Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Elemen Desain Komunikasi Visual Dalam Merchandise Iklan Politik Pasangan Dharmanegara Pada Pilkada Kota Denpasar 2014 Wirawan, I Gusti Ngurah; Nuriarta, I Wayan
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 6 No 1 (2018): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3130.032 KB) | DOI: 10.31091/sw.v6i1.356

Abstract

Iklan politik, menjadi perhatian utama dalam mekanisme industri citra yang dihadirkan sekedar menjadi alat bantu untuk mendekatkan gagasan dan karya nyata sang caleg pada masyarakat calon pemilih. Biasanya berwujud : rontek, spanduk, poster, stiker, baliho caleg, dan bendera parpol yang ditebarkan di ruang publik. Pada kenyataannya dalam pilkada 2014, keberadaan iklan politik menjadi salah kaprah, para caleg berkampanye hanya mengandalkan pemasangan alat peraga kampanye berbentuk iklan ruang. Alat peraga kampanye cenderung menjadi sampah visual. Berbeda halnya dengan pasangan DharmaNegara, selain mengandalkan alat peraga kampanye iklan ruang, pasangan ini menggunakan merchandise sebagai media kampanye. Merchandise yang digunakan berupa mug lengkap dengan packagingnya dan T-Shirt. Menariknya lagi, didalamnya mengkombinasikan gaya visual WPAP dengan elemen desain komunikasi visual. WPAP sendiri merupakan salah satu jenis konsep vektor yang bertekstur bidang yang saling silang-bersilang dengan perbedaan dan pemilihan warna yang khusus tanpa menghilangkan karakter dari objek tersebut. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat dikaji lebih dalam lagi sesuai dengan keilmuan desain komunikasi visual. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Data dalam bentuk primer dan sekunder dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi dan internet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, estetika dan makna yang terkandung dalam elemen desain komunikasi visual pada merchandise  iklan politik pasangan DharmaNegara pilkada Kota Denpasar tahun 2014.Political advertising is a major concern in the mechanism of the image industry presented simply to be a tool to bring the ideas and concrete works of the candidates to the community of prospective voters. Usually tangibles, banners, posters, stickers, billboards, and flags of political parties are spread in public spaces. In fact, in the 2014 election, the existence of political advertisements became misguided, the legislative candidates only rely on the installation of campaign props in the form of ad space. The campaign props tend to be visual garbage. Unlike the case with DharmaNegara couples, in addition to relying on advertising space campaign props, these couples use merchandise as a campaign. Merchandise used in the form of mugs complete with packaging and T-Shirt. Interestingly, it combines the visual style of WPAP with visual communication design elements. WPAP is one kind of vector concept that is textured in a field that crisscross each other with distinction and special color selection without losing the character of the object. It becomes the main attraction to be studied more deeply in accordance with the science of visual communication design. This research uses qualitative descriptive approach. Informations in primary and secondary forms were collected through observation, interview, literature, documentation and internet techniques. The purpose of this study to knowing the form, aesthetics and the meaning contained in the visual communication design elements on the merchandise of political advertising partner DharmaNegara Election Denpasar in 2014.
Kajian Komik Kartun Panji Koming Di Tahun Politik Nuriarta, I Wayan; Wirawan, I Gusti Ngurah
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 7 No 2 (2019): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.697 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i2.821

Abstract

Kartun-kartun panji Koming yang hadir pada Koran Kompas Minggu saat tahun politik adalah sebuah kartun kritik. Kartun ini unik karena cara berceritanya menggunakan komik strip dengan narasi kisah di zaman Majapahit, namun selalu memiliki konteks kekinian. Secara visual Kartun Panji Koming sangat menarik untuk dibongkar karena cara berceritanya menggunakan gaya ungkap komik yang berarti adanya pemanfaatan panel-panel serta kombinasi kata dan gambar dalam menyampaikan pesan. Selanjutnya pesan yang dihadirkan melalui kombinasi gambar dan kata juga menarik untuk diungkap karena; pertama, kartun ini bukan saja dikenal kritis, melainkan juga keras. Kedua, bahwa seri kartun Panji Koming dimuat di Koran Kompas yang merupakan Koran dengan jumlah oplah yang besar, yang terutama memang beredar dikalangan kelas menengah yang diandaikan juga sebagai pembaca yang kritis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kartun Panji Koming sangat penting untuk dikaji terkait transisi panelnya serta pemanfaatan kata dalam panel untuk mengungkap makna. Kajian komik menggunakan teori komik McCloud dan penafsiran maknanya akan dibedah menggunakan teori semiotika Barthes tentang makna denotasi dan makna konotasi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dalam bentuk kajian akademis terhadap komik kartun Panji Koming pada Koran Kompas. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif untuk mengumpulkan, menyaring dan menganalisis data. Objek penelitian ini difokuskan pada analisis pilihan momen, pilihan bingkai, pilihan citra, pilihan kata, pilihan alur serta makna denotasi dan makna konotasi. Objek penelitian tersebut didasarkan pada analisis teori komik yang dikembangkan oleh McCloud dan makna denotasi dan makna konotasi dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.
Strategi Desain Dari Visual Branding The 6Th International Seminar on Nusantara Heritage (ISoNH) 2017 Noorwatha, I Kadek Dwi; Wirawan, I Gusti Ngurah
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 8 No 1 (2020): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1610.75 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i1.720

Abstract

This research is a qualitative descriptive study that examines the process of visual branding conceptualization from the 2017 ISoNH Seminar, whose significance is cross-cultural with a multidisciplinary approach. The stage of visual branding conceptualization can be divided into the stages of formulating a brand strategy, the stage of creative execution and the creative implementation stage. The results of the study indicate that ISoNh 2017's branding is an attempt to formulate the meaning of 'archipelago' as a regional identity as part of the creative design strategy of branding of an international seminar.
Elemen Desain Komunikasi Visual Dalam Merchandise Iklan Politik Pasangan Dharmanegara Pada Pilkada Kota Denpasar 2014 I Gusti Ngurah Wirawan; I Wayan Nuriarta
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2018): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3130.032 KB) | DOI: 10.31091/sw.v6i1.356

Abstract

Iklan politik, menjadi perhatian utama dalam mekanisme industri citra yang dihadirkan sekedar menjadi alat bantu untuk mendekatkan gagasan dan karya nyata sang caleg pada masyarakat calon pemilih. Biasanya berwujud : rontek, spanduk, poster, stiker, baliho caleg, dan bendera parpol yang ditebarkan di ruang publik. Pada kenyataannya dalam pilkada 2014, keberadaan iklan politik menjadi salah kaprah, para caleg berkampanye hanya mengandalkan pemasangan alat peraga kampanye berbentuk iklan ruang. Alat peraga kampanye cenderung menjadi sampah visual. Berbeda halnya dengan pasangan DharmaNegara, selain mengandalkan alat peraga kampanye iklan ruang, pasangan ini menggunakan merchandise sebagai media kampanye. Merchandise yang digunakan berupa mug lengkap dengan packagingnya dan T-Shirt. Menariknya lagi, didalamnya mengkombinasikan gaya visual WPAP dengan elemen desain komunikasi visual. WPAP sendiri merupakan salah satu jenis konsep vektor yang bertekstur bidang yang saling silang-bersilang dengan perbedaan dan pemilihan warna yang khusus tanpa menghilangkan karakter dari objek tersebut. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat dikaji lebih dalam lagi sesuai dengan keilmuan desain komunikasi visual. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Data dalam bentuk primer dan sekunder dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi dan internet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, estetika dan makna yang terkandung dalam elemen desain komunikasi visual pada merchandise  iklan politik pasangan DharmaNegara pilkada Kota Denpasar tahun 2014.Political advertising is a major concern in the mechanism of the image industry presented simply to be a tool to bring the ideas and concrete works of the candidates to the community of prospective voters. Usually tangibles, banners, posters, stickers, billboards, and flags of political parties are spread in public spaces. In fact, in the 2014 election, the existence of political advertisements became misguided, the legislative candidates only rely on the installation of campaign props in the form of ad space. The campaign props tend to be visual garbage. Unlike the case with DharmaNegara couples, in addition to relying on advertising space campaign props, these couples use merchandise as a campaign. Merchandise used in the form of mugs complete with packaging and T-Shirt. Interestingly, it combines the visual style of WPAP with visual communication design elements. WPAP is one kind of vector concept that is textured in a field that crisscross each other with distinction and special color selection without losing the character of the object. It becomes the main attraction to be studied more deeply in accordance with the science of visual communication design. This research uses qualitative descriptive approach. Informations in primary and secondary forms were collected through observation, interview, literature, documentation and internet techniques. The purpose of this study to knowing the form, aesthetics and the meaning contained in the visual communication design elements on the merchandise of political advertising partner DharmaNegara Election Denpasar in 2014.
Strategi Desain Dari Visual Branding The 6Th International Seminar on Nusantara Heritage (ISoNH) 2017 I Kadek Dwi Noorwatha; I Gusti Ngurah Wirawan
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1610.75 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i1.720

Abstract

This research is a qualitative descriptive study that examines the process of visual branding conceptualization from the 2017 ISoNH Seminar, whose significance is cross-cultural with a multidisciplinary approach. The stage of visual branding conceptualization can be divided into the stages of formulating a brand strategy, the stage of creative execution and the creative implementation stage. The results of the study indicate that ISoNh 2017's branding is an attempt to formulate the meaning of 'archipelago' as a regional identity as part of the creative design strategy of branding of an international seminar.
Kajian Komik Kartun Panji Koming Di Tahun Politik I Wayan Nuriarta; I Gusti Ngurah Wirawan
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2019): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.697 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i2.821

Abstract

Kartun-kartun panji Koming yang hadir pada Koran Kompas Minggu saat tahun politik adalah sebuah kartun kritik. Kartun ini unik karena cara berceritanya menggunakan komik strip dengan narasi kisah di zaman Majapahit, namun selalu memiliki konteks kekinian. Secara visual Kartun Panji Koming sangat menarik untuk dibongkar karena cara berceritanya menggunakan gaya ungkap komik yang berarti adanya pemanfaatan panel-panel serta kombinasi kata dan gambar dalam menyampaikan pesan. Selanjutnya pesan yang dihadirkan melalui kombinasi gambar dan kata juga menarik untuk diungkap karena; pertama, kartun ini bukan saja dikenal kritis, melainkan juga keras. Kedua, bahwa seri kartun Panji Koming dimuat di Koran Kompas yang merupakan Koran dengan jumlah oplah yang besar, yang terutama memang beredar dikalangan kelas menengah yang diandaikan juga sebagai pembaca yang kritis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kartun Panji Koming sangat penting untuk dikaji terkait transisi panelnya serta pemanfaatan kata dalam panel untuk mengungkap makna. Kajian komik menggunakan teori komik McCloud dan penafsiran maknanya akan dibedah menggunakan teori semiotika Barthes tentang makna denotasi dan makna konotasi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dalam bentuk kajian akademis terhadap komik kartun Panji Koming pada Koran Kompas. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif untuk mengumpulkan, menyaring dan menganalisis data. Objek penelitian ini difokuskan pada analisis pilihan momen, pilihan bingkai, pilihan citra, pilihan kata, pilihan alur serta makna denotasi dan makna konotasi. Objek penelitian tersebut didasarkan pada analisis teori komik yang dikembangkan oleh McCloud dan makna denotasi dan makna konotasi dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.
FILM DOKUMENTER GAYA EXPOSITORY “KAPTEN MUDITA” R. Ayu Ardhia Pramesti; I Ketut Buda; I Gusti Ngurah Wirawan
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Calaccitra Juni 2021
Publisher : CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The documentary film "Kapten Mudita" is an audio visual media that tells the heroic story of Captain Mudita. Captain Mudita is one of the heroes of the Indonesian Independence fighters in Bali who came from Puri Kilian-Puri Agung Bangli in Bangli Regency. The discussion on the concept of the documentary film "Kapten Mudita" is formulated in one problem formulation, namely the visualization of the patriotism concept in the documentary film "Kapten Mudita" in an expository style. The method that used in this research is qualitative research methods. Data collection methods that related to the problems are carried out using the three methods, namely observation, interviews, and documentation. The data analysis was sharpened by the theory of expository and patriotism which was used as a knife of analysis and a handle in answering these problems. The research results from the visualization of the concept of patriotism in the documentary film "Kapten Mudita" in an expository style which is dissected with the three research methods, accompanied by expository theory and patriotism, the results that the documentary film "Kapten Mudita" is told with a three-act structure, namely the initial stage, the middle stage, and the final stage, the initial stage tells about the background of Captain Mudita, then the middle stage tells the about difficulties faced by Captain Mudita, then the final stage tells about the seconds of Captain Mudita's death, which is packed in an expository style with the concept of visual patriotism.
PENERAPAN MAKE UP SPESIAL EFEK DALAM FILM “GERING” Kadek Meishya Paraswari Putri; I Wayan Mudra; I Gusti Ngurah Wirawan
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Calaccitra Agustus 2021
Publisher : CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.363 KB)

Abstract

The Covid-19 pandemic is a phenomenon that is happening all over the world, especially in Bali, the Covid-19 disease that causes the virus to suddenly enter the human body. Currently, the government is actively trying to vaccinate evenly to all people. The phenomenon of the Covid-19 pandemic became the basic idea in the film entitled "Gering". The author applies make-up using special effects techniques to exaggerate a character in a scene in the film and can build the emotional level of players in a scene mechanically and psychologically so that it looks real when shooting in turning human characters into monsters. The make-up theory used by the author to make the film “Gering” is aesthetics and mise en scene in terms of make-up. The aesthetic value in the film "Gering" is that the audience can feel the value of the horror of the monster in one of the scenes. The value of mise en scene in the film "Gering" is found in the makeup that can distinguish humans and monsters in a scene. The method used to make the film “Gering” is a qualitative method with a phenomenological approach. The source of the data obtained to complete the making of the film “Gering” is the observation of the fungus ophiocordysecps which can support the realization of special effects makeup. The application of make-up special effects is a technique to make a scene or event real and used in an injury scene without injuring the player. The process of making mustard makeup starts from mutation changes in the form of rashes to the appearance of rooted bumps. The results of the special effects makeup in the movie "Gering" show several forms of wounds on each monster, including abrasions, bruises, bloodstains, lumps filled with roots, and changes in the structure of the eyes. Outcome Film "Gering" with a duration of 25 minutes is a thriller drama genre, which has a message for people to be more introspective and always take care of their health and the environment.
MEMUNCULKAN EKSPRESI TOKOH UTAMA MELALUI GERAKAN WAACKING DAN LADIES STYLE DALAM FILM “ 2 SERUPA “ Yehuda Yehuda; Ni Kadek Dwiyani; I Gusti Ngurah Wirawan
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Calaccitra Agustus 2021
Publisher : CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.137 KB)

Abstract

When viewed from the point of view of film, of course, there are many films that raise the issue of LGBTQ people, especially Gay. Not only films abroad, films in Indonesia have now also dared to take up this theme. However, this is still difficult to become a public spectacle because it is still considered taboo or out of the norm that already exists in Indonesia itself. This incident occurred due to the lack of knowledge about these groups in society, as a result of this lack of knowledge led to a lot of acts of discrimination and inappropriate treatment in society regarding these people. With the discrimination and rejection from society, the Gays themselves have difficulty expressing themselves in the public. Make themselves look for other alternatives to be able to express themselves through Waacking and Ladies Style dance movements. With this phenomenon, the writer feels it is necessary to be appointed as a film. The process of making works begins with determining ideas, direct field observations (observations and interviews) on Gays, determining storylines, selecting actors, looking for supporting theories to be applied in film works, training with players, until the Final Editing stage. The creation of a work "2 Serupa" tells about several problems regarding the difficulty of expressing oneself, rejection from family, friends and society to sexual orientation which makes the main character have difficulty carrying out his daily activities. With the message that wants to be conveyed how should the treatment of the wider community and family be very influential on Gays so that they can feel the recognition they deserve.
PROYEK LAPANGAN “FILM BUKAN KUPU-KUPU MALAM” DENGAN PENERAPAN TEKNIK PERGERAKAN KAMERA DINAMIS Putu Theja Budiana; I Gusti Ngurah Wirawan; Gede Basuyoga Prabhawita
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Calaccitra Maret 2022
Publisher : CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film Bukan Kupu-Kupu Malam merupakan film pendek yang bergendre drama tragedi dengan mengedepankan suasana dramatis, realis, dan menegangkan. Produksi film ini merupakan karya yang akan dihasilkan oleh penulis untuk merealisasikan konsep film yang ingin di buat oleh Mahatma Pictures sebagai lokasi program MBKM. Pelaksanaan proses pembuatan film ini, penulis selaku DOP (Director Of Photography) menggunakan konsep sinematografi dengan penerapan teknik pergerakan kamera dinamis, untuk memberikan unsur suasana yang dramatic, realis, dan partisipasi penonton. Dalam mewujudkan konsep tersebut penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi, yang bertujuan untuk mengetahui penerapan teknik pergerakan kamera dinamis. Pelaksaan produksi film ini dibagi menjadi 5 tahap, yakni development, pra produksi, produksi, pasca produksi dan distribusi. Penerapan teknik kamera dinamis pada film Bukan Kupu-Kupu Malam tidak hanya mengenai angel, framing dan penataan cahaya, melainkan juga menggunakan teknik handheld karena pada dasarnya penerapan teknik kamera dinamis memiliki sifat flexible dan bergerak bebas mengikuti alur cerita. Penerapan teknik ini akan menyebabkan setiap moment dramatis dan menegangkan yang terkandung pada film ini, dapat dengan mudah membangun mood dan partisipasi penonton.