Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Kajian Pemanfaatan Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Permukiman Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya Kamala, Penny; Sutrisno, Herwin; Amelia, Vera; Ludang, Yetrie; Barbara, Betrixia; Widiastuti, Lusia
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana fungsi ekologi, sosial budaya dan estetika yang harus diperankan oleh RTH publik dilakukan secara optimal pada kawasan permukiman kota Puruk Cahu. RTH publik yang diteliti sebanyak 4 (empat) lokasi pada 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Murung dan Kecamatan Tanah Siang Selatan. Pemilihan lokasi mempertimbangkan pada wilayah kecamatan, luasan, kemanfaatan fungsi ekologis, sosial budaya dan estetika yang ada. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari studi literatur, telaah dokumen, observasi, kuisioner dan wawancara. Penelitian ini menggunakan 3 variabel dan 10 sub variabel dengan perhitungan skala linkert dari hasil kuisioner 30 responden. Hasil Penelitian menunjukkan RTH publik Alun-Alun Kota, Taman Pasir Putih dan Hutan Bumi Perkemahan bearada pada kawasan Area Penggunaan Lain (APL) dan RTH TPU Lowu Tatou berada di Hutan Produksi Konversi (HPK). RTH TPU Lowu Tatou di Kecamatan Murung tidak termasuk dalam wilayah RDTR karena dalam lingkup perencanaan RDTR hanya mengambil sebagian wilayah desa Danau Usung. Secara fungsional dalam fungsi ekologi, sosial budaya dan estetika RTH sudah berfungsi dengan baik. Potensi sosial budaya paling dominan memenuhi kebutuhan masyarakat pada keempat RTH publik. Potensi ekologis menempati urutan kedua diikuti oleh potensi estetika. Potensi RTH berdasarkan hasil observasi untuk seluruh indikator ada yang terpenuhi dan tidak terpenuhi.
Karakteristik Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pada Kawasan Pasca Tambang Bauksit Di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah Budi Gunawan, Agus; Amelia, Vera; Widiastuti, Lusia; Darung, Untung; Damanik, Zafrullah; Sinaga, Soaloon
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis sifat fisik dan kimia tanah menurut umur reklamasi dan rona awal lingkungan pada lokasi penelitian yaitu lokasi bekas penambangan bauksit dalam wilayah izin usaha pertambangan PT. Citra Mentaya Mandiri dan PT. Duta Borneo Pratama. Hasil analisa laboratorium terhadap sampel tanah pada 5 (lima) lokasi dengan ketebalan 0-20 cm yakni rona awal, lokasi belum reklamasi, reklamasi 1 tahun, reklamasi 2 tahun, dan reklamasi 5 tahun. Analisis data menggunakan uji sidik ragam dan uji lanjutan BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian ditemukan perbedaan sifat fisik dan kimia tanah menurut umur reklamasi dan rona awal lingkungan, namun tidak berbeda nyata terhadap kapasitas tukar kation pada lokasi tersebut. Kondisi sifat fisik tanah ditemukan pencampuran antara lapisan tanah atas dengan lapisan tanah bagian bawah akibat penambangan dan penimbunan tanah. Tekstur tanah berupa liat berdebu - lempung berpasir. Struktur tanah berupa gumpal bersudut - gumpal membulat dengan ukuran pasir berdebu dan tingkat perkembangan sukar hancur - mudah hancur. Penurunan bobot isi tanah akibat presentase fraksi, penambahan bahan organik, vegetasi, dan aktivitas fauna yang berbeda. Kondisi sifat kimia tanah yaitu pH tanah tergolong asam berkisar antara 3,71 – 4,91. Penurunan kandungan N-total, P-total, C-organik mengalami penurunan disebabkan karena pH tanah yang asam, kurangnya vegetasi dan bahan organik. Perbedaan nilai Kalium dan Kejenuhan Basa disebabkan jumlah kandungan unsur hara dipengaruhi oleh serapan unsur hara, pencucian, jenis pupuk dan jumlah pupuk yang diberikan. Kapasitas tukar kation bervariasi nilainya tetapi tidak berbeda nyata, diduga karena kekurangan bahan organik pada lokasi reklamasi. Rekomendasi dalam pengelolaan tanah antara lain penambahan bahan organik, vegetasi dan unsur hara agar terjadi proses humifikasi dan dekomposisi tanah dapat meningkat.
Pengaruh Penggunaan Abu Kayu Sebagai Material Penutup TPA Terhadap Kosentrasi TSS, TDS dan Pb dalam Air Lindi Sampah Aritonang, Bonardo Agustinus; Amelia, Vera; Widiastuti, Lusia
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16845

Abstract

Law Number 18 of 2008 concerning Waste Management requires the closure of landfills with an open dumping system and replacing them with a sanitary landfill system, thus requiring a fairly large landfill cover layer. On the other hand, the amount of wood ashes produced in Indonesia is very abundant and has been widely used as an adsorbent and pozzolan material. Wood ashes has the potential to be used as a landfill cover material based on sanitary landfills, especially daily cover and intermediate cover. This research has purpose to analyze the differences in surface area and silica content contained in laterite soil and wood ashes, analyze differences in the volume of leachate produced from the use of wood ashes and laterite soil as a landfill cover layer, analyze the effect and whether the use of wood ashes as a cover layer material TPA produces better quality TSS (total suspended solid), TDS (total dissolved solid), and Pb (lead) than using laterite soil. This research was carried out by using 3 lysimeters, that is a lysimeter without a covered layer, a lysimeter with a laterite covered layer, and a lysimeter with a wood ash covered layer. The results of the research show that the surface area of wood ashes and laterite soil has a similar surface area, but the Si content in wood ashes is higher than in laterite soil. The lysimeter with a covering layer of wood ash produces a smaller volume of leachate than the volume of leachate from other lysimeter variants, lysimeters with wood ashes cover layers have a negative effect on TDS concentrations so they will produce higher TDS concentrations compared to lysimeters that use laterite soil cover layers and have a positive effect on TSS and Pb concentrations so they will produce TSS concentrations and lower Pb compared to lysimeters that use a laterite soil cover layer. Lysimeter with a laterite cover layer have a negative effect on the TSS concentration of leachate so that they will produce a higher TSS concentration compared to the TSS cocentration of leachate from lysimeter without a cover layer and lysimeter with a wood ash cover layer.