Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Numerasi Siswa SMA Negeri 9 Luwu melalui Pembelajaran Etno-Matematika Berbasis Augmented Reality Nurhami, Nurhami; Muharram, Normawaty; Susanti, Wiwik
Jurnal Dieksis ID Vol. 4 No. 2 (2024): Juli - Desember 2024
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/dieksis.4.2.2024.521

Abstract

Urgensi penelitian ini didasarkan pada rendahnya kemampuan numerasi siswa yang sering menjadi tantangan utama dalam pembelajaran matematika. Numerasi adalah keterampilan esensial yang tidak hanya mendukung keberhasilan dalam pelajaran matematika tetapi juga menjadi fondasi penting untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, rendahnya relevansi pembelajaran matematika dengan konteks budaya lokal sering membuat siswa kurang termotivasi untuk memahami materi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa SMA Negeri 9 Luwu melalui penerapan pembelajaran etnomatematika berbasis augmented reality. Metode Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Luwu yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, bertempat di SMA Negeri 9 Luwu Bosso, Kec. Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart yang terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian Pada Siklus I, hasil tes kemampuan numerasi dari 32 siswa, hanya 14 siswa (43,75%) yang mencapai skor di atas KKM, sedangkan sisanya (56,25%) masih menunjukkan kesulitan dalam memahami konsep matematika berbasis budaya lokal, seperti menghitung luas dan volume geometris dari pola rumah adat. Hasil pada Siklus II menunjukkan peningkatan pada kemampuan numerasi siswa. Rata-rata skor siswa naik menjadi 81, melebihi KKM yang telah ditetapkan, dari 32 siswa, sebanyak 28 siswa (87,5%) berhasil mencapai skor di atas KKM, sementara hanya 4 siswa (12,5%) yang masih memerlukan pendampingan tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan tersebut tercapai dengan adanya peningkatan pada kemampuan numerasi siswa setelah pelaksanaan dua siklus pembelajaran.
Kajian patogenisitas bakteri Edwardsiella ictaluri pada ikan patin Pangasionodon hypophthalmus Susanti, Wiwik; Indrawati, Agustin; Pasaribu, Fachriyan H
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 2 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3460.241 KB) | DOI: 10.19027/jai.15.99-107

Abstract

ABSTRACT One of major problem of striped catfish Pangasionodon hypophthalmus culture is enteric septicemia of catfish (ESC), bacterial disease of Edwardsiella ictaluri, caused of more than 50% of mortalities. This reaserch was aimed to determine pathogenicity of local isolate E. ictaluri. Thirty individu of five group fishes, 6–10 g in body weight, injected intraperitoneally with 0,1 mL of bacteria suspension of 102 cfu/mL; 104 cfu/mL; 106 cfu/mL; 108 cfu/mL; 1010 cfu/mL; and PBS as control, were culture in 18 of 60×40×45 cm3 aquarium for seven days. External organs of fish (skin and abdomen) and internal organs (liver, kidney, and brain) were examined macroscopicly and microscopicly. Internal organ sample were taken on the 5th day for histopatologic test while blood sample was on the 1st, 3rd, and 5th day after infection. Mortality rate was count to reach LD50. Clinical signs and pathology anatomy of co-infection fish showed vertical swim, petechial hemorrhage in the skin, dropsy, ascites in the abdominal cavity, pale liver and the kidney was dark red. Histopathology showed hydropic degeneration, fatty degeneration, hemorrhage and necrosis in the liver, melano macrophage center (MMC) and necrosis in the kidneys, hemorrhage, and inflammatory cell infiltrates were also found in the kidneys and brain. Decreased of hematocrit and hemoglobin values of all tread group were statistically significant different (P<0,05) compared to controls. LD50 dose was 2,8×104 cfu/mL. The result indicated that E. ictaluri was very pathogenic on striped catfish P. hypophthalmus.  Keywords: Edwardsiella ictaluri, enteric septicemia of catfish (ESC), pathogenicity, striped catfish  ABSTRAK Salah satu kendala yang dijumpai pada budidaya ikan patin Pangasionodon hypophthalmus yaitu serangan penyakit bakterial. Enteric septicemia of catfish (ESC) adalah penyakit infeksi bakteri Edwardsiella ictaluri yang dapat menyebabkan kematian ikan patin sampai >50%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui patogenisitas E. ictaluri isolat lokal pada ikan patin. Masing-masing 30 ekor ikan patin ukuran 6–10 g/ekor diinjeksi secara intraperitoneal dengan 0,1 mL larutan bakteri kepadatan 102 cfu/mL; 104 cfu/mL; 106 cfu/mL; 108 cfu/mL; 1010 cfu/mL; dan PBS sebagai kontrol. Ikan dipelihara selama tujuh hari pada akuarium berukuran 60×40×45 cm3. Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dilakukan terhadap organ eksternal (kulit dan abdomen) dan internal (hati, ginjal, dan otak). Pengambilan sampel organ internal untuk uji histopatologi pada hari kelima dan sampel darah untuk uji gambaran darah pada hari pertama, ketiga, dan kelima pascainfeksi. Jumlah kematian ikan dihitung untuk mendapat nilai LD50. Pengamatan gejala klinis dan patologi anatomi ditemukan ikan berenang vertikal, adanya bercak merah pada kulit, pembengkakan abdomen, asites, hati pucat, dan ginjal berwarna merah kehitaman. Hasil histopatologi terlihat terjadinya degenerasi hidropik, degenerasi lemak, melano macrophage center (MMC), nekrosa, hemoragi, dan infiltrasi sel radang pada hati, ginjal, dan otak. Penurunan nilai hematokrit dan hemoglobin pada perlakuan secara statistik berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol. Dosis LD50 didapat 2,8×104 cfu/mL. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa E. ictaluri pada ikan patin bersifat sangat patogen. Kata kunci: Edwardsiella ictaluri, enteric septicemia of catfish (ESC), patogenisitas, patin