Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KORELASI ANTARA EKSPRESI BCL-2 DAN LMP-1 PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING WHO TIPE III Kholifaturrohmy, Muhammad Rizqi; Kadriyan, Hamsu; Yudhanto, Didit
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 3.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan keganasan pada epitel nasofaring yang sulit dideteksi secara dini karena letak keganasan awalnya yang tersembunyi. Hubungan antara karsinoma nasofaring dan infeksi virus Epstein-barr telah dinyatakan oleh berbagai peneliti, dijumpai peninggian titer antibodi anti EBV (EBNA-1) di dalam serum plasma. Selain itu, gangguan regulasi gen yang mengkodekan protein BCL-2 proapoptotic maupun antiapoptotic juga dapat menimbulkan kanker. Tujuan:Mengetahui adakah korelasi antara ekspresi BCL-2 dengan Epstein-Barr Virus (EBV) pada sediaan blok parafin karsinoma nasofaring di wilayah Nusa Tenggara Barat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik laboratoris dengan desain penelitian potong lintang (cross-sectional).Penelitian ini menggunakan uji Lambda untuk mencari korelasi antara BCL-2 dan LMP-1. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di laboratorium Rumah Sakit Islam Siti Hajar dan Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil:Total 44 responden. Responden terbanyak didapatkan pada kelompok usia 40-49 tahun yaitu 13 orang. Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu 29 orang. Jenis BCL-2 terbanyak adalah 0 ditemukan pada 15 orang. Hasil LMP-1 negatif lebih banyak dibandingkan hasil positif yaitu 29 orang. Hasil uji Lambda untuk variabel LMP-1 terikat diperoleh nilai r=0,733 menunjukkan korelasi kuat antara BCL-2 dan LMP-1 dengan arah korelasi positif. Untuk korelasi antara BCL-2 dan LMP-1 (p=0,002) artinya dalam penelitian ini terdapat korelasi bermakna secara statisik. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara BCL-2 terhadap LMP-1. Meningkatnya BCL-2 akan mempengaruhi peningkatan LMP-1.
Molecular Method Optimization to Identify Plasmodium falciparum Multidrug Resistance 1 (pfmdr1) gene as a Predictor of Antimalarial Resistance Sulistyaningsih, Erma; Dewi, Rosita; Rachmania, Sheilla; Kusuma, Irawan Fajar; Kholifaturrohmy, Muhammad Rizqi; Armiyanti, Yunita; Kholifaturrohmah, Sakinatus Sariroh; Andriani, Made Prasanti
Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & Society for Indonesian Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/biomedich.2025.142.673-678

Abstract

Several approaches have been designed to control malaria, a disease with high morbidity and mortality, but they face some hurdles. Antimalarial resistance is one of the major challenges for malaria elimination, so the detection of antimalarial resistance is essential. Several molecular markers for antimalarial resistance have been identified, including Plasmodium falciparum multidrug resistance 1 (pfmdr1) gene. This study determined the optimization of molecular techniques to identify the pfmdr1 gene as an antimalarial resistance predictor in Indonesia. The study included patients diagnosed with uncomplicated or severe malaria originating from the health district of Kerom Regency, Papua Province, and Dr. Soebandi Hospital, Jember, East Java Province. Blood samples were collected in the Whatmann filer paper after informed consent. DNA was isolated from dried blood filter paper, and nested PCR was performed using a specific primer, the pfmdr1-A and pfmdr1-B genes. The PCR cycle was optimized based on previous studies. The pfmdr1-A has a similar setting to the earlier study, but the pfmdr1-B had a different optimum setting from the previous study with the annealing temperature of 57oC for nested-1 and 62oC for nested-2. This PCR setting could be used for further examination. The positive results of the amplification indicated the potential for antimalarial resistance in the parasite population. A study on the gene copy number and polymorphism is essential to determine the definitive conclusion on antimalarial resistance.