Pardiarto, Bambang
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

TIPE CEBAKAN MINERAL BERDASARKAN DATA GEOKIMIA TANAH DI GUNUNG RAWAN PERBATASAN SARAWAK - KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kisman, Kisman; Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6470.61 KB)

Abstract

Gunung Rawan merupakan salah satu titik tapal batas daerah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia di Pulau Kalimantan (Borneo). Sebagian daripada gunung tersebut yaitu daerah KedupSarawak sudah diketahui mengandung cebakan emas primer. Zona pemineralan ini diperkirakan menerus ke wilayah Kabupaten Sanggau. Dalam kerangka kerjasama penyelidikan dengan MGMalaysia, Pusat Sumber Daya Geologi melakukan penyelidikan di daerah Gunung Rawan untuk mengetahui penyebaran zona pemineralan tersebut. Litologi di daerah penyelidikan berupa breksi tufa yang umumnya sudah mengalami ubahan silisifikasi, propilitisasi dan argilitisasi dengan jenis mineral ubahan kaolinit, halloysit dan muskovit, mengandung pirit dan kalkopirit. Analisis koefisien korelasi terhadap unsur-unsur Au, As, Sb dan Hg dari geokimia tanah menunjukkan kekerabatan positif yang mencerminkan genesa dalam satu sistim. Terdapat empat kluster anomali unsur yaitu Cu-Hg, Au-SbAs,Hg-Sb dan Cu-Au-As-Ag yang tersebar dominan dalam satuan batuan gunung api. Klaster anomali unsur Cu-Hg dengan pemineralan kalkopirit dan Au-Sb-As dengan pemineralan pirit terkonsentrasi di sekitar puncak Gunung Rawan yang diduga masih berhubungan dengan proses pemineralan yang terjadi di wilayah Kedup, Sarawak. Pemineralan tersebut diduga merupakan tipe epithermal volcanic - hosted.
GEOKIMIA BIJIH DAN KONSENTRAT DARI CEBAKAN TEMBAGA-EMAS PORFIRI GRASBERG, TEMBAGAPURA ernowo, Ernowo; Pardiarto, Bambang; Sunuhadi, Dwi Nugroho
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 1 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1462.686 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v14i1.243

Abstract

Cebakan porfiri merupakan salah satu tipe cebakan hidrotermal yang proses pembentukannya berkaitan dengan intrusi porfiritik dengan kontrol struktur geologi yang dominan. Mineralisasi utama terjadi pada zona ubahan potasik berupa mineral-mineral sulfida yang terendapkan secara tersebar atau dalam urat-urat stockwork dan breksi hidrotermal dengan Cu sebagai kandungan logam paling dominan. Selain Cu, Au, Mo dan Ag yang sudah umum diekstrak, cebakan tipe porfiri juga mengandung unsur-unsur ikutan yang dapat bernilai ekonomis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan unsur-unsur logam dalam bijih dan konsentrat bijih dari cebakan porfiri Cu-Au Grasberg dengan tujuan mengetahui jenis unsur-unsur ikutan lainnya yang berpeluang untuk dimanfaatkan karena bernilai ekonomis.Metode analisis kimia AAS, ICP-OES, XRF, kolorimetri, spektrofotometri, turbidimetri, volumetri dilakukan terhadap 12 conto bijih terdiri dari masing-masing 3 conto dari jenis bijih MGO, HGO, SGO dan CLO, 11 conto konsentrat serta 1 conto tailing. Spektrofotometri UV-Vis dilakukan terhadap 2 conto konsentrat untuk mengetahui kandungan U dan Th.Kadar Cu, Au dan Ag terkait dengan kandungan mineral-mineral sulfida di dalam bijih dan sudah terbukti ekonomis. Kadar Te dan Se di dalam bijih masing-masing 2,7 ppm dan 6,4 ppm. Di dalam konsentrat bijih, kadar kedua unsur tersebut meningkat menjadi 16 ppm Te dan 174 ppm Se. Data peneliti lain menunjukkan kandungan platinum group elements (PGE) yaitu Pd dan Pt di dalam konsentrat bijih masing-masing 1700 ppb dan 650 ppb. Data tersebut menunjukkan unsur-unsur ikutan Te, Se, Pt dan Pd dari cebakan porfiri Cu-Au Grasberg bisa diambil dari lumpur anoda sebagai produk ikutan dari proses pemurnian bijih tembaga.
KETERDAPATAN DAN GENESA CEBAKAN BIJIH BESI DAERAH KAPAYANG, KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN: THE OCCURENCES AND GENETIC OF IRON ORE DEPOSITS IN KAPAYANG, TANAH BUMBU REGENCY, SOUTH KALIMANTAN Pardiarto, Bambang; Wahyu Widodo
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 19 No 1 (2024): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v19i1.471

Abstract

The occurences of iron mineralisation in upper part of Kusan River, Kapayang, Regency of Tanah Bumbu are still indicative and required more research to reveal the characteristic and potency of iron ore deposits. The research was conducted with reconnaissance survey using methode of geological mapping, sampling of rock, iron ore, lateritic soil, and panning concentrate of crushed ore material. The laboratory analyses involve petrographic, mineragraphic, grain mineralogy and geochemical assay. Iron ore in the research area consist of two deposit type are primary iron and lateritic iron. The genetic is related to procces of magmatism, metamorphism/metasomatic and hydrothermal. The primary iron ore mineral in altered dunite and gneiss-schist rocks are dominated by magnetite and hematite, some chromite and garnet. While in lateritic iron as resulted from weathering of pyroxenite-peridotite rock consist of hematite magnetite and goetit. Potency of exploration target of lateritic iron is 158,264 wmt and the grade of Fetot ranging from 49.45 to 54.89%. Grid soil geochemical exploration is suggested for follow up work using hand auger to collect soil sample in laterisation zone to obtain more optimize reource potency.
KARAKTERISTIK CEBAKAN TIMAH PRIMER DI DAERAH PARIT TEBU, KABUPATEN BELITUNG TIMUR, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG pardiarto, bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11 No 2 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v11i2.11

Abstract

Endapan timah sekunder banyak tersebar dan ditambang di wilayah Kabupaten Belitung Timur namun belum jelas dari mana sumber potensial cebakan timah primernya. Survei geofisika dengan metoda polarisasi terimbas (IP) dan magnetik di daerah tersebut menghasilkan beberapa anomali mengindikasikan adanya terobosan batuan granit yang diduga sebagai sumber cebakan timah. Hasil penelitian terbaru dengan metoda pengeboran inti dan analisisis laboratorium yang meliputi Atomic Absorption Spectrometry (AAS), X-Ray Fluorescence (XRF), petrografi dan  mineragrafi  menunjukkan mineralisasi timah primer mempunyai bentuk cebakan berupa urat-urat halus dan sebagian tersebar dalam masa batuan. Mineralisasi terjebak dalam batupasir kuarsa arenit dan metabatulempung akibat diterobos oleh granit aplitik. Mineralisasi timah dicirikan oleh hadirnya kasiterit yang berasosiasi dengan realgar, molibdenit dan beberapa mineral sulfida seperti pirit, sfalerit, galena dan arsenopirit dalam mineral gangue kuarsa. Genesa cebakan diklasifikasikan sebagai tipe urat hidrotermal dengan kandungan kaya timah terkonsentrasi pada zona urat kuarsa yang terbreksikan. 
ASPEK GEOLOGI DIDALAM PENYUSUNAN WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM Ernowo, Ernowo; Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6 No 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v6i2.101

Abstract

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan kepada pemerintah untuk menetapkan Wilayah Pertambangan (WP) sebagai bagian dari Tata Ruang Nasional. Wilayah yang bisa diterbitkan perijinannya ditetapkan oleh pemerintah terlebih dahulu berupa WUP untuk kemudian dilakukan pelelangan kepada para pelaku usaha pertambangan dalam bentuk Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Beberapa kriteria Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) mineral logam yang berkaitan dengan geologi  sebagaimana ditetapkan didalam Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan adalah memiliki formasi batuan pembawa mineral logam, memiliki singkapan geologi untuk mineral logam, memiliki potensi sumber daya mineral dan memiliki satu atau lebih jenis mineral termasuk mineral ikutannya. Penyusunan WUP tidak bisa dipisahkan dengan Wilayah Pencadangan Negara (WPN) dimana memiliki kesamaan didalamkriteria-kriteria geologi. Penerapan konsep geologi dan keterdapatan mineral sangat diperlukan didalam penyusunan WUP/WPN dimana disusun berdasar data yang sifatnya masih umum (regional) berupa litologi, stratigrafi dan struktur geologi.  Keterkaitan WIUP yang akan dilelang dengan tahapan kegiataneksplorasi tergantung dari tingkat penyelidikan didalam penyediaan data tersebut.
PELUANG BIJIH BESI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KOMODITAS MINERAL STRATEGIS NASIONAL Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6 No 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v6i2.107

Abstract

Program pemerintah untuk membangun industri baja berbasis bahan baku lokal di Kalimantan Selatan telah dipelopori oleh PT Krakatau Steel bermitra dengan PT Antam (Persero) Tbk yang telah memasuki tahap konstruksi. Selain itu perusahaan ini juga menggandeng Posco untuk mendirikan pabrik baja di Cilegon. Kebutuhan bahan baku berupa bijih besi untuk menopang kedua proyek tersebut sangat besar. Untuk jangka waktu 20 tahun ke depan diperkirakan potensi bijih besi yang ada di Indonesia saat ini tidak akan cukup untuk mensuplai industri baja tersebut. Langkah strategis pemerintah perlu dilakukan agar bijih besi menjadi mineral strategis nasional.
EVALUATION OF COPPER DEPOSITS PROSPECT IN WAI WAJO AREA OF SIKKA REGENCY, EAST NUSA TENGGARA PROVINCE Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9 No 2 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v9i2.127

Abstract

Lowo Deba prospect in Sikka Regency, East Nusa Tenggara Province shows significant evidences for copper deposit. The prospect is discovered by joint cooperation activity between Directorate of Mineral Resources Inventory (DMRI) and Korea Resources Corporation (KORES) in the systematic exploration program. The evaluation based on the quantitative analysis of rock and mineral characteristics as well as geologic mapping, petrography, mineragraphy, fluid inclusion, spectra analysis (PIMA), geochemical and geophysical data. The geology of the prospect area consists of Miocene volcanics of Kiro Formation and Tanahau Formation, intrusion of granodiorite and Quaternary volcanics. The volcanic rock shows the characteristic of tholeiitic magma. The predominant system of lineaments in the prospect area tends to be NE-SW trend. This fault structure appears to have closely relationship with the mineralization in Lowo Deba prospect. The mineralization and alteration outcrops appear to be structural controlled to form epithermal deposit type. Most of the mineralizations are hosted by phyllic – argillic altered andesitic to dacitic tuff which is intruded by granodiorite. Rock samples indicate the mineralization type is quartz vein containing chalcopyrite, galena, sphalerite, covellite and pyrite. The best grade revealed from these altered rocks of 6,980 ppm Cu and 50 ppb Au, and from quartz vein of 4,868 ppm Cu and 57 ppb Au. Mineralization stages evolved from initial higher temperatures (> 320° C) to later lower temperatures (near 170° C).  Soil geochemical analysis identify two zones of combined anomaly i.e. Au-Cu-Mo and AgPb-Zn. Those anomalies are concentrated in the phyllic and argillic altered andesitic tuff. These soil anomaly coincide with IP anomalies which are found in electrode separation index of n=5 and n=7 in line WA7 with chargeability value up to 405.7 Msec and resistivity value of 37.7 Ohm-m. In general high chargeability and low resistivity anomalies are developed in the direction of southwest to northeast and still open to the northeast. The high chargeability value allows to predict the occurrence of copper deposits potential. Some bore holes are proposed for the next survey to confirm the presence of new copper deposits in the prospect area.
KARAKTERISTIK GEOKIMIA UNSUR TANAH JARANG DALAM ENDAPAN BAUKSIT DI DAERAH SANDAI, KABUPATEN KETAPANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kisman, Kisman; Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9 No 3 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v9i3.131

Abstract

Keberadaan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth element (REE) di Indonesia belum diketahui secara menyeluruh. Salah satu lokasi keterdapatan UTJ berada di wilayah  pertambangan timah aluvial sebagai mineral ikutan. Mineral monasit merupakan salah satu mineral yang mengandung UTJ. Kebutuhan UTJ sebagai bahan baku pada industri berteknologi tinggi semakin meningkat sehingga perlu upaya pencarian sumbernya selain pada lokasi penambangan timah. Pendekatan pencarian sumber dilakukan pada wilayahterdapatnya batuan granit, diorit serta endapan bauksit.  Satuan batuan Granit Sukadana yang memiliki wilayah cukup luas di daerah Sandai, Kabupaten Ketapang sebagian mengalami lateritisasi menjadi bauksit yang diduga mengandung UTJ. Karakteristik geokimia UTJ yang terkandung dalam conto lapisan tanah laterit horison B dan dalam tanah dengan fragmen bauksit saprolit pada sumur uji menunjukkan bahwa peningkatan kandungan gadolinium (Gd) dan praseodymium (Pr) terdapat dalam conto tanah dengan fragmen bauksit saprolit. Sumber UTJ di daerah ini berhubungan dengan batuan granit tipe-S yang berasosiasi dengan cebakan timah. 
TIPE CEBAKAN MINERAL BERDASARKAN DATA GEOKIMIA TANAH DI GUNUNG RAWAN PERBATASAN SARAWAK - KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kisman, Kisman; Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10 No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v10i1.138

Abstract

Gunung Rawan merupakan salah satu titik tapal batas daerah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia di Pulau Kalimantan (Borneo). Sebagian daripada gunung tersebut yaitu daerah KedupSarawak sudah diketahui mengandung cebakan emas primer. Zona pemineralan ini diperkirakan menerus ke wilayah Kabupaten Sanggau. Dalam kerangka kerjasama penyelidikan dengan MGMalaysia, Pusat Sumber Daya Geologi melakukan penyelidikan di daerah Gunung Rawan untuk mengetahui penyebaran zona pemineralan tersebut. Litologi di daerah penyelidikan berupa breksi tufa yang umumnya sudah mengalami ubahan silisifikasi, propilitisasi dan argilitisasi dengan jenis mineral ubahan kaolinit, halloysit dan muskovit, mengandung pirit dan kalkopirit. Analisis koefisien korelasi terhadap unsur-unsur Au, As, Sb dan Hg dari geokimia tanah menunjukkan kekerabatan positif yang mencerminkan genesa dalam satu sistim. Terdapat empat kluster anomali unsur yaitu Cu-Hg, Au-SbAs,Hg-Sb dan Cu-Au-As-Ag yang tersebar dominan dalam satuan batuan gunung api. Klaster anomali unsur Cu-Hg dengan pemineralan kalkopirit dan Au-Sb-As dengan pemineralan pirit terkonsentrasi di sekitar puncak Gunung Rawan yang diduga masih berhubungan dengan proses pemineralan yang terjadi di wilayah Kedup, Sarawak. Pemineralan tersebut diduga merupakan tipe epithermal volcanic - hosted.
TINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI BESI BAJA DI KALIMANTAN SELATAN Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4 No 2 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v4i2.176

Abstract

Kebutuhan bahan baku bijih besi untuk membuat baja di Indonesia terutama oleh industri strategis nasional PT. Krakatau Steel (KS) , hampir seluruhnya masih diimpor dari negara lain berupa pelet dalam jumlah yang cukup besar. Indonesia dengan kepulauannya memiliki sumber daya alam yang kaya. Salah satunya adalah potensi bijih besi yang keprospekannya terinventarisasi di Kalimantan Selatan. Total sumberdaya diperkirakan sekitar 500 juta ton. Mutu bijih besi didaerah ini cukup untuk diproses lebih lanjut dalam iron making dengan keluaran untuk pasokan steel making plant. Bijih besi lokal yangselama ini belum dimanfaatkan bagi industri nasional dapat digunakan oleh PT. KS setelah melalui tahapan proses pengolahan diantaranya pemecahan & pengayakan, benefisiasi dan pelletizing/sintering. Proses pengolahan bijih besi lokal mulai dari penambangan, benefisiasi hingga pelletizing akan memberikan cost saving yang akan berkontribusi terhadap penurunan biaya bahan baku. Hal-hal tersebut menjadi pertimbangan terhadap rencana pembangunan industri besi-baja di Kalimantan Selatan yang merupakan upaya menuju kemandirian industri strategis nasional berbasis bahan baku lokal.