Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Diversifikasi Produk Simplisia Herbal di Desa Catur Kintamani Kabupaten Bangli I Putu Darmawijaya; Putu Chris Susanto
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol. 3 No. 1 Oktober, 2021
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v3i1.65

Abstract

Program pemberdayaan masyarakat melalui pembudidayaan dan pengolahan herbal di Desa Catur telah menghasilkan bibit tanaman herbal untuk dibagikan kepada warga, serta beberapa produk olahan herbal yang dikenal dengan Catur Wangi. Namun, karena suburnya lahan di Desa Catur, produktivitas kebun herbal induk dan kebun warga menjadi lebih tinggi daripada kebutuhan akan bahan-bahan untuk membuat produk-produk olahan herbal yang selama ini sudah diajarkan. Oleh karena itu, ada kelebihan pasokan bahan baku (excess supply) berupa hasil panen tanaman herbal, baik yang berupa daun, bunga, batang, maupun akar tanaman herbal. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk memberikan keterampilan untuk membuat simplisia bagi Kader PKK melalui UP2K di Desa Catur Kintamani Bangli. Dengan memiliki keterampilan ini, diharapkan para Kader PKK dapat memiliki keterampilan membuat simplisa yang dapat digunakan secara mandiri dan keluarga serta dapat mengembangkan dalam wirausaha berkaitan dengan pelayanan kesehatan sehingga dapat menambah pendapatan keluarga. Hasil pelaksanaan pengabdian ini adalah tingkat pengetahuan mitra meningkat dari tidak tahu menjadi tahu tentang pengetahuan dan konsep dasar simplisia dan semua anggota mitra, mitra memiliki keterampilan dalam teknik pembuatan simplis ia, dan mitra memiliki produk simplisia herbal dengan menggunakan kemasan dan merek dagang yang menarik sehingga dapat meningkatkan harga jual
PENDAMPINGAN PEMBUATAN MINUMAN HERBAL DI DESA MUNGGU KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN DESA WISATA I Putu Darmawijaya
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2023): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2023
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v7i4.22040

Abstract

In 2010, Munggu Village was designated as a tourist village by the Badung Regency government of Bali Province by having six tourism potentials that are unique and closely related to local wisdom traditions, including Mekotek Tradition Cultural Tourism, Green Rice Field Tourism, Penet River Tourism, and Religious Tourism. melukat), Swing Tour and the most famous is the Munggu Beach Tour. The method applied in implementing this community partnership program is Society Participatory, namely increasing partners in utilizing and processing herbal plants into herbal drinks with high economic value so that people can live healthy lives by consuming herbal drinks and can also increase family income. This community partnership program provides training and assistance in utilizing and packaging herbal drinks into herbal products with high economic value. The products produced are then marketed around the village area and marketing using social media. This activity results in an increase in community income to improve the village community's family economy.  ---  Pada Tahun 2010, Desa Munggu telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah Kabupaten Badung Propinsi Bali dengan memiliki 6 potensi pariwisata yang sangat unik dan lekat dengan tradisi kearifan lokal antara lain Wisata Budaya Tradisi Mekotek, Wisata kawasan Hijau Persawahan, Wisata Sungai Penet, Wisata religi (melukat), Wisata Ayunan, dan yang paling terkenal adalah Wisata Pantai Munggu. Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan program kemitraan masyarakat ini Society Participatory yaitu peningkatan mitra dalam memanfaatkan dan mengolah tanaman herbal menjadi minuman herbal yang bernilai ekonomi tinggi sehingga masyarakat dapat hidup sehat dengan mengkonsumi minuman herbal serta dapat juga meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam program kemitraan masyarakat ini dilakukan pelatihan dan pendampingan dalam pemanfataan, dan pengemasan minuman herbal menjadi produk herbal yang bernilai ekonomi tinggi. Dari produk yang dihasilkan kemudian dipasarkan ke sekitar wilayah desa serta pemasaran menggunakan media sosial. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya penigkatan pengetahuan dan pendapatan masayarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga masyarakat desa.
Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Petani Lansia I Gusti Putra Agung Rama Prananda; Agung Wahyu Permadi; I Putu Darmawijaya
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 1 No. 1 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v1i1.1960

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan daya tahan kardiorespirasi pada petani lansia di desa mambal munduk kedampal. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang memiliki satu variabel independen dan satu variabel dependen. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 20 sampel. Metode yang digunakan untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi yaitu dapat diukur dengan menggunakan six minute walking test, sedangkan nilai IMT didapatkan dari hasil penghitungan berat badan (kg) dan tinggi badan (m2). Hasil penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan nilai signifikan 0,000 dan koefesien korelasi sebesar -0,736. Hasil penelitian ini terdapat korelasi negatif yang signifikan antara IMT dengan daya tahan kardiorespirasi pada petani lansia di desa Mambal munduk Kedampal. Dapat disimpulkan, semakin meningkat nilai IMT akan menurunkan nilai daya tahan kardiorespirasi pada petani lansia.Kata kunci: Lansia, Indeks Massa Tubuh, VO2Max.AbstractThis study aims to determine the relationship between body mass index and cardiorespiratory endurance in elderly farmers in the village of Mambal Munduk Kedampal. The type of research used is cross sectional which has one independent variable and one dependent variable. The number of samples obtained as many as 20 samples. The method used to measure cardiorespiratory endurance is that it can be measured using the six minute walking test, while the BMI value is obtained from the results of calculating body weight (kg) and height. (m2). The results of the study used the Pearson Product Moment correlation test with a significant value of 0.000 and a correlation coefficient of -0.736. The results of this study there is a significant negative correlation between BMI and cardiorespiratory endurance in elderly farmers in the village of Mambal Munduk Kedampal. It can be concluded, the increasing BMI value will decrease the value of cardiorespiratory endurance in elderly farmers. Keywords: Elderly, Body Mass Index, VO2 Max.