Andari, Marie Yuni
Staf Pengajar Bagian Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram/ Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Status Gizi, Pola Makan serta Aktivitas pada Anak Sekolah Dasar di Kota Mataram Suryani, Dewi; Sabrina, Yunita; Cholidah, Rifana; Ekawanti, Ardiana; Andari, Marie Yuni
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Dewasa ini negara berkembang termasuk Indonesia dihadapkan pada dua permasalahan status gizi anak, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Kecenderungan peningkatan prevalensi gizi lebih di Indonesia ditunjukkan oleh studi di Yogyakarta dan Denpasar. Sebuah studi di Yogyakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa proporsi gizi lebih pada anak sekolah dasar di Yogyakarta sebanyak 15,8%, sedangkan di Denpasar tahun 2002 sebanyak 27,5%. Belum ada penelitian serupa di Kota Mataram. Penelitian status gizi perlu dilakukan secara periodik untuk mengetahui kecenderungan status gizi pada anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi, pola makan dan pola aktivitas pada anak SD di Kota Mataram. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain belah lintang. Pengukuran status gizi anak diukur berdasarkan nilai Z-score kemudian kategori status gizi akan ditentukan berdasarkan standar age per weight. Penentuan faktor risiko diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh anak dan orang tua. Aspek yang tertuang dalam kuesioner meliputi) pola makan, pola aktivitas dan latar belakang sosial ekonomi keluarga. Hasil: Sebanyak 105 anak terlibat dalam penelitian ini. Proporsi anak yang mengalami gizi lebih adalah 9%. Dari hasil penelitian didapatkan anak yang pola hidupnya dapat mengarah pada gizi lebih, yaitu 16,2% anak menonton TV dan bermain video game melebihi waktu yang direkomendasikan, 38% anak melakukan aktivitas fisik kurang dari 1 kali dalam seminggu, 81% anak tidak menggunakan active commute (naik sepeda atau berjalan kaki ke sekolah), 29,5% anak mempunyai waktu tidur kurang dari jam tidur yang direkomendasikan, 74% anak tidak rutin membawa bekal ke sekolah; dan 5% anak mengkonsumsi makanan cepat saji minimal 1 kali dalam seminggu. Kesimpulan: Kasus gizi lebih sudah menjadi permasalahan di kota Mataram. Diperlukan upaya intervensi terkait faktor-faktor yang telah diketahui terkait dengan gizi lebih. Intervensi ini diperlukan pada anak yang gizi lebih maupun pada anak gizi cukup untuk mencegah terjadinya overweight maupun obesitas. Katakunci status gizi, pola makan, pola aktivitas, anak sekolah dasar
Korelasi Kadar Gula Darah Puasa dengan Nilai Tekanan Intra Okular pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Provinsi NTB Natsir, Rizka Naniek; Andari, Marie Yuni; Asmara, I Gede Yasa
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Angka mortalitas dan morbiditas karena diabetes mellitus semakin meningkat. Peningkatan tekanan intraokular dapat menyebabkan terjadinya kebutaan. Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan tekanan intraokular. Tujuan : Untuk mengetahui korelasi antara kadar gula darah puasa dengan nilai tekanan intraokular pada pasien DM. Metode : Metode penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Adapun jumlah sampel yang diperoleh adalah 34 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Semua pasien berusia lebih dari 18 tahun dan tidak mengalami glaukoma. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mengukur tekanan intraokular. Data kadar gula darah puasa dicatat. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan korelasi Spearman. Hasil : Hasil analisis bivariat dengan mengunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kadar gula darah puasa dengan nilai tekanan intraokular (p=0,037, r=0,036) pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Kesimpulan : Terdapat korelasi antara kadar gula darah puasa dengan nilai tekanan intraokular pada pasien DM di RSUD provinsi NTB.
Proptosis Bilateral e causa Rhabdomyosarcoma pada Leukemia Limfoblastik Akut Andari, Marie Yuni
Jurnal Kedokteran Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leukemia Limfoblastik Akut (Acute Lymphoblastic Leukemia/ALL) merupakan salah satu penyakit keganasan (kanker) yang sering diderita anak-anak berusia ≤ 15 tahun, dan merupakan 25% dari seluruh penyakit keganasan. Rhabdomyosarcoma merupakan sarcoma jaringan ikat yang sering pula terjadi pada anak-anak dengan lokasi pada daerah kepala dan leher. Kasus ini merupakan kasus pada seorang anak perempuan berusia 4 tahun dengan keluhan utama kedua bola mata tampak menonjol sejak 2 bulan sebelum ke Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUDP NTB), dan disertai dengan kelemahan pada kedua tungkai. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan tajampenglihatan mata kanan persepsi negatif terhadap cahaya, mata kiri positif terhadap cahaya, bola mata proptosis dengan kornea mata kanan tampak keruh, terdapat jaringan nekrosis dan mata kiri terdapat exposure keratopathy. Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan perdarahan retina dan papiledema. Pemeriksaan laboratorium mendukung suatu ALL. Dari pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan rhabdomyosarcoma retrobulbar bilateral. Rhabdomyosarcoma retrobulbar yang terjadi pada LAA merupakan keganasan dengan progresivitas cepat dengan prognosis buruk pada tajam penglihatan.
Insidensi Penyakit Kanker Buli-buli di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2017-2018 Pandu Putra Anugrah; Pandu Ishaq Nandana; Marie Yuni Andari
Jurnal Kedokteran Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v8i2.332

Abstract

Kanker kandung kemih (ca buli-buli) merupakan kanker yang paling umum ke 4 terjadi pada pria dan ke 12 pada wanita. Kanker kandung kemih paling banyak terjadi pada usia di atas 60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian kanker kandung kemih di RSUP NTB periode tahun 2017-2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diambil dari register di bagian instalasi bedah sentral dan bagian kemoterapi RSUP NTB. Total angka kejadian kasus ca buli-buli pada periode 2017-2018 sebesar 90 kasus. Terdiri dari 42 kasus pada tahun 2017 dan 48 kasus pada tahun 2018. Angka kejadian kasus ca buli-buli lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita. Ca buli-buli paling banyak terdiagnosis pada usia 50-80 tahun. TURB merupakan pilihan tindakan yang paling sering dilakukan di RSUP NTB dan hanya sebagian kasus yang dilakukan kemoterapi.
Karakteristik Astrositoma di Indonesia Akbar Dwi juliardi NR; Rohadi Muhammad Rosyidi; Marie Yuni Andari
Unram Medical Journal Vol 10 No 4 (2021): Jurnal Kedokteran Volume 10 nomor 4 (Desember) 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i4.609

Abstract

Astrocytoma is a primary brain tumor originating from astrocyte cells. The study was conducted using scientific literature review methods from various sources such as google search and google scholar with relevant keywords such as "prevalence of astrocytoma in Indonesia", "incidence of astrocytoma in Indonesia", "prevalence of astrocytoma in Indonesia", and "epidemiology primary brain tumor in Indonesia". Indonesia". After reading the titles and abstracts of the articles found, there were five research articles that met the criteria. From this literature study, there were 269 cases of astrocytoma in several hospitals in Indonesia in 2007-2018. At RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung in 2007–2009 astrocytomas were most commonly found in patients aged 20–34 years. In 2010–2012 astrocytoma was most commonly found in patients aged 31–40 years. And in 2013-2016 astrocytomas were most commonly found in patients aged 46 to 55 years. While at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo in 2016 most astrocytomas were found in patients aged 20-29 years. Astrocytoma at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung in 2007-2009 was mostly located in the frontal area, in 2010-2012 astrocytoma was mostly located in the cerebral hemispheres, and in 2013-2016 astrocytoma was mostly located in the cerebellum. At RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo astrocytoma mostly located in frontotemporal. At RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung astrocytoma is more often found in men, while in RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo astrocytoma is more common in female patients
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI FAKTOR RISIKO PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL ika primayanti; Ario Danianto; Rizkinov Jumsa; NN Geriputri; Marie Yuni Andari
Unram Medical Journal Vol 11 No 1 (2022): vol 11 no 1
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v11i1.624

Abstract

Preeclampsia is one of the main causes of maternal death in addition to bleeding and infection. The increasing incidence of preeclampsia is of course a problem amid increasing efforts to provide maternal health services. Risk factors for the incidence of preeclampsia can be found through history assessment and special examinations at antenatal care. Through early detection of risk factors for preeclampsia, it is hoped that maternal and perinatal morbidity and mortality can be prevented. This study aims to identify in order to obtain an epidemiological description of the risk factors for the incidence of preeclampsia in pregnant women. The research design was descriptive observational with cross sectional approach. The research data were obtained from interviews, KIA’s book, accompanied by blood pressure checks and proteinuria examinations through a simple dip test of second trimester pregnant women who underwent antenatal care in July - November 2021 About 52 sample have been taken by purposive sampling technique. Obtained 8 of 9 moderate risk factors for preeclampsia in respondents with the most factor being Mean Arterial Pressure (MAP) >90mmHg about 17 respondents (32.7%) while in high risk factors for preeclampsia where the most factor is a history of chronic hypertension namely 2 respondents (3.8%).
THYROID-ASSOCIATED OPHTHALMOPATHY WITH SUSPECTED SECONDARY GLAUCOMA Marie Yuni Andari
Unram Medical Journal Vol 11 No 2 (2022): vol 11 no 2 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v11i2.711

Abstract

Thyroid-associated ophthalmopathy (TAO) is a thyroid hormone imbalance thatmanifests in the eye. The most common TAO is in Grave’s Disease. TAO could increase theintraocular pressure and could cause a glaucoma optic neuropathy and therefore secondaryglaucoma could happen.
SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA: DIAGNOSIS HINGGA PROGNOSIS ULKUS KORNEA Anggia Viona Farehan Adam; Marie Yuni Andari
Jurnal Medika Hutama Vol. 4 No. 02 Januari (2023): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corneal ulcer is a pathological condition in the cornea of ​​the eye which is characterized by the presence of suppurative infiltrates with reverberant corneal defects and discontinuity of the corneal tissue from the epithelium to the stroma. Corneal ulcers can be caused by infection and/or non-infection. In general, corneal ulcers can be classified into 2, namely central corneal ulcers and peripheral corneal ulcers. The diagnosis of the disease can be based on the results of the anamnesis, physical examination, and supporting examinations. Management of corneal ulcers is based on the etiology of the disease. If a corneal ulcer is diagnosed early and treated quickly and precisely, it will produce a good prognosis.