Jamiludin, H.
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS-B SMA NEGERI 1 MAGINTI Juliati, Juliati; Jamiludin, H.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.638 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i1.7343

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk:  1) Meningkatkan aktivitas belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS-B SMA Negeri I Maginti melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share, 2) Meningkatkan efektivitas mengajar sosiologi pada guru kelas XI IPS-B SMA Negeri I Maginti melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share, 3) Meningkatkan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS-B SMA Negeri I Maginti melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas XI IPS-B SMA Negeri I Maginti sebanyak 25 orang siswa.Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah aktivitas yang  diperoleh dari lembar observasi dan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes siklus. Analisis data yang dilakukan adalah statistik deskriptif. Dari hasil analisis data diproleh kesimpulan bahwa: 1) Aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 71.42% yang termaksud belum mencapai indikator, pada siklus II meningkat menjadi 100%. 2) Efektivitas mengajar guru rata-rata pada siklus I mencapai 83% belum mencapai kinerja indikator yang telah ditetapkan, pada siklus II meningkat menjadi 91,67% telah mencapai indikator. 3) Hasil belajar sosiologi pada siklus I nilai rata-rata mencapai 75,24 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 82,28. Peningkatan hasil belajar pada siklus I mencapai 60% atau 15 orang dari 25 siswa yang tuntas secara klasikal dan 40% atau 10 orang yang tidak tuntas secara klasikal dan pada siklus II hasil belajar siswa mencapai 84% atau 21 orang dari 25 siswa yang tuntas secara klasikal dan 16% atau 4 orang yang tidak tuntas secara klasikal . Kata kunci: Aktivitas, Efektivitas, Hasil Belajar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XIL IPS DI MADRASAH ALIYAH SWASTA AL-MUNAWARAH TOMIA Sudi, La; Jamiludin, H.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v3i1.12057

Abstract

ABSTRAK: Tujuan utama penelitian adalah meningkatkan efektivitas mengajar guru, meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS di MAS Al-Munawarah Tomia. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dengan prosedur pelaksanaannya pada beberapa tahap, yaitu: perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, observasi dan evaluasi, Serta Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes tertulis dalam bentuk uraian pada tiap akhir siklus pembelajaran. Sesudah itu juga dengan dilakukan pengamatan terhadap efektifitas guru dan aktivitas belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik sederhana yaitu analisis deskripsi untuk mencari rata-rata presentase. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) presentase pelaksanaan aktivitas mengajar guru berdasarka skenario penelitian dilaksanakan atau terlaksana mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Dimana presentase yang diperoleh pada pada siklus I sebesar 66,67% dan pada siklus II meningkat mencapai presentase sebesar 93,33%. 2) Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation sudah menunjukan peningkatan yang signifikan. Presentase yang diperoleh yaitu pada pembelajar siklus I sebesar 40,38% dan pada siklus II presentase sebesar 94,23%. 3) selain itu juga hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan presesntase ketuntasan secara kalsikal telah tercapai85%. Dengan hasil tes pada siklus I presentasenya sebesar 60% dengan rata-rata 74,2. Dan pada siklus II tes mengalami peningkatan menjadi 93,33% dengan nilai rat-rata 80,66 dengan demikian penelitian tindakan kelas ini telah berhasil dilaksanakan karena pada tiap siklusnya mengalami peningkatan. Kata Kunci: Evektivitas, Aktivitas, Hasil Belajar ABSTRACT: The main objective of research is to improve the effectiveness of teaching teachers, increase student learning activities and improve student learning outcomes in class XII IPS at MAS Al-Munawarah Tomia. This research is a class action research (CAR) carried out with the procedure of its implementation at several stages, namely: planning, implementing actions, observing and evaluating, and reflecting. The data collection technique used in this study is to provide a written test in the form of a description at the end of each learning cycle. After that also by observing the effectiveness of teachers and student learning activities. The data analysis technique used is a simple statistical analysis of the description analysis to find the average percentage. This analysis technique is used to determine the increase in student learning outcomes after conducting learning activities with the application of the Group Investigation cooperative learning model. The results of this study indicate that: 1) the percentage of implementation of teacher teaching activities based on research scenarios carried out or implemented has increased in each cycle. Where the percentage obtained in the first cycle was 66.67% and in the second cycle increased it reached a percentage of 93.33%. 2) Student learning activities using the application of the Group Investigation cooperative learning model have shown significant improvements. The percentage obtained is 40.38% for cycle I learners and 94.23% for cycle II. 3) in addition, student learning outcomes have also improved by using the Group Investigation type cooperative learning model with a calcical percentage of completeness reached 85%. With the test results in the first cycle the percentage of 60% with an average of 74.2. And in the second cycle the test has increased to 93.33% with an average value of 80.66 thus this class action research has been successfully carried out because in each cycle has increased. Keywords: Evectivity, Activities, Learning Outcomes 
SEJARAH BENTENG LIPU OGENA DI KELURAHAN TAKIMPO KECAMATAN PASARWAJO KABUPATEN BUTON (ABAD XVI-XX) salwiarni, Salwiarni; Jamiludin, H.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v3i2.12073

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apa yang melatar belakangi pembangunan benteng Lipu Ogena? (2)  Bagaimana struktur fisik benteng Lipu Ogena? (3) Bagaimana fungsi benteng Lipu Ogena bagi masyarakat Takimpo pada masa lampau dan masa kini? (4) Apa saja peninggalan sejarah yang terdapat didalam benteng Lipu Ogena? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Heuristik (Pengumpulan Sumber), yang dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan studi dokumen, (2) Kritik, yang dilakukan melalui kritik eksternal dan kritik internal, (3) Historiografi, yang dilakukan secara sistematis melalui tahap interpretasi, eksplanasi, dan ekspose. Dalam tinjauan pustaka penulis menggunakan konsep kebudayaan, konsep benteng, fungsi benteng dan konsep peninggalan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang pembangunan benteng Lipu Ogena adalah sangat erat kaitannya dengan strategi pertahanan dan keamanan guna melindungi masyarakat yang bermukim di tempat itu dari segala ancaman musuh. Dalam menghadapi situasi yang demikian sulit, maka penguasa di Lipu Ogena mendirikan benteng Lipu Ogena. (2) Struktur fisik benteng Lipu Ogena merupakan benteng pertahanan yang strategis dengan posisinya yang berada di puncak bukit. Benteng Lipu Ogena berbentuk persegi empat dan memiliki luas 100 x 130 meter persegi, struktur fisik dengan berdinding batu gunung. Namun dataran benteng tidak rata sehingga ketinggian susunan batunya berbeda-beda. Susunan batu tertingginya 5 meter sedangkan susunan batu terendah 2 meter. (3) Fungsi benteng Lipu Ogena pada masyarakat Takimpo pada masa lampau adalah sebagai pusat pertahanan dan keamanan, sebagai tempat pemukiman, pusat pemerintahan dan budaya sedangkan pada masa kini fungsi benteng Lipu Ogena sebagai situs sejarah sekaligus sebagai tempat wisata. (4) Peninggalan sejarah yang terdapat didalam benteng Lipu Ogena yaitu berupa koburu (kuburan), masigi (masjid), lawa (pintu masuk), galampa (rumah adat), parang, tombak, perisai  dan batu yang dahulu digunakan sebagai tempat pelantikan parabela. Kata kunci: Struktur, fungsi, peninggalan, benteng ogenaABSTRACT: The problems raised in this study are as follows: (1) What is behind the construction of the Lipu Ogena fort? (2) What is the physical structure of the Lipu Ogena fort? (3) What is the function of the Lipu Ogena fortress for the people of Takimpo in the past and present? (4) What are the historical relics contained in the Lipu Ogena fortress? The method used in this study is the historical method according to Helius Sjamsuddin with the following steps: (1) Heuristics (Collection of Sources), which are carried out by observation, interview and document study techniques, (2) Criticism, which is carried out through external criticism and internal criticism, (3) Historiography, which is carried out systematically through the stages of interpretation, explanation, and exposure. In literature review, the writer uses the concept of culture, the concept of a fort, the function of the fort and the concept of historical heritage. The results of this study indicate that: (1) The background of the construction of the Lipu Ogena fort is very closely related to the defense and security strategy to protect the people who live in that place from all enemy threats. In dealing with such a difficult situation, the authorities at Lipu Ogena established the Lipu Ogena fortress. (2) The physical structure of the Lipu Ogena fort is a strategic fortress with its position on the hilltop. Lipu Ogena Fortress is rectangular and has an area of 100 x 130 square meters, physical structure with stone walled mountains. But the fort plain is not flat so the height of the stone arrangement varies. The highest stone arrangement is 5 meters while the lowest stone structure is 2 meters. (3) The function of the Lipu Ogena fortress in the Takimpo community in the past was as a center of defense and security, as a place of settlement, a center of government and culture while at present the function of the Lipu Ogena fortress as a historical site as well as a tourist site. (4) Historical relics contained in the Lipu Ogena fortress are in the form of koburu (graves), masigi (mosque), lawa (entrance), galampa (traditional house), machetes, spears, shields and stones that were used as places for parabela inauguration. Keywords: Structure, function, heritage, ogena fort
PERUBAHAN MAKNA DAN NILAI FITU KABINTINGIA DALAM PROSES PERKAWINAN ADAT MUNA (STUDI DI KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA) hasran, Hasran; Jamiludin, H.; Haq, Pendais
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.71 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v1i1.7366

Abstract

ABSTRAKFokus dan tujuan penelitian ini diarahkan pada tiga hal yaitu (1) makna dan nilai–nilai fitu kabintingi dalam proses perkawinan masyarakat Muna, (2) Perubahan yang terjadi pada Fitu Kabintingi dalam Proses Perkawinan Masyarakat Muna, (3) Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pada fitu kabintigi dalam proses perkawinan pada masyarakat Muna.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin yang terdiri dari 3 (Tiga) tahapan yakni (1) Heuristik: pengumpulan data melalui studi dokumen, pengamatan, wawancara dan penelitian kepustakaan; (2) verifikasi (Kritik Sumber) yakni penelitian terhadap keotentikan dan keabsahan data yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern, (3) Historiografi (penulisan sejarah) yang terdiri atas: a) penafsiran (interpretasi), b) penjelasan (eksplanasi), c) penyajian (ekspose). Sedangkan kajian pustaka yang ditampilakan sesuai dengan penelitian ini memut konsep (1) Konsep Kebudayaan, (2) Konsep Nilai, (3) Konsep Makna dan Simbolik Kebudayaan, (4) Konsep sistem perkawinan dalam masyarakat Muna, (5) Prosedur dan tata cara perkawinan adat angka mata dalam masyarakat Muna, (6) Penelitian terdahulu.Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Pertama, Kabintigi disebut juga bingkisan atau seserahan, sedangkan proses penyerahkan bingkisan atau kabintingi tersebut disebut dengan “kabintingia”. Karena tuju paket seserahan maka disebutlah “fitu kabintingia” yang terdiri kantaburi, paniwi, Lolino ghawi, Kaokanuha dan Kafoatoha, Adhati balano (sara-sara), matano kenta, kakawi, dan kafosulino katulu. Kedua, Perubahan yang terjadi pada fitu kabintingi dalam proses perkawinan masyarakat Muna sebenarnya hanya pada tataran alat dan metode saja misalnya pada zaman dahulu kabintingi ini ditempatkan pada talang yang berbentuk persegi panjang, seiring perkembangan zaman semua itu telah berubah yang sekarang ini fitu kabintingi telah tempatkan pada sebuah piring, selain itu uga bentuk perubahan lain walaupun tidak merubah subtansi (makna) Ketiga, Faktor yang menyebabkan perubahan tersebut karena faktor internal dan faktor eksternal. faktor internal yang terdiri dari; (a) Pengaruh perilaku masyarakat dan (b) Perubahan penduduk. Kemudian faktor eksternal yaitu; (a) Pengaruh pola hidup modern, (b) Pengaruh social dan Kebudayaan, dan (c) Adanya percampuran suku dan perkawinan campuran. Kata Kunci: Perubahan, Makna dan Nilai, dan Fitu Kabintingia
PERKEMBANGAN DESTINASI WISATA PANTAI TAIPA KECAMATAN LEMBO KABUPATEN KONAWE UTARA (1993 – 2017) Karmila, Karmila; Jamiludin, H.
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.844 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i2.9892

Abstract

ABSTRAK: Fokus dari penelitian ini adalah (1) apa latar belakang taipa dijadikan sebagai objek wisata pantai? (2) bagaimana usaha pemerintah dalam mempromosikan wisata pantai taipa kecamatan lembo kabupaten konawe utara? (3) bagaimana perkembangan destinasi wisata pantai taipa kecamatan lembo tahun 1993-2017?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Heuristik (pengumpulan sumber), yang dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan studi dokumen, (b) Kritik, yang dilakukan melalui kritik eksternal dan kritik internal, (c) Historiografi, yang dilakukan secara sistematis melalui tahap interpretasi, eksplanasi, dan ekspose. Dalam tinjauan pustaka penulis menggunakan konsep sejarah, konsep perkembangan, dan destinasi wisata. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Latar belakang terbentuknya Taipa sebagai objek wisata yaitu adanya usaha masyarakat Desa Taipa dalam upaya meningkatkan taraf kehidupannya melihat potensi wisata yang akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat Desa Taipa (2) Usaha pemerintah dalam mempromosikan wisata pantai Taipa Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara adalah sebagai berikut: (1) Pemerintah mengadakan beberapa event atau festival antara lain: (a) Mengadakan festival Konasara 1, (b) Pemilihan Luale Anandonia Konasara (Duta Pariwisata Kabupaten Konawe Utara), (c) Mengadakan Konasara Photography Contest; (2) Promosi wisata menggunakan media televisi, radio, media cetak dan media sosial. (3) Perkembangan destinasi wisata Pantai Taipa Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara tahun 1993-2017 dapat dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana sebagai berikut: (1) Periode 1993-2006; pada tahun 1993 belum ada pembangunan, tahun 1998 pembukaan akses jalan menuju pantai Taipa, tahun 2000 pembangunan gazebo sebanyak 6 unit serta pembangunan pintu gerbang masuk kawasan wisata pantai taipa (2) Periode 2007-2017;  tahun 2007 pembangunan toilet umum sebanyak 2 unit, tahun 2010 pembuatan tangga permanen, tahun 2013 pembangunan permanen pintu gerbang, tahun 2014 pembangunan menara pantau, tahun 2015 pembangunan bak sampah sebanyak 10 unit, tahun 2016 penambahan toilet umum sebanyak 6 unit, tahun 2017 pengaspalan jalan, pembangunan jalan pedestrian depan gazebo sepanjang 50 m, pembangunan dermaga sebanyak 2 unit, dan penambahan gazebo semi permanen sebanyak 10 unit. Kata Kunci : Usaha, Destinasi Wisata, Pantai Taipa