Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kandungan Gizi, Beta Karoten dan Antioksidan pada Tepung Pisang Tongka Langit (Musa troglodytarum L.) Ika Yohanna Pratiwi; Oki Krisbianto
agriTECH Vol 39, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.307 KB) | DOI: 10.22146/agritech.32335

Abstract

Banana fruit cultivar Tongka Langit is a typical plant from Moluccas which has not widely used and observed just yet. It has been believed and used by locals to relieve body heat, clean the kidneys, and keep the health of the digestion tract, but without scientific proof. This study aims the nutrition content of Tongka Langit flour, along with its carotenoids, beta carotene, and antioxidant content. The banana fruit was dried at 60 oC for 2 hours. Banana flour had been analyzed for moisture content, levels of ashes, levels of protein, the fibers, carbohydrates, vitamin C, mineral, carotenoids and antioxidant. It had been found that Tongka Langit flour contained 331,03 calories, 4,66% protein, 83,72% carbohydrate and 16,59% dietary fibers. Tongka Langit flour contained 7,92 mg/ 100 mg carotenoid total which 18,56% was beta carotene. As much as 0.35 mg/kg flavonoid was also found, along with its high level of antioxidant activity.
Preparation of Active Food Packaging and Coating Material Based on Bacterial Cellulose to Increase Food Safety Joko Sulistyo; Prasetyon Sepsi Winarno; Ika Yohanna Pratiwi; Lorent Permata Ridfan; Katherine Mahadewi Pranata; Raja Munirah Raja Chick
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 34 No. 1 (2023): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6066/jtip.2023.34.1.48

Abstract

The use of bacterial probiotic metabolite-based active-packaging and coatings is an innovative approach that has gained widespread attention worldwide. Additionally, its utilization can lead to improvements in qualities and properties of food products. This study was aimed to develop a food spoilage prevention system using active food packaging and coating material in preventing food spoilage while increasing its shelflife. The materials used were bacterial cellulose (BC) based bioplastics fortified with fermented soymilk extracts (FSME) using Lactobacillus acidophilus as the producer of the antimicrobial and antioxidant agents. Moreover, the applications of FSME containing probiotic bacterial metabolites are discussed to highlight their efficacy in enhancing the quality and shelf life of food products.The antimicrobial test showed that the FSME could inhibit the growth of pathogenic microbial cultures at minimum inhibitory concentration (MIC) of 10% (v/v) as shown by clear zones, around colonies of E. coli (14.33±0.58 mm), S. aureus (18.33±6.03 mm), S. Typhimurium (11.67±1.15 mm), L. monocytogenes (11.33±2.31 mm), and B. cereus (13.33±3.06 mm). Meanwhile the results of IC50 for antioxidant activity test (µg/mL) indicated that the FSME showed radical scavenging activity against DPPH at approximately 75.27±2.552 (2.5%, v/v), 55.00±0.791 (5.0%, v/v), 43.17±1.603 (7.5%, v/v) and 15.05±0.346 (10%, v/v), respectively. The shelflife of strawberries coated with the active food coating using the bioplastic fortified with FSME showed an increase in shelf life of 14 days at 4°C. The overall results indicated that the use of BC based bioplastics fortified with FSME can play an important role in preventing premature spoilage and increasing the shelf life of food products.
PENGARUH MESIN PENGGILINGAN TERHADAP SIFAT FISIK TEPUNG BERAS Somawiharja, Yohannes; Yohanna Pratiwi, Ika; Nasrullah, Arhab Nibras; Tjahjadi, Felix Sebastian; Vidyastanto, Reza
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2024):
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v9i3.48551

Abstract

Bidang pengolahan dan rekayasa makanan, alat penggilingan yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pada kualitas tepung. Namun, perbedaan hasil dari alat penggiling yang umum digunakan jarang diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga jenis mesin penggilingan padi terhadap sifat fisik tepung beras. Mesin yang digunakan adalah hammer mill, disc mill, dan penggiling herbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras yang digiling dengan penggiling herbal memiliki densitas curah tertinggi dan warna tercerah, diikuti oleh hammer mill dan disc mill. Beras yang digiling menggunakan hammer mill pada 60 mesh menunjukkan modulus elastisitas tertinggi, diikuti oleh penggiling herba dan disc mill. Beras yang digiling menggunakan hammer mill menunjukkan indeks penyerapan air tertinggi, diikuti oleh disc mill dan penggiling herbal. Kesimpulannya, penggiling herbal menghasilkan tepung beras dengan kepadatan curah, warna, modulus elastisitas yang lebih tinggi, dan juga indeks penyerapan air yang lebih rendah daripada dua jenis mesin lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa herb grinder merupakan jenis mesin penggilingan padi yang paling efektif untuk menghasilkan tepung beras dengan kualitas yang lebih baik.
Pelatihan Kreasi Produk Abon dan Bumbu Penyedap Rasa dari Limbah Ikan Payus bagi Kelompok UMKM Minantyo, Hari; Pratiwi, Ika Yohanna; Hakeem, Firdi Aziz; Ardhana, Annisa Naia Putri; Samantha, Caitleen
Journal Community Service Consortium Vol 4 No 2 (2024): Journal Community Service Consortium
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/consortium.v4i2.5435

Abstract

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah pelatihan membuat kreasi produk abon dan bumbu penyedap rasa dari limbah ikan payus bagi kelompok UMKM dengan memanfaatkan limbah ikan payus yang selama ini belum umum untuk dimanfaatkan. Pelaksanaan pelatihan dilakukan di Kelurahan Tambak Sarioso dan diikuti sebanyak 17 peserta. Metode pelatihan dilakukan dengan cara sosialisasi, demonstrasi, penerapan teknologi, dan evaluasi. Sebagian besar peserta pelatihan memberikan penilaian positif terhadap pelatihan ini. Peserta menganggap resep mudah dipelajari, bahan mudah didapatkan, dan produk yang dihasilkan memiliki kualitas baik, seperti aroma, warna, rasa, dan tekstur yang disukai. Selain itu, peserta juga menilai produk ini kreatif dan inovatif, serta berpotensi menjadi peluang usaha baru bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tambak Sarioso Surabaya.
KUALITAS SENSORI DAN MIKROBIOLOGIS PRODUK OLAHAN KERANG BULU (Anadara antiquata) Ika Yohanna Pratiwi; Anak Agung Ngurah Kenarya Dawawrata; Moonly Koespianto; Michael Ricky Sondak; Hari Minantyo
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 9 No. 5 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/8yv6hg61

Abstract

Daging kerang merupakan suatu alternatif pengganti produk daging ayam dengan kandungan nutrisi yang tinggi.  Kerang memiliki kandungan protein yang tinggi dan kandungan lemak yang relatif rendah sehingga berpotensi untuk  dikembangkan sebagai produk pangan modern. Dalam penelitian ini, kerang diolah menjadi tujuh produk pangan berbeda (abon kerang, abon kerang tempe, abon kerang bandeng, nugget kerang, telur sembunyi, rolade kerang, dan bakso kerang  bandeng) dan digunakan dalam evaluasi aspek mikrobiologinya (angka lempeng total) dan sensoris (uji organoleptik). Hasilnya menunjukkan bahwa abon kerang, abon kerang tempe dan abon kerang bandeng menunjukkan hasil angka lempeng  total terendah, sementara telur sembunyi menunjukkan hasil angka lempeng total tertinggi. Bakso kerang bandeng disukai  oleh panelis dan mendapatkan penerimaan baik dalam hal penilaian keseluruhan, sementara abon kerang bandeng paling  tidak disukai oleh panelis dan mendapatkan penerimaan negatif dalam hal penilaian secara keseluruhan. 
Pengaruh Pengeringan Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Aktivitas Antioksidan pada Camilan Bawang Putih (Allium sativum L.) Mellisa Erika Saleh; Ika Yohanna Pratiwi; Yohannes Somawiharja
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 3 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/66vgyx96

Abstract

Indonesia sebagai negara tropis memiliki paparan tinggi terhadap sinar matahari, polusi, serta gaya hidup seperti  konsumsi makanan berminyak dan kebiasaan merokok, yang meningkatkan pembentukan radikal bebas dan  menyebabkan stres oksidatif. Oleh karena itu, diperlukan asupan antioksidan tambahan dari luar. Bawang putih tunggal  (A lium sativum L.) kaya akan senyawa organosulfur dan fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan alami. Namun,  konsumsi bawang putih segar terbatas akibat aroma menyengatnya, sehingga pengolahan menjadi camilan kering menjadi alternatif. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh metode pengeringan terhadap karakteristik fisik dan  aktivitas antioksidan camilan bawang putih. Bawang putih tunggal dikeringkan dengan dehidrasi (80°C, 24 jam),  microwave (3 menit), air frying (80°C, 120 menit), dan vacuum frying (100°C, 60 menit). Analisis meliputi kadar air,  warna, kerenyahan, serta aktivitas antioksidan (metode DPPH). Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah, uji  lanjutan Duncan, dan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan metode terbaik. Hasil menunjukkan  metode pengeringan berpengaruh signifikan terhadap karakteristik fisik. Vacuum frying menghasilkan camilan dengan  kualitas terbaik dan meningkatkan aktivitas antioksidan, ditunjukkan oleh penurunan nilai IC50 dari 83,59 mg/mL (segar)  menjadi 41,69 mg/mL (kering). 
Examining dried noodle characteristics made from modified Xanthosoma sagittifolium flour and xanthan gum Sugiharto, Yurika; Pratiwi, Ika Yohanna; Krisbianto, Oki; Srihtam, Aham Bulan Maya
AGROINTEK Vol 19, No 3 (2025)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v19i3.24576

Abstract

Gluten allergy has raised concerns due to its impact on health, especially as wheat noodles are widely consumed. The growing demand for gluten-free alternatives highlights the need for suitable substitutes. This study investigates the effects of fermentation modification on the amylose and protein content of tannia cocoyam flour and evaluates the impact of modified tannia flour and xanthan gum on the physicochemical and sensory properties of noodles. Fermentation of tannia cocoyam (Xanthosoma sagittifolium) corm flour using 9% Lactobacillus plantarum starter over 48 hours enhanced the characteristics of tannia cocoyam noodles. However, despite these improvements, the noodles remained brittle and lacked the desired chewiness compared to conventional noodles. The introduction of xanthan gum as a binding agent was used to improve noodle attributes. Various xanthan gum concentrations (0%, 1%, and 2%) were assessed for their impact on physicochemical parameters (color, optimal cooking time, rehydration capacity, cooking loss, and elongation) and sensory preferences. The findings revealed that modification of tannia cocoyam flour using the fermentation method influenced noodle color, while different xanthan gum concentrations had no discernible effect. Furthermore, modification of tannia cocoyam corm flour and the specific xanthan gum formulations influenced cooking loss, elongation, and the preferences of the panelists.
Pengaruh Proses Pengeringan terhadap Kualitas dan Omega-3 Minyak Sacha Inchi (Plukenetia Volubilis L.) Benedict, Vanessa Gabrielle; Pratiwi, Ika Yohanna; Somawiharja, Yohannes; Rachman, Hans
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 19, No 2 (2025): TEKNOTAN, Agustus 2025
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol19n2.7

Abstract

Indonesia memiliki banyak spesies tanaman yang memiliki potensi besar di bidang pangan dan kesehatan, salah satunya adalah sacha inchi. Umumnya, kacang ini dikeringkan secara konvensional dalam waktu lama dan kurang efisien. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh suhu dan aliran udara dalam proses pengeringan terhadap kualitas minyak sacha inchi, khususnya kandungan omega-3. Kacang dikeringkan menggunakan oven pada suhu 45°C, 60°C, dan 75°C dengan aliran udara 0% dan 100% selama 3 jam, serta metode pengeringan matahari selama 2 minggu. Minyak diekstraksi dengan screw press, kemudian dianalisis kadar air, nilai free fatty acid (FFA), dan bilangan peroksida. Metode simple additive weighting (SAW) digunakan untuk menentukan perlakuan terbaik. Kandungan omega-3, khususnya alpha-linolenic acid (ALA), diuji menggunakan GC-FID. Hasil menunjukkan bahwa suhu dan aliran udara mempengaruhi kadar air, nilai FFA, dan bilangan peroksida. Perlakuan terbaik diperoleh dari pengeringan oven pada 75°C dengan aliran udara 100%, menghasilkan minyak dengan kadar omega-3 sebesar 40,4%.
The Effect of Drying Methods on the Physicochemical Characteristics of Curly Red Chili (Capsicum annuum L.) Kesuma, Birgitta Allison; Pratiwi, Ika Yohanna; Somawiharja, Yohannes
Journal of Agri-Food Science and Technology Vol. 6 No. 4 (2025): December
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jafost.v6i4.12906

Abstract

Curly red chili has high nutritional content, which includes capsaicinoids, vitamin C, carotenoids, and antioxidant compounds. However, their high moisture content renders them perishable. During peak harvest seasons, prices for chili significantly decrease, while they tend to rise in colder months. Inefficient postharvest technologies contribute to substantial waste due to damage. Effective postharvest processing, such as drying, mitigates these challenges by reducing moisture content and extending shelf life. Various drying methods, including food dehydration, oven, vacuum frying, and freeze drying, have distinct advantages and disadvantages. Comparative studies have been conducted on these methods specifically for curly red chili. This study contributes to evaluating the effects of different drying methods on the color, moisture content, vitamin C content, and capsaicin concentration of curly red chili (Capsicum annuum L.) in order to determine the most effective method for preserving its nutritional and physicochemical qualities. The results indicate that the drying method significantly influences the physicochemical properties of curly red chili. Among the methods tested, freeze-drying emerged as the most effective, based on the color of 66.69 ± 2.25, moisture content of 3.81%, and vitamin C of 94.34 mg/100g. The optimal treatment yielded a spiciness level of 16504.71 SHU with a capsaicinoid content of 1100.32 mcg/g. Further research is needed to explore how moisture content affects capsaicin levels in curly red chili.