Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Metabolit Cendawan Endofit Tanaman Padi sebagai Alternatif Pengendalian Cendawan Patogen Terbawa Benih Padi Arifda Ayu Swastini Waruwu; Bonny Poernomo Wahyu Soekarno; Abdul Munif
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 12 No 2 (2016)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.172 KB) | DOI: 10.14692/jfi.12.2.53

Abstract

Infection of seed-borne fungi on rice (Oryza sativa) may affect rice production and becomes an important problem in Indonesia recently.  This study aimed to evaluate the potential of fungal endophyte metabolites isolated from rice (Oryza sativa L.) to control seed-borne pathogenic fungi.  Research activities involved isolation of endophytic fungi from rice, isolation of seed-borne fungi, and inhibition test of isolated endophytic fungal metabolites on seed-borne pathogenic fungi.  The results showed that 3 isolates of endophytic fungi, i.e. LA6, LA11, and LA14 were potential producing antifungal metabolite. The metabolites of LA11 and LA14   isolates was able to reduce the growth of seed-borne pathogenic fungi between 18.33 and 47.28%.
INSIDENSI DAN SEVERITAS PENYAKIT PADA PERKEBUNAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DESA DURIAN TINGGI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATERA BARAT: INCIDENCE AND SEVERITY OF PLANT DISEASE OF GAMBIER (Uncaria gambir Roxb) CROPS DURIAN TINGGI VILLAGE, LIMA PULUH KOTA REGENCY, WEST SUMATERA Waruwu, Arifda Ayu Swastini; Putri, Diana
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 13 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2025.013.3.4

Abstract

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu daerah penghasil gambir utama di Sumatera Barat. Berbagai tanaman, termasuk Uncaria gambir, rentan terserang penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis insidensi dan severitas penyakit yang menyerang U. gambir. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2025 dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling (PRS) dan survei lapangan di tiga lokasi di Nagari Durian Tinggi. Wawancara dengan petani yang bekerja di perkebunan gambir juga dilakukan untuk melengkapi data hasil pengamatan mengenai gejala penyakit. Berbagai jenis penyakit bercak daun berhasil didokumentasikan, antara lain bercak ungu, bercak hitam, dan bercak coklat. Dari ketiga jenis tersebut, bercak ungu merupakan penyakit yang paling dominan. Insidensi penyakit tertinggi mencapai 100% di semua lahan. Tingkat severitas bercak ungu tertinggi terjadi di Lahan 1 sebesar 74%, sedangkan severitas terendah ditemukan di Lahan 2 dan 3 sebesar 51% .
INSIDENSI PENYAKIT TANAMAN JAGUNG (Zea may L.) PADA POLA TANAM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Waruwu, Arifda Ayu Swastini
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 10, No 2 (2025): Jurnal Agrohita
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v10i2.20571

Abstract

Jagung merupakan tanaman pangan yang menjadi salah satu komoditas penting di Indonesia. Produksi jagung di Indonesia belum dapat dikatakan memenuhi semua kebutuhan penduduk Indonesia, impor adalah salah satu cara untuk menanggulanginya. Salah satu penghambat produksi jagung di Indonesia ialah adanya organisme pengganggu tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan insidensi penyakit tanaman jagung dengan pola tanam secara monokultur dan tumpangsari. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Kampus III Universitas Andalas, Sumatera Barat di bulan Desember 2024. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara pengamatan tanaman secara langsung dalam suatu lahan dengan menghitung insidensi penyakit pada lahan monokultur dan tumpangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit tanaman jagung yang ditumpangsari dengan tanaman kedelai dan lahan monokultur jagung yang diamati ditemukan penyakit yang menyerang antara lain penyakit hawar daun, karat daun, serta penyakit bercak daun. Insidensi penyakit hawar daun di lahan monokultur yaitu 100% dan pada lahan tumpangsari yaitu 83%. Pada penyakit karat daun, insidensi sebesar 45% di lahan monokultur, 30% di lahan tumpangsari. Intensitas penyakit bercak daun sebesar 10% di kedua lahan. Insidensi dan keparahan penyakit lebih besar di lahan monokultur dibandingkan dengan tumpangsari. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya tanaman jagung lebih baik di lahan tumpangsari dibandingkan monokultur.
Observasi Penyakit pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabika L.) di Perkebunan Kopi Solok Radjo Waruwu, Arifda Ayu Swastini
Jurnal Kridatama Sains dan Teknologi Vol 7 No 02 (2025): Jurnal Kridatama Sains dan Teknologi
Publisher : Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53863/kst.v7i02.1838

Abstract

Arabica coffee (Coffea arabica L.) is one of the high economic value plantation commodities widely cultivated in the highland areas of West Sumatra. This study aimed to identify diseases affecting Arabica coffee in the Solok Radjo Cooperative plantation. The study was conducted in coffee plantation by the Solok Radjo Cooperative and Laboratory of the Agroecotechnology, Department of Plantation Crop Cultivation, Faculty of Agriculture, Andalas University, Dharmasraya, West Sumatera. Field surveys were carried out on plants exhibiting disease symptoms, followed by visual documentation, sampling of infected tissues, and laboratory analysis through microscopic observation and morphological identification of pathogens. The results revealed three major diseases: leaf rust (Hemileia vastatrix), leaf spot (Cercospora sp.), and fruit rot (Fusarium sp.), all of which have the potential to reduce coffee bean productivity and quality. These findings provide a scientific basis for developing effective and sustainable disease management strategies to support the improvement of Arabica coffee quality and production