Dermawan, Very
Brawijaya University

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

STUDI EFISIENSI SALURAN SEKUNDER KEBONSARI PADA JARINGAN IRIGASI TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG Putri, Deskasari Triyani; Sayekti, Rini Wahyu; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Pada saluran sekunder Kebonsari pada Jaringan Irigasi Tekung Kabupaten Lumajang memiliki permasalahan perbedaan debit air yang tersedia dengan debit air yang diperlukan, sehingga diperlukan perhitungan besarnya kehilangan air selama proses pengaliran. Dari kehilangan air maka diketahui besarnya efisiensi. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi saluran irigasi dilakukan pemilihan tindakan untuk meningkatkan efisiensi tersebut. Pengukuran yang dilakukan mengukur kecepatan dengan current meter tipe C2.10’150, menghitung kehilangan debit yang terjadi berdasarkan perbedaan debit antar dua patok, besarnya efisiensi pengaliran, penilaian terhadap kondisi saluran, pemilihan upaya peningkatan dan perhitungan rencana anggaran biaya. Dari Hasil analisa pada studi ini diperoleh debit hulu pada pintu intake saluran Sekunder Kebonsari sebesar 1,628 m3/dt dan debit hilir tersisa 0, 201 m3/dt. Besarnya kehilangan debit dengan total 0,604 m3/dt sedangkan nilai efisiensi rerata 85,006%, nilai kondisi fisik dan fungsional saluran dengan rerata 83,25%, serta perbaikan, total biaya yang diperlukan Rp. 284,732,800.00. Kata Kunci: Efisiensi, Kondisi saluran, Biaya.   ABSTRACT: The problem at Kebonsari secondary channel of Tekung irrigation, Lumajang Regency is the difference between the availability with the required discharge, thus the calculation for the amount of water loss during the distribution process. The efficiency value can be discovered from the loss of water discharge. The action was conducted to improve the channel’s efficiency based on the calculation from the efficiency of irrigation channel. The measurement was measure flow velocity with current meter C2.10’150 type, to calculate the loss of discharge that occured in the channel, to determine the amount of  efficiency, to assess of channel conditions, to selection improvement efforts, and the calculate of the budget plan. The results of this study were the upstream discharge at Kebonsari Secondary intake channel was 1,628 m3/s and the remain downstream discharge was 0, 201 m3/s. The amount of discharge loss was 0,604 m3/s, the average value for efficiency was 85,006%, the average physical and functional condition channel was 83,25%, and total cost needed was Rp 284,732,800.00. Keywords: Efficiency, Channel Conditions, Costs.
ANALISA EVAPOTRANSPIRASI RUJUKAN (ET0) DENGAN RUMUS EMPIRIS DIiSTASIUN METEOROLOGI KLAS II MARITIM PERAK II SURABAYA Jannah, Siti Raudlatul; Harisuseno, Donny; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Evapotranspirasi rujukan (ET0) merupakan salah satu jenis evaporasi yang berguna untuk memperkirakan kebutuhan air tanaman dan mempengaruhi debit tampungan yang nantinya akan berpengaruh pada keseimbangan air dalam jangka panjang. Besar kecilnya nilai ET0 sangap penting namun pengukurannya susah dilakukan karena alat yang tidak banyak digunakan oleh lembaga terkait. Sehingga diperlukan studi untuk mengetahui metode ET0 yang dapat sesuai digunakan pada lokasi tertentu. Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode ET0 yang sesuai dari rumus empiris (Metode Makkink, Metode Penman, dan Metode FAO Penman Monteith) yang sudah dipertimbangkan. Untuk melihat kesesuaian metode dilakukan kalibrasi hasil ET0 rumus empiris dengan membandingkan terhadap hasil pengamatan menggunakan  Uji EfisiensiiNash-Sutcliffe (NSE), Kesalahan Relatif (Kr), Mean Square Error (MSE),  Koefisien Korelasi (R), dan Koefisien Determinasi (R2). Berdasarkan kalibrasi disimpulkan bahwa metode terpilih dalam studi ini adalah metode FAO Penman Monteith adalah dengan nilai NSE tertinggi (0), nilai MSE paling rendah (0,614), nilai R tertinggi (0,663), nilai Kr paling rendah (0,003%) dan nilai R2 tertinggi (0,401). Kata Kunci: evapotranspirasi rujukan, rumus empiris, metode terpilih.   ABSTRACT: Reference crop evapotranspiration (ET0) is one kind of evaporation that is useful to estimate crop water requirements and affect water reservoir which will have an impact on the water balance in the long term. ET0 value measurement is very important but very dificult because the tools are not widely used by the institutions. So that the necessary studies to determine the appropriate method of ET0 which can be used at a particular location.This study aims to determine the appropriate ET0 method of empirical formula (Makkink method, Penman method, and the method of Penman Monteith FAO) which is considered. To view the suitability methods of the ET0 resulted calibration from empirical formulas by comparing the results of observations using Efficiency Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Relative Bias (Kr), Mean Square Error (MSE), Coefficient Correlation (R), and the Coefficient of Determination (R2). Based on calibration concluded that the selected method was FAO Penman Monteith from decided data 7, 8, and 9 with the highest NSE value (0) the lowest MSE value (0,614), the  highest   R-value (0,663), the lowest Kr (0,003%) and the highest R2 value (0,401). Keywords: reference crop evapotranspiration, empirical equations, calibration, selected method
STUDI PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG (BREAKWATER) DI PANTAI SANUR, DENPASAR, BALI. Cahyaningtyas, Elok Tiara; Suprijanto, Heri; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Pantai Sanur mengalami perubahan morfologi pantai akibat erosi yang terjadi dari besarnya terjangan gelombang laut sehingga mengakibatkan kemunduran garis pantai.1Kerusakan pemukiman penduduk, fasilitas umum serta bengunan lainnya yang disebabkan oleh kemunduran garis pantai dapat diminimalkan degan membangun pemecah gelombang.1Perencanaan pemecah gelombang mula-mula dilakukan dengan menganalisis gelombang datang dengan kala ulang 25 tahun yang bertujuan untuk memperoleh dimensi pemecah gelombang. Pemecah gelombang ini menggunakan tipe pemecah gelombang Roublemound (tumpukan batu).1Setelah didapatkan dimensi, akan dihitung stabilitas bangunan terhadap kelongsoran rotasi dan daya dukung tanah.1Pondasi tiang pancang yang direncanakan menggunakan kayu gelam.1Hasil perencanaan ini diperoleh gelombang dominan dari arah Tenggara dengan tinggi gelombang signifikan sebesar 1,50 m untuk kala ulang 25 tahun. Pemecah gelombang terletak pada elevasi 0,0 m dengan tinggi puncak pada elevasi + 5,10 m, panjang 241m untuk profil 1 dan 17,9 m untuk profil 2 sepanjang garis pantai, berat batu pelindung terluar sebesar 2,11 ton dengan diameter 1,16 m.1Analisis stabilitas lereng terhadap kelongsoran rotasi mengunakan bantuan software Geostudio Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu dapat dikatakan aman.1Pondasi tiang pancang direncanakan sedalam 7 m dengan diameter tiang pancang sebesar 0.5 m.1Total rencana angaran biaya (RAB) dengan material pondasi tiang pancang mengunakan dolken kayu gelam sebesar Rp 63.381.400.000,00. Kata kunci: pemecah gelombang, kelongsoran rotasi, pondasi tiang   ABSTRACT: The coastal morphology of Sanur Beach has been changed due to erosion from wave movement.The damages of the settlements, public facilities and other buildings caused by the changes of coastline can be minimized by a breakwater construction. The initial stage to design the breakwater was analyzing the design wave with a 25 year of return period to obtain the dimension of breakwater. After the dimension is obtained, the stability of breakwater structure against the rotational slide and the bearing capacity of the soil can be evaluated. The utilized alternative pile foundation is made of gelam wood. From this study, it is observed that the dominant waves came from southeast with a significant wave height of 1.50 m for a 25-year of return period. As a final design, the height of breakwater is 5.10 m with a length of 24 m and 17,9 m along the coastline. The weight of the outer protective rock is 2.11 tonnes with a diameter of 1.16 m. From the analysis of slope stability using Geostudio Geoslope software with Fellenius, Bishop and Janbu method indicates that this structure was safe against rotational slide. The depth of pile foundation is 7 m with a diameter of 0.5 m. The estimation of total cost with pile foundation using gelam wood isRp 63,381,400,000. Keyword: breakwater, rotational slide, pile foundation
STUDI PERENCANAAN BENDUNG DI DAS RAMBUT UNTUK PEMENUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI RAMBUT Arianti, Dessy Puji; Wahyuni, Sri; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah  Irigasi Rambut mempunyai area layanan seluas 7.634 Ha. Daerah ini mendapatkan pelayanan dari Bendung Cipero yang merupakan bendung tetap. Kondisi saat ini, debit Bendung Cipero yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan irigasi di Daerah Irigasi Rambut, kenyataannya bendung tidak dapat mencukupi kebutuhan air irigasi. Hal ini dikarenakan oleh beralih fungsinya lahan di hulu Bendung Cipero dan adanya sedimentasi pada hulu bendung sehingga tidak dapat memaksimalkan fungsi bendung. Pada studi ini dilakukan perencanaan dasar bangunan bendung melalui tiga tahap perencanaan bendung, yaitu analisa hidrologi, perhitungan hidrolika, dan analisa stabilitas bangunan. Pada analisa hidrologi, didapatkan hasil berupa debit banjir rancangan, debit andalan, dan kebutuhan air irigasi. Pada perhitungan hidrolika, didapatkan hasil berupa dimensi bangunan bendung. Pada analisa stabilitas bangunan, akan didapatkan nilai keamanan bangunan terhadap gaya guling, gaya geser, dan daya dukung tanah. Dari studi ini didapatkan hasil perhitungan debit banjir rancangan (Q100) sebesar 193 m3/dt. Dimensi bangunan bendung juga didapatkan dari hasil perhitungan dengan tinggi bendung 3,43 m dan lebar efektif bendung 19,22 m. Tinggi air yang mampu melimpas di atas bendung adalah 2,62 m. Untuk faktor keamanan bendung sendiri, didapatkan hasil bahwa bendung aman terhadap gaya geser, gaya guling, dan terhadap daya dukung tanah dalam semua kondisi.
UPAYA NORMALISASI SUNGAI CILIWUNG DENGAN PENAMPANG GANDA RUAS JEMBARAN KALIBATA - PINTU AIR MANGGARAI KECAMATAN KEBAYORAN BARU DKI JAKARTA Hendrawan, Destianto; Harisuseno, Donny; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan dimensi pada sungai berupa pendangkalan dan penyempitan penampang sungai telah terjadi baik di daerah hulu maupun hilir di sepanjang sungai-sungai yang melewati Jabodetabek. Banyak penampang sungai yang ada di Kota Jakarta tidak mampu lagi menampung debit yang besar. Luapan dari penampang sangat rentan terjadi ketika terjadi hujan dengan curah hujan tinggi dan durasi yang panjang. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pekerjaan normalisasi penampang Sungai Ciliwung sehingga permasalahan luapan air dapat teratasi. Dalam studi ini tahap awal dilakukan analisis hidrologi untuk menghitung debit banjir rancangan Q25th pada Hulu Sungai Ciliwung. Dengan memanfaatkan data AWLR, kalibrasi nilai Q25th di Jembatan MT. Haryono dilakukan untuk memperoleh nilai debit yang sesuai situasi. Untuk mengetahui tinggi luapan, analisis hidraulika dihitung menggunakan aplikasi HEC-RAS pada penampang eksisting di wilayah studi. Penampang eksisting rata-rata hanya mampu menampung debit sebesar 194,21 m3/dt. Luapan yang terjadi pada 25 titik tersebut, direncanakan dimensi  penampang ganda untuk menahan luapan debit banjir Q25th. Perhitungan penampang normalisasi sungai digunakan Interface Vertical Method. Pada penampang normalisasi terdapat dinding penahan berupa sheet pile untuk mempertahankan kondisi penampang. Analisis Tanah untuk bangunan sheet pile ditujukan untuk mengetahui besaran tekanan aktif dan pasif pada tanah, nilai kedalaman penetrasi sheet pile, serta momen maksimumnya. Dari perhitungan tersebut dapt ditentukan spesifikasi/mutu beton yang digunakan. Berdasarkan perencanaan normalisasi yang telah dilakukan penampang dapat menampung hingga 809,06 m3/dt/. Debit banjir Q25th sebesar 334,3 m3/dt mampu ditahan oleh penampang normalisasi dan bangunan sheet pile mampu menahan tekanan pada tanah sehingga kondisi penampang dapat dipertahankan. Untuk sheet pile didapat total panjang sheet pile yang dibutuhkan adalah sepanjang 13 m dengan kedalaman penetrasi 7,68 m.
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA GENENGAN, KECAMATAN DOKO, KABUPATEN BLITAR Cucu Radya, Agdels Pandhomas; Ismoyo, M. Janu; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Genengan terletak di Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, berbatasan dengan Desa Doko, Desa Slorok, Desa Jambepawon dan Desa Suru. Jumlah..penduduk Genengan pada..tahun 2017 adalah..sebesar 2217 jiwa. Saat ini, penduduk Genengan menggunakan air bersih dari PDAM Kecamatan Doko, karena di Genengan belum terdapat layanan air bersih. Studi ini bertujuan untuk mengetahui debit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Genengan, mengetahui perencanaan pipa, membuat rencana anggaran biaya, dan menentukan harga air. Simulasi sistem jaringan pipa distribusi air bersih dilakukan dengan menggunakan program yang umum digunakan. Suplai air berasal dari sumber air baru Genengan dengan debit 13 lt/dt. Dari sumber tersebut akan dipompa menuju tandon dengan volume 50 m3. Total kebutuhan air rata-rata yang dibutuhkan sebesar 2,50 lt/dt. Persyaratan teknis perencanaan telah memenuhi syarat kecepatan..0,1–2,5..m/dt, headloss..gradient 0–15 m/km, dan..tekanan 0,5-8 atm. RAB pada perencanaan di desa Genengan adalah sebesar Rp 120.036.400. Analisa ekonomi pada tingkat suku bunga 9,75% didapatkan  nilai BCR sebesar 1,40; nilai manfaat harga air sebesar Rp 53.997.200/tahun, nilai IRR 18,82% dan periode pengembalian selama 4,36 tahun dengan harga air Rp 800,-/m3. Genengan Village is located in Doko District of Blitar Regency, neighboring the villages of Doko, Slorok, Jambepawon, and Suru. The number of residents of Genengan are 2217 people. Recently, the residents of Genengan use fresh water from PDAM Doko, as Genengan doesn’t have a proper fresh water facility. This study is purposing to determine the flow discharge which is necessary to meet the demands of fresh water in Genengan, to understand the pipeline planning, to make a budget plan, and to determine the water price. The freshwater pipe network system is being simulated by a common program. Freshwater supply comes from the new Genengan spring with a flow of 13 l/s. The springwater will be pumped to a water tank with a capacity of 50m3.Total average water demand is 2.50 m/s. The planning has met technical requirementsof 0.1-2.5 m/s velocity, 0-15 m/km headloss gradient, and 0.5-8 atm pressure. The budget plan is determined on Rp 120.036.400. Economic analysis on 9.75% interest and water price of Rp 800,-/m3 shows a BCR value of 1.40; water price benefit of Rp 53.997.200/year, IRR value of 18.82%, and payback period of 4.36 years.
Studi Perencanaan Konsolidasi Dam di Sungai Mujur Desa Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang Pambudi, Yan Ahmad Christy; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.648 KB)

Abstract

Gunung Semeru adalah salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Letusan GunungSemeru pada umumnya berlangsung singkat dan relatif kecil, akan tetapi berlangsung 10-20 menitsekali sepanjang tahun. Sungai Mujur merupakan salah satu sungai yang berada di DAS Mujur yangmembawa aliran material hasil letusan Gunung Semeru. DAS Mujur mempunyai luas DAS 44,904km2 dengan panjang sungai utama 16,95 km2. Pada musim hujan dengan intensitas tinggi dan durasiyang lama, terjadi  mass movement yang membawa material seperti batu-batuan, kerikil, dan pasirkarena slope sungai yang cukup curam. Kondisi alur dan dasar sungai yang membawa material hasilletusan harus dilakukan pengaturan, terutama pada bagian tikungan sungai agar proses agradasi dandegradasi di sungai terkendali. Analisa debit banjir rancangan kala ulang 25 tahun menggunakanmetode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu sebesar 155,367 m3/dt, sedangkan debit desain untukbangunan konsolidasi dam dengan mempertimbangkan konsentrasi aliran sedimen sebesar 204,424m3/dt. Volume sedimen sekali banjir dengan kala ulang 25 tahun sebesar 199.918,30 m. Bangunankonsolidasi dam akan direncanakan dengan jarak ±215 m sebelah hilir tikungan sungai. Detail dimensibangunan konsolidasi dam yaitu tinggi main dam 3 m, lebar pelimpah 100 m, tebal mercu main dam2,5 m, kedalaman pondasi 2 m, tinggi sub dam 0,75 m dan tebal mercu sub dam 2,5 m.Mount Semeru is one of the most active volcanoes in Indonesia. The eruption of MountSemeru generally takes a short time and is relatively in a small scale, but lasts for 10-20 minutes athroughout the year. Mujur River is one of rivers located in the Mujur watershed that brings the flowof materials from the eruption of the Mount Semeru. In addition, the Mujur watershed has a total DASarea of 44,904 km2 with the main river length of 16.95 km2. During the rainy season with highintensity and long duration, a mass movement occurs and carries materials such as rocks, gravel, andsand due to the quite steep river slope. Therefore, the condition of the river channel and riverbedcarrying the eruption materials should be arranged, especially in the bend section of the river so thatthe process of agradation and degradation in the river may be controlled. Also, the flood dischargeanalysis of 25-year return period design using the Nakayasu Synthetic Unit Hydrograph method is155.367 m3/dt, while the design debit for consolidation of dam by considering the effect of sedimentconcentration is amounted to 204,424 m3/dt. The one-time flooded sediment volume with a 25-yearreturn period is 199,918.30 m3. Futhermore, the consolidation dam building will be planned in distanceof±215mdownstreamoftheriverbend.Moreover,thedetaileddimensionoftheconsolidationdambuilding are the height of the main dam is 3 m, the width of the main dam weir is 100 m, thethickness of the main dam is 2,5 m, footing depth is 2 m, the height of the sub dam is 0,75 m and thethickness of the sub dam is 2.5 m.
PEMODELAN FLUSHING SEDIMEN BENDUNG LODOYO DENGAN MENGGUNAKAN SEDIMENT SIMULATION IN INTAKE WITH MULTIBLOCK OPTION (SSIIM 2) Dwiguna, Muhamad Anugrah; Dermawan, Very; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.647 KB)

Abstract

ABSTRAK: Bendung Lodoyo merupakan salah satu bendung yang mempunyai tipe sebagai bendung gerak. Bendung Lodoyo mempunyai fungsi sebagai PLTA, pengendali banjir, pariwisata, yang membuat Bendung Lodoyo menerima banyak sedimen mengendap di daerah tampungannya. Sehinnga perlu adanya penanganan untuk menghilangkan atau mengurangi endapan sedimen yang ada pada Bendung Lodoyo. Salah satu caranya dengan melakukan penggelontoran (flushing) sedimen. Pemodelan flushing Bendung Lodoyo dilakukan untuk mengetahui bagaimana besaran kondisi sedimentasi pada Bendung Lodoyo sebelum dan sesudah adanya penggelontoran sedimen (flushing). Dan dapat dilakukan perbandingan hasil volume gerusan total dari pemodelan menggunakan model Sediment Simulation In Intake with Multiblock option (SSIIM) dengan kondisi asli di lapangan. Dari hasil pemodelan menggunakan Sediment Simulation In Intake with Multiblock option (SSIIM) yang telah dilakukan, menunjukkan volume gerusan total di lapangan sebesar 143.449,259 m3 dan pada pemodelan SSIIM sebesar 129.226,630 m3 dengan kesalahan relatif sebesar 9,94%.   Kata kunci : Penggelontoran Sedimen, Pemodelan Penggelontoran Sedimen, SSIIM   ABSTRACT: Lodoyo Dam is a dam that has a type as a barrage. Lodoyo Dam has a function as a hydropower, flood controller, tourism, which makes Lodoyo Dam receive a lot of sediment deposit in its reservoir area. There should have been treatment to eliminate or reduce sediment deposits in Lodoyo Dam. One of the ways is by flushing sediments. Flushing modelling of Lodoyo Dam was conducted to find out how the amount of sedimentation conditions in Lodoyo Dam was before and after flushing. And we can compare the results of the total scour volume from the modelling using the Sediment Simulation In Intake with Multiblock option (SSIIM) model with the original conditions in the field. From the modelling results using the Sediment Simulation In Intake with Multiblock option (SSIIM) that has been carried out, shows total scour volume in the field of 143,449.259 m3 and SSIIM modeling of 129,226,630 m3 with a relative error of 9.94%. Keywords: Sediment Flushing, Modelling Sediment Flushing, SSIIM.
KAJIAN GARIS FREATIS PADA TUBUH BENDUNGAN URUGAN UNTUK MENGATASI REMBESAN BERDASARKAN KEPADATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI GEOSTUDIO SEEP/W 2012 aswin, muhammad; Chandrasasi, Dian; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1498.359 KB)

Abstract

ABSTRAK: Keamanan terhadap kegagalan karena rembesan merupakan kriteria pentingdalam desain bendungan urugan. Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi GeostudioSeep/W 2012dan metode empiris Dupuit, Schaffernak dan Cassagrande. Pada aplikasi,model fisik berbentuk trapesium dengan dimensi panjang 180 cm, tinggi 50 cm, lebar puncakbendung 10 cm, kemiringan hulu 1:2, dan kemiringan hilir 1:1,4. Tanah yang digunakandalam penelitian ini adalah. Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan sistem klasifikasiUSCS (Unified Soil ClassificationSystem) dan AASHTO (American Association of StateHighway and Transporting Official) adalah bahwa tanah lempung yang digunakan dapatdiklasifikasikan sebagai tanah CL yang memiliki karakteristik yang baik sebagai bahanbendungan urugan dengan konduktivitas hidrolik yang rendah (k=2,70325x10cm/dt).Semakin tinggi muka air hulu maka semakin tinggi rembesan yang dihasilkan. Untukperhitungan empiris, pada penelitian ini analisis dari Geostudio Seep/W 2012 memiliki hasilyang terbaik untuk menghitung tingkat rembesan pada model ini dibandingkan metodelainnya (Dupuit, Schaffernak dan Cassagrande). Adapun perhitungan debit ditinjauberdasarkan ketinggian muka air hulu 30cm, 40cm dan 50cm dengan kepadatan saat kondisioptimum moisture content (OMC) dengan kadar air sebesar 23,13% adalah sebagai berikut:Perhitungan dengan analisis software Geostudio Seep/W 2012 menghasilkan debit outflowyang dihasilkan dari masing-masing ketinggian 30cm, 40cm dan 50cm masing-masingsebesar 7,3281 x10-7/dt. Sedangkanperhitungan analitis menggunakan metode Dupuit menghasilkan debit outflow yangdihasilkan dari masing-masing ketinggian 30cm, 40cm dan 50cm masing-masing sebesar2,387 x10-73 cm-6/dt, 1,0727 x103 cm/dt dan 2,387 x10-63 cm-63/dt. Perhitungan analitismenggunakan metode Schaffernak menghasilkan debit outflow yang dihasilkan dari masingmasingketinggian30cm,40cmdan50cmmasing-masingsebesar1,032x10 cm-6/dt, 1,816 x103 cm/dt dan 2,561 x10-63 cm/dt, 2,276x10-63 cm-63/dt. Perhitungan analitis menggunakan metode Cassagrandemenghasilkan debit outflow yang dihasilkan dari masing-masing ketinggian 30cm, 40cm dan50cm masing-masing sebesar 8,275 x10 cm/dt dan 5,223 x10-63 cm/dt. -73 cm-6/dt, 1,756 x103 cm/dt dan 3,566 x10-63 cm/dtKata Kunci:Garis Freatis, Rembesan, Bendungan Urugan, Dupuit, Schaffernak,Casagrande,Geostudio Seep/W 2012.ABSTRACT: Safety against failure due to seepage is an important criterion in the design ofthe dam. In this study using the Geostudio Seep / W 2012 application and the empiricalmethods of Dupuit, Schaffernak and Cassagrande. In the application, the physical model isin the form of a trapezoid with dimensions of length 180 cm, height 50 cm, peak width ofweir 10 cm, tilt upstream 1: 2, and downstream slope 1: 1.4. The land used in this study is. The conclusion of this study based on the classification system of USCS (Unified Soil Classification System) and AASHTO (American Association of State Highway andTransporting Official) is that the clay used can be classified as CL soil which has goodcharacteristics as a material for low-density hydraulic dam (k = 2,70325x10-7cm / s). Thehigher the upstream water level, the higher the seepage produced. For empirical calculations, in this study the analysis from Geostudio Seep / W 2012 has the best results tocalculate the seepage rate on this model compared to other methods (Dupuit, Schaffernakand Cassagrande). The discharge calculation is reviewed based on the upstream water levelof 30cm, 40cm and 50cm with the density when optimum moisture content conditions (OMC)with a moisture content of 23.13% are as follows: Calculation with the Geostudio Seep / W2012 software analysis produces outflow generated from each height of 30cm, 40cm and50cm respectively 7.3281 x10-7 cm3 / sec, 1.0727 x10-6 cm3 / sec and 2,387 x10-6 cm3 /sec. While the analytical calculation using the Dupuit method produces outflow dischargesgenerated from each height of 30cm, 40cm and 50cm, each of which is 2,387 x10-6 cm3 / s,1,816 x10-6 cm3 / s and 2,561 x10-6 cm3 / s. Analytical calculations using the Schaffernakmethod produce outflow discharges generated from each height of 30cm, 40cm and 50cm,respectively 1,032 x10-6 cm3 / sec, 2,276 x10-6 cm3 / sec and 5,223 x10-6 cm3 / sec.Analytical calculations using the Cassagrande method produce outflow dischargesgenerated from each height of 30cm, 40cm and 50cm respectively 8.275 x10-7 cm3 / sec,1.756 x10-6 cm3 / sec and 3.566 x10-6 cm3 / sec.Keywords: Phreatic Line, Seepage, Earthfill Dam, Dupuit, Schaffernak,Casagrande, GeostudioSeep/W2012 
STUDI RASIONALISASI JARINGAN POS STASIUN HUJAN MENGGUNAKAN METODE JST (JARINGAN SARAF TIRUAN) DENGAN MENGHUBUNGKAN PENGARUH FAKTOR TOPOGRAFI DAS REJOSO KABUPATEN PASURUAN Mandasari, Puspita; Dermawan, Very; Marsudi, Suwanto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.118 KB)

Abstract

ABSTRAK  : Jaringan stasiun hujan yang efisien dan efektif, mendukung biaya operasional dan pemeliharaan yang minimum serta data curah hujan yang akurat. Oleh karena itu, dilakukan rasionalisasi di Daerah Aliran Sungai Rejoso yang memiliki luas 234,257 km2 dengan 9 stasiun hujan. Pada hasil analisis kerapatan jaringan stasiun hujan didapatkan 3 stasiun hujan terpilih yaitu Winongan, Lumbang, Panditan dengan KR sebesar 7,336%, minimum mean square error untuk training set 0,024 sedangkan untuk cross validation set 0,007 dan nash sutcliff error ‘baik’. Sedangkan hasil evaluasi pola penyebaran stasiun hujan didapatkan kondisi eksisting maupun hasil JST telah tersebar pada seluruh bagian DAS (Hulu, Tengah dan Hilir). Kemudian analisis hubungan topografi jaringan hasil JST dengan 3 stasiun hujan memiliki koefisien determinasi tertinggi yaitu hubungan antara curah hujan dengan jarak sebesar 0,858 dan hubungan antara jarak dengan beda tinggi sebesar 0,995. Analisis debit banjir menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu didapatkan Q25th, untuk kondisi eksisting sebesar 350,124 m³/dt,  jaringan hasil JST dengan 5 stasiun hujan sebesar 537,276 m³/dt sedangkan hasil JST dengan 3 stasiun hujan sebesar 586,895 m³/dt. Kata Kunci: Rasionalisasi, Jaringan Saraf Tiruan, Kerapatan Jaringan, Aspek Topografi, Debit Banjir Rancangan.   ABSTRACT: The efficiency and effectivity of rainfall station network supporting minimum operational and maintenance costs and accuration of rainfall data. Rejoso watershed is a rationalized location which has an area of 234,257 km2 with 9 rain stations. The result of rain station network density analysis is 3 rain stations chosen that are Winongan, Lumbang, Panditan with Relative Error equal to 7,336%, minimum mean square error for training set 0,024 while for cross validation set 0,007 and nash sutcliff error 'Good'. While the evaluation results of the dispersion pattern of the rain station obtained the existing condition and the results of ANN has spread across the entire watershed (Upper, Middle and Lower). Then the relationship with the topography of the network results of ANN with 3 rain stations has the highest coefficient of determination that is the relationship between rainfall with a distance of 0.858 and the relationship between the distance with a high difference of 0.995. Analysis of flood discharge using Synthetic Unit Hydrograph of Nakayasu was obtained Q25th, for the existing condition of 350,124 m³ / sec, network of ANN result with 5 rain stations 537,276 m³ / sec whereas the result of ANN with 3 rain stations 586,895 m³ / sec. Keywords: Rationalization, Artificial Neural Networks, Network Density, Topographical Aspects, Design Flood Discharge.