Marsudi, Suwanto
Brawijaya University

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Kelayakan Teknis Embung Binalatung 3 Guna Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Di Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan Pangestika, Erina Riski; Marsudi, Suwanto; Cahya, Evi Nur
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Masalah penting bagi Kota Tarakan saat ini adalah kekeringan pada musim kemarau  yang mengakibatkan kekurangan pasokan air baku. Namun sebaliknya, ketika musim hujan tiba kondisi Kota Tarakan yang lembab dengan curah hujan yang tinggi mengakibatkan banjir. Untuk itu perlu dibangunnya Embung Binalatung 3 guna menyimpan air pada saat musim penghujan dan air dapat dimanfaatkan saat musim kemarau sebagai pasokan air baku. Tujuan dari studi ini adalah sebagai penilaian kelayakan awal desain Embung Binalatung 3 yang akan dibangun. Sebelum menentukan desain embung, tahap pertama dalam studi ini adalah melakukan analisa hidrologi untuk mendapatkan debit banjir rancangan. Tahap selanjutnya adalah perhitungan neraca air yang dilakukan untuk mengetahui kapasitas tampungan dan kebutuhan air. Kebutuhan air dihitung guna memenuhi kebutuhan air baku pada 7 kelurahan di Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan. Kebutuhan air yang didapatkan dari perhitungan adalah 62,96 liter/detik. Untuk mengetahui desain layak atau tidaknya berdasarkan aspek teknis harus ada analisa terhadap rembesan dan analisa stabilitas terhadap lereng tubuh embung. Dari analisa stabilitas terhadap rembesan dengan nilai rembesan sebesar 510-7m3/det, dinyatakan tidak adanya kebocoran pada tubuh embung. Serta dari analisa stabilitas lereng tubuh embung bagian hulu dan hilir pada kondisi kosong, NWL, FWL dan Rapid Drawdown Embung Binalatung 3 ini dinyatakan aman dari bahaya geser (sliding).Abstract The minimum amount of raw water supplies when dry season, becomes the main issue in Tarakan City.  However, with the high rainfall intensity when rainy season causes flooding.  For this reason, a small dam is needed to store water during the rainy season so it can be used as raw water supplies when dry season comes. The planning design of Embung Binalatung 3 included several step. First one is hydrological analysis. The important purpose of this analysis is to determine flood design. Next step is analysis of water balance to determine water supply, which is 62,96 liter/second and storage capacity. Based on the result, the dimension of dam would be designed. Last step is filtration stability analysis and stability analysis of hillside of dam. As the result of analysis, Embung Binalatung 3 is secure about seepage risk. For the stability analysis of hillside of dam in empty, normal water level, flood water level and rapid drawdown condition the result of safety factor obtained that Embung Binalatung 3 is feasible to be designed based on technical aspects.
STUDI PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN BETON GRAVITASI KUALU DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATRA UTARA Saputra, Yayang; Marsudi, Suwanto; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Kualu merupakan bendungan beton gravitasi yang direncanakan di sungai Aek Kualu. Bendungan ini dibangun untuk meninggikan muka air sungai Aek Kualu agar memenuhi tinggi jatuh dari PLTA Kualu.  Tujuan dari studi ini adalah merencakan bendungan beton gravitasi yang sesuai dengan kriteria pedoman desain dengan pertimbangan aspek hidrolika, topografi, dan geologi. Langkah pertama dalam studi ini adalah analisis hidrolika pelimpah, hal ini bertujuan untuk merencakan dimensi pelimpah dan juga dimensi peredam energi. Kemudian dilanjutkan dengan perencanaan dimensi bendungan dan dinding penahan. Analisis daya dukung tanah atau batuan dilakukan untuk mengetahui berapakah tegangan ijin maksimal yang bisa dikerjakan di daerah studi ini. Selanjutnya dilakukan analisis stabilitas yang mencakup stabilitas geser, stabilitas guling, dan daya dukung. Analisis stabilitas  bendungan dilakukan dengan perhitungan manual sedangkan untuk analisis stabilitas dinding penahan dihitung dengan bantuan paket program GEO5. Dalam analisis stabilitas bendungan digunakan tujuh jenis kombinasi pembebanan. Perencanaan strukur bangunan dilakukan dengan menggunakan paket program STAAD.Pro V8i SS6 untuk mengetahui momen yang akan digunakan dalam tahap penulangan. Grouting juga dilakukan dalam studi ini, jenis grouting yang digunakan adalah grouting tirai dan grouting konsolidasi. Hasil dari studi ini adalah pelimpah yang direncanakan berjenis overflow dengan lebar  33 meter dan tingginya dari bendungan adalah 37 meter. Peredam energi yang digunakan adalah sloted roller bucket dan tipe dinding penahan yang direncanakan adalah jenis kantilever. Tegangan ijin maskimal yang dapat dikerjakan adalah 345,683 ton/m2. Untuk hasil analisis stabilitas didapatkan hasil bahwa bangunan aman terhadap geser, guling, dan daya dukungnya masih kuat. Dari hasil perhitungan momen didapatkan daerah kritis berada di hulu pelimpah. Pada konstruksi bendungan dan dinding penahan direncanakan menggunakan beton f’c = 25 Mpa dan baja tulangan dengan fy = 400 Mpa. Rencana kedalaman grouting tirai adalah 23  meter dengan jarak 2 meter sedangkan untuk grouting konsolidasi direncakanan dengan kedalaman 10 meter dengan jarak primer 5 meter.Kualu dam is a concrete gravity dam in the Aek Kualu River. This dam was built to raise the water level of the Aek Kualu river to reach the high fall of the Kualu Hydroelectric Power Plant. The purpose of this study is to plan the concrete gravity dam by considering the aspect of hydraulics, topography, and geology. Step in this study begins with spillway hydraulics analysis, it is meant to planning the spillway dimensions and also the energy dissipators dimensions. The next step is planning the dam dimension and retaining wall dimensions. After planning all the dimensions, the next step is stability analysis which includes sliding stability analysis, overturning stability analysis, and soil bearing capacity analysis. The dam stability analysis calculated by manual, while the retaining wall calculated by the GEO5 application. Stability analysis calculates with seven load combinations. Structure planning will be done using the package of STAAD.PRO V8I SS6 program in which the result will be used in the reinforcement step. The Type of grouting in this study is curtain grouting and consolidation grouting. Based on the result of the study, the spillway wide is 33 meters while the high is 37 meters from the dam. The result of the stability analysis shows that the sliding, bolster, and soil bearing capacity is still strong. Depend on the moment calculation, conclude that the critical area located upstream of the spillway. The dam and retaining wall construction are planned to use concrete with f'c=25 MPa and steel reinforcement with fy=400 Mpa. The depth of curtain grouting is 23 meters with distance=2 meters, while the depth of consolidated grouting is 10 meters with primary distance=5 meters.
STUDI PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN BETON GRAVITASI KUALU DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATRA UTARA Saputra, Yayang; Marsudi, Suwanto; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Kualu merupakan bendungan beton gravitasi yang direncanakan di sungai Aek Kualu. Bendungan ini dibangun untuk meninggikan muka air sungai Aek Kualu agar memenuhi tinggi jatuh dari PLTA Kualu.  Tujuan dari studi ini adalah merencakan bendungan beton gravitasi yang sesuai dengan kriteria pedoman desain dengan pertimbangan aspek hidrolika, topografi, dan geologi. Langkah pertama dalam studi ini adalah analisis hidrolika pelimpah, hal ini bertujuan untuk merencakan dimensi pelimpah dan juga dimensi peredam energi. Kemudian dilanjutkan dengan perencanaan dimensi bendungan dan dinding penahan. Analisis daya dukung tanah atau batuan dilakukan untuk mengetahui berapakah tegangan ijin maksimal yang bisa dikerjakan di daerah studi ini. Selanjutnya dilakukan analisis stabilitas yang mencakup stabilitas geser, stabilitas guling, dan daya dukung. Analisis stabilitas  bendungan dilakukan dengan perhitungan manual sedangkan untuk analisis stabilitas dinding penahan dihitung dengan bantuan paket program GEO5. Dalam analisis stabilitas bendungan digunakan tujuh jenis kombinasi pembebanan. Perencanaan strukur bangunan dilakukan dengan menggunakan paket program STAAD.Pro V8i SS6 untuk mengetahui momen yang akan digunakan dalam tahap penulangan. Grouting juga dilakukan dalam studi ini, jenis grouting yang digunakan adalah grouting tirai dan grouting konsolidasi. Hasil dari studi ini adalah pelimpah yang direncanakan berjenis overflow dengan lebar  33 meter dan tingginya dari bendungan adalah 37 meter. Peredam energi yang digunakan adalah sloted roller bucket dan tipe dinding penahan yang direncanakan adalah jenis kantilever. Tegangan ijin maskimal yang dapat dikerjakan adalah 345,683 ton/m2. Untuk hasil analisis stabilitas didapatkan hasil bahwa bangunan aman terhadap geser, guling, dan daya dukungnya masih kuat. Dari hasil perhitungan momen didapatkan daerah kritis berada di hulu pelimpah. Pada konstruksi bendungan dan dinding penahan direncanakan menggunakan beton f’c = 25 Mpa dan baja tulangan dengan fy = 400 Mpa. Rencana kedalaman grouting tirai adalah 23  meter dengan jarak 2 meter sedangkan untuk grouting konsolidasi direncakanan dengan kedalaman 10 meter dengan jarak primer 5 meter.Kualu dam is a concrete gravity dam in the Aek Kualu River. This dam was built to raise the water level of the Aek Kualu river to reach the high fall of the Kualu Hydroelectric Power Plant. The purpose of this study is to plan the concrete gravity dam by considering the aspect of hydraulics, topography, and geology. Step in this study begins with spillway hydraulics analysis, it is meant to planning the spillway dimensions and also the energy dissipators dimensions. The next step is planning the dam dimension and retaining wall dimensions. After planning all the dimensions, the next step is stability analysis which includes sliding stability analysis, overturning stability analysis, and soil bearing capacity analysis. The dam stability analysis calculated by manual, while the retaining wall calculated by the GEO5 application. Stability analysis calculates with seven load combinations. Structure planning will be done using the package of STAAD.PRO V8I SS6 program in which the result will be used in the reinforcement step. The Type of grouting in this study is curtain grouting and consolidation grouting. Based on the result of the study, the spillway wide is 33 meters while the high is 37 meters from the dam. The result of the stability analysis shows that the sliding, bolster, and soil bearing capacity is still strong. Depend on the moment calculation, conclude that the critical area located upstream of the spillway. The dam and retaining wall construction are planned to use concrete with f'c=25 MPa and steel reinforcement with fy=400 Mpa. The depth of curtain grouting is 23 meters with distance=2 meters, while the depth of consolidated grouting is 10 meters with primary distance=5 meters.
STUDI SIMULASI DEBIT DAN EROSI LAHAN PADA SUNGAI WARNASI MENGGUNAKAN AVSWAT 2000 SEBAGAI DATA PERENCANAAN PLTM WARKAPI Astriyadi, Muhammad Yusuf; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (994.494 KB)

Abstract

Saat ini Kabupaten Manokwari dalam masa pembangunan, dukungan energi listrik sangat penting karena jika sampai terjadi pemadaman ataupun krisis listrik akan mengahambat pembangunan tersebut. Kerusakan DAS yang terjadi mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau. Studi analisa debit dan erosi lahan pada DAS Warkapi yang memiliki luas 10458,875 ha menggunakan AVSWAT 2000. Hasil analisis menunjukkan bahwa, Debit bulan januari sebesar 3,549 m3/dt, bulan februari sebesar 3,467 m3/dt, bulan maret sebesar 3,729 m3/dt, bulan agustus sebesar 6,434 m3/dt, bulan september sebesar 5,630 m3/dt, bulan oktober sebesar 6,624 m3/dt, bulan november sebesar 4,961 m3/dt, dan pada bulan desember sebesar 3,525 m3/dt. Analisa pendugaan erosi, limpasan, dan sedimen pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2016 rata-rata telah terjadi erosi sebesar 2,692 ton/ha/tahun atau 0,094 mm/tahun, limpasan sebesar 21,303 ton/tahun atau 0,747 mm/tahun, dan sedimen sebesar 11238,558 ton/tahun atau 0,038 mm/tahun. Hasil analisa IBE (Indeks Bahaya Erosi) DAS Warkapi memiliki 4 kriteria kekritisan lahan. Pertama adalah lahan dengan IBE rendah dengan jumlah luasan sebesar 3753,2501 ha. Kedua adalah lahan dengan IBE sedang dengan jumlah luasan 10458,875 ha. Ketiga adalah lahan dengan IBE tinggi dengan jumlah luasan 5585,0625 ha. Keempat adalah lahan dengan IBE sangat tinggi dengan jumlah luasan 1120,5625 ha.Kata kunci: DAS, debit, erosi, sedimen, limpasan, hujan, AVSWAT 2000Currently Manokwari District in the development period, the support of electric energy is very important because if there is a blackout or electricity crisis will impede the development. Damage to the watershed that resulted in the condition of the quantity (discharge) river water to fluctuate between the rainy season and drought. Analysis of land discharge and erosion analysis in the Warkapi watershed which has an area of 10458,875 ha using AVSWAT 2000. The results of the analysis show that, January's debit is 3,549 m3/sec, February is 3,467 m3/sec, March is 3,729 m3/sec, August is 6,434 m3/sec, September is 5,630 m3/sec, October is 6,624 m3/sec, November is 4,961 m3/sec, and in December it is 3,525 m3/sec. Analysis of erosion, runoff, and sediment estimation in 2007 to 2016 had an average erosion of 2.692 tons/ha/year or 0.094 mm/year, runoff of 21.303 tons/year or 0.747 mm/year, and sediment of 11238 558 tons/year or 0.038 mm/year. Warkapi Watershed Hazard Index (IBE) analysis results have 4 criteria of land criticality. First is land with low IBE with total area of 3753,2501 ha. Second is land with moderate IBE with total area 10458,875 ha. Third is land with high IBE with total area 5585,0625 ha. Fourth is land with very high IBE with total area 1120,5625 ha.Keywords: watershed, discharge, erosion, sediment, runoff, rain, AVSWAT 2000.
STUDI PENJADWALAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI CONDUIT PENGELAK DAN COFFERDAM PADA BENDUNGAN GONDANG KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT MANAGER 2016 Ariftriawan, Herlambang; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.499 KB)

Abstract

ABSTRAK : Pembangunan Bendungan Gondang berfungsi sebagai pemenuhan air irigasi dan air baku di wilayah Kabupaten Karanganyar. Pelaksanaan konstruksi pada Bendungan Gondang memiliki kompleksitas yang cukup tinggi, baik ditinjau dari segi sumber daya yang digunakan maupun dari segi macam pekerjaan. Sehingga diperlukan manajemen penjadwalan yang fleksibel agar dapat diterapkan dilapangan. Dengan begitu jadwal pelaksanaan konstruksi pada Bendungan Gondang tidak akan mengalami keterlambatan. Untuk mendapatkan penjadwalan yang optimal dalam  hal efisiensi waktu, biaya dan sumber daya, maka digunakan program Microsoft Project Manager 2016 untuk dapat mengetahui kegiatan yang dapat dioptimalkan dalam suatu penjadwalan. Dalam melakukan percepatan digunakan penambahan jam kerja dan penambahan sumber daya. Berdasarkan hasil penjadwalan, pelaksanaan konstruksi conduit pengelak dan cofferdam pada Bendungan Gondang dengan durasi 602 hari didapatkan anggaran biaya sebesar Rp. 120.650.000.000,00. Setelah dilakukan percepatan jadwal proyek menggunakan alternatif penambahan jam kerja, didapatkan jadwal proyek dengan durasi 452 hari yang membutuhkan rencana anggaran biaya sebesar Rp. 122.279.000.000,00. Sedangkan percepatan jadwal proyek  menggunakan alternatif penambahan sumber daya dengan durasi yang sama diperoleh rencana anggaran biaya sebesar Rp. 120.138.000.000,00.   Kata Kunci:, Penjadwalan, Jam kerja, Sumber daya, Percepatan, Microsoft Project Manager 2016   ABSTRACT : Gondang dam construction serves as the fulfillment of irrigation water and water standard needs in the region of Karanganyar Regency. The complexity of Gondang dam construction is quite high, both in terms of resources and work aspect. According to that, flexible scheduling management is required to be applied in the field. Therefore, the schedule of Gondang dam construction will not delay. To get optimal scheduling in terms of time efficiency, cost and resources, then Microsoft Project Manager 2016 is used to find out which activities can be optimized in a scheduling. In accelerated used additional working hours and additional resources. Based on the results of the field survey, two alternatives were made possible, namely the addition of working hours for 4 hours per day and the addition of resources. Depend on the scheduling result, the budget plan of Diversion Tunnel and Cofferdam construction on Gondang dam is Rp. 120.650.000.000,00 with duration of 602 days. After the acceleration of the project schedule using the addition of working hours, the budget plan of the project schedule is Rp.122.279.000.000,00  with the duration of 452 days. While the acceleration of the project schedule using the addition of resources with the same duration, the budget plan of the project schedule is Rp. 120.138.000.000,00.   Keywords: Scheduling, Overtime, Resources, Crashing, and Microsoft Project Manager 2016  
STUDI PENJADWALAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNG PLTA SION KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT MANAGER 2016 Timikasari, Fachrulia; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.996 KB)

Abstract

ABSTRAK : Pembangunan Bendung PLTA Sion merupakan suatu bangunan yang berfungsi untuk meninggikan tataran muka air di sungai Aek Simonggo, sehingga air sungai bias disadap untuk memutar turbin di powerhouse. Pelaksanaan konstruksi Bendung PLTA Sion merupakan salah satu proyek yang berskala menengah dan memiliki kompleksitas yang cukup tinggi, baik dari segi sumber daya yang digunakan maupun dari segi jenis pekerjaan. Selain itu pelaksanaan konstruksi Bendung PLTA Sion memiliki batasan waktu dan biaya dimana dalam pelaksanaannya tidak boleh melebihi waktu dan biaya yang telah ditentukan, sehingga dibutuhkan suatu  penjadwalan yang baik untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin terjadi. Untuk mendapatkan penjadwalan yang optimal dalam  hal efisiensi waktu, biaya dan sumber daya, maka digunakan program Microsoft Project Manager 2016 untuk dapat mengetahui kegiatan yang dapat dioptimalkan dalam suatu penjadwalan. Dalam melakukan percepatan digunakan penambahan jam kerja dan penambahan sumber daya alat berat. Berdasarkan hasil penjadwalan, pelaksanaan konstruksi Bendung PLTA Sion dengan durasi 654 hari didapatkan anggaran biaya sebesar Rp. 272.415.246.000,00. Setelah dilakukan percepatan jadwal proyek menggunakan alternatif penambahan jam kerja, didapatkan jadwal proyek dengan durasi 511 hari dan rencana anggaran biaya sebesar Rp. 275.231.147.000,00. Sedangkan percepatan jadwal proyek  menggunakan alternatif penambahan sumber daya alat berat dengan durasi yang sama diperoleh rencana anggaran biaya sebesar Rp. 272.583.413.000,00.   Kata Kunci:, Penjadwalan, Jam kerja, Sumber daya, Percepatan, Microsoft Project Manager 2016 ABSTRACT : The construction of weir Sion the city of our water electric power station are men who are a building that serves the worldwide and seems erasing might be exalted and enriched including this porch or vestibule of the water in rivers aek simonggo , so that the water of a river bias being bugged to twist turbine in powerhouse .Of construction execution of of hydro powered plant plta weir Sion to mark out the is one of the projects be of a reasonable size medium enterprises and having the complexity of the which is quite high , both in terms of resources that short circuit electricity from the perspective of the type of jobs .In addition of construction execution of of hydro powered plant plta weir Sion to mark out the have this limitation the time and money spent where in it was not implemented be sold more than the time and cost the lord has allotted and , so that is required a scheduling is a good thing to overcome these various difficulties are likely to occur .To get scheduler considers achieved their intended objectives in terms of efficiency time , the cost and the source of its power , then used the program microsoft project manager of 2016 to can understand my insight into activities that can be optimized in a scheduling. In accelerated used the addition of working hours and the addition of resources heavy equipment.Based on the results of scheduling, construction execution weir plta Sion with duration 654 day obtained the budget for the rp.272.415.246.000,00.After conducted acceleration project schedule use alternative the addition of working hours, obtained project schedule with duration 511 days and the budget for the plan rp.275.231.147.000,00.While the acceleration project schedule use alternative the addition of resources heavy equipment with equal duration obtained plan the budget for the rp.272.583.413.000,00   Keywords: Scheduling, Overtime, Resources, Crashing, and Microsoft Project Manager 2016
Studi Perencanaan Peletakan Inlet dan Outlet pada PLTG/MG Pontianak Peaker (100MW) dengan Simulasi Penyebaran Panas Menggunakan Program Aplikasi SMS 12.1 (Surface Water Modeling System) Verbiansyah, Bobly Ashar; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1807.623 KB)

Abstract

Direncanakan Inlet untuk PLTG/MG Pontianak Peaker 100MW yang berada satu area dengan PLTU Pontianak 110MW oleh karena itu perletakan inlet intake harus di upayakan untuk tidak terpengaruh oleh outlet buangan air PLTU Pontianak eksisting. Inlet PLTG/MG Pontianak Peaker harus menjauhi suhu panas dari buangan air condenssor, Dikarenakan pengambilan air inlet tidak boleh melebihi 2°C dari suhu air sungai normal dengan suhu ratarata 25ºC. Oleh karena itu diperlukan analisa simulasi model material dengan software SMS 12.1 untuk mengetahui pola aliran dan pola sebaran panas. Simulasi permodelan pola aliran sungai dalam software 12.1 mengunakan tahapan model RMA2, dan RMA4. Temperatur air pada titik outlet adalah 7°C lebih tinggi dari pengukuran suhu air pada titik tersebut. Suhu ratarata air sungai adalah 25,2°C dengan demikian dalam penelitian ini suhu air di titik outlet dari PLTU Pontianak 110MW disimulasikan untuk suhu 32,2°C (25,2°C + 7°C = 32,2°C). Kecepatan angin dari selatan ke utara adalah 8,23 m/det, angin dari timur barat adalah 7,20 m/det, angin dari utara ke selatan adalah 8,23 m/det, dan angin dari barat ke timur  adalah 7,72 m/det. Pola sebaran panas di bagi menjadi dua skenario, yaitu skenario saat pasang dan skenario saat surut. Titik tinjau dalam studi terdiri dari 21 titik tinjau mulai dari titik abjad A sampai titik U, pada masing-masing titik tinjau didapatkan suhu yang berbeda-beda. Titik tinjau B adalah titik  tinjau yang suhunya memungkinkan untuk ditempatkan inlet berikut suhu pada titik tinjau B, pada skenario pasang angin dari utara di titik tinjau B sebesar 25,2°C, angin dari barat di titik tinjau B sebesar 25,1°C, angin dari selatan di titik tinjau B sebesar 26,3°C, dan angin dari timur di titik tinjau B sebesar 28,2°C. pada skenario surut angin dari utara di titik tinjau B sebesar 25,2°C, angin dari barat di titik tinjau B sebesar 25,0°C, angin dari selatan di titik tinjau B sebesar 28,5°C, dan angin dari timur di titik tinjau B sebesar 28,4°C. Dari hasil analisa dapat dipertimbangkan untuk peletakan inlet PLTG/MG Pontianak Peaker 100MW yaitu pada titik tinjau B dalam titik tersebut didapatkan suhu tertinggi sebesar 28,5°C Kata kunci: PLTG/MG, SMS 12.1 (Surface Water Modeling System), Pola aliran, Pola  penyebaran panasPlanned Inlet to PLTG/MG a 100MW Peaker Pontianak is one area with PLTU Pontianak 110MW therefore they saw the inlet intake should be strive to not affected by waste water outlet to PROVIDE existing Pontianak. PLTG inlet/MG Pontianak Peaker should steer clear of the hot temperature of the waste water condenssor, water uptake due to inlet must not exceed 2 ° C of the temperature of a normal river water with an average temperature of 25ºc. It is therefore necessary the analysis of simulation model of material with the SMS software 12.1 to know flow pattern and heat distribution pattern. Simulation modeling of river flow patterns in software 12.1 use stages model RMA2, RMA4 and. Water temperature at the outlet point is 7 ° C higher than the temperature measurement of the water at that point. The average temperature of the water of the river is 25.2 ° C thus in this research the water temperature at the outlet from the Pontianak PLTU 110MW simulated for temperature 32.2 ° C (25.2 ° C + 7 ° C = 32.2 ° C). Wind speed from South to North is 8.23 m/sec, wind from the East, the West was 7.20 m/sec wind, from North to South is 8.23 m/sec, and the wind from West to East is 7.72 m/sec heat distribution Pattern. is divided into two scenarios, i.e. scenario when plug it in and the scenario at low tide. The point of the review in the study consisted of a 21-point review starting from point A to point alphabet U, at each point of the review was obtained by varying temperature. Point B is the point of review review where temperature allows to place the inlet temperature at the point in the following review B, on the scenario pairs of wind from the North at the point B review of 25.2 ° C, wind from the West at the point B review of 25.1 ° C, wind from the South at the point of the review B amounting to 26.3 ° C, and the wind from the East at the point of the review B amounted to 28.2 ° C. at low tide from the North wind scenarios in point B review of 25.2 ° C, wind from the West at the point B review of 25,0 ° C, wind from the South at the point of the review B amounting to 28.5 ° C, and the wind from the East at the point B review of 28.4 ° C. From the results of the analysis can be considered for placement of PLTG inlet/MG Pontianak Peaker 100MW in point B in the review that point amounting to highest temperature obtained 28.5 ° C Key words: PLTG / MG, SMS 12.1 (Surface Water Modeling System), flow pattern, thermal   dispersion pattern
STUDI RASIONALISASI JARINGAN POS STASIUN HUJAN MENGGUNAKAN METODE JST (JARINGAN SARAF TIRUAN) DENGAN MENGHUBUNGKAN PENGARUH FAKTOR TOPOGRAFI DAS REJOSO KABUPATEN PASURUAN Mandasari, Puspita; Dermawan, Very; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.118 KB)

Abstract

ABSTRAK  : Jaringan stasiun hujan yang efisien dan efektif, mendukung biaya operasional dan pemeliharaan yang minimum serta data curah hujan yang akurat. Oleh karena itu, dilakukan rasionalisasi di Daerah Aliran Sungai Rejoso yang memiliki luas 234,257 km2 dengan 9 stasiun hujan. Pada hasil analisis kerapatan jaringan stasiun hujan didapatkan 3 stasiun hujan terpilih yaitu Winongan, Lumbang, Panditan dengan KR sebesar 7,336%, minimum mean square error untuk training set 0,024 sedangkan untuk cross validation set 0,007 dan nash sutcliff error ‘baik’. Sedangkan hasil evaluasi pola penyebaran stasiun hujan didapatkan kondisi eksisting maupun hasil JST telah tersebar pada seluruh bagian DAS (Hulu, Tengah dan Hilir). Kemudian analisis hubungan topografi jaringan hasil JST dengan 3 stasiun hujan memiliki koefisien determinasi tertinggi yaitu hubungan antara curah hujan dengan jarak sebesar 0,858 dan hubungan antara jarak dengan beda tinggi sebesar 0,995. Analisis debit banjir menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu didapatkan Q25th, untuk kondisi eksisting sebesar 350,124 m³/dt,  jaringan hasil JST dengan 5 stasiun hujan sebesar 537,276 m³/dt sedangkan hasil JST dengan 3 stasiun hujan sebesar 586,895 m³/dt. Kata Kunci: Rasionalisasi, Jaringan Saraf Tiruan, Kerapatan Jaringan, Aspek Topografi, Debit Banjir Rancangan.   ABSTRACT: The efficiency and effectivity of rainfall station network supporting minimum operational and maintenance costs and accuration of rainfall data. Rejoso watershed is a rationalized location which has an area of 234,257 km2 with 9 rain stations. The result of rain station network density analysis is 3 rain stations chosen that are Winongan, Lumbang, Panditan with Relative Error equal to 7,336%, minimum mean square error for training set 0,024 while for cross validation set 0,007 and nash sutcliff error 'Good'. While the evaluation results of the dispersion pattern of the rain station obtained the existing condition and the results of ANN has spread across the entire watershed (Upper, Middle and Lower). Then the relationship with the topography of the network results of ANN with 3 rain stations has the highest coefficient of determination that is the relationship between rainfall with a distance of 0.858 and the relationship between the distance with a high difference of 0.995. Analysis of flood discharge using Synthetic Unit Hydrograph of Nakayasu was obtained Q25th, for the existing condition of 350,124 m³ / sec, network of ANN result with 5 rain stations 537,276 m³ / sec whereas the result of ANN with 3 rain stations 586,895 m³ / sec. Keywords: Rationalization, Artificial Neural Networks, Network Density, Topographical Aspects, Design Flood Discharge.