Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Life Science

Kesesuaian Habitat Rusa Timor di PT. Taman Satwa Semarang Nurhayati, Irma; Partaya, Partaya; Priyono, Bambang
Life Science Vol 9 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lifesci.v9i1.47141

Abstract

Timor deer (Cervus timorensis) is one of the endemic animals in Indonesia, whose natural distribution is found in Java, Sulawesi, Maluku and Nusa Tenggara. Timor deer has decreased in population due to habitat loss, habitat degradation, and hunting which causes its status to be vulnerable. Timor deer are conserved ex-situ at the PT. Taman Satwa Semarang. This study aims to assess the suitability of the habitat and welfare level management of Timor deer at PT. Taman Satwa Semarang. This research uses the method of observation and interview methods. Data analysis was carried out descriptively using evaluative comparison method with indicators of habitat suitability and level of animal welfare according to deer breeding requirements, predecessor research and Regulation of the Director General of PHKA Number: P. 6 / IV-SET / 2011. Results of the research on the suitability of the timor deer habitat were seen from the habitat conditions, reproduction and the level of animal welfare. The low birth rate of Timor deer at PT. Taman Satwa Semarang is thought to be due to a lack of feed, sex ratio and absence of marriage management. Animal welfare level at PT. Semarang Animal Park can be categorized as adequate, because there are still animal welfare components that need to be improved by the manager, especially the components that are free from thirst and hunger and free from fear and depression. Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan salah satu satwa endemik di Indonesia yang persebaran alaminya terdapat di Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Rusa timor mengalami penurunan populasi akibat hilangnya habitat, degradasi habitat, dan perburuan yang menyebabkan statusnya rentan (vulnerable). Rusa timor dikonservasi secara ex-situ di Lembaga Konservasi PT. Taman Satwa Semarang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji kesesuaian habitat dan manajemen tingkat kesejahteraan rusa timor di PT. Taman Satwa Semarang. Penelitian menggunakan metode observasi dan metode wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan metode perbandingan evaluatif dengan indikator kesesuaian habitat dan tingkat kesejahteraan satwa menurut syarat penangkaran rusa, penelitian pendahulu dan Peraturan Dirjen PHKA Nomor: P. 6/IV-SET/2011. Hasil penelitian kesesuaian habitat rusa timor dilihat dari kondisi habitat, reproduksi dan tingkat kesejahteraan satwa. Rendahnya angka kelahiran rusa timor di PT. Taman Satwa Semarang diduga akibat kurangnya jumlah pakan, sex-ratio dan tidak adanya manajemen perkawinan. Tingkat kesejahteraan satwa di PT. Taman Satwa Semarang dikategorikan cukup baik, dikarenakan masih terdapat komponen kesejahteraan satwa yang perlu diperbaiki pengelola khususnya komponen bebas dari rasa haus dan lapar serta bebas dari rasa takut dan tertekan
Kekayaan Jenis, Distribusi, dan Hubungan Kekerabatan Bambu di Cagar Alam Kecubung Ulolanang (CAKU) Batang Adriani, Lia Rahmi; Partaya, Partaya
Life Science Vol 9 No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lifesci.v9i2.47155

Abstract

Bamboo has various benefits, both economically and ecologically. Research on bamboo in CAKU has never been done, it is necessary to do research related to species richness, distribution and kinship relationships. The purposes of this research are to identify species, analyze distribution maps and determine bamboos kinship relationships. Research is useful to provide information of bamboos in CAKU to community, BKSDA of Central Java and other researchers. The data collection used the observation method. Species and number of individual data were analyzed qualitatively and quantitatively, determined descriptions, distribution maps, weights at each OTUs, analyzed Margalef species wealth index, Pearson correlation and Cluster analysis. Types of bamboos found included: Gigantochloa apus, Bambusa blumeana, Bambusa vulgaris var. vulgaris, Bambusa vulgaris var. striata, Gigantochloa atriviolaceae, Dendrocalamus asper, Schizostachyum sp, and Schizostachyum silicatum. The bamboo species wealth indexs in all Phase Alternation Line (PAL) falls into the bad category, because it has a value of <2.5. Eight types of bamboos in CAKU are found in 66 PALs. The largest distribution of bamboo is apus bamboo, and the narrowest are gading and wulung bamboos. The closest bamboos kinship is ampel with gading bamboos, while the furthest is ori bamboo with gading and ampel bamboos Bambu memiliki berbagai manfaat, baik secara ekonomi maupun ekologis. Penelitian mengenai bambu di CAKU belum pernah dilakukan, sehingga perlu penelitian terkait kekayaan jenis, distribusi, dan hubungan kekerabatan bambu. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi jenis, menganalisis peta distribusi, dan menentukan hubungan kekerabatan bambu. Penelitian bermanfaat untuk memberikan informasi terkait bambu di CAKU kepada masyarakat, BKSDA Jawa Tengah, dan peneliti lainnya. Pengambilan data menggunakan metode observasi. Data jenis dan jumlah individu dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, ditentukan deskripsi, peta distribusi, bobot pada setiap OTUs, dan dianalisis indeks kekayaan jenis Margalef, korelasi Pearson dan analisis Cluster. Jenis bambu yang ditemukan meliputi: Gigantochloa apus, Bambusa blumeana, Bambusa vulgaris var. vulgaris, Bambusa vulgaris var. striata, Gigantochloa atriviolaceae, Dendrocalamus asper, Schizostachyum sp, dan Schizostachyum silicatum. Nilai indeks kekayaan jenis (Dmg) bambu di semua Phase Alternation Line (PAL) masuk ke dalam kategori buruk, karena bernilai < 2,5. Delapan jenis bambu di CAKU ditemukan di 66 PAL dari 92 PAL yang tersedia. Indeks Kekayaan Jenis tertinggi terdapat pada PAL 66, yaitu sebesar 0,868. Distribusi bambu terluas adalah bambu apus, distribusi bambu tersempit adalah bambu gading dan bambu wulung. Hubungan kekerabatan bambu terdekat adalah bambu ampel dengan bambu gading, sedangkan hubungan kekerabatan bambu terjauh adalah bambu ori dengan bambu gading dan bambu ampel