Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA TEKNIK BALUTAN WET-DRY DAN MOIST WOUND HEALING PADA PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK Ose, Maria Imaculata; Utami, Putri Ayu; Damayanti, Ana
Journal of Borneo Holistic Health Vol 1, No 1 (2018): Journal of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.746 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v1i1.401

Abstract

Ketidakseimbangan glukosa dalam darah menimbulkan dampak gangguan pada neuropati yang berpotensi terjadinya luka diabetes. Salah Satu komplikasi diabetes melitus adanya luka ulkus yang menyebabkan 50% hingga 75% harus amputasi. Perawatan luka dewasa ini di ruang perawatan rumah sakit masih cenderung menggunakan metode balutan kasa ”Wet-Dry”(Basah-kering),  perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknik perawatan luka terkini  “Moist Wound Healing”.  Tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas penyembuhan luka dengan membandingkan penggunaan balutan  dengan teknik Wet-Dry dan dengan teknik balutan Moist Wound Healing. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi eksperimental. Populasi adalah seluruh pasien diabetes yang mengalami ulkus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sehingga diperoleh 18 responden yang menggunakan perawatan luka dengan teknik wet-dry dan 15 responden ulkus diabetic yang dilakukan perawatan luka dengan teknik Moist Wound Healing. Hasil : Data variabel berdistribusi normal setelah diuji dengan Saphiro-Wilk. Uji t-berpasangan menunjukan nilai signifikan  p =0,004 yang mana nilai p Value 0,05 sehingga ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang antara kelompok penyembuhan luka dengan perawatan luka dengan teknik Wet dry dengan kelompok perawatan luka Moist Wound Healing. Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada ulkus diabetik dengan teknik moist healing lebih cepat proses penyembuhannya sehingga pasien mendapatkan perawatan lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu dan biaya.Kata Kunci : Ulkus, Diabetic, Wet-dry, Moist Wound Healing.
Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Masyarakat Pesisir Sulidah; Damayanti, Ana; Paridah
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2021): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i1.355

Abstract

ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue terjadi secara hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia dan wilayah pesisir memiliki karakteristik yang disenangi nyamuk aedes aegypti berkaitan dengan banyaknya tempat perindukan bagi nyamuk. Pengendalian dan pencegahan DBD dapat dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan metode 3M, tetapi kajian tentang perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir. Metode penelitian berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga di lokasi penelitian yaitu di Tanjung Pasir dan Tanjung Batu yang merupakan wilayah pesisir. Besar populasi 442 KK dengan jumlah jiwa 1.803 orang. Besar sampel 210 KK yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dengan Cronbach Alpha 0,81. Dari hasil penelitian teridentifikasi 70% masyarakat melakukan pengurasan dengan frekuensi kurang dari semestinya; cara menguras tidak tepat dilakukan oleh 77,6%; sebanyak 41,4% tidak pernah menutup tempat penampungan air dan 34,3% menutup hanya kadang-kadang; 86,7% tidak pernah mengubur benda bekas dan 55,2% melakukan pembuangan sampah yang tidak baik; sebanyak 63,3% memiliki kebiasaan menggantung baju bekas pakai diluar lemari pakaian; dan 83,8% tidak melakukan abatesasi. Perilaku PSN tidak baik dilakukan oleh 61% masyarakat dan 39% yang memiliki perilaku PSN baik. Analisis uji Somers’d diperoleh p<0,05 membuktikan ada hubungan yang bermakna antara perilaku PSN dengan pencegahan DBD. Disarankan pemerintah untuk meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan DBD karena tendahnya perilaku pencegahan DBD masyarakat pesisir. Kata kunci: DBD, perilaku pencegahan, pesisir. ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever cases occur almost evenly in all regions in Indonesia and coastal areas have characteristics favored by the Aedes aegypti mosquitoes due to a large number of breeding places for mosquitoes. Control and prevention of dengue can be done through the Mosquito Nests Eradication movement using the 3M method, but studies on dengue prevention behavior by coastal communities are still limited. This study aims to identify its prevention behavior by coastal communities. The research method is quantitative with a cross-sectional approach. The population in this study were all families in the study area as many as 442 households with 1,803 people in the coastal area of Tanjung Pasir and Tanjung Batu. The sample size was 210 households were taken by using a stratified random sampling technique. Data collection used a closed questionnaire with Cronbach Alpha 0.81. From this research, it was identified that 70% of the community carried out draining with less than proper frequency; inappropriate drainage method was performed by 77.6%; 41.4% never closed water reservoirs and 34.3% closed occasionally; 86.7% never bury used objects and 55.2% do bad garbage disposal; 63.3% have the habit of hanging used clothes outside the wardrobe, and 83.8% did not do abatization. 61% of the public had bad eradicating mosquito nests behavior and 39% had good eradicating mosquito nests behavior. The Somers'd test analysis obtained p <0.05 proving that there was a significant relationship between eradicating mosquito nests behavior and the prevention of DHF. It is recommended to the government to increase the provision of health education towards public knowledge and awareness in preventing DHF transmission is due to the low DHF prevention behavior in coastal communities. Keywords: DHF, prevention behavior, coastal.
PERAN ISLAMIC WORK ETHIC DALAM MEMODERASI HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CAFÉ DAN RESTO Damayanti, Ana; Karyono, Otong; Zulkifli, Zulkifli
VALUE Vol 6 No 1 (2025): Edisi April 2025 - September 2025
Publisher : PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN (UTND)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/value.v6i1.1663

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, serta peran Islamic Work Ethic sebagai variabel pemoderasi pada karyawan café dan resto di Watampone. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui angket yang disebarkan kepada 204 responden. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) melalui aplikasi SmartPLS versi 3.3.2. Data kualitatif dari wawancara dan dokumentasi turut digunakan sebagai pendukung dalam interpretasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik komitmen maupun motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lain, seperti insentif dan lingkungan kerja, berperan lebih besar dalam mendorong kinerja. Sebaliknya, Islamic Work Ethic memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap peningkatan kinerja, melalui penerapan nilai-nilai seperti kerja keras, kejujuran, dan disiplin. Namun, Islamic Work Ethic tidak memoderasi hubungan antara komitmen dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Kesimpulannya, penguatan nilai-nilai kerja Islami perlu dijadikan bagian dari strategi organisasi, disertai dengan perbaikan aspek motivasional melalui insentif dan lingkungan kerja yang kondusif. Penelitian lanjutan disarankan untuk mempertimbangkan variabel lain seperti kepemimpinan dan kepuasan kerja, serta menggunakan sampel yang lebih luas agar hasil penelitian lebih generalis.
Modal Sosial dan Persepsi Ancaman Sebagai Determinan Perilaku Pencegahan Infeksi Dengue: Studi Multilevel Ayuningtyas, Kanthi Devi; Agtikasari, Nurhayati; Damayanti, Ana
Journal of Ners and Midwifery Vol 6 No 3 (2019)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p382-388

Abstract

Infeksi dengue merupakan salah satu permasalahan utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini telah dilakukan dalam kurun waktu yang lama, tetapi jumlah kasus dan angka kematiannya cenderung mengalami peningkatan. Selain faktor individu, faktor sosial pun dinilai memiliki peranan penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dengue. Penelitian cross sectional yang dilakukan di 8 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2018 ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor individu berupa persepsi ancaman pengaruh kontekstual modal sosial terhadap perilaku pencegahan infeksi dengue. Sejumlah 200 subjek penelitian dipilih dengan teknik multistage random sampling. Keseluruhan data variabel bebas (persepsi ancaman dan modal sosial) serta data variabel terikat (perilaku pencegahan infeksi dengue) dikumpulkan dengan kuesioner, dan dianalisis menggunakan analisis multilevel. Temuan dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan infeksi dengue secara signifikan dipengaruhi oleh persepsi ancaman (b= 1.56; CI (95%) = 0.77 - 2.34; p= <0.001) dan modal sosial pada tingkat kecamatan memiliki pengaruh kontekstual terhadap perilaku pencegahan infeksi dengue (ICC 10.91%). Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi ancaman sebagai salah satu faktor individu dan modal sosial sebagai faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku pencegahan infeksi dengue. Dengue is one of major problems in Indonesian public health. Various efforts to prevent and control this disease have been carried out in a long time, but the number of cases and the case fatality rate tends to increase. In addition to individual factors, social factors are also considered to have an important role in efforts to prevent and control dengue. This cross sectional study conducted in 8 sub-districts in Sukoharjo Regency, Central Java in 2018 aims to analyze the effect of perceived threat as individual factor and the contextual effect of social capital on the dengue preventive behavior. A total of 200 subjects were selected by multistage random sampling. Data for both independent (Perceived threat and social capital) and dependent variable (dengue preventive behavior) were collected by questionnaire, and analyzed with multilevel analysis. This study found that dengue preventive behavior was significantly affected by perceived threat (b = 1.56; CI (95%) = 0.77 - 2.34; p = <0.001) and the sub-district level social capital had a contextual effect on dengue preventive behavior (ICC 10.91%). Based on these findings, we concluded that perceived threat as an individual factor and social capital as a social factor affected dengue preventive behavior.
THE INFLUENCE OF FINANCIAL KNOWLEDGE, FINANCIAL EXPERIENCE AND FINANCIAL BEHAVIOR ON FINANCIAL LITERACY IN JAKARTA STUDENTS Damayanti, Ana; Putra, Adrie
Journal Of Sharia Banking Vol 6, No 1 (2025): Journal Of Sharia Banking
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/jsb.v6i1.15319

Abstract

This study aims to analyze the effect of the influence of Financial Knowledge, Financial Experience, Financial Behavior on Financial Literacy in Jakarta Utara City Students. This study uses a survey method because this study uses sample data taken from a specific population. The population in this study were West Jakarta Utara City Students, totaling 100 people. The sample in this study used purposive sampling method. The data processing and analysis techniques used are descriptive statistical analysis, validation test, reliability test, classical assumption test, using normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test, autocorrelation analysis, multiple linear regression analysis, multiple correlation coefficient analysis, and autocorrelation test, hypothesis testing, simultaneous test (F test), partial test (t test), coefficient of determination test (?2). The results of this study indicate that simultaneously the variables Financial Knowledge, Financial Experience, Financial Behavior have a significant effect on Financial Literacy. Partially, the variables Financial Knowledge, Financial Experience, Financial Behavior have a positive and significant effect on Financial Literacy.
Risk Factors for Stunting in Children Aged 6-36 Months Among Seaweed Farmers in Coastal Areas Sulidah, Sulidah; Damayanti, Ana; Elmania, Elmania
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.364

Abstract

Stunting constitutes a formidable challenge within public health development, necessitating integrated, cross-sectoral strategies for its effective mitigation. A heightened prevalence of stunting is observed in the coastal regions of Tarakan City. This study was designed to elucidate the determinants of stunting among children aged 6–36 months within seaweed farming communities in Tarakan City to inform the formulation of targeted prevention and control policies. An analytical observational study employing a cross-sectional design was conducted from July to September 2023. The target population comprised 200 mothers engaged in seaweed farming in the coastal areas of Tarakan City with children aged 6–36 months. A purposive sampling method was utilized to recruit a sample of 151 participants. Binary logistic regression analysis revealed that stunting was significantly associated (p<0.05) with several variables. Key maternal determinants included the level of knowledge regarding stunting, household income, and residential sanitation conditions. Child-specific determinants encompassed the history of exclusive breastfeeding, morbidity from infectious diseases, and daily protein intake. In conclusion, the prevalence of stunting among children of seaweed farmers in this coastal setting is multifactorial, with significant determinants originating from both maternal and child-related factors. Although certain variables did not yield statistical significance in this analysis, their established role in pediatric health is undeniable. Therefore, it is recommended that comprehensive public health interventions continue to address all investigated factors, given their scientific foundation for promoting optimal child growth and development
Evaluasi Media Whatsapp Pada Pasien Tuberkulosis Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengobatan Hamidah, Siti; Tri Wahyudi, Donny; Sulidah, Sulidah; Damayanti, Ana; Hidaya, Nurman
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.10197

Abstract

Tuberkulosis masih menjadi ancaman kesehatan global yang membutuhkan perhatian serius. Upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang efektif adalah kunci untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. Pemahaman yang lebih baik mengenai faktor risiko dan peran masyarakat dalam mencegah penularan TBC juga menjadi bagian penting dari strategi global untuk mengatasi penyakit ini. Menerapkan edukasi melalui WhatsApp sebagai sarana untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya selama pengobatan TB di rumah mengenai efek samping obat anti-TB merupakan cara praktis untuk membangun komunikasi yang berkesinambungan dalam upaya pemantauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan WhatsApp sebagai alat bantu media bagi pasien TB terkait tingkat kepatuhan pengobatan. Penelitian deskriptif ini melibatkan total sampling sebanyak 21 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81% menganggap WhatsApp sebagai alat yang efektif untuk memberikan informasi mengenai kepatuhan pengobatan pasien TB. Selanjutnya, pengembangan aplikasi media sosial lainnya dapat dieksplorasi sebagai pilihan media alternatif untuk mendukung pengobatan, pencegahan, dan perawatan di rumah bagi suspek TB.
Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pasien yang Akan Menghadapi Operasi Farida, Ida; Najihah, Najihah; Tukan, Ramdya Akbar; Pujianto, Ahmat; Damayanti, Ana; Darni, Darni
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 11 (2024): Volume 4 Nomor 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i11.15194

Abstract

ABSTRACT Children and parents might suffer various psychological reactions during pre-operative, including anxiety. Additionally, children tend to be more susceptible to receiving anxiety from their parents in an indirect manner, which makes them apprehensive. This study aimed to identify the factors influencing the anxiety level of parents of patients undergoing surgery. A cross-sectional research methodology was used in this study. The population in this study is 100 participants-a sample of 80 respondents using random sampling. The analysis used was bivariate analysis with the Chi-Square test. The results showed that the patient's parents were dominated by 71.3% women, 60% high school education, 38.3% working as housewives, 71.3% Muslim and 88% married. The anxiety level of most parents was in the moderate category of 60%. The results of the data analysis obtained B value>0.05 for all research variables. Therefore, it can be concluded that there was no relationship between gender, education, occupatan, type of operation, surgery experience and knowledge of parents' anxiety. It is expected that the hospital can improve health education for patients and families who will undergo surgery to reduce the anxiety of the patient's parents. Keywords: Anxiety, Surgery, Parents  ABSTRAK Tahap pra-operasi memberikan berbagai pengalaman psikologis pada anak dan orang tua di antaranya kecemasan. Lebih lanjut kecemasan yang dialami orang tua cenderung lebih mudah ditransfer pada anak secara tidak langsung sehingga menyebabkan anak menjadi cemas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua pasien yang akan menghadapi operasi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 partisipan. Sampel sebanyak 80 responden dengan menggunakan insidental sampling. Analisis yang digunakan yaitu analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua pasien didominasi oleh perempuan 71,3%, berpendidikan SMA 60%, bekerja sebagai IRT 38,3%, beragama islam 71,3% dan berstatus me nikah 88%. Tingkat kecemasan orang tua mayoritas pada kategori sedang 60%. Hasil analisis data didapatkan nilai ⍴ value > 0,05 untuk semua variabel penelitian. Sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara faktor jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, jenis operasi, pengalaman operasi dan pengetahuan dengan kecemasan orang tua. Oleh karena itu, diharapkan pihak rumah sakit dapat meningkatkan pendidikan kesehatan terhadap pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi sehingga dapat menurunkan kecemasan orang tua pasien. Kata Kunci: Cemas, Operasi, Orang Tua
Analisis Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Terhadap Kepatuhan Kontrol Dirumah Sakit Umum Kota Tarakan Murliana, Murliana; Sulidah, Sulidah; Damayanti, Ana; Darni, Darni
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 8 (2024): Volume 4 Nomor 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i6.14635

Abstract

ABSTRACT Hypertension is often referred to as the silent killerbecause the symptoms are not visible and are only seen when the problems arise. The higher the blood pressure, the greater the risk of complications accuring. The complication can occur, if it is not detected early nor treated adequately. Compliance with treatment and routinecontrol can minimize the risk of complications. This research aimed to determine the relationship between the knowledgelevef of hypertension patients and compliance control. This research was quantitative using a quasi-expeimental design with a pretest-posttest control group design. The number of sample was 36 respondents chosen by using systematicsampling technique where 18 respondents as the intervention groupand the 18 respondents as the control group. The data on patientsknowledge were obtained using a questionnaire and the control compliance using observation sheet. The result showed that intervention group obtained p=0.005 which indicated that there was a relationship between the knowledge level and control compliance of hypertension patients, where as  control group obtained p=0.549 which meant that there was no relationship between the knowledge level and control compliance of hypertension patients. The level of knowledge was mostly good.the level of contrl compliance of hypertension patients from both the intervention group and the control group was mostly compliant. The conclusion from this research was that in the intervention group, there was a relationship between the knowledge level and control compliance of hypertension patient, while in the control group, there was no relationship between the knowledge level and control compliance of hypertension patientsat General Hospital of Tarakan City. Keywords: Control Compliance, Hypertension, Knowledge  ABSTRAK Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena gejalanya tidak terlihat dan baru terlihat saat masalah muncul. Semakin tinggi tekanan darah semakin besar risiko terjadi komplikasi, komplikasi dapat terjadi bila tidak dideteksi secara dini dan mendapatkan pengobatan yang memadai. Kepatuhan pengobatan dan kontrol secara rutin dapat meminimalisirkan risiko komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien hipertensi terhadap kepatuhan kontrol. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain quasy experiment pre test-post test control group desain. Jumlah sampel 36 responden,18 responden kelompok intervensi dan 18 responden kelompok kontrol dengan teknik  sampling sistematis. Pengambilan data pengetahuan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi untuk kepatuhan kontrol. Hasil pada kelompok intervensi diperoleh hasil p=0.005, artinya  ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan kontrol pasien hipertensi. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai p=0.549, artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap  kepatuhan kontrol pasien hipertensi. Pengukuran tingkat pengetahuan sebagian besar adalah baik. Tingkat kepatuhan pasien hipertensi dari kelompok intervensi maupun kelompok  kontrol sebagian besar adalah patuh. Kesimpulan  dari penelitian pada kelompok intervensi, ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan kontrol pasien hipertensi pada kelompok kontrol tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap  kepatuhan kontrol pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. Kata Kunci: Hipertensi, Kepatuhan Kontrol, Pengetahuan
Hubungan Tingkat Depresi dengan Kualitas Hidup Pasien Herniated Nucleus Pulposus (HNP) di RSUD dr. H. JUSUF SK Tarakan Provinsi Kalimantan Utara Harno, Harno; Damayanti, Ana; Wahyudi, Donny Tri; Najihah, Najihah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 12 (2024): Volume 4 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i12.15522

Abstract

ABSTRACT Herniated Nucleus Pulposus or what is often referred to as Lower Back Pain is a non-communicable disease that is common in all societies, both globally and nationally. The humbosacral spine accounts for about 90% of HNP, the cervical spine for 8%, and the thoracic spine for 1% to 2%. When someone is diagnosed with HNP, they must undergo professional therapy, which is expensive, time- consuming, and accompanied by reoccurring episodes. All facets of life, including the economy, family peace, quality of life, and psychological health, will undoubtedly be impacted by this. The purpose of this study was to ascertain how the quality of life of patients with Herniated Nucleus Pulposus at dr. H. Jusuf SK Tarakan, North Kalimantan Province, correlated with their level of depression. This kind of study had a quantitative cross-sectional study design with analytical components. Having a purposive sampling size of 51 participants, the population in this study consisted of patients with a Herniated Nucleus Pulposus diagnosis. The Spearman Rank Test was a statistical test used in this investigation. The results of the statistical test indicated that there was a significant relationship between the degree of depression and quality of life, with the strength of a strong relationship and the direction of a negative relationship, with a significance value of 0.000 0.05 and a correlation coefficient of -0.75. According to this study's findings, people with Herniated Nucleus Pulposus had lower quality of life when their depression levels were higher or higher quality of life when their depression levels were lower. Keywords: Depression, Quality Of Life, Herniated Nucleus Pulposus  ABSTRAK Herniated Nucleus Pulposus atau yang sering disebut dengan sakit punggung bagian bawah (low back pain) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang umum dijumpai pada seluruh masyarakat, baik secara global maupun nasional. Sekitar 90% HNP terjadi di area lumbosacral spine, 8% di area cervical spine dan 1% hingga 2% di area thoracic spine. Apabila seseorang terdiagnosis HNP maka perlu dilakukan perawatan secara profesional dengan durasi waktu yang cukup lama dan biaya yang mahal disertai resiko kejadian berulang. Hal ini tentu akan berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan diantaranya kondisi ekonomi, keharmonisan keluarga, kualitas kehidupan dan kejiwaan seseorang. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan tingkat depresi dengan kualitas hidup pasien Herniated Nucleus Pulposus di RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian studi penampang analitis (analytic crosssectional study). Populasi pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa medis Herniated Nucleus Pulposus dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 51 responden. Penelitian ini menggunakan uji statistik Uji Spearman Rank. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dengan coefficient correlation -0,75 sehingga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup dengan kekuatan hubungan kuat dan arah hubungan negatif. Kesimpulan penelitian ini ialah semakin tinggi tingkat depresi maka semakin rendah kualitas hidup pasien Herniated Nucleus Pulposus atau semakin rendah tingkat depresi maka semakin tinggi kualitas hidup pasien. Kata Kunci: Depresi, Kualitas Hidup, Herniated Nucleus Pulposus