Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELESTARIAN KAWASAN INTI CAGAR BUDAYA ISTANA KADARIAH UNTUK MENDUKUNG CITRA KOTA BERDASARKAN PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pertiwi, Siti Asri Heriyani; Wulandari, Agustiah; Septianti, Anthy
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.498 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.27040

Abstract

Kawasan Inti Cagar Budaya Istana Kadariah merupakan kawasan bernilai sejarah yang telah ada sejak tahun 1771 dan sekaligus menjadi cikal bakal Kota Pontianak. Kawasan ini meliputi seluruh area perkembangan fisik di pusat pemerintahan Istana Kadariah sejak 1771-1950. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam upaya pelestarian Kawasan Inti Cagar Budaya Istana Kadariah berdasarkan persepsi pemangku kepentingan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah induktif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya studi literatur, observasi dan wawancara. Sementara metode analisisnya adalah analisis deskriptif dan analisis isi. Responden berasal dari 4 kelompok yakni pemerintah, ahli, masyarakat dan komunitas, serta mahasiswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Inti Cagar Budaya Istana Kadariah berkembang melalui tahapan diantaranya pembukaan lahan, struktur kota tradisional, upaya strategis dan perkembangan permukiman. Setiap elemen citra kota terkecuali elemen batas mampu memberikan citra kawasan sebagai kawasan tepian air. Berdasarkan hasil penelitian, penilaian mengenai pemahaman responden menunjukkan bahwa responden menganggap kawasan memiliki kelebihan. Dasar yang mendorong tindakan pelestarian adalah nilai. Tindakan pelestarian yang tepat merupakan tindakan pelestarian dengan kelas prioritas tinggi dan rendah. Sehingga terdapat 4 jenis tindakan pelestarian yang tepat untuk diterapkan pada kawasan penelitian berdasarkan persepsi pemangku kepentingan. Adapun 4 (empat) jenis tindakan tersebut diantaranya pemeliharaan, dan adaptasi yang tergolong prioritas inggi. Sementara revitalisasi, dan rekreasi tergolong prioritas rendah.  Kata Kunci:  Cagar Budaya, Citra Kota, Pelestarian, Pemangku Kepentingan.
PERAN REFORMA AGRARIA DALAM MENYIMPAN CADANGAN KARBON UNTUK MENGURANGI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Pahlevi, Windra; Taris, Hilman; Permadi, Agung Satrio; Fauzan, Nur; Pertiwi, Siti Asri Heriyani; Savitri, Feby
Jurnal Pertanahan Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Pertanahan
Publisher : Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Tata Ruang dan Pertanahan, Badan Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8039.734 KB) | DOI: 10.53686/jp.v10i2.19

Abstract

Degradasi lahan merupakan  pendorong perubahan iklim melalui emisi gas rumah kaca (GRK) dan penurunan laju serapan karbon. Perubahan penggunaan lahan dan pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan adalah penyebab langsung degradasi lahan oleh manusia. Penelitian ini akan menguraikan data dan fakta bahwa Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional memiliki peran dan telah berkontribusi nyata dalam mengurangi dampak dari perubahan iklim dalam mengurangi efek gas rumah kaca melalui salah satu kegiatan prioritas nasional yaitu kegiatan Redistribusi Tanah. Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah Kalimantan Barat. Pengumpulan data menggunakan pemetaan citra satelit Landsat-8 dan data spasial redistribusi tanah tahun 2017-2020. Pendekatan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis super impose dan analisis cadangan karbon. Hasil penelitian menjabarkan bahwa redistribusi tanah meliputi 1,47% dari total luas lahan di Provinsi Kalimantan Barat. Adapun jumlah karbon yang tercadangkan dari 1,47% tanah hasil kegiatan redistribusi tanah dengan beragam jenis penggunaan lahan adalah sebesar 13,818,873.35 ton atau 0,12% dari total karbon yang tercadangkan di Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini menunjukkan bahwa program redistribusi tanah dapat mengurangi konsentrasi karbon di atmosfer dengan pemanfaatan lahan yang sebagian besar digunakan untuk areal persawahan produktif sehingga mengurangi dampak perubahan iklim.