Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH STUDI PENYELENGGARAAN URUSAN BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DI KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN Harsya Harun
DIALEKTIKA: Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial Vol 3 No 1 (2018): Dialektika : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial
Publisher : Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.215 KB) | DOI: 10.36636/dialektika.v3i1.81

Abstract

Penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah telah bergeser ke arah prinsip ultra vires doctrine yang nampak pada perumusan kewenangan pemerintah daerah menjadi urusan pemerintah daerah, dan pembagian kewenangan pemerintah pusat dan daerah mengedepankan prinsip yang kongkuren.Kondisi ini ditandai dengan penyelenggaraan urusan pendidikan yang terbagi antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah provinsi, dimana untuk pendidikan dasar diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota sedang pendidikan menengah dikelola oleh pemerintah provinsi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan motode kualitatif melalui observasi dan kajian pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penyelenggaraan urusan pendidikan menengah yang dialihkan kepada pemerintah provinsi akan menimbulkan sejumlah kecenderungan baru dalam pengelolaannya baik pada pemerintah daerah maupun pada pemerintah provinsi. Pertama, bahwa kebijakan – kebijakan yang selama ini dikeluarkan oleh pemerintah daerah terkait bidang pendidikan tidak seluruhnya akan diakomodir oleh pemerintah provinsi. Kedua, kecenderungan pada meningkatnya alokasi anggaran pada pemerintah provinsi sebagai ekses pengalihan kewenangan tersebut. Ketiga, proses evaluasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pendidikan menengah oleh pemerintah provinsi yang akan semakin berat dilihat dari sisi letak geografis wilayah, dan keempat kekhawatiran akan kurang terakomodirnya muatan kearifan lokal dalam penerapan kurikulum, dimana sebelumnya setiap kabupaten/kota tentunya memiliki karakteristik budaya yang berbeda sebagai bentuk kearifan lokal yang dapat menjadi penguat dalam penyusunan kurikulum pendidikan. Key Words : Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan, Pendidikan Menengah Abstract Implementation of local government authority has shifted towards the principle of ultra vires doctrine which appears on the formulation of local government authority to the affairs of local government, and the division of central and local government authority put forward the principle of kongkuren. This condition is characterized by the implementation of educational affairs divided between district / municipal governments and provincial governments, where basic education is administered by district / municipal governments while high school is managed by the provincial government. This research was conducted with qualitative motive approach through observation and literature review. The results of this study indicate that the implementation of secondary education affairs transferred to the provincial government will lead to new trends in the management of both local government and provincial governments. First, that the policies that have been issued by local governments related to the education sector will not be entirely accommodated by the provincial government. Second, the tendency to increase budget allocation to the provincial government as an excess of the transfer of authority. Third, the process of evaluation, supervision and control of the implementation of high school by the provincial government will be more severe in terms of geographical location of the region, and the four concerns will be less accommodated local wisdom content in the application of the curriculum, where previously each district government / different as a form of local wisdom that can be a reinforcement in the preparation of educational curriculum. Key Words :Implementation of Government Affairs, High School
RELASI PILAR KULTURAL-KOGNITIF BERBASIS MULTI-AKTOR DALAM PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH (Studi Pembentukan Perangkat Daerah Daerah Kota Palopo) Harsya Harun; Andi Meriam; Muhamad Chairul Basrun Umanailo
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 2: Desember 2022 (in Press)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i2.2475

Abstract

Kajian penelitian ini menempatkan keseimbangan kultur dan interpretasi dalam pengambilan keputusan pada pembentukan kelembagaan perangkat daerah melalui keterlibatan multi aktor. Ketidakseimbangan peran dan kapasitas serta dominasi para aktor struktural pemerintahan daerah secara inklusif akan membawa pendulum kultural-kognitif ke orientasi yang formalistis dan birokratis serta sarat dengan kepentingan. Pengabaian peran aktor-aktor yang berasal dari masyarakat berimplikasi pada minimnya daya dukung kultural yang integratif terhadap dimensi normatif dan regulatif yang rentan dengan gagasan dan interpretasi berbasis kepentingan aktor dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbasis kualitatif dengan mengeksplorasi fenomena minimnya peran individu dan masyarakat dalam pembentukan perangkat daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan dominannya peran aktor yang ada dalam struktur penyelenggara pemerintahan akan menghasilkan keputusan yang berorientasi pada pola budaya birokrasi dan gagasan yang pada gilirannya mengekploitasi pemaknaan terhadap norma dan regulasi. Norma dan regulasi yang dibentuk untuk mengarahkan tindakan dan perilaku dalam pembentukan perangkat daerah, yang pada akhirnya menjadi norma dan regulasi yang dapat dimodifikasi dan mengikuti kepentingan aktor dominan dan kultur birokratis dalam pengambilan keputusan.
Public Service Innovation PT. POS Indonesia in the Existence of Delivery Service Competition Andi Molang Chaerul Kambau; Harsya Harun; Andi Meriam; Dewi Astika
PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan Vol 11 No 2 (2023): Edisi Juni
Publisher : FISIP Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/prj.v12i1.923

Abstract

PT. POS Indonesia’s public service innovation in delivery service competition (Study at PT. POS Indonesia Palopo City branch). In competitive business world, particularly those focus on goods delivery services, the innovation demand was a central aspect needs concern, in particular of technological advances. This paper aims to discover why public of Palopo City tend to apply private shipping services instead of PT. POS and how it’s business innovation to face competition. The research was conducted on qualitative with descriptive approach. The results of the study was indicate that there was an interconnection relationship and influence on the delivery preference of goods based on information technology which has mostly been used by PT POS Indonesia's competitors. On the other hand PT. POS Indonesia was trying to maintain it’s existence by strengthening innovation in both products and processes, and the business aimed to upgrade competitiveness with other delivery service providers
Proses legislasi desa dalam dinamika otonomi desa: Village legislation process in the dynamics of village autonomy Kambau, A. Molang Chaerul; Harun, Harsya; Darwis, Zulkifli; Budiman, Budiman
JOURNAL OF GOVERNMENT SCIENCE Vol 5 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54144/govsci.v5i1.67

Abstract

This research aims to understand the process of village legislation in the dynamics of village autonomy, with the locus of the process of forming village regulations, especially the formation of village development plan regulations. Research in Luwu Regency, with a sample of 18 villages from 3 selected sub-districts, which geographically are located on average above 100 m above sea level and quite far from the center of the Regency Capital. Data analysis using a mix method. The research results show that quantitatively the village legislation process with the variable actor involvement in the village legislation process has a significantly positive influence on the village legislation process with a significance value of 0.000<0.05. The activeness variable shows that there is no significant influence on the village legislative process (significance value 0.347> 0.05). Meanwhile, on the competency variable there is a significant influence with a value of 0.027<0.05. This shows that an active role does not make a positive contribution to the village legislative process, which can reflect the representation of community aspirations. The village legislation process (formation of village development plan regulations) in the sample consists of; initiation stage; socio-political stage, and juridical stage.
Signifikansi Relasi Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Pembelajaran pada SMKN I Luwu Provinsi Sulawesi Selatan Syamjaya SM Syamjaya; Andi Siti Nurkhalifa; Harsya Harun; Andi Molang Chaerul Kambau; Faisal Faisal
Jurnal Andi Djemma | Jurnal Pendidikan Vol 7, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/jad.v7i2.2820

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara sarana dan prasarana dengan mutu pembelajaran. Tujuan penelitian ini didasarkan pada asumsi awal bahwa akan terdapat korelasi antara sarana dan prasarana terhadap mutu pembelajaran.  Kondisi ini didasarkan pada kondisi di mana sarana dan prasarana yang ada dianggap berkorelasi lemah dengan mutu pembelajaran, dikarenakan mutu pembelajaran tetap berada pada posisi dimana terjadi peningkatan walaupun kondisi sarana dan prasarana yang kurang maksimal.  Penelitian ini didasarkan pada pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi pearson untuk menilai signifikansi hubungan antara kedua variasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara sarana dan prasarana dengan mutu pembelajaran, namun hubungan tersebut bersifat lemah sehingga dapat diasumsikan bahwa peningkatan mutu pembelajaran tidak semata-mata dikaitkan dengan sarana dan prasarana, tapi masihi terdapat variasi lainnya yang dapat menjelaskan terjadinya perubahan pada variabel dependen.
Reformasi Birokrasi dan Gejala Masyarakat Prismatis (Studi Penempatan Pegawai pada Wilayah Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo) Kambau, Andi Molang Chaerul; Sunarding, Sunarding; Harun, Harsya
DIALEKTIKA: Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial Vol 7 No 2 (2022): Dialektika : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial
Publisher : Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.194 KB) | DOI: 10.36636/dialektika.v7i2.940

Abstract

The study aims to discover and figure out the extent of the implementation of bureaucratic reform, in terms of organizational and of human resources dimentions, and whether it still has a strong prismatic society tendency. In the context, the dominant indication in staffing is the formalistic stigma, especially placement of the apparatus. The method is a survey through area sampling technique. Kecamatan Wara Timur was chosen because the area has the most urban villages, has the largest population in Palopo City. The results showed that the implementation of bureaucratic reform by menas of organizational change indicated by the presence of vacant 5th, 6th, and 7th class positions, while the hardware, The Mayor Regulation 35/2019 as regards Position Levels, had been established. These also indicates that the prismatic society in local government organizations is still quite strong.