Claim Missing Document
Check
Articles

Monoclonal antibodies to human IgM Sjahrurachman, Agus; Indrawati, Agustin; Ernawati, Betty; Ibrabim, Fera; Mardiastuti, Mardiastuti
Medical Journal of Indonesia Vol 8, No 4 (1999): October-December
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.461 KB) | DOI: 10.13181/mji.v8i4.714

Abstract

[no abstract available]
Bacterial Pneumonia sebagai Salah Satu Penyebab Kematian Lumba Lumba Hidung Botol Indo-Pasifik (Tursiop aduncus) Indrawati, Agustin; Maharani, Jeni; Fadillah, Nurul; Arum, Diah Sekar; Yenri, Hamdika; Velayati, Risqika Aqla; Fadlilah, Ulfi Nurul; Naldi, Jefri; Nurhasanah, Afifah
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.523 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.37-42

Abstract

Lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) merupakan jenis lumba-lumba yang banyak ditemukan di perairan Indonesia. Kelestarian T. aduncus perlu mendapat perhatian karena populasinya yang semakin menurun. Upaya pelestarian yang telah dilakukan adalah melalui konservasi. Gangguan respirasi pada lumba-lumba sering ditemukan dan berakibat fatal, salah satu penyakit yang sering ditemukan adalah pneumonia. Pneumonia jenis bronchopneumonia merupakan salah satu gejala infeksi pada paru yang disebabkan oleh bakteri, virus ataupun jamur. Tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi dan identifikasi bakteri yang berperan dalam kejadian pneumonia. Sampel berasal dari seekor lumba lumba jantan yang ada di Pusat Konservasi Mamalia air. Tahapan penelitian ini antara lain isolasi dan identifikasi bakteri dari organ paru-paru yang menunjukkan gejala patologis. Hasil isolasi dan identifikasi ditemukan 2 spesies Gram positif yaitu Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus serta 4 spesies Gram negatif, yaitu Pseudomonas alcaligenes, Actinobacillus delphinicola, Klebsiella sp. dan Serratia marcesens.
Isolasi dan Karakterisasi Pseudomonas Sp dari Limbah Fenol serta Kemampuan Biodegradasinya Hendarko, Sriani; Rukmi, M.G. Isworo; Indrawati, Agustina
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 2, No 4 (1999): Volume 2 Issue 4 Year 1999
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4703.872 KB) | DOI: 10.14710/jksa.2.4.133-137

Abstract

Fenol diketahui sebagai senyawa hidrokarbon yang bersifat toksis, yang dalam konsentrasi tinggi dapat berbahaya bagi kehidupan mahluk hidup termasuk manusia. Pada konsentrasi yang tinggi, senyawa fenol dalam suatu lingkungan dapat didegradasi oleh mikroorganisme terutama oleh bakteri kelompok hidrokarbonolastik yang dapat menggunakan hidrokarbon sebagai sumber C untuk kehidupannya. Bakteri Pseudomonas adalah salah satu dari kelompok ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan isolat Pseudomonas dari sumber alam yang mampu mendegradasi senyawa fenol dan untuk menguji hubungan antara degradasi fenol dengan pertumbuhan bakteri Pseudomonas. Bakteri Pseudomonas yang digunakan dalam penelitian ini diisolasi dari limbah industri farmasi “P” di Semarang pada bulan Desember 1995. Tiga konsentrasi fenol yang berbeda diberikan dalam media yaitu 0,1 mg/L (F1), 0,2 mg/L (F2), 0,3 mg/L (F3) dan 0,0 mg/L sebagai kontrol. Pertumbuhan bakteri diuji dengan mengukur kerapatan optis pada panjang gelombang (λ) 640 nm, sedang perubahan kandungan fenol dalam media diuji menggunakan “Direct Photometric method” menurut Greenberg. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pseudomonas sp yang diisolasi dari limbah industri mempunyai kemampuan untuk mendegradasi senyawa fenol. Bakteri diisolasi dan diidentifikasi menggunakan Cowan dan Steel. Kerapatan optis tertinggi sebagai parameter pertumbuhan dijumpai pada F3 (0,2170), F2 (0,2076), F1 (0,1938)dan F0 (0,0315), sedang rata-rata waktu inkubasi adalah 16 jam (F1, F2, F3) dan 10 jam untuk F0. Kurva pertumbuhan pada F1, F2 dan F3 mulai menurun setelah 20 jam dan 14 jam untuk F0. Makin lama waktu inkubasi degradasi senyawa fenol dalam media makin tinggi.
The Comparison of Streptococcus agalactiae Isolated from Fish and Bovine using Multilocus Sequence Typing ANGELA MARIANA LUSIASTUTI; HELGA SEEGER; AGUSTIN INDRAWATI; MICHAEL ZSCHÖCK
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 20 No. 4 (2013): December 2013
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.76 KB) | DOI: 10.4308/hjb.20.4.157-162

Abstract

Multilocus sequence typing (MLST) has greater utility for determining the recent ancestral lineage and the relatedness of individual strains. Group B streptococci (GBS) is one of the major causes of subclinical mastitis of dairy cattle in several countries. GBS also sporadically causes epizootic infections in fish. The aim of this study was to compare the evolutionary lineage of fish and bovine isolates in relation to the S. agalactiae global population as a whole by comparing the MLST profiles. Twenty S. agalactiae isolates were obtained from dairy cattle and fish. PCR products were amplified with seven different oligonucleotide primer pairs designed from the NEM316 GBS genome sequence. Clone complexes demonstrated that bovine and fish isolates were separate populations. These findings lead us to conclude that fish S. agalactiae is not a zoonotic agent for bovine. MLST could help clarify the emergence of pathogenic clones and to decide whether the host acts as a reservoir for another pathogenic lineage.
Produksi IgY Spesifik Staphylococcus aureus dari Isolat Asal Kasus Staphylococcosis pada Kelinci Triwardhani Cahyaningsih; Fachriyan Hasmi Pasaribu; Agustin Indrawati
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 22 No. 1 (2017): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.491 KB) | DOI: 10.18343/jipi.22.1.1

Abstract

This experiment aims to produce immunoglobulin Y (Ig-Y) Staphylococcus aureus isolates origin staphylococcosis case in rabbits. Vaccination is done several times using Staphylococcus aureus active in 109 cfu/ml. Injecting the chicken is done four weeks in a row, the first week is done by intravenous injection of S. aureus antigens, the second week of the injection sub cutan S. aureus emulsified with Freund's complete adjuvant, followed by the third and fourth week of the injection of S. aureus antigen emulsified with incomplete Freund's adjuvant. Egg samples were taken after four weeks of the last injection for identification, purification, and determination of specific IgY against S. aureus in egg yolk. IgY specificity qualitatively tests performed by the AGP test (To Gel Precipitation). IgY extraction is done using PEG - Ammonium sulfate, purified IgY concentration calculated by the method of Bradford. The results showed that IgY began to be detected in egg yolk at week six after immunization, with the average levels of IgY is 1.7 mg/ml.
Studi Sistem Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba Hidung Botol Indo Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa Guntari Titik Mulyani; Yuda Heru Fibrianto; Teguh Budipitojo; Agustin Indrawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.858 KB) | DOI: 10.29244/avi.2.1.7-11

Abstract

Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum danpaling dikenal orang. Gangguan sistem respirasi pada lumba-lumba sering dijumpai, sementara jenisbakteri yang sering menyerang lumba-lumba dari perairan Laut Jawa belum pernah diteliti. Penelitianini bertujuan untuk mempelajari pemeriksaan klinis sistem respirasi lumba-lumba dan melakukan isolasibakteri serta jamur pada sistem respirasi bottlenose dolphin (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa.Penelitian dilakukan dengan studi pustaka, pemeriksaan klinis serta isolasi sampel sistem respirasi. Swabdeep blowhole dilakukan terhadap sepuluh ekor bottlenose dolphin di PT. Wersut Seguni Indonesia.Sampel dikirim ke laboratorium Mikrobiologi FKH UGM untuk isolasi dan identifikasi terhadap bakteridan jamur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan klinis lumba-lumba hanya dapat dilakukansecara inspeksi. Hasil isolasi ditemukan bahwa 5 dari 10 lumba-lumba (50%) positif Staphylococcus aureus,sedangkan jamur tidak ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemeriksaan klinislumba-lumba dapat dilakukan dengan cara inspeksi terhadap blowhole, tingkah laku hewan, adanya“chuff” atau “honk”, frekuensi respirasi, sosialisasi hewan dan posisi hewan saat berenang. BakteriStaphylococcus aureus dijumpai pada sistem pernafasan lumba-lumba hidung botol dari perairan LautJawa di PT. Wersut Seguni Indonesia.
Deteksi Salmonella spp. pada Telur Ayam Konsumsi yang Dilalulintaskan melalui Pelabuhan Tenau Kupang Susanto Nugroho; Trioso Purnawarman; Agustin Indrawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 3 No. 1 (2015): Januari 2015
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.83 KB) | DOI: 10.29244/avi.3.1.16-22

Abstract

Salmonelosis adalah salah satu penyakit food-borne bakterial zoonotik yang paling penting di seluruh dunia. Salmonella spp. adalah penyebab salmonelosis akibat konsumsi makanan berbahan dasar unggas dan produk unggas yang terkontaminasi. Unggas dan telur ayam dianggap merupakan salah satu reservoir Salmonella spp. yang paling penting. Salmonella spp. ditularkan melalui rantai makanan dan akhirnya menular ke manusia. Meningkatkan keamanan produk unggas dengan cara deteksi dini terhadap food-borne patogen merupakan komponen penting untuk membatasi kontaminasi Salmonella spp.. Metode deteksi dan identifikasi Salmonella spp. merupakan strategi yang dirancang untuk mencegah kontaminasi unggas dan produk unggas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi Salmonella spp. dari telur ayam yang berasal dari 4 pengirim telur menggunakan metode konvensional. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus menduga prevalensi dan diambil menggunakan metode acak berlapis. Analisis data hasil positif Salmonella spp. dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil pengujian dari 270 sampel, 5 pengujian dengan metode konvensional positif Salmonella spp.. Berdasarkan hasil pengujian positif kontaminasi Salmonella spp. pada telur ayam maka diperlukan evaluasi terhadap pengiriman telur ayam konsumsi antar pulau.Kata kunci: kontaminasi, Salmonella spp., metode konvensional, telur ayam. (Detection of Salmonella spp. in Commercial Hen Eggs Entering through Tenau Port Kupang)Salmonellosis is one of the most important food-borne bacterial zoonotic diseases worldwide. Salmonella spp. are causative agent of salmonellosis associated with contaminated commercial poultry and poultry product. Poultry and eggs are considered one of the most important Salmonella spp. reservoirs. Salmonella spp. were able to pass through the food chain and ultimately transmitted to humans. Improving safety of poultry products by early detection of food-borne pathogens would be considered an important component for limiting exposure to Salmonella contamination. Detection and identification method for Salmonella spp. are considered to be an important component of strategies designed to prevent poultry and poultry product. The aims of the study were to detect Salmonella spp. from hen eggs collected from 4 exporters using conventional method. Samples size were calculated using estimates prevalence formula and selected by stratified random sampling. Data regarding the proportion of Salmonella spp. positive samples were analyzed descriptively. 270 samples, 5 test by conventional method were positive Salmonella spp.. According of positive test results Salmonella spp. contamination in hen eggs was necessary to evaluate the delivery of commercial hen eggs between islands.Keywords: conventional methods, hen eggs, Salmonella spp. contamination.
Deteksi Residu Hormon Trenbolon Asetat pada Sapi Siap Potong Impor asal Australia Rifky Danial; Hadri Latif; Agustin Indrawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 3 No. 2 (2015): Juli 2015
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.149 KB) | DOI: 10.29244/avi.3.2.70-76

Abstract

Trenbolon asetat (TBA) merupakan hormon penggertak pertumbuhan yang diimplankan ke sapi untuk meningkatkan berat badan dan mengefisiensi konversi pakan. Penggunaan TBA dapat meninggalkan residu dalam urin dan dapat menyebabkan efek negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keberadaan residu TBA dalam urin sapi siap potong impor dari Australia. Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus deteksi penyakit dan sampel dipilih secara acak. Sebanyak 60 sampel dianalisis menggunakan enzim-linked immunosorbent assay (ELISA). Tes menunjukkan bahwa sebanyak 100% urin sapi siap potong dari Australia mengandung residu TBA dengan konsentrasi yang bervariasi. Konsentrasi residu TBA < 2 part per billion (ppb) terdeteksi pada 37 sampel (61,67%), konsentrasi residu TBA 2-4 ppb terdeteksi pada 7 sampel (7%), dan konsentrasi residu TBA > 4 ppb terdeteksi pada 16 sampel (26,67%). Hasil positif menunjukkan bahwa sapi potong asal Australia mengandung residu hormon trenbolon asetat (TBA).Kata kunci: ELISA, residu, sapi potong impor, trenbolon asetat, urin (Detection of Trenbolone Acetate Hormone Residues in Imported Slaughter Cattle from Australia)Trenbolone acetate (TBA) is a growth hormone promoter which is implanted into cattle to increase weight gain and feed conversion efficiency. The use of TBA can leave residue in urine and may cause negative effects. The objective of this research was to analyze the presence of the TBA residue in imported slaughter cattle urine from Australia. Cattle urine samples were collected from Animal Quarantine Installation. Sample size was calculated using the formula of detect disease and selected by random sampling. A total of 60 samples of cattle urine were analyzed for level of trenbolone acetate residues by using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method. The test showed that positive results in all of urine samples (100%) of slaughter cattle imported from Australia with variation in TBA residues concentrations. The concentration of residual TBA < 2 ppb were detected in 37 samples (61.67%), the residual concentration of TBA 2-4 ppb were detected in 7 samples (7%), and the concentration of residual TBA > 4 ppb were detected in 16 samples (26.67%). Total of 60 urine samples contained TBA residues. The presence of TBA residues with concentration above 4 ppb was 16 samples (26.7%). Positive results in the samples was indicated the Australian cattle contains trenbolone acetate (TBA) residue.Keywords: ELISA, residue, imported slaughter cattle, trenbolone acetate, urine
Deteksi Penyakit Bovine Viral Diarrhea pada Sapi Potong Impor melalui Pelabuhan Tanjung Priok Aditya Primawidyawan; Agustin Indrawati; Denny Widaya Lukman
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 4 No. 1 (2016): Januari 2016
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.354 KB) | DOI: 10.29244/avi.4.1.7-13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan suatu kajian serologis tentang penyakit bovine viral diarrhea (BVD) dan mendeteksi adanya kaitan pemeliharaan kandang sebagai faktor risiko sumber penularan penyakit BVD pada sapi potong impor. Pengujian screening awal mengggunakan ELISA (enzyme linked immunosorbant assay) Antibodi BVD terhadap 100 sampel serum darah sapi, dan ditemukan 63 positif terhadap adanya antibodi anti BVD. Selanjutnya dilakukan pengujian lanjutan ELISA Antigen BVD dan hasilnya seluruh sampel negatif terhadap Antigen BVD. Hasil positif uji ELISA terhadap antibodi BVD mengindikasikan bahwa sampel mengandung antibodi anti BVD akibat pernah terinfeksi oleh virus BVD secara sementara (transient) atau melalui vaksinasi. Berdasarkan dokumen health certificate dari negara asal tidak terdapat informasi yang jelas terhadap perlakuan vaksinasi BVD pada sapi potong impor. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan screening di negara Indonesia untuk mendeteksi dan melakukan usaha preventif mencegah penyebaran di feedlot. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian hasil ELISA antibodi positif BVD, terkait dengan penyebaran penyakit BVD selama dalam masa pemeliharaan dan penggemukkan adalah program biosekuriti pada peternakan dengan nilai (OR=3,316; CI=1,380-7,967), dan pengelolaan limbah kandang dalam peternakan dengan nilai (OR=2,667; CI=1,105-6,434). Hasil ini menunjukkan ada asosiasi antara kedua faktor yang ada pada peternakan dengan kejadian penyakit BVD.Kata kunci: BVD, ELISA antibodi dan antigen, faktor risiko. (Detection and Risk Factors Study of Bovine Viral Diarrhea in Cattle Imports at Tanjung Priok Port)This research was a serological study on bovine viral diarrhea (BVD) and also to detect the relevance of maintenance farm management as a risk factor on the spreads of BVD. The initial screening test was performed using antibody capture enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) to BVD on 100 cattle blood serum samples. The screening test showed that of 63 samples were positive to BVD antibody and 37 samples were negative to BVD antibody. The next screening test was performed using antigen capture ELISA to BVD and all samples showed negative results on BVD antigen. The results of the ELISA test positive for antibodies to BVD indicates that the samples examined anti-BVD antibodies due to BVD virus had been infected by a temporary (transient) or vaccination. Based on the document health certificate from the country of origin there is no clear information on the treatment of BVD vaccination on imports of beef cattle. So, we need a screening examination in the country of Indonesia to detect and perform preventive measures to prevent the spread in feedlots. Relevant factors that affected the occurrence of positive result on BVD antibody detection was farm biosecurity programs with odds ratio (OR) value of 3.316 and confidential interval (CI) value of 1.380-7.967. Further relevant factor was caging waste management with OR value of 2.667 and CI value of 1.105-6.434. There were statistically significant differences (p<0.05) between farm biosecurity programs and caging waste management related to BVD disease incidence.Keywords: BVD, ELISA antibodies and antigen, risk factors
Penentuan Patotipe Molekuler Virus Newcastle Disease: Isolat Lapang di Tiga Wilayah Kabupaten Jawa Timur Erin Kurnianingtyas; Surachmi Setiyaningsih; Agustin Indrawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 5 No. 1 (2017): Januari 2017
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.086 KB) | DOI: 10.29244/avi.5.1.8-15

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji keberadaan dan karakteristik molekuler virus newcastle disease (VND) di tiga wilayah Kabupaten di Jawa Timur. Sampel usapan kloaka diambil dari 289 ekor unggas (262 ekor ayam dan 27 ekor bebek) pekarangan, pedagang di pasar unggas hidup, peternak, dan pengepul di wilayah Kabupaten Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso. Sampel usap kloaka ditumbuhkan pada telur ayam berembrio (TAB) dan deteksi virus dengan Real Time Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (rRT-PCR) matrix (M). Patogenisitas virus ditentukan melalui rRT-PCR Fusion (F) dan sekuen gen F. Sejumlah delapan isolat lapang VND yang didapat, semuanya mempunyai afinitas lebih tinggi dengan serum Komarov dibandingkan dengan B1. Hal tersebut sesuai dengan reaksi positif yang ditunjukkan oleh rRT-PCR F. Analisis sekuen nukleotida menegaskan adanya motif asam amino multibasic pada cleavage site protein F, terbukti dari enam isolat asal ayam dan satu isolat asal bebek memiliki motif 112RRQKRF117, sedangkan satu isolat asal bebek lainnya mempunyai motif112RRRKRF117.
Co-Authors . Darniati Aditya Primawidyawan Afifah Nurhasanah Afiff , Usamah Agus Sjahrurachman Ambar Retnowati Ambar Retnowati ANGELA MARIANA LUSIASTUTI ANGELA MARIANA LUSIASTUTI Angela Mariana Lusiastuti Apris Beniawan Ardiana Ardiana Arum, Diah Sekar Bayu Febram Prasetyo Betty Ernawati Damiana Rita Ekastuti Denny Widaya Lukman Destri Prameswari, Alvira Diah Sekar Arum Dwi Endrawati Edi Purwanto Elmanaviean Eni Kusumaningtyas Erdina Pangestika Erin Kurnianingtyas Fachriyan H Pasaribu Fachriyan Hasmi Pasaribu Fachriyan Hasmi Pasaribu Fachriyan Hasmi Pasaribu Fachriyan Hasmi Pasaribu Fachriyan Hasmi Pasaribu Fadlilah, Ulfi Nurul Fera Ibrabim Guntari Titik Mulyani Hadri Latif Hamdika Yenri Handayani Halik Handina Rakhmawati HELGA SEEGER Hendarko, Sriani Herwin Pisestiyani I Wayan T. Wibawan I wayan Teguh Wibawan Idwan Sudirman Ita Krissanti Jefri Naldi Jeni Maharani Julia Rosmaya Riasari Kuntum Khoirani Kurnia Tiara Aulia Lee Xia Meen Leila Nur Aziah Leila Nur Azizah Lila Gardenia Maharani, Jeni Mangaraja Pidoli Tampubolon Mardiastuti Mardiastuti MICHAEL ZSCHÖCK Mira Mawardi Mirnawati Bachrun Sudarwanto Mirnawati Sudarwanto Muh Ramadhan Nabila Swarna Puspa Hermana Nabila Swarna Puspa Hermana Nabila Swarna Puspa Hermana Nafiqoh, Nunak Naldi, Jefri Nauval Firdana, Chorrysa Navasuriya Radha Krisnan Nazmi Zahir B. Mohd Zaini Ni Luh Putu Ika Mayasari Ni Luh Putu Ika Mayasari Nining Arini Novita, Hessy Nurhasanah, Afifah Nurul Fadillah Nurul fadillah, Nurul Oktaviani, Dian Okti Nadia Poetri Penataseputro, Tanjung Pratitis S Wibowo Pratitis S Wibowo Rahmat Hidayat Rahmat Hidayat Ramadhaniah, Vetty Reinilda Alwina Retno D. Soejoedono Retno Damajanti Retno Damayanti Soejoedono Rifky Danial Rifky Rizkiantino Risqika Aqla Velayati Romsyah Maryam Rukmi, M.G. Isworo Ryan Septa Kurnia Safika S, Safika Sapto Andriyono Sartika Juwita Seruni Agistiana Setiadi Setiadi Siti Fatimah Siti Gusti Ningrum, Siti Gusti Siti Nur Jannah Sucitya Purnama Suhartila Suhartila Suherman . Surachmi Setiyaningsih Susan M Noor Susan M Noor Susanti, Wiwik Susanto Nugroho Syahidah, Dewi Teguh Budipitojo Titiek Sunartatie Titis Wulandari Tri Wiyoko Trioso Purnawarman Triwardhani Cahyaningsih Ulfi Nurul Fadlilah Uni Purwaningsih Uni Purwaningsih Upik Kesumawati Hadi Usama Affif Usamah Afif Uus Saepuloh Velayati, Risqika Aqla Wattiheluw, Muhammad Subhan Yan Evan Yenri, Hamdika Yuda Heru Fibrianto