Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROGRAM BIMBINGAN SPIRITUAL UNTUK MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN LANDASAN HIDUP RELIGIUS SISWA DI SD BOSOWA BINA INSANI KOTA BOGOR Sukmana, Dede; Bahrudin, Ending; Rahman, Imas Kania
Attadib: Journal of Elementary Education Vol 7, No 1 (2023): Attadib: Journal of Elementary Education
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/attadib.v7i1.2711

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis program bimbingan spiritual di SD Bosowa Bina Insani Bogor dalam upaya mencapai kompetensi kemadirian religius siswa.. Metodologi penelitian menggunakan metode kualitatif field research. Sumber data primer yaitu dokumen program bimbingan yang dilaksanakan dan sumber data sekunder adalah wawancara kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan dengan cara merekduksi, menyajikan, dan menyimpulkan data. Untuk uji keabsahan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian yaitu SD Bosowa Bina Insani Bogor memiliki program bimbingan spiritual atau mereka menyebutnya program pembiasaan untuk membantu mencapai kompetensi kemandirian religius siswa yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu pertama, program harian berisi kegiatan seperti sapa pagi, bimbingan shalat dhuha dan zuhur, pembelajaran tahfidzh dan tahsin. Kedua, program mingguan, berisi kegiatan bimbingan shalat jumat bagi siswa laki-laki dan bimbingan keputrian bagi siswi perempuan. Ketiga, program tahunan berisi kegiatan memperingati perayaan hari besar islam seperti tahun baru islam 1 Muharram, maulid nabi Muhammad saw, tarhib ramadhan, hari raya ‘Idul Adha. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari semua program yang dilaksanakan oleh Sd Bosowa Bina Insani memiliki tujuan untuk menguatkan keimanan siswa, memperbaiki ibadah siswa, dan menjadikan akhlak siswa semakin baik, sehingga dapat membantu mencapai standar kompetensi kemadirian religius siswa, dan menjadi tameng  pelindung bagi siswa untuk mengarungi arus globalisasi di zaman yang semakin rusak dan mengalami degradasi moral serta akhlak.
PROGRAM BIMBINGAN SPIRITUAL UNTUK MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN LANDASAN HIDUP RELIGIUS SISWA DI SD BOSOWA BINA INSANI KOTA BOGOR Sukmana, Dede; Bahruddin, Ending; Rahman, Imas Kania
ATTA`DIB Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Program Studi PGMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/at-tadib.v7i1.19531

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis program bimbingan spiritual di SD Bosowa Bina Insani Bogor dalam upaya mencapai kompetensi kemadirian religius siswa.. Metodologi penelitian menggunakan metode kualitatif field research. Sumber data primer yaitu dokumen program bimbingan yang dilaksanakan dan sumber data sekunder adalah wawancara kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan dengan cara merekduksi, menyajikan, dan menyimpulkan data. Untuk uji keabsahan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian yaitu SD Bosowa Bina Insani Bogor memiliki program bimbingan spiritual atau mereka menyebutnya program pembiasaan untuk membantu mencapai kompetensi kemandirian religius siswa yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu pertama, program harian berisi kegiatan seperti sapa pagi, bimbingan shalat dhuha dan zuhur, pembelajaran tahfidzh dan tahsin. Kedua, program mingguan, berisi kegiatan bimbingan shalat jumat bagi siswa laki-laki dan bimbingan keputrian bagi siswi perempuan. Ketiga, program tahunan berisi kegiatan memperingati perayaan hari besar islam seperti tahun baru islam 1 Muharram, maulid nabi Muhammad saw, tarhib ramadhan, hari raya ‘Idul Adha. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari semua program yang dilaksanakan oleh Sd Bosowa Bina Insani memiliki tujuan untuk menguatkan keimanan siswa, memperbaiki ibadah siswa, dan menjadikan akhlak siswa semakin baik, sehingga dapat membantu mencapai standar kompetensi kemadirian religius siswa, dan menjadi tameng pelindung bagi siswa untuk mengarungi arus globalisasi di zaman yang semakin rusak dan mengalami degradasi moral serta akhlak.
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA BUDAYA LITERASI MELALUI BERBAGAI MEDIA: MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA BUDAYA LITERASI MELALUI BERBAGAI MEDIA Iskandar, Dadang; Sukmana, Dede; Tullah, Rahmah
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): MARET
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.071 KB)

Abstract

Literasi berasal dari kata literacy yang bearti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf (Echols&Shadily, 1990). Menurut kamus online Merriam-Webster, Literasi berasal dari istilah latin ‘literature’ dan bahasa inggris ‘letter’. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia. Untuk meningkatkan kemampuan baca tulis serta mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Sirnagalih, kami menggunakan berbagai media untuk menarik perhatian masyarakat agar tertarik atau berminat untuk mengembangkan kemampuannya. Melalui media masyarakat akan dengan mudah menerima dan menerapkan apa yang telah mereka ketahui. UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang “multiple Effect” atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik.