Ni Luh Putu Devhy, Ni Luh Putu
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

OPINI REMAJA TENTANG PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR DAN PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK Devhy, Ni Luh Putu; Widana, Anak Agung Gde Oka
Gorontalo Journal of Public Health VOLUME 3 NOMOR 1, APRIL 2020
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjph.v3i1.932

Abstract

Pictorial health warnings (PHW)) and local regulations non-smoking areas (NSA) are among the government's efforts to reduce the prevalence of smoking. This study aims to describe adolescent opinions about PHW and Perda involving 158 samples. The sample was chosen by random sampling, the sample was teenagers who sat in junior high school. Data collection was done through structured interviews using questionnaires that have been tested before then analyzed descriptively. The average results of respondents were 13 years old, 57.6% were women and 42.4% were men. 93% of respondents already knew of PHW and 89.2% saw PKB within 30 days. 94.9% of respondents said that PWH made them concerned about the dangers of smoking, 94.3% of respondents believed that PWH was more effective than written health warnings, and 97.5% of respondents supported implementing PWH. 90.5% of respondents knew about the NSA regulation, 98.1% of respondents knew that schools were the NSA regional regulation area, 97.5% respondents supported the implementation of the NSA regulation in all public areas, 97.5% of respondents supported the government in enforcing the local regulation NSA in the room. In this study the five most frightening PWH images according to adolescents in the first position are lung cancer PWH. The results showed positive opinions and obtained support from adolescents to the regional regulation on smoke free area and PHW, so this can be used to develop a cigarette hazard control program.Peringatan kesehatan bergambar (PKB) dan peraturan daerah (PERDA) Kawasan tanpa rokok (KTR) merupakan salah satu upaya pemerintah yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi merokok. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan opini remaja tentang PKB dan Perda yang melibatkan 158 sampel. Sampel dipilih secara random sampling, sampel merupakan remaja yang duduk dibangku SMP. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner yang telah diuji sebelumnya kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rerata responden berusia 13  tahun, 57,6% adalah perempuan dan 42,4% adalah laki-laki. 93% responden sudah tahu adanya PKB dan 89,2% melihat PKB dalam 30 hari. 94,9% responden mengatakan bahwa PKB membuat mereka peduli terhadap bahaya merokok, 94,3% responden percaya bahwa PKB lebih efektif daripada peringatan kesehatan berupa tulisan, dan 97,5% responden mendukung PKB implementasi PKB. 90,5% responden sudah tahu adanya Perda KTR, 98,1% responden sudah tahu di sekolah merupakan kawasan Perda KTR, 97,5% reponden mendukung implementasi Perda KTR di semua area tempat umum, 97,5% responden mendukung pemerintah dalam menegakkan Perda KTR di dalam ruangan. Pada penelitian ini kelima gambar PKB yang paling menakutkan menurut remaja pada posisi pertama adalah PKB kanker paru. Hasil menunjukkan opini yang positif dan didapatkan dukungan remaja terhadap Perda KTR dan PKB, maka hal ini dapat digunakan untuk pengembangan program pengendalian bahaya rokok.  
Optimalisasi Peran Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Mewujudkan Siswa Bebas Napza Di Smk Kesehatan PGRI Denpasar Ni Wayan Desi Bintari; Prihatiningsih, Diah; Purwanti, Ika Setya; Devhy, Ni Luh Putu; Widana, Anak Agung Gde Oka
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i2.474

Abstract

Peredaran dan penyalahgunaan NAPZA di Bali pada tahun 2018 dilaporkan mencapai 500 orang. Hal tersebut menjadi permasalahan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah, sekolah dan orang tua. Dalam mewujudkan siswa bebas NAPZA peran sekolah dalam memberikan promosi kesehatan sangat penting. Promosi kesehatan dapat dilakukan oleh kader kesehatan UKS sebagai contoh (role model) yang mampu menyampaikan terkait bahaya penyalahgunaan NAPZA kepada teman sebayanya. Upaya strategis tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan UKS SMK Kesehatan PGRI Denpasar terhadap bahaya penyalahgunaan NAPZA serta memberikan pengenalan terhadap pemeriksaan narkoba dengan metode strip test sehingga dapat membantu mengoptimalkan peran UKS dalam mewujudkan siswa bebas NAPZA. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi pemeriksaan NAPZA oleh tim penyuluh kepada kader kesehatan SMK Kesehatan PGRI Denpasar sebanyak 20 orang pada 7-9 Desember 2022. Hasil pengabdian masyarakat ini diketahui terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan UKS terhadap gambaran, dampak penyalahgunaan dan teknik pemeriksaan NAPZA. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Wilcoxon diketahui terdapat perbedaan tingkat pengetahuan peserta sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan nilai signifikansi sebesar <0,001. Siswa kader kesehatan UKS SMK Kesehatan PGRI Denpasar juga mampu mempraktekkan secara berkelompok tahapan pemeriksaan NAPZA golongan amphetamine, morfin dan tetrahidrokanabinol dengan metode strip test melalui pendampingan tim penyuluh. Melalui pembekalan materi-materi tersebut kepada siswa diharapkan mampu mendukung optimalisasi peran UKS dalam mewujudkan siswa-siswi bebas NAPZA. Kata kunci : Narkoba, psikotropika, promosi kesehatan, strip test
Hubungan Keyakinan Manfaat dan Kemudahan Dengan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Devhy, Ni Luh Putu; Purwanti, Ika Setya; Faidah , Nurul
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI) Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Februari
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v9i1.1328

Abstract

Confidence in convenience and confidence in the benefits of filling out medical records are important, if we feel confident about the benefits, automatically filling out medical records completely. Incomplete filling of medical records can cause harm to health services, if something unexpected happens. The medical record is said to be complete if all the indicators contained in the cheek list are filled out completely, the medical record is said to be incomplete if one indicator is not filled in, so there are still many hospitals that get incomplete scores below 100%. Based on this description, the purpose of this study is to determine the relationship between usefulness beliefs and convenience beliefs with the completeness of filling out medical records. This research is an observational study with a cross sectional study design. This research was conducted at Dharma Yadnya General Hospital, within a period of 3 months, namely, January 2022-March 2022, the population of this study were doctors and medical records. The sample selection used non-probability sampling method, for the selection of samples in the medical record using the accidential sampling method. Collecting data using a questionnaire and a cheek list completeness of filling out medical records. The results obtained in this study are that there is no relationship between the belief in the benefits and the belief in convenience with the completeness of filling out the medical record with a p value of 0.164 and a p value of 0.109. Based on the results of this study, even though the belief in the benefits and convenience is good, it does not mean that the health worker fills out the medical record completely, this of course requires consistency and time in filling out the medical record, if the hospital can provide SPO related to filling out the medical record.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PENERAPAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA PAYANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARGA I TABANAN: THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF FAMILY WITH APPLICATION OF CLEAN AND HEALTHY LIFE ON THE ORDER HOUSEHOLD IN PAYANGAN VILLAGE THE WORKING AREA OF PUSKESMAS MARGA I TABANAN Anggraeni, Ni Komang Lisa; Suniyadewi, Ni Wayan; Devhy, Ni Luh Putu
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 Desember 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i2.31

Abstract

Pendahuluan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku dari masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. Di Desa Payangan diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan PHBS baru mencapai 32,5% dari target 75%. Pengetahuan dan sikap dibutuhkan oleh keluarga untuk menerapkan PHBS dengan baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan penerapan hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga di Desa Payangan Marga Tabanan. Metode: Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 43 responden diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman. Hasil: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan penerapan hidup bersih dan sehat p-value 0,001 dan ada hubungan yang signifikan antara sikap keluarga dengan penerapan hidup bersih dan sehat p-value 0,000. Diskusi: diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat terkait PHBS melalui penyuluhan, penempelan poster,dll. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Penerapan hidup bersih dan sehat ABSTRACT Introduction: Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) is a set of behaviors of the community to be able to help themselves in the field of health. In Payangan village note that households have been practicing a new PHBS reached 32.5% of the target of 75%. Knowledge and attitudes required by families to implement PHBS well. The aims of this study was to determine the correlation of knowledge and attitude of family with application of clean and healthy life on the order household in Payangan Marga Tabanan. Method: The design of research was a descriptive correlation with cross sectional approach. The total sample of 43 respondents were taken by proportional stratified random sampling. Data analysis used Rank Spearman test. Result: There was a significant correlation between family knowledge with the application of clean and healthy life p-value 0.001 and there was a significant correlation between family attitudes with the application of clean and healthy life p-value 0,000. Discussion: Expected to health workers to improve knowledge and attitudes related to PHBS through counseling, pasting posters,etc. Keyword : Knowledge, Attitudes, Application of Clean and Healthy life
GAMBARAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2018: DESCRIPTION OF OUTPATIENT SATISFACTION BPJS HEALTH AT THE SANJIWANI GENERAL HOSPITAL IN GIANYAR Devhy, Ni Luh Putu; Yundari, A.A. Istri Dalem Hana; Purwanti, Ika Setya; Prihartiningsih, Diah
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 Desember 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i2.34

Abstract

Pendahuluan : Rumah sakit merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Berdasarkan penelitian tentang kepuasan pasien rawat jalan pengguna BPJS masih banyak yang merasakan ketidak puasannya. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Bagaimanakah Gambaran Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Di Kabupaten Gianyar Tahun 2018. Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional Study yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar selama 3 bulan dari bulan Agustus – November 2018. Sampel dipilih secara consecutive sampling sebanyak 60 orang. Data dikumpulkan menggunakan angket. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian 30 orang ( 50%) yang menyatakan kepuasannya, dalam aspek tangible didapatkan sebanyak 20 orang (33,3%), untuk aspek realibility didapatkan sebanyak 23 orang (38,3%), aspek responsivnes sebanyak 39 orang (65%), aspek jaminan assurance sebanyak 27 0rang (45%), sedangkan untuk aspek emphaty sebanyak 32 orang (53,3%). Diskusi : Tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS kesehatan sudah sebagian besar puas, walaupun demikian ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan seperti pada aspek realibility dan assurance. Untuk itu rumah sakit perlu menyederhanakan sistem administrasi untuk meningkatkan layanan. Kata kunci : kepuasan, rawat jalan, BPJS kesehatan ABSTRACT Introduction : The hospital is one of the health service centers that are expected to provide quality services to the community. Based on research on outpatient satisfaction BPJS users still feel a lot of dissatisfaction. This Research Aims To Know How The Overview Of Outpatient Satisfaction Of BPJS Health Participants In Sanjiwani General Hospital In Gianyar Regency In 2018. Methode : The design of this study was a cross-sectional study conducted at Sanjiwani Regional General Hospital (RSUD) Gianyar for 3 months from August to November 2018. Samples were selected by consecutive sampling of 60 people.Results : Based on the research results of 30 people (50%) who expressed satisfaction, in the tangible aspect obtained as many as 20 people (33.3%), for the reliability aspect obtained as many as 23 people (38.3%), the responsiveness aspect was 39 people (65%) , assurance assurance aspects are 27 people (45%), while for empathy aspects there are 32 people (53.3%). Discussion : The level of patient satisfaction of health BPJS users has been mostly satisfied, although there are several aspects that need to be improved, such as the realibility and assurance aspects. For this reason, hospitals need to simplify administration to improve services.Keywords : satisfaction, outpatient, National health insurance
BAGAIMANA PERAWATAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN IBU HAMIL BERPERAN DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN VCT: HOW HEALTH CARE AND FAMILY SUPPORT WITH PREGNANT WOMEN PLAY A ROLE ON UTILIZATION OF VCT HEALTH SERVICES Oktaviani, Ni Putu Wiwik; Devhy, Ni Luh Putu; Adiputra, I Made Sudarma; Widiastuti, Dewa Ayu Putri
Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 (2018): Bali Medika Jurnal Vol 5 No 2 Desember 2018
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v5i2.39

Abstract

Pendahuluan: AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dengan virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang dimana kasus HIV pada ibu rumah tangga menduduki peringkat kedua. Penularan melalui perinatal menyumbang 5,1%. Penularan tersebut dapat dicegah jika ibu hamil sejak dini diketahui statusnya dan mendapat pengobatan dengan tepat. Integrasi program pencegahan HIV dari ibu kebayi pada pelayanan antenatal care telah dilakukan, namun keikutsertaaan ibu hamil untuk VCT masih rendah. Dukungan keluarga sangat penting dalam mendukung keikutsertaaan ibu hamil untuk VCT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran fungsi perawatan kesehatan dan dukungan keluarga dengan ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan VCT. Metode: Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Studi dilakukan di Puskesmas I Susut, Bangli dengan jumlah sampel sebanyak 93 reponden dengan teknik non-probabiliti sampling dengan purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan program komputerisasi dengan menggunakan analisis univariat. Hasil: Hasil menunjukan sebagian besar responden memiliki fungsi perawatan kesehatan tidak efektif 54,8% dan sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga cukup 46,2%. Diskusi: Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan diterapkan pada keluarga melalui peran kader kesehatan dan pihak puskesmas untuk meningkatkan kembali pelayanan kesehatan VCT terhadap Ibu hamil. Kata Kunci : Perawatan Kesehatan, Dukungan Keluarga, Ibu Hamil ABSTRACT Introduction: AIDS is a disease caused by infection with a virus called Human Immunodeficiency Virus (HIV), and the number of women who infected with HIV has increased year by year. Through perinatal transmission contributed 5.1%. The transmission can be prevented if pregnant woman know their status and get treatment appropriately. Integration of maternal to infant HIV prevention programs on antenatal care hip services is done, but the participation of pregnant women for VCT is still low. The family supports are important to support adherence participation of pregnant women for VCT. Method: This research aimed to description of the function health care and family support with pregnant woman on utilization of VCT health services. This study of description with cross sectional design. Study was conducted at Puskesmas I Susut Bangli with 93 samples was taken by non-probability sampling with purposive sampling. Obtained data was processing SPSS and analyzing by univariate test. Result: Research of study showard most respondents have a not effective Function health care 54,8% and most respondents have a enough family support 46,2%. Discussion: The results of this study research can be recommended to be applied to the family and the health community center or clinics to improve again the health services VCT to wards pregnant women. Keyword : Health care, Family support, Pregnant women
PENGALAMAN DALAM PELAKSANAAN KLINIK BERHENTI MEROKOK DI KOTA DENPASAR: EXPERIENCE IN IMPLEMENTING THE SMOKING CESSATION CLINIC IN DENPASAR Prihatiningsih, Diah; Purwanti, Ika Setya; Devhy, Ni Luh Putu
Bali Medika Jurnal Vol 6 No 2 (2019): Bali Medika Jurnal Vol 6 No 2 Desember 2019
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v6i2.85

Abstract

One habit that is commonly practiced by two out of three adult men in Indonesia is smoking, but this behaviour has the potential to cause chronic diseases. The Indonesian government has made various efforts to reduce the number of smokers in Indonesia. One of the efforts is to establish a Smoking Cessation Clinic in primary and referral health care facilities. This study uses qualitative research methods with descriptive phenomenological approach. This research was conducted in 4 smoking cessation clinics in Denpasar; Puskesmas I Denpasar Utara, Puskesmas I Denpasar Barat, Puskesmas I Denpasar Selatan, and Puskesmas I Denpasar Timur. Based on interviews and observations conducted by 4 respondents/participants, 3 big themes were founded, they were experience of the smoking cessation program in Denpasar, obstacles during the implementation of the smoking cessation clinic and suggestions for improving the implementation of the smoking cessation clinic. Participants perceive their understanding of the implementation of the smoking cessation clinic as a means to attract smokers who come to the Puskesmas for medical treatment and are then given information about the existence of a smoking cessation program. In this program counselling is given about the dangers of smoking so they want to stop smoking. The difficulties pf implementating the smoking cessation clinic is the lack of people who are willing to come to the smoking cessation clinic, a need to socialize the existence of a smoking cessation clinic and redirecting those who went to other polyclinics to visit the smoking cessation clinic. Keywords : Smoke, Smoking Cessation Clinic
Factors Affecting the Completeness of Completion of Inpatient Medical Records in Hospitals: Factors affecting the completeness of hospitalizationmedical records: a literature review Devhy, Ni Luh Putu; Purwanti, Ika Setya
Bali Medika Jurnal Vol 9 No 3 (2022): Bali Medika Jurnal Vol 9 No 3 Desember 2022
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v9i3.267

Abstract

Rekam medis adalah dokumen yang berisi data pasien yang terdiri dari identitas, riwayat pemeriksaan dan pengobatan pasien. Rekam medis harus diisi dengan lengkap karena dapat digunakan sebagai landasan hukum jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan selama suatu tindakan kesehatan. Kelengkapan rekam medis dapat dijadikan sebagai penunjang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, ditemukan hanya 74% kelengkapan RM dari nama indikator tindakan. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengisian rekam medis. Metode : Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah literature review, pencarian artikel di LR ini menggunakan google scolar, dengan kata kunci “faktor kelengkapan”, DAN “rekam medis” DAN “rawat inap”. Artikel yang ditemukan dalam pencarian sebanyak 262 artikel, kemudian dievaluasi kembali sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan sehingga akhirnya tersedia 5 artikel yang dapat direview. Hasil : Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengisian rekam medis adalah manusia, metode, bahan, uang Man, uang dan metode merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak lengkapnya rekam medis, sehingga disarankan untuk membuat standar operasional prosedur (SPO) dalam melakukan rekam medis kemudian atas pemberian motivasi kepada tenaga kesehatan dalam pengisian rekam medis dapat kami berikan sanksi yang tegas dan jelas bagi mereka.Kesimpulan: Man, money, material, dan methode merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketidaklengkapan medis, sehingga disarankan untuk membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam melakukan kegiatan medis dan disosialisasikan secara bertahap, kemudian untuk memotivasi petugas dalam pengisian RM bisa diberikan hadiah dan sanksi yang jelas.   Medical record is a document that contains patient data consisting of identity, history of examination and treatment of patients. Medical records must be filled out completely because they can be used as a legal basis if something unexpected happens during a health action. Completeness of medical records can be used as support to improve health services. Based on the results of previous studies, it was found that only 74% of the completeness of the RM from the name of the action indicator. This literature review aims to determine the factors that affect the completeness of filling out medical records. Methods: The method used in this article is a literature review, the search for articles in this LR uses a google scholar, with the keywords "completeness factors", AND "medical records" AND "hospitalization". The articles found in the search were 262 articles, then re-evaluated according to the inclusion and exclusion criteria that had been set so that finally 5 articles were available that could be reviewed. Results showed that factors affecting the completeness of filling out medical records are man, method, material, and money. They affected uncomplitement of medical records, so it’s recommended to make standard operating procedures (SPO) in doing medical records and giving motivation to the health worker in filling medical records. We can give presents and clear sanctions for them. It is recommended to make Standard Operating Procedures (SOP) in carrying out medical record activities and socialize them on an ongoing basis, then to motivate health workers in filling out RMs, prizes can be given and clear sanctions.
Pengalaman petugas rekam medis dalam pengembalian dokumen rekam medis ke ruang filling: Experience of medical record officers in returning medical record documents to the filling room purwanti, ika setya; Devhy, Ni Luh Putu
Bali Medika Jurnal Vol 9 No 2 (2022): Special Issue Bali Medika Jurnal Vol 9 No 2 Oktober 2022
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v9i2.307

Abstract

Fungsi dari rekam medis adalah sebagai pengelolaan data pasien selama masa perawatan baik itu data demografi maupun data klinis. Menurut ketentuan yang berlaku pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap yang tepat waktu harus dipulangkan dalam waktu 1x24 jam setelah pasien pulang rawat. Apabila rekam medis dikembalikan lewat dari waktu yang telah di tentukan, maka rekam medis tersebut masuk dalam rekam medis yang terlambat pengembaliannya. Tujuan penelitian ini adalah mencari tahu pengalaman Petugas Rekam Medis dalam Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ke Ruang Filling. Penelitian ini akan menggunakna metode penelitian kualitatif deskriptif. Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2021 di instalasi rekam medis RSUD Wangaya Kota Denpasar. Sampel adalah petugas assembling rekam medis rawat inap dan bagian instalasi rekam medis. Ditemukan bahwa pengembalian berkas rekam medis ada yg sudah tepat waktu sesuai aturan 1x24 jam dan ada juga yang belum tepat waktu dalam pengembalian karena pengisian berkas rekam medis pasien belum lengkap. Ada SPO rumah sakit bahwa berkas rekam medis harus dikembalikan ke instalasi rekam medis 1x24 jam. Kendala dalam pengembalian berkas RM disebabkan oleh belum terisinya tanda tangan dokter DPJP dan diagnosis pasien yang masih belum terlengkapi.   The function of the medical record is to manage patient data during the treatment period, both demographic data and clinical data. According to the applicable provisions, the timely return of inpatient medical record files must be sent home within 1x24 hours after the patient returns home. If the medical record is returned past the specified time, then the medical record is included in the medical record that is late for return. The purpose of this study was to find out the experience of Medical Records Officers in returning Inpatient Medical Record Documents to the Filling Room. This research will use descriptive qualitative research methods. Time This research will be carried out in May 2021 at the medical record installation of Wangaya Hospital, Denpasar City. The samples are inpatient medical record assembling officers and medical record installation department. It was found that some returned medical record files were on time according to the 1x24 hour rule and some were not returned on time because the patient's medical record file was incomplete. There is a hospital SPO that states that medical record files must be returned to the medical record installation 1 x 24 hours. The obstacle in returning the RM file was caused by the DPJP doctor's signature not being filled in and the patient's diagnosis still incomplete.
Gambaran ketepatan diagnosis dan keakuratan kodefikasi pada rekam medis rawat inap Astuti, Ni Komang Nita Yuli; Purwanti, Ika Setya; Devhy, Ni Luh Putu
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v9i1.1163

Abstract

Kegiatan penetapan kode penyakit dan penulisan diagnosis harus sesuai dengan bahasa terminologi medis yang benar dan aturan klasifikasi yang berlaku di Indonesia yaitu ICD-10 agar mendapatkan kode yang tepat dan akurat. Kesalahan dalam penulisan diagnosis dan keakuratan kode diagnosis dianalisis masih sering terjadi. Ketidakakuratan kode diagnosis akan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit baik secara finansial maupun pengambilan kebijakan. Penelitian ini untuk mengetahui ketepatan pencatatan diagnosis dan keakuaratan kodefikasi rekam medis rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan pengambilan data secara simple random sampling, jumlah sampel 126. Hasil penelitian didapatkan 89,7% data yang memiliki ketepatan penulisan diagnosis, dan 10,3% data yang memiliki salah penulisan diagnosis. Selanjutnya 60,3% kode diagnosis yang akurat, 39,7% kode diagnosis yang tidakakurat. Sebaiknya tenaga coder dalam menentukan kode berpedoman menggunakan buku ICD-10, dan menggunakan buku terminologi untuk mentukan diagnosis yang sesuai dengan terminologi medisnya serta diadakan pelatihan tentang kodefikasi kepada petugas pemberi kode diagnosis di Rumah sakit Umum Dharma Yadnya.