Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Studi Struktur Dan Konstruksi Pada Kerajinan Mebel Bambu Di Desa Belega, Gianyar, Bali Tiaga, I Nyoman Adi; Noorwatha, I Kadek Dwi
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.836 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.210

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk dapat mengeksplorasi berbagai jenis konstruksi bambu dan stuktur mebel bambu yang sedang berkembang, juga merumuskan karakter masing masing konstruksi yang ada pada kerajinan mebel bambu desa Belega Gianyar sebagai patokan dalam memahami keanekaragaman konstruksi mebel bambu yang berkarakter khas Bali. Selain masih kurangnya literatur tentang mebel bambu sebagai bahan pengajaran, juga disesuaikan dengan visi dan misi ISI Denpasar sebagai center of excellence dan bidang seni budaya, dipandang perlu untuk mengkaji hasil karya pengerajin mebel tradisional Bali di desa belega sebagai dasar pengembangan desain mebel yang mengangkat nilai lokal dan berwawasan global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 sistem konstruksi utama yang diterapkan yaitu purus, purus tembus, kawang dan boleh; yang dalam konteks struktur telah mempertimbangkan unsur ergonomic, property mekanikal bambu, gaya yang ditopang mebel dan juga estetika. Pada sisi perkembangan, tampak tidak terjadi perkembangan setelah perkembangan gaya “boleh” pada tahun 1980an yang dipengaruhi faktor masih tingginya tingkat plagiasi antar pengerajin, kondisi ekonomi global yang berhubungan tren (selera pasar), kurangnya promosi secara massif yang berpengaruh langsung terhadap lemahnya nilai inovasi dan kreatifitas pengerajin mebel bambu. The goal of this research is to formulate the various types and characteristic of construction structures of bamboo furniture products of Belega village Gianyar. As a benchmark in understanding the diversity of bamboo furniture construction with Balinese character. In addition to the lack of literature on bamboo furniture as teaching materials, also adapted to the vision and mission of ISI as a center of excellence and the field of art and culture, it is necessary to examine the work of craftsmen of Belega’s traditional furniture as the basis for the development of furniture design which raised the value of the local and a global perspective. The results showed that there are four major construction system is applied, namely “purus” (porus-dowell), “purus tembus”, “kawang” and “boleh”; which in the context of the structure has to consider elements of ergonomic, mechanical properties of bamboo, sustained style furniture as well as aesthetics. On the side of development of construction system, there is no development occurred after the development of the style of "boleh" in the 1980s were influenced by the high level of plagiarism among craftsmen, global economic conditions related with trends, lack of promotion massively that directly influence the weakness of the value of innovation and creativity craftsmen bamboo furniture
Ungkapan Estetis Sistem Konstruksi Pada Interior Bangunan Tradisional Bali Padmanaba, Cok Gd Rai; Artadi, Made Pande; Tiaga, Nyoman Adi
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.744 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.212

Abstract

Keindahan bangunan tradisional Bali bisa dijumpai pada berbagai elemen, termasuk pada bagian yang berperan sebagai konstruksi, walaupun konstuksi sering dikonotasikan pada sesuatu yang kaku dan kokoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencermati lebih jauh sistem konstruksi pada interior bangunan tradisional Bali, dan bagaimana konstruksi tersebut dikemas dalam suatu ungkapan estetis yang bisa memperindah interiornya. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif tentang ragam hias dan filosofi penempatannya dengan penelahaan literatur, wawancara dengan para arsitek bangunan tradisional Bali, serta pengamatan langsung terhadap beberapa bangunan tradisional Bali, yang tersebar dibeberapa daerah kabupaten dan kota di Bali. Analisis yang dilakukan berupa analisis kualitatif yang berupa penilaian terhadap unsur-unsur keindahan yang tidak bisa disampaikan berupa angka-angka yang terukur. Penelitian akan difokuskan dengan penelusuran lebih mendetail pada bale dangin, khususnya mengenai jenis jenis ragam hias yang diterapkan, dan bagaimana filosofi penempatan ragam hias tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang diterapkan pada interior didominasi dari bentuk-bentuk pepatran yang disertai bentuk kekarangan dan patung. Filosofi penempatan ragam hias sampai saat ini belum didapatkan sehingga jenis ragam hias menjadi sangat berkembang sesuai dengan kreasi dari pemilik bangunan, tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.The beauty of Bali traditional buildings can be found on a variety of elements, including the part that acts as the construction, although construction purposes often connotes something rigid and sturdy. The purpose of this study was to further examine the interior construction systems in traditional Balinese buildings, and how construction is packaged in an aesthetic expression that can beautify the interior. The method applied in this research is descriptive qualitative method of decoration and philosophy placement with review of the literature, interviews with architects of Bali traditional buildings, as well as direct observation of some Bali traditional buildings, which are scattered in several regencies and municipalities in Bali. Analysis was done by qualitative analysis in the form of an assessment of the elements of beauty that can not be delivered in the form of measurable figures. Research will be focused in greater detail on a bale dangin, particularly concerning the types of decoration that is applied, and how the philosophy of the decorative placement. The results showed that the decoration is applied to the interior is dominated forms accompanied pepatran, kekarangan and sculpture. Philosophy placement of decorative until now has not found that the type of decoration to be highly developed in accordance with the creation of the owner of the building, leaving no religious values.
Study Materiality dalam Aplikasi Material Upcycle pada Desain Interior Noorwatha, I Kadek Dwi; Ika, I Wayan Balika; Tiaga, I Nyoman Adi
Dimensi Interior Vol 15, No 1 (2017): JUNE 2017
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.273 KB) | DOI: 10.9744/interior.15.1.1-6

Abstract

Materialitas (materiality) yang dapat diartikan sebagai pengaruh dan keberadaan material terhadap manusia dalam ruang interior khususnya material upcycle, keberadaannya semakin mengemuka di era kekinian. Material upcycle yang berasal dari  limbah  justru  dijadikan  nilai  tambah  materialitas  dalam  visualisasi  desain  interior  ruang  komersial.  Penelitian  ini bertujuan  untuk  mendapatkan  perumusan  tentang  prinsip  materialitas  dalam  aplikasi  material  upcycle  pada  desain interior.  Penelitian  ini  menggunakan  metode  observasional  dengan  pendekatan  kualitatif  dengan  membandingkan sumber  literatur  dan  data  lapangan,  untuk  mendapatkan  suatu  pemahaman  sesuai  dengan  tujuan  penelitian.  Temuan penelitian  menunjukkan  adanya  pertimbangan  dalam  memilih  materialitas  material  upcycle  dalam  interior  komersial  di Bali, seperti: (1) Keunikan (2) Tekstur (3) Transformasi (4) Memorabilia dan (5) Kesesuaian dengan Konsep.
Studi Struktur Dan Konstruksi Pada Kerajinan Mebel Bambu Di Desa Belega, Gianyar, Bali I Nyoman Adi Tiaga; I Kadek Dwi Noorwatha
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.836 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.210

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk dapat mengeksplorasi berbagai jenis konstruksi bambu dan stuktur mebel bambu yang sedang berkembang, juga merumuskan karakter masing masing konstruksi yang ada pada kerajinan mebel bambu desa Belega Gianyar sebagai patokan dalam memahami keanekaragaman konstruksi mebel bambu yang berkarakter khas Bali. Selain masih kurangnya literatur tentang mebel bambu sebagai bahan pengajaran, juga disesuaikan dengan visi dan misi ISI Denpasar sebagai center of excellence dan bidang seni budaya, dipandang perlu untuk mengkaji hasil karya pengerajin mebel tradisional Bali di desa belega sebagai dasar pengembangan desain mebel yang mengangkat nilai lokal dan berwawasan global. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 sistem konstruksi utama yang diterapkan yaitu purus, purus tembus, kawang dan boleh; yang dalam konteks struktur telah mempertimbangkan unsur ergonomic, property mekanikal bambu, gaya yang ditopang mebel dan juga estetika. Pada sisi perkembangan, tampak tidak terjadi perkembangan setelah perkembangan gaya “boleh” pada tahun 1980an yang dipengaruhi faktor masih tingginya tingkat plagiasi antar pengerajin, kondisi ekonomi global yang berhubungan tren (selera pasar), kurangnya promosi secara massif yang berpengaruh langsung terhadap lemahnya nilai inovasi dan kreatifitas pengerajin mebel bambu. The goal of this research is to formulate the various types and characteristic of construction structures of bamboo furniture products of Belega village Gianyar. As a benchmark in understanding the diversity of bamboo furniture construction with Balinese character. In addition to the lack of literature on bamboo furniture as teaching materials, also adapted to the vision and mission of ISI as a center of excellence and the field of art and culture, it is necessary to examine the work of craftsmen of Belega’s traditional furniture as the basis for the development of furniture design which raised the value of the local and a global perspective. The results showed that there are four major construction system is applied, namely “purus” (porus-dowell), “purus tembus”, “kawang” and “boleh”; which in the context of the structure has to consider elements of ergonomic, mechanical properties of bamboo, sustained style furniture as well as aesthetics. On the side of development of construction system, there is no development occurred after the development of the style of "boleh" in the 1980s were influenced by the high level of plagiarism among craftsmen, global economic conditions related with trends, lack of promotion massively that directly influence the weakness of the value of innovation and creativity craftsmen bamboo furniture
Ungkapan Estetis Sistem Konstruksi Pada Interior Bangunan Tradisional Bali Cok Gd Rai Padmanaba; Made Pande Artadi; Nyoman Adi Tiaga
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.744 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.212

Abstract

Keindahan bangunan tradisional Bali bisa dijumpai pada berbagai elemen, termasuk pada bagian yang berperan sebagai konstruksi, walaupun konstuksi sering dikonotasikan pada sesuatu yang kaku dan kokoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencermati lebih jauh sistem konstruksi pada interior bangunan tradisional Bali, dan bagaimana konstruksi tersebut dikemas dalam suatu ungkapan estetis yang bisa memperindah interiornya. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif tentang ragam hias dan filosofi penempatannya dengan penelahaan literatur, wawancara dengan para arsitek bangunan tradisional Bali, serta pengamatan langsung terhadap beberapa bangunan tradisional Bali, yang tersebar dibeberapa daerah kabupaten dan kota di Bali. Analisis yang dilakukan berupa analisis kualitatif yang berupa penilaian terhadap unsur-unsur keindahan yang tidak bisa disampaikan berupa angka-angka yang terukur. Penelitian akan difokuskan dengan penelusuran lebih mendetail pada bale dangin, khususnya mengenai jenis jenis ragam hias yang diterapkan, dan bagaimana filosofi penempatan ragam hias tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang diterapkan pada interior didominasi dari bentuk-bentuk pepatran yang disertai bentuk kekarangan dan patung. Filosofi penempatan ragam hias sampai saat ini belum didapatkan sehingga jenis ragam hias menjadi sangat berkembang sesuai dengan kreasi dari pemilik bangunan, tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.The beauty of Bali traditional buildings can be found on a variety of elements, including the part that acts as the construction, although construction purposes often connotes something rigid and sturdy. The purpose of this study was to further examine the interior construction systems in traditional Balinese buildings, and how construction is packaged in an aesthetic expression that can beautify the interior. The method applied in this research is descriptive qualitative method of decoration and philosophy placement with review of the literature, interviews with architects of Bali traditional buildings, as well as direct observation of some Bali traditional buildings, which are scattered in several regencies and municipalities in Bali. Analysis was done by qualitative analysis in the form of an assessment of the elements of beauty that can not be delivered in the form of measurable figures. Research will be focused in greater detail on a bale dangin, particularly concerning the types of decoration that is applied, and how the philosophy of the decorative placement. The results showed that the decoration is applied to the interior is dominated forms accompanied pepatran, kekarangan and sculpture. Philosophy placement of decorative until now has not found that the type of decoration to be highly developed in accordance with the creation of the owner of the building, leaving no religious values.
Perancangan Interior Garena E-Sports Stadium Di Surabaya Yoshua Okinanta; Nyoman Adi Tiaga; Sherly De Yong
Intra Vol 5, No 2 (2017): Desain Interior 2016/ 2017
Publisher : Intra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nowadays the development of gaming industry has made great progress, in this development of game industry there’s E-Sport which one of thie fastest growing fields, this can be seen since there is a lot of interests from youth people who are enthusiastic and plunge into E-Sports. However, the problem is there is no facilities that can contain the activity of E-Sports itself, purpose of this design is to create facilities that can contain E-Sports activity in Surabaya. Design method used is through Standford’s Design Thinking including Understanding , Emphatize , Define , Ideate , Prototype , Test and ended with implementation. By bringing Garena brand which is one of game publisher company in Indonesia, then implementation and brand recognition in this planning will be applied in a form of design as modern interior elements such as Hexagonal pattern, material that used also dominated by glossy material because it gives luxurious effect. This design also use colors Red,Black,and White which is the brand color from Garena itself. Writer expect a well-applied concept in this planning will become a facility that can accomodate and supportss E-Sports activity in Surabay
ADAPTASI POLA TATA RUANG ARSITEKTUR ASHRAM LEMBAH BAYAM DALAM BENTUK ARSITEKTUR ASHRAM VRATA WIJAYA I Nyoman Adi Tiaga
Imaji Vol 11, No 2 (2013): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.104 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v11i2.3842

Abstract

Ashram  Vrata Wijaya  adalah  sebuah Ashram  umat  Hindu  Bali  yangmenitik beratkan pada ajaran Jnana Budha shiva. Pada arsitektur Ashram VrataWijaya  dalam  pola  tata  letak  dan  unsur-unsur  yang  ada  didalam Ashram merupakan  elemen-elemen  arsitektur  yang  diadaptasi  dari Ashram  LembahBayam yang berlokasi di Desa Bayam Tabanan Bali.Tulisan  ini diawali denganmenyelusuri bentuk dan pola tata ruang arsitektur Ashram Lembah Bayam yangberada di lahan yang cukup luas, di daerah pedesaan yang jauh dari pusat keramaian dengan arsitektur yang  unik dengan simbol-simbol yang tumbuh, berkembang dari kesenian dalam kehidupan masyarakat Bali yang meliputi senirupa  (seni  pahat,  seni  lukis  dan  seni  hias)  dan  arsitektur,  interior. Tulisan  inimenggunakan  studi  pendekatan  fenomenologi,  Fenomena  yang  tampakmerupakan objek yang penuh dengan makna yang transendental. Dunia sosial keseharian tempat manusia hidup senantiasa merupakan suatu yang inter subjektifdan sarat dengan makna. Fenomena yang dipahami oleh manusia adalah refleksidari pengalaman transedental dan pemahaman tentang makna. Dalam konteks fenomenologis, pola tata ruang ashram adalah Ruang yang dibentuk dari pengalaman transenden dari seorang guru spiritual sehingga menjadi keyakinanbagi muridnya  (bakta).
TOUCH UP KAMAR PERAWATAN RUMAH SAKIT SILOAM BALI Toddy Hendrawan Yupardhi; I Kadek Dwi Noorwatha; I Nyoman Adi Tiaga; I Made Jayadi Waisnawa; Putu Ari Darmastuti; Ni Luh Kadek Resi Kerdiati; I Putu Udiyana Wasista
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2022): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.518 KB)

Abstract

Rumah Sakit Siloam Bali merupakan salah satu rumah sakit modern yang terletak di Kabupaten Badung. Dalam proses pengabdian ini, pihak mitra membutuhkan pertimbangan akademis, perihal adanya isu medical tourism. Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pada bidang pengabdian masyarakat, Jurusan Desain Interior melaksanakan permintaan mitra ini sebagai pengabdian berdasarkan bidang keahlian. Tujuannya untuk memberikan sumbangsih keilmuan bagi mitra yang membutuhkan pelayanan dalam desain interior. Metode yang digunakan memiliki beberapa tahapan yaitu survey tempat, mengukur ruang, wawancara dengan klien, membuat draft desain, melakukan rapat dengan klien, dan membuat konsep desain final. Hasilnya desain yang diciptakan mengikuti kaidah-kaidah ruang rumah sakit, serta mampu memberikan kesan modern, ringan, serta menenangkan bagi pasien. Kamar-kamar yang dirancang juga mengikuti prinsip-prinsip wisata medis, memaksimalkan suasana terapeutik, mempengaruhi kondisi psikologis pasien, dan berkontribusi pada pemulihan.Selain itu, Pengabdian berjalan dengan baik dan pihak mitra sangat menyukai konsep desain yang dibuat, karena sesuai dengan kebutuhan dan permintaan mereka.
The Application Of The Alun Concept In The Product Of Wall Hanging Room Decorations Using Macrame Techniques Nyoman Ayu Permata Dewi; I Nyoman Adi Tiaga
Jurnal PATRA Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Patra Mei 2023
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v5i1.550

Abstract

Designing wall hanging using the macramé technique is made for room decoration. The design of the shape design is based on the application of the work concept, namely a square. Alun, which means water waves is the main concept in the creation of this work, so colors that match the concept and macramé knots that represent the shape of water waves are used. The creation of this work uses the three pillar work creation method from Sp. Gustami. There are three stages of creating works, namely the exploration stage, the experimental stage, and the embodiment stage. This work also considers four aspects, namely aesthetic aspects, material aspects, functional aspects and technical aspects. Based on this, a wall hanging product was created using the macramé technique measuring 112 cm wide and 110cm high which was used to decorate the room.
PROSES DESAIN INTERIOR DI SAMMA STUDIO MENGENAI VILLA BABAKAN DALAM BENTUK 3D MODEL Saputri, Ni Made Diah Ayu; Maharani, Ida Ayu Dyah; Tiaga, I Nyoman Adi
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/vastukara.v4i1.3470

Abstract

Villa merupakan sebuah bangunan yang dibuat dengan tujuan sebagai tempat tinggal sementara ketika berlibur dan berekreasi (Gunawan, 2007). Salah satu villa yang dibangun dengan tujuan sebagai rumah berlibur yaitu Villa Babakan, yang berlokasi di Canggu, Bali, indonesia. Tujuan terebut membuat Villa Babakan didesain dengan menyesuaikan kebutuhan suatu rumah tinggal. Villa ini merupakan proyek garapan dari sebuah perusahaan konsultan desain interior dan arsitektur yang bernama PT Samma Seiya Sekata / Samma Studio. PT Samma Seiya Sekata / Samma Studio merupakan sebuah perusahaan yang fokus bergerak dibidang desain interior dan arsitektur khususnya proyek komersial dan perhotelan yang berlokasi di Jl. Bumbak No.117, Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data dokumentasi. Adapun ilmu yang didapat dari pengerjaan proyek ini yakni berupa alih pengetahuan, alih ketrampilan, dan alih teknologi. Alih pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan menejemen proyek, pengetahuan organisasi perusahaan, dan pengetahuan proses desain. Alih ketrampilan yang dimaksud yakni keterampilan perancangan dan manajemen waktu, sedangkan alih teknologi yang dimaksud yaitu teknologi sebagai sarana perancangan. Proses perancangan Villa Babakan memiliki beberapa tahapan dalam penyelesaian desainnya. Tahapan tersebut antara lain, tahap pengumpulan data, seperti site visit untuk mengetahui kondisi serta lokasi lahan, kebutuhan klien, dan preferensi desain yang dipilih klien; tahap perancangan layout dan moodboard yang sesuai dengan preferensi desain yang telah dipilih; tahap pengerjaan 3D; dan tahap 3D render. Setiap tahapan tersebut didiskusikan kepada klien untuk kemudian menjalani revisi sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Hasil akhir dari proses ini berupa 3D render dan layout Villa Babakan. Proses ini memberikan peningkatan dan mengasah kemampuan bagi designer di bidang teknologi seperti, ketrampilan menggunakan aplikasi AutoCad dalam pengerjaan layout, dan keahlian dalam pembuatan 3D modeling menggunakan aplikasi Sketchup, dan juga kemampuan rendering menggunakan aplikasi Enscape di Sketchup.