Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENINGKATAN PENGHASILAN KELUARGA MELALUI PEMANFAATAN POTENSI DESA PEBAUN HILIR KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Fitri, Kurniawaty; Pratiwi, Yunita; Muharani, Ariska; Destiani, Eka; Zahra, Oktannisa; Monisa, Cindy; Puti, Farha Safhira; Senior, Dheltho Wafiqmal; Febriana, Sella; Zafikri, Ilham; Muhlih, Fadhil
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol. 7 No. 3 (2023): Inovasi Sosial dan Penguatan Kapasitas Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35446/diklatreview.v7i2.1502

Abstract

Desa Pebaun Hilir merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kuantan Mudik. Desa ini memiliki potensi pertanian yang cukup tinggi, salah satu hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai pendorong tumbuhnya tingkat perekonomian yaitu jagung. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan yang banyak ditanam di negara Indonesia dan komoditas pangan yang penting nomor dua setelah padi. Jagung dapat dijadikan olahan yang memiliki nilai ekonomis, salah satunya keripik jagung. Kegiatan Pengabdian ini bertujuan untuk menambah peningkatan ekonomi khususnya sebagai penunjang pendapatan masyarakat dan menjadi daya tarik untuk potensi wisata yang ada di desa. Kegiatan ini dilakukan pada Senin, 14 Agustus 2023 yang bertempatan di rumah ketua kelompok tani dengan metode yang di gunakan yakni sosialisasi dan demonstrasi kepada anggota kelompok tani. Hasil dari kegiatan ini didapatkan ide pengembangan potensi jagung untuk membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat Desa Pebaun Hilir berbasis UMKM. Jadi, dari kegiatan pengabdian yang dilakukan menghasilkan perubahan sikap antusiasme terkait potensi jagung sebagai produk olahan, solidaritas dan kekeluargaan serta peluang peningkatan ekonomi masyarakat Desa Pebaun Hilir.
Konstruksi Sosial Masyarakat Tentang Stunting Pada Kawasan Kumuh di Kabupaten Sidoarjo Pratiwi, Yunita; Firdaus, Silvia Syifanaya; Sadewo, FX Sri
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v8i1.2703

Abstract

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada tubuh dan otak anak akibat kekurangan gizi. Anak yang mengalami stunting mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan tinggi badan dibandingkan anak dengan usianya. Sehingga anak yang mengalami stunting memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak normal seusianya. Kabupaten Sidoarjo juga merupakan salah satu kabupaten yang menunjukkan progres penurunan angka stunting. Kabupaten Sidoarjo juga sebelumnya merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki jumlah stunting agak tinggi yaitu mencapai angka sebesar 28 persen di tahun 2018. Upaya penekanan stunting perlu digalakkan oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo demi terwujudnya penurunan angka penderita stunting. Berdasarkan fenomena di atas, tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana fenomena konstruksi sosial masyarakat tentang stunting pada kawasan kumuh di Kabupaten Sidoarjo, yang mana keduanya memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian yang dilakukan di Kecamatan Jabon Kabupaten Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia dinilai masih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya Indonesia pada peringkat nomor 2 di Asia Tenggara sebagai negara yang memiliki kasus stunting terbanyak dan menduduki pada peringkat ke 5 di dunia. Salah satu daerah yang memiliki kasus stunting tertinggi di Jawa Timur adalah Kabupaten Sidoarjo. Di Kabupaten Sidoarjo memiliki salah satu kecamatan yang dinilai menjadi salah satu daerah yang memiliki kasus stunting terbanyak yakni Kecamatan Jabon. Kasus stunting di Kecamatan Jabon memiliki angka yang cukup tinggi yakni 20,6 persen. Kasus stunting di kecamatan Jabon masih dinilai tinggi karena jumlah kasus stunting yang tidak berbanding lurus dengan Indeks Pembangunan Manusia. Kata kunci: Konstruksi Sosial, Stunting, Pemukiman Kumuh
The Effect of Organizational Commitment and Personal Costs on Intention to do Whistleblowing Pratiwi, Yunita; Rahayu, Sri; Yetti, Susfa
International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Том 1 № 02 (2023): International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/ijmars.v1i02.74

Abstract

This research was conducted to examine the causes or factors that influence a person's intention to do whistleblowing. This study aims to determine whether Organizational Commitment and Personal Cost affect the intention to do whistleblowing at the Jambi Province Education Office. The data used is primary data obtained through questionnaires distributed to employees who work at the Jambi Province Education Office and the research sample is 268 employees who work at the Jambi Provincial Education Office with a sampling technique using saturated sampling method. Methods of data analysis using multiple linear regression analysis using the SPSS program.
TANTANGAN IMPLEMENTASI BANGKOK DECLARATION DALAM MENGATASI MARINE DEBRIS DI FILIPINA TAHUN 2019-2025 pratiwi, yunita; Alfajri; Rendi Prayuda
TRANSBORDERS: International Relations Journal Vol. 8 No. 2 (2025): TransBorders: International Relations Journal
Publisher : Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/transborders.v8i2.25155

Abstract

Marine debris is one of the most pressing environmental challenges in the modern era, with the Philippines as one of the largest contributors. This study explores the challenges in implementing the Bangkok Declaration to address marine debris in the Philippines 2019-2025. This study uses the theory of pluralism, namely the plurality of actors in efforts to prevent and reduce marine debris in the Philippines. Through descriptive qualitative research using literature study data collection techniques, the results of this study indicate that around 80% of marine debris comes from land activities, with plastic as the dominant component. The seriousness of the Philippines in implementing the Bangkok Declaration on Marine Debris can be seen from the involvement of various actors. The actors who play a role in efforts to prevent and reduce marine debris in the Philippines include the government, private sector, NGOs, and also local communities. However, there are still several challenges in implementing the Bangkok Declaration on Marine Debris in the Philippines, including the lack of waste management infrastructure, low public awareness, weak law enforcement and the problem of plastic waste imports. Despite these challenges, the Philippines' opportunity to at least approach the target of reducing marine debris remains open. This can be achieved by increasing investment in waste processing infrastructure, effective education campaigns, strengthening regulations and law enforcement, and increasing international cooperation to address waste problems, all of which must be implemented in a comprehensive, measurable and responsible manner by all actors involved.