Prakasiwi, Sherkia Ichtiarsi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGENALAN DAN PELATIHAN MP-ASI BAYI USIA 6-12 BULAN DI KLINIK PRATAMA LUTFI HUSADA WELERI KENDAL JAWA TENGAH Lutfitasari, Ariyani; Khasanah, Umi; Prakasiwi, Sherkia Ichtiarsi; Maulida, Erna; Pertiwi, Anandya Rani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan bertambahnya usia bayi kebutuhan fisiologis bayi untuk tumbuh dan berkembang secara normal tidak terpenuhi hanya dari ASI. Bayi yang berusia 6 bulan ke atas memerlukan makanan tambahan disamping ASI untuk mencukupi kebutuhan energi dan zat gizinya. Makanan sebagai komplemen ASI yang diberikan kepada bayi disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP ASI pada bayi usia 6 – 12 bulan berfungsi sebagai “pengantar” sebelum pemberian makanan keluarga, MP ASI bayi usia 12 bulan ke atas merupakan bentuk diversifikasi makanan (Nasar, 2013). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini agar kader dan ibu bisa membuat makanan pendamping ASI yang benar agar terpenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini dengan melakukan penyuluhan  dan praktik langsung baik secara teori dan lebih menekankan praktik pengolahan MP ASI Periode MP ASI merupakan periode yang sangat rentan, karena malnutrisi sering terjadi, periode ini berkontribusi secara signifikan terhadap tingginya prevalensi malnutrisi di antara anak balita di seluruh dunia. Frekuensi makan harian didefinisikan sebagai berikut : Dua kali untuk bayi yang disusui berusia 6–8 bulan,Tiga kali untuk anak usia 9–23 bulan yang disusui dan Empat kali untuk anak usia 6–23 bulan yang tidak disusui. Tanpa keragaman dan makanan yang memadai dan frekuensi, bayi dan anak kecil rentan terhadap gizi buruk, terutama stunting, defisiensi mikronutrien, peningkatan morbiditas dan mortalitas (World Health Organization, 2010). 
EDUKASI PENTINGNYA STRETCHING UNTUK PENCEGAHAN BERAT BADAN BERLEBIH DALAM MENJAGA KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SANTRI PUTRI Prakasiwi, Sherkia Ichtiarsi; Mulyanti, Lia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v6i2.16096

Abstract

Remaja memiliki kecenderungan mengalami gangguan siklus menstruasi, salah satunya adalah ketidakaturan siklus menstruasi. Gerakan exercise (Latihan fisik) merupakan salah satu cara yang dilakukan secara non farmakologis untuk mengurangi nyeri haid, meningkatkan elastisitas, menguatkan tulang belakang dan otot panggul sehingga dapat memperngaruhi kelancaran oksigen ke otak dan aliran darah sampai ke Rahim serta dapat meningkatkan hormon endorphin yang diikuti dengan penurunan kadar prostaglandin. Rencana pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan di Ponpes Putri Sahlan Rosjidi Unimus adalah dengan mengajarkan para santri putri pentingnya melakukan aktivitas fisik seperti stretching untuk menjaga berat badan agar tidak berlebih dan untuk mengatur keteraturan siklus menstruasi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan santri putri tentang pentingnya stretching, mencegah berat badan berlebih pada santri putri, menjaga keteraturan siklus menstruasi, memberikan edukasi tentang stretching, menjaga berat badan, dan keteraturan siklus menstruasi. Metode kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan edukasi, latihan stretching, penerapan teknologi (media sosial), pendampingan dan evaluasi melakukan stretching selama satu bulan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan tentang pentingnya melakukan stretching untuk pencegahan berat badan berlebih dalam menjaga keteraturan siklus menstruasi pada santri putri.
EDUKASI PERSIAPAN LANCAR KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN RESIKO TINGGI DI KELURAHAN MANGUNHARJO KOTA SEMARANG Khasanah, Umi; Prakasiwi, Sherkia Ichtiarsi; Lutfitasari, Ariyani; Mulyanti, Lia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v6i2.16102

Abstract

Negara-negara menetapkan target baru untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu pada tahun 2030. Pemberdayaan terkait deteksi dini kehamilan beresiko tidak lepas dari peran puskesmas dalam melaksanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Masih perlu adanya edukasi atau pendidikan kesehatan dikomunitas terkait kehamilan sehat dan resiko tinggi yang bisa terjadi pada perempuan saat kehamilan. Pendidikan dan promosi kesehatan dilakukan untuk mencapai perubahan sosial dalam program kesehatan. Perubahan sosial diperlukan salah satunya untuk meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak. Pendidikan dan promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam mendeteksi dini kehamilan beresiko. Upaya yang dapat dilakukan untuk keseluruhan hal tersebut adalah edukasi persiapan kehamilan dan pencegahan resiko tinggi dengan deteksi dini pada perempuan sehingga masa kehamilannya sehat dan aman. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan sebagai preventif untuk menghadapi ibu dengan kehamilan berisiko tinggi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan edukasi tentang kehamilan sehat dan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman ibu tentang penting perencanaan kehamilan yang sehat dan mendeteksi dini komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan sehingga dapat membantu mencegah kematian ibu maupun janin.
Edukasi Kesehatan Mental pada Remaja di Pondok Pesantren Putri KH. Sahlan Rosjidi Semarang Mulyanti, Lia; Prakasiwi, Sherkia Ichtiarsi; Safitri, Nurul
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v2i2.52

Abstract

Remaja rentan terhadap masalah kesehatan mental karena perubahan fisik, emosional, dan sosial seperti kemiskinan, pelecehan, atau kekerasan. Sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan remaja untuk melindungi mereka dari tantangan, mendorong pembelajaran sosio-emosional dan kesejahteraan psikologis, dan memberikan akses ke perawatan kesehatan mental. Siswa di pondok pesantren dan sekolah umumnya diharuskan untuk mandiri dan tinggal di asrama. Di usia remaja, perpisahan dengan orang tua dan kehilangan kebiasaan memegang alat komunikasi membutuhkan banyak adaptasi. Siswa mungkin mengalami kemarahan, tangisan, bahkan depresi sebagai akibatnya. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi kepada santri putri tentang kesehatan mental remaja. Metode yang digunakan yaitu dengan metode ceramah dan diskusi. Hasil dan Pembahasan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu santri putri pengetahui pentingnnya menjaga kesehatan mental. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat adalah pengabdian kepada masyarakat di pondok pesantren putri berjalan dengan baik terlihat dari antusiasme tanya jawab dengan pemateri.
Relationship Between Stress Levels And Dysmenorrhea Pain In Adolescent Girls Prakasiwi, Sherkia Ichtiarsi; Mulyanti, Lia; Sinta, Sutiara
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 7 (2025): Volume 11, Nomor 7 Juli 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i7.21311

Abstract

Latar Belakang: Stres dikenal sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi wanita, termasuk nyeri dismenore dan keteraturan siklus menstruasi. Stres juga dapat memperburuk gejala dismenore, di mana wanita yang mengalami stres cenderung mengalami nyeri menstruasi yang lebih parah dan siklus menstruasi yang lebih tidak teratur. Beberapa remaja seringkali mengalami nyeri menstruasi (dismenore) yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan nyeri dismenore pada remaja putri.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi kuantitatif dan menggunakan desain potong lintang. Desain penelitian ini adalah survei analitik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah remaja putri yang telah mengalami menstruasi, pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil analisis dengan pengolahan data Chi Square menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres dengan nyeri dismenore, hal ini dibuktikan dengan nilai sig (p-value < 0,05) sebesar 0,000.Kesimpulan: Tingkat stres berhubungan dengan intensitas nyeri dismenore. Intervensi manajemen stres disarankan sebagai salah satu strategi untuk mengurangi nyeri dismenore pada remaja putri.Saran : Disarankan agar pihak kampus dan tenaga kesehatan menyediakan program manajemen stres bagi remaja putri guna mengurangi tingkat keparahan nyeri dismenorea. Kata Kunci: Nyeri Dismenore, Remaja Putri, Tingkat Stres ABSTRACT Background:Stress is known as one of the factors that can affect women's reproductive health, including dysmenorrhea pain and menstrual cycle regularity. Stress can also worsen dysmenorrhea symptoms, where women who experience stress tend to experience more severe menstrual pain and more irregular menstrual cycles. Some adolescents often experience menstrual pain (dysmenorrhea) which is quite disruptive to daily activities.Objective: This study was conducted to determine the relationship between stress levels and dysmenorrhea pain in adolescent girls.Method: This type of research is a quantitative correlation study and uses a cross-sectional design. The design of this study is a descriptive analytical survey with a quantitative approach. The sample of this study was adolescent girls who had experienced menstruation, sampling using the total sampling technique. Data analysis used in the study used the chi-square test.Results: The results of the analysis with Chi Square data processing showed that there was a relationship between stress levels and dysmenorrhea pain, this was evidenced by the sig value (p-value <0.05) which was 0.000.Conclusion: Stress levels are related to the intensity of dysmenorrhea pain. Stress management interventions are suggested as one strategy to reduce dysmenorrhea pain in adolescent girls.Suggestion: It is recommended that campuses and health workers provide stress management programs for young women to reduce the severity of dysmenorrhea pain. Keywords: Stress Level, Dysmenorrhea Pain, Adolescent Girls