Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kesaksian Perempuan Menurut Asghar Ali Engineer; Studi Analisis Perspektif Fiqh Juwita, Dwi Runjani
AN-NUHA: Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya dan Sosial Vol 2 No 2 (2015): Desember
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.201 KB)

Abstract

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat seorang perempuan. Perempuan dalam Islam mempunyai kedudukan yang sama dan sejajar dengan laki-laki. Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menyebutkan bahwa seorang perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Termasuk dalam hal ini adalah masalah kesaksian. Menurut pandangan fuqaha’ pada asalnya yang menjadi saksi itu adalah laki-laki. Kesaksian perempuan dengan formula 1:2 adalah pengecualian. Alasan yang dikemukakan adalah bersifat kebahasaan yaitu penggunaan kata-kata mudzakar atau maskulin dalam teks-teks al-Qur’an tentang kesaksian. Sementara menurut Asghar Ali Engineer bahwa pada asalnya yang menjadi saksi itu boleh saja laki-laki atau perempuan dengan status yang setara. Formula 1:2 adalah pengecualian untuk transaksi bisnis, tidak dapat diperluas pada kesaksian-kesaksian lain. Dalam hal ini Asghar pun menggunakan alasan kebahasaan. Penggunaan kata-kata mudzakar tidak secara otomatis menunjuk laki-laki, karena tanpa penegasan khusus, kata mudzakar dalam bahasa arab berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Dari sini maka perlu dikaji lebih jauh tentang bagaimana sebenarnya penafsiran Asghar Ali Engineermengenai ayat-ayat yang menyangkut tentang kesaksian perempuan, sesuaikah dengan pemikiran para fuqaha’.
KONSEP SAKINAH MAWADDAH WARRAHMAH MENURUT ISLAM Juwita, Dwi Runjani
AN-NUHA: Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya dan Sosial Vol 4 No 2 (2017): Desember
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.822 KB)

Abstract

One of the words that is often spoken for a relationship in the household is sakinah mawaddah warrahmah (samara). The family sakinah mawaddah warrahmah is a family that is coveted by every married couple. The term samara is a prayer that is often offered and expected by Muslims who have married and fostered the family. In the Qur'an there are several verses that mention the words sakinah mawaddah warrahmah. This shows that Islam also discusses the concept of a happy family that is sakinah mawaddah warrahmah. The samara family is certainly not just a slogan in the teachings of Islam. This is the goal of the family in Islam. Then how the principles or characteristics in the family sakinah mawaddah warrahmah are?
Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Maqashid al-Syari’ah: Studi Kasus di Bank Sampah Srikandi Dolopo Madiun Juwita, Dwi Runjani
AL-MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.129 KB) | DOI: 10.37680/almanhaj.v1i2.169

Abstract

Waste is a trivial thing, even considered dirty and disgusting. When the waste is held by people who do not know how to manage it, this will be a very big and complicated problem. But on the contrary, when the waste is held and managed properly and correctly by people who understand, then the waste will become something very valuable. The Srikandi Waste Bank, which was established in 2015, is a place where people can save waste, then it will be transformed into something very valuable can even make money. With the establishment of the Srikandi Waste Bank, it launched handicraft products from Dolopo which produced from waste materials that had been recycled. With the existence of a Waste Bank, it also helps in empowering the community of housewives who do not have permanent jobs. The results of this study are: that there are many benefits that can be obtained from the existence of a Waste Bank such as a savings system, profit sharing cooperation, reduce unemployment, and cleanliness of the environment. Sampah merupakan hal yang sepele,bahkan dianggap kotor dan menjijikkan. Ketika dipegang oleh orang-orang yang tidak mengetahui bagaimana mengelola sampah maka hal ini akan menjadi permasalahan yang sangat besar dan kompleks. Tapi sebaliknya, ketika sampah dipegang oleh orang-orang yang mengetahui dan dikelola dengan baik dan benar, maka sampah akan menjadi sesuatu yang sangat berharga bahkan menjadi barang yang bernilai ekonomis. Bank Sampah Srikandi yang berdiri sejak tahun 2015 adalah sebuah tempat dimana masyarakat bisa menabung sampah yang nantinya sampah tersebut akan disulap menjadi sesuatu yang sangat berharga bahkan bisa menghasilkan uang.Dengan berdirinya Bank Sampah Srikandi ini muncul berbagai produk kreatif dari warga Dolopo yang dihasilkan dari bahan dasar sampah yang telah didaur ulang. Dengan adanya Bank Sampah ini juga membantu dalam pemberdayaan masyarakat terutama para ibu-ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Hasil dari penelitian ini adalah, terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh dari adanya bank sampah seperti sistem tabungan, kerja sama bagi hasil, mengurangi pengangguran serta kebersihan lingkungan hidup.
Konsep Maqasid al-Syariah dalam Konteks Game Online di Masyarakat Juwita, Dwi Runjani
AL-MANHAJ: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Syariah INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.504 KB) | DOI: 10.37680/almanhaj.v2i1.306

Abstract

The current development and globalization of this decade have been marked by rapid technological advances. Human welfare, which is demanded to be better and more advanced, triggers humans to discover new findings. One of the new findings found by humans is the internet. Technological progress is one of several measures of the development and progress of a country. The logical consequence at this level is that a country must be able to respond and implement the principle of technological progress as a standard if it wants to obtain a progressive state label, regardless of whether human resources in a country are ready or not in facing challenges and consequences in the future. Online games are part of technological advances that use the internet with a mechanism to connect between players online. With this online game there are a lot of madharat and mafsadat especially for teenagers and online game players because this game can bring fatigue, illness, laziness and something negative. Perkembangan zaman dan globalisasi pada dasawarsa ini ditandai dengan kemajuan teknologi secara pesat. Kesejahteraan manusia yang dituntut untuk menjadi lebih baik dan maju memacu kreatifitas manusia dalam mencari temuan temuan baru. Temuan baru yang dihasilkan manusia adalah salah satunya internet. Kemajuan teknologi menjadi satu dari beberapa ukuran perkembangan dan kemajuan sebuah negara. Konsekwensi logis pada tataran ini, bahwa suatu negara harus mampu merespon dan menjalankan prinsip kemajuan teksnologi sebagai standar jika ingin memperoleh labelitas negara berkemajuan, terlepas apakah SDM dalam suatu negara tersebut siap atau tidak dalam menghadapi tantangan dan konsekwensi dikemudian hari.Game Online merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang menggunakan internet dengan mekanisme menghubungkan antar pemain secara online. Dengan adanya game online ini banyak sekali madharat dan mafsadat terutama bagi para remaja dan para penggiat game online karena permainan ini bisa mendatangkan kelelahan,sakit,bermalas-malasan dan sesuatu yang bersifat negatif.
Peran Rentenir terhadap Pembiayaan pada Para Pelaku Usaha Mikro di Masa Pandemi COVID-19 Tahun 2020-2021 (Studi Kasus di Pasar Pon Jombang) Soenjoto, Wening Purbatin Palupi; Juwita, Dwi Runjani
Nidhomiya: Research Journal of Islamic Philanthropy and Disaster Vol. 1 No. 1 (2022): Islamic Philanthropy and Disaster
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/nidhomiya.v1i1.931

Abstract

Micro business actors in Indonesia are the largest business actors compared to small, medium, and large business actors. The distribution and diversity of products sold by micro business actors is more evenly distributed to remote villages. These micro business actors meet the needs of the middle-to-middle class people. down with sales transactions that rely more on direct transactions and the use of cash in trade. But what happens in the reality of trading is precisely these micro actors who are still very minimally touched by financing by banks. The application of banking policies and the administration system in the banking financing process makes it difficult for players micro-enterprises. Thus, micro-enterprises prefer to finance loan sharks, although in terms of loan interest rates are higher than banks. Ease of disbursing financing faster without the need for collateral as a financing requirement is the reason most recognized by micro-business actors who do financing to moneylenders. This study uses a qualitative research method causal (explanatory) case studies to determine the role of moneylenders in financing micro-enterprises and explain descriptively why micro-entrepreneurs prefer to finance loan sharks rather than banks. This study focuses on Micro-business actors, the majority of whom are financing loan sharks and the development of moneylenders, are changing, more "humanist" in financing in terms of the performance pattern of the application of financing which seems scary as was done before, although the application of high interest costs is still carried out and approved by debtors. This study took open interview data on 50 traders in Pon Jombang Market who are micro business actors. Para pelaku usaha mikro di Indonesia merupakan para pelaku usaha terbanyak dibandingkan pelaku usaha,kecil,menengah dan besar.Penyebaran dan keragaman produk yang dijual oleh para pelaku usaha mikro lebih merata hingga pelosok desa.Para pelaku usaha mikro ini lebih banyak memenuhi kebutuhan mastayarat menengah ke bawah dengan transaksi penjualan yang lebih mengandalkan transaksi langsung dan penggunaan uang tunai dalam perdagangan.Namun yang terjadi di realita perdagangan justru para pelaku mikro inilah yang masih sangat minim tersentuh pembiayaan oleh perbankan.Penerapan kebijakan perbakan dan sistem admistrasi dalam proses pembiayaan perbankan yang menyulitkan para pelaku usaha mikro.Sehingga para pelaku usaha mikro lebih memilih melakukan pembiayaan pada rentenir walaupun dai segi bunga pinjaman lebih tinggi dari perbankan.Kemudahan pencairan pembiayaan yang lebih cepat tanpa perlu agunan sebagai syarat pembiayaa, menjadi alasan yang paling diakui oleh para pelaku usaha mikro yang melakukan pembiayan pada rentenir.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus kausal(ekplanatori) untuk mengetahui peran rentenir terhadap pembiayaan pada para pelaku usaha mikro dan menjelaskan secara deskriptif mengapa para pelaku usaha mikro lebih memilih melakukan pembiayaan pada rentenir dibandingkan pada perbankan.Penelitian ini berfokus pada pelaku usaha mikro yang mayoritas lebih melakukan pembiayaan pada rentenir dan juga perkembangan rentenir ,yang berubah,lebih “humanis”dalam pembiayaan secara pola kinerja penerapan pembiayaan yang terkesan menyeramkan seperti yang dilakukan sebelumnya walaupun penerapan biaya bunga yang tinggi masih dilakukan dan disetujui oleh para debitur.Penelitian ini mengambil data wawancara terbuka pada 50 pedagang di Pasar Pon Jombang yang merupakan pelaku usaha mikro.
PEMBERLAKUAN HUKUM SYARIAT BAGI WARGA NON MUSLIM DI DAERAH NANGROE ACEH DARUSSALAM (PERSPEKTIF ISLAM DAN HAM) Juwita, Dwi Runjani
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3827.463 KB) | DOI: 10.35888/el-wasathiya.v4i1.2348

Abstract

Perdebatan mengenai pemberlakuan hukum syariat bagi non- muslim di Aceh merupakan masalah yang mendatangkan banyak reaksi dari masyarakat. Pro dan kontra mengenai masalah tersebut tetap menjadi perbincangan yang serius di kalangan ahli hukum, kriminolog, tokoh agama, dan aktivis HAM. Sejak syariat Islam secara kaffah dideklarasikan pada tahun 2001, banyak sekali kritikan dan kecaman yang dilontarkan terhadap pemerintah daerah. Apalagi ketika hukum syariat tersebut diberlakukan bagi warga non- muslim yang melakukan pelanggaran terhadap tindak pidana atau jarimah Kata Kunci: HAM, Hukum Syar’i, Non Muslim
KONSEP KEMISKINAN DAN PARAMETERNYA DI INDONESIA; STUDI ANALISIS PERSPEKTIF FIQH Juwita, Dwi Runjani
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2232.216 KB) | DOI: 10.35888/el-wasathiya.v1i1.2767

Abstract

AbstrakIslam memerintahkan keadilan dalam seluruh persoalan yang berhubungan dengan masyaraka, termasuk di dalamnya keadilan ekonomi. Dalam literatur Islam, banyak kata untuk menyebut keberadaan kondisi umat yang tidak berdaya secara ekonomi. Kata-kata tersebut antara lain al-sail, al-mahrum, al-faqir dan al-miskin. Di Indonesia pada dasarnya konsep kemiskinannya sangat berkembang. Konsep ini lebih menunjuk kepada mereka yang mempunyai keterbatasan hidup meliputi keterbatasan penghasilan, keterbatasan pemilikan, keterbatasan tempat tinggal, keterbatasan ketrampilan, keterbatasan pendidikan, tingkat kesehatan yang rendah, kehidupan normatif, dan keterbatasan sosial. Akan tetapi konsep kemiskinan yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik dan BKKBN adalah konsep ekonomi di mana kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang seingga tidak mampu memenuhi kehidupan dasar (basic needs) yang layak minimal bagi kehidupannya. Apa yang dilakukan oleh Kementerian Wakaf dan Zakat Malaysia dan Yayasan Baitul Mal Bank Rakyat Indonesia (YBM-BRI) dengan memasukkan komponen basic need, pendidikan, kesehatan dan transportasi sebagai alat ukur kemiskinan merupakan usaha cerdas untuk menerapkan konsep dan standar kemiskinan model fiqh dalam konteks negaranya masing-masing. Kata Kunci: Konsep Kemiskinan, Parameter Kemiskinan,
Fiqh Lingkungan Hidup dalam Perspektif Islam Juwita, Dwi Runjani
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.787 KB) | DOI: 10.35888/el-wasathiya.v5i1.3025

Abstract

Abstrak: Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk selalu menjaga keseimbangan, keserasian dan keharmonisan dalam berbagai bidang kehidupan. Secara khusus bentuk keseimbangan dan keserasian yang harus dijaga oleh umat Islam adalah hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam/lingkungan. Lingkungan adalah karunia Allah yang diberikan kepada manusia unuk mengelolanya dan memanfaatkannya dengan baik. Dalam Al-Qur’an secara eksplisit dinyatakan bahwa segala bentuk kerusakan yang ada pada bumi ini adalah akibat dari ulah manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menangani masalah ini, maka diperlukan suatu rumusan fiqh yang dapat memberikan pencerahan dan paradigma baru serta dapat menjawab tantangan-tantangan yang muncul dalam masyarakat. Kata kunci: Fiqh, Lingkungan Hidup
PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP WANITA KARIR Juwita, Dwi Runjani
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 6 No. 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3139.07 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3523061

Abstract

Abstrak: Masalah wanita telah muncul menjadi suatu masalah yang sangat penting di seluruh dunia dan sebagian besar kelompok masyarakat. Selama ini muncul anggapan bahwa wanita itu berkedudukan di bawah laki-laki dalam segala hal. Padahal, prinsip pokok ajaran Islam sesungguhnya adalah kesamaan dan kesejajaran antara pria dan wanita, apapun suka bangsanya, baik dalam hak dan kewajiban. Islam datang dengan keadilannya, tidak ada diskriminasi terhadap salah satu jenis kelamin. Yang membedakan di antara laki-laki dan wanita hanyalah ketaqwaannya. Islam datang dengan mengangkat harkat dan martabat wanita sejajar dengan kaum laki-laki dalam hal kemanusiaan. Seiring dengan berubahnya cara pandang masyarakat terhadap peran dan posisi kaum wanita di tengah masyarakat, saat ini banyak kaum wanita yang berkarir, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, pemerintahan bahkan kemiliteran. Namun, pengakuan sosial terhadap keterlibatan wanita ini masih sangat sulit karena faktor budaya serta keinginan masyarakat yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi yang sudah melekat. Lalu, bagaimana sebenarnya Islam meletakkan kedudukan wanita dalam kehidupan bermasyarakat? Islam memberi hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki termasuk memberi kebebasan wanita untuk berkarir, namun harus tetap menjaga aturan-aturan yang telah ditetapkan didalam Al-Qur’an maupun Al-Sunnah. Kata kunci: Hukum Islam, Wanita Karir.