliki bayi dan balita di Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara sejumlah 30 orang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari pre dan post mengalami perubahan yang signifikan setelah diberikan edukasi dan demonstrasi, dimana dari hasil pre-test awalnya didominasi oleh tingkat pengetahuan yang cukup sejumlah 24 responden (80%) kemudian post-test didominasi menjadi tingkat pengetahuan yang baik yaitu sejumlah 27 responden (90%). Hasil analisis didapatkan nilai p value 0,001. Disarankan kepada orang tua untuk dapat mengaplikasikan pijat pada bayi dan balita di rumah secara rutin guna meningkatkan nafsu makan pada bayi dan balita. Nafsu makan yang baik akan menunjang asupan nutrisi yang adekuat sehingga bayi dan balita akan terhindar dari permasalahan gizi yaitu stunting.   Kata kunci : Stunting, pijat bayi dan balita
Hubungan Kelahiran Premature Dengan Kejadian Asfiksia di Ruang Cempaka I NICU dan Neonatus RSUP Prof. Dr.I.G.N.G Ngoerah: The Relationship between Premature Birth and Asphyxia in the Cempaka I NICU Room and Neonates at RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Lestari, Ni Kadek Yuni; Widiyani, Kadek
Jurnal Abdi Keperawatan dan Kedokteran Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55018/jakk.v2i2.31

Abstract

Asphyxia is still a cause of morbidity and mortality in neonates in both developing and developed countries. Most of the asphyxia babies did not receive adequate treatment so that many of them died. The aim of this study was to determine the relationship between premature birth and the incidence of asphyxia. This research uses a correlational descriptive research type with a retrospective approach.. The sample in this study were 40 medical records of premature babies with asphyxia using the total sampling. Data analyzis using the Spearman Rank test. The results showed that the incidence of premature birth, mostly born at very preterm gestation (UK 28-31 weeks) totaling 17 respondents (42.5%) and the incidence of asphyxia was obtained mostly with a diagnosis of severe asphyxia amounting to 21 respondents (52, 5)%. The results of the analysis using the spermaman rank obtained a p-value of 0.006 and a correlation coefficient of 0.425. Comparing the p-value of 0.006 <smaller than 0.05, statistically there is a relationship between premature birth and the incidence of asphyxia. Seeing the level of strength of the relationship between preterm birth and the incidence of asphyxia, it can be said that it has an adequate relationship with the direction of the relationship being positive by looking at the r value of 0.425. Based on the research results, pregnant women are expected to regularly make ANC visits, so that risks can be detected earlier and complications will receive treatment as soon as possible.
The Impact of Transparent Dressings on Phlebitis Incidence in Pediatric Intra Venous Therapy Dwijayanti, Ni Kadek Rai; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Yanti, Ni Luh Gede Puspita; Arwidiana , Dewa Putu
Basic and Applied Nursing Research Journal Vol 5 No 1 (2024): Basic and Applied Nursing Research Journal (BANRJ)
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/banrj.05.01.05

Abstract

Introduction: Hospitalization can be a traumatic experience for both children and their parents. During the hospitalization process, procedures such as installing an IV drip can lead to phlebitis infection. To prevent phlebitis, nurses often use transparent dressings when installing a child's IV. The aim of this study was to determine the relationship between the use of transparent dressings and the incidence of phlebitis during pediatric IV drips. Methods: This study employed a descriptive correlational research design with a cross-sectional approach. The total sample consisted of 40 individuals selected through accidental sampling. Data collection tools included questionnaires and observation sheets. Results: Among the 40 respondents, transparent dressings were used 100% of the time, and the incidence of phlebitis was observed in 2 respondents (5%). The results of the Spearman Rank analysis test showed a p-value of 0.288, indicating no significant relationship between the use of transparent dressings and the incidence of phlebitis in children's IV installations. The Spearman correlation coefficient between the use of transparent dressings and the incidence of phlebitis was 0.172, suggesting a very weak correlation. Discussion: Many factors can contribute to the development of phlebitis. While the use of transparent dressings can help nurses observe and detect signs of phlebitis more easily, this study found no significant correlation between their use and the incidence of phlebitis. However, transparent dressings can still be beneficial for early detection and intervention.
Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Dengan Mewujudkan Remaja Sehat Sari, Niken Ayu Merna Eka; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Laksmi, I Gusti Ayu Putu Satya; Saraswati, Ni Luh Gede Intan; Parwati, Putu Ayu
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v4i1.637

Abstract

Stunting merupakan permasalahan Nasional yang sampai saat ini belum dapat terpecahkan. Target penurunan stunting yang ditetapkan Pemerintah di Tahun 2024 ini adalah mencapai 14%, namun pencapaian tersebut masih jauh dari angka kejadian stunting yang saat ini mencapai angka 21,6%. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu pencegahan stunting dari hulu yaitu pencegahan dengan mewujudkan remaja yg sehat dimana remaja ini adalah calon orang tua yang nantinya akan menghasilkan keturunan. Dengan mewujudkan calon orang tua yang sehat maka akan menghasilkan keturunan yang sehat pula. Kegiatan ini dilaksanakan di Banjar Mekar Sari Desa Dauh Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara Kabupaten Denpasar. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 remaja. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan edukasi tentang stunting dan peran remaja dalam pencegahan stunting. Pemberian edukasi dilakukan dengan metode ceramah dan dibantu dengan media power point dan leafleat. Setelah pemberian edukasi dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk mengoptimalkan pemahaman audiens tentang materi yang telah disampaikan. Sebelum dan setelah diberikan edukasi dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan remaja melalui pengisian kuesioner pengetahuan. Hasil yang didapatkan yaitu sebelum diberikan edukasi didapatkan sejumlah 6 (17,1%) remaja memiliki pengeahuan baik sedangkan setelah diberikan edukasi mengalami peningkatan pengetahuan remaja baik menjadi 32 (91,4%) orang.  Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa pemberian edukasi mampu meningkatkan pengetahuan remaja, oleh karena itu diharapkan pemberian edukasi dapat dilakukan secara kontinue untuk terus dapat mengingatkan remaja tentang pentingnya menjaga gaya hidup guna menciptakan remaja sehat dan menghasilkan keturunan yang bebas stunting. Kata kunci : Edukasi, Remaja, Stunting
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Hipertensi Apasari, Komang Ira Yunita; Lestari, Ni Kadek Yuni; Resiyanthi, Ni Komang Ayu
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 15 No 2 (2024): Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35966/ilkes.v15i2.366

Abstract

Kemajuan perekonomian dan perubahan gaya hidup masyarakat dapat menyebabkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi, salah satu penyakit yang paling banyak dialami yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Dukungan keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku penderita hipertensi dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling jenis purposive sampling dan didapatkan jumlah responden sebanyak 86 orang. Hasil pada penelitian ini didapatkan dukungan keluarga dengan kategori sedang sebanyak 36 orang (41,9%) dan memiliki kepatuhan minum obat dalam kategori rendah sebanyak 39 orang (45,3%). Berdasarkan hasil uji Rank Spearman didapatkan angka p value sebesar 0,001 (<0,05) yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri I. Nilai correlation coefficient sebesar 0,361 yang berarti terdapat hubungan yang rendah antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat pada hipertensi dan arah hubungan kedua variabel positif artinya semakin baik dukungan keluarga maka kepatuhan minum obat juga akan semakin baik. Diharapkan pada penderita hipertensi dan keluarga juga perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya peran keluarga dalam keberhasilan menjalani kepatuhan minum obat untuk mengurangi angka kejadian hipertensi.
Effectiveness of Peduli Family Module to Engage Diet, Exercise, and Medication Adherence on Type 2 Diabetes Trisnadewi, Ni Wayan; Oktaviani, Ni Putu Wiwik; Resiyanthi, Ni Komang Ayu
Public Health of Indonesia Vol. 11 No. S1 (2025): Special Issue
Publisher : YCAB Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v11iS1.962

Abstract

Background:For diabetes patients, adhering to lifelong self-care routines is a significant challenge. Objectives:This study aimed to introduce the PEDULI family module, which can be used as an educational tool for the families of diabetes patients and as a training resource for diabetes educators Methods:This study employed a quasi-experimental design with a pretest-posttest. A total of 82 diabetes patients were involved. PEDULI family module, designed to enhance diabetes management through family involvement. Diet, exercise and medication adherence were measured. Results:  The intervention was highly effective in improving diet, exercise, and medication adherence, as well as overall health behavior. Exercise and medication adherence saw particularly strong improvements, influenced by demographic factors such as education, occupation, and family size. Conclusion:These findings suggest that future interventions should consider tailoring strategies to individual characteristics to maximize their effectiveness.   Keywords:adherence; diet; exercise; engagement; family; medication
Pembentukan Desa Siaga (Siap Deteksi Dini dan Cegah) Stunting Berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Pemanfaatan Potensi Pangan Lokal Rismawan, Made; Yogi Rabani RS, I Gusti Agung; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Paramitha M, I Gusti Agung Mas Widia; Anggraeni, Ni Kadek Ayu Rina
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.17983

Abstract

ABSTRAK Wilayah kerja Puskesmas Kintamani III masih menghadapi masalah stunting yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu balita tentang pengenalan Makanan Pendamping ASI dan kesehatan tumbuh kembang anak. Survei sebelumnya menunjukkan 37,6% ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang stunting. Wawancara dengan Kader Pembangunan Manusia pada Maret 2024 mengidentifikasi tiga masalah utama di Desa Daup, yaitu kasus stunting, kurangnya kemampuan ibu balita dalam pengukuran pertumbuhan, serta kurangnya pemanfaatan potensi pangan lokal. Program ini bertujuan mewujudkan Desa Daup sebagai Desa SIAGA (Siap Deteksi Dini dan Cegah) Stunting dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian ibu dan kader kesehatan dalam pencegahan dan deteksi dini stunting melalui pemanfaatan pangan lokal.  Kegiatan ini dilaksanakan melalui lima tahapan yaitu sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Fokus kegiatan yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala anak, serta pengolahan pangan lokal daging dan telur ayam kampung. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemandirian ibu dan kader kesehatan (15 orang/ 100%) terkait deteksi dini stunting dan pemanfaatan pangan lokal. Masyarakat Desa Daup berhasil mewujudkan Desa SIAGA Stunting, dengan ibu balita dan kader kesehatan yang lebih mandiri dan efektif dalam pencegahan serta deteksi dini stunting melalui pemanfaatan potensi pangan lokal.  Kata Kunci: Desa Siaga Stunting, Pemberdayaan, Pengolahan Potensi Pangan Lokal, Telur Ayam Kampung, Daging Ayam KampungABSTRACT The working area of Kintamani III Health Center still faces stunting problems caused by the lack of knowledge of mothers about the complementary foods of breast milk and the health of child growth and development. A previous survey showed that 37.6% of mothers had insufficient knowledge about stunting. Interviews with Human Development Cadres in March 2024 identified three main problems in Daup Village, namely stunting cases, lack of ability of mothers in measuring growth, and lack of utilization of lokal food potential. This program aims to realize Daup Village as a SIAGA Village (Ready for Early Detection and Prevention) of Stunting by increasing the knowledge, skills, and independence of mothers and health cadres in the prevention and early detection of stunting through the utilization of lokal food. This activity is carried out through five stages, namely sosialization, training, application of technology, assistance and evaluation and program sustainability. The focus of the activity is measuring the weight, height, head circumference of children, and processing lokal food meat and eggs from lokal chickens. This activity succeeded in increasing the knowledge, skills and independence of mothers and health cadres (15 people/100%) regarding early detection of stunting and the utilization of lokal food. The Daup Village community has succeeded in realizing the SIAGA Stunting Village, with mothers and health cadres who are more independent and effective in preventing and early detection of stunting through the utilization of lokal food potential. Keywords: Lokal Chicken Eggs, Lokal Chicken Meat, Processing of Lokal Food Potential, Stunting Alert Village, Empowerment
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIOPATIK PADA REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI 3 DENPASAR: RELATIONS PARENTING PARENTS WITH SOSIOPATIK BEHAVIOR IN TEENS CLASS VIII IN SMP PGRI 3 DENPASAR Wulandari, Ni Kadek; Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Widiastuti, Putu
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 1 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 1 July 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i1.16

Abstract

Pendahuluan: Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Adapun permasalahan yang sering dialami pada masa ini adalah perilaku sosiopatik. Penyebab yaitu dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi, informasi, lingkungan, keluarga dan salah satunya pola asuh orang tua mempengaruhi perilaku sosiopatik. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 184 responden dengan teknik simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan p value = 0,000< α = 0,05 yang berarti ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosiopatik pada remaja kelas VIII di SMP PGRI 3 Denpasar. Analisis: Teknik analisa data yang dipergunakan adalah uji Chi-square. Diskusi: Saran bagi orang tua agar memberikan pola asuh yang tepat bagi remaja. Kata kunci: pola asuh, perilaku sosiopatik, remaja ABSTRACT Introduction: Adolescence is a period of human development. This period is a period of change or transition from childhood into adulthood that include biological changes, psychological changes, and social change. As for problems that are often experienced during this period is sosiopatik behavior. Causes that can be caused by advances in technology, information, environment, family, and one of them parenting parents influence the behavior sosiopatik. Method: The method used in this research is descriptive correlation with cross sectional.Number of samples in this study were 184 respondents withtechnique. simple random sampling. Result: The results showed p value = 0.000 <α = 0.05, which means that there is a relationship with the parents' parenting behaviors in adolescents sosiopatik class VIII in SMP PGRI 3 Denpasar. Analysis: Data analysis technique used is thetest. Chi-square. Discussion: Suggestions for parents to provide appropriate parenting for teenagers. Keywords: parenting, sosiopatik behavior, adolescent
GAMBARAN POLA MENYUSUI IBU PADA NEONATUS: STUDI DESKRIPTIF: OVERVIEW OF PATTERNS IN NEONATAL NURSING MOTHERS: DESCRIPTIVE STUDY Resiyanthi, Ni Komang Ayu; Ekawati, Heni; Sudiletari, Anak Agung Ayu; Dewi, Gusti Ayu Made Purnama
Bali Medika Jurnal Vol 6 No 1 (2019): Bali Medika Jurnal Vol 6 No 1 Juli 2019
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v6i1.69

Abstract

Pengetahuan merupakan dasar seorang ibu untuk melakukan perawatan dan menyusui eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola menyusui ibu pada neonatus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Cara pengambilan sampel adalah purposive sampling pada130 ibu. Analisis data dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang pola menyusui ibu pada neonates sebanyak 66 orang (50,77%). Sebaran pengetahuan pada responden sebagian besar menjawab benar pada pertanyaan tentang pengetahuan umum tentang proses menyusu sebanyak 49 orang (37,69%), frekuensi menyusui ibu sebanyak 73 orang (56,15%), frekuensi menyusui ibu sebanyak 73 orang (56,15%), posisi ibu dan bayi saat proses menyusui sebanyak 50 orang (38,46%), faktor yang mempengaruhi ASI ibu sebanyak 40 orang (30,77%), faktor yang mempengaruhi pola menyusui ibu sebanyak masing 38 orang (29,23%). Rekomendasi: Ibu lebih aktif untuk mencari informasi tentang pola menyusui yang baik dan juga asupan nutrisi yang baik sehingga prosuksi ASI lebih baik dan produksi asi lebih banyak. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya.