Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Penggunaan asam sulfat sebagai aktivator fly ash dalam aplikasi proses koagulasi pada pengolahan limbah cair industri pulp dan kertas Nurul Ajeng Susilo; Noviea Sulistyawati
JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI) Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Vokasi, Teknologi, dan Industri (JVTI)
Publisher : Institut Teknologi Sains Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.028 KB) | DOI: 10.36870/jvti.v1i1.39

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan abu layang batubara (fly ash) yang diaktivasi oleh asam sulfat sebagai koagulan pada pengolahan limbah cair pulp dan kertas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan H2SO¬4 dalam mengaktivasi abu layang batubara, menentukan aktivasi optimum abu layang batubara sebagai koagulan, serta menentukan dosis optimum penambahan koagulan abu layang batubara teraktivasi dalam proses pengolahan limbah cair pulp dan kertas. Abu layang batubara diaktivasi dengan menggunakan H2SO4 dengan 9 macam variasi aktivasi. Kondisi optimum didapatkan pada pemanasan 250oC, selama 60 menit, dengan rasio perbandingan asam sulfat : abu laying sebesar 1:5 dan konsentrasi H2SO4 2M. Selanjutnya, koagulan cair pada kondisi optimum dilakukan uji efektivitas pada proses pengolahan limbah cair pulp dan kertas. Parameter yang diukur yaitu COD, TSS, warna, kekeruhan dan konduktivitas. Dosis optimum koagulan abu layang teraktivasi yaitu pada dosis 30000 ppm dengan penurunan COD sebesar 81,5%, TSS sebesar 96,2%, warna sebesar 86,5% , dan kekeruhan sebesar 99,3%. Penambahan koagulan abu layang teraktivasi menimbulkan kenaikan nilai konduktivitas air limbah hasil koagulasi.
Purifikasi Reject Pulp Sebagai Media Filtrasi Dalam Pengolahan Air Limbah Pulp Dan Kertas Nurul Ajeng Susilo; Wahyu Rizaldi; Rachmawati Apriani; Ni Njoman Manik; Gina Maulia
JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Vokasi, Teknologi, dan Industri (JVTI)
Publisher : Institut Teknologi Sains Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.434 KB) | DOI: 10.36870/jvti.v2i1.169

Abstract

Penelitian ini merupakan salah satu langkah untuk meminimalkan terjadinya penumpukan limbah padat di area landfill industri pulp dan kertas yaitu melakukan suatu inovasi dan pengembangan teknologi berupa pemanfaatan limbah padat reject pulp yang dimodifikasi menjadi suatu media filtrasi. Hal tersebut dilakukan mengetahui bahwa kandungan alfa selulosa dalam reject pulp masih cukup tinggi sehingga dengan metode purifikasi (pemurnian) dan modifikasi penambahan bahan kimia, reject pulp berpotensi digunakan sebagai media filtrasi. Yang mana media filtrasi termodifikasi ini melalui pengujian terhadap propertiesnya sifat fisik maupun sifat optik dapat mampu mengolah air limbah pulp dan kertas menjadi air bersih dengan kualitas yang memenuhi standar PerMenLH No.5 tahun 2014. Proses purifikasi (pemurnian) reject pulp dilakukan melalui dua metode yaitu pembilasan secara berulang menggunakan air panas dan melakukan perendaman menggunakan peroksida (bleaching) untuk menghilangkan lignin yang masih tersisa pada reject pulp. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemurnian (purifikasi pulp) yang lebih optimal adalah menggunakan perendaman menggunakan hydrogen peroksida 20% pada pH 9 dengan waktu kontak 3 jam diperoleh derajat putih mendekati 63,3% ISO. Air hasil olahan menggunakan media filtrasi termodifikasi ini secara visual dapat memenuhi standar untuk klasifikasi air bersih yang dapat digunakan kembali pada proses produksi.
KULIT JAGUNG UNTUK PEMBUATAN KERTAS KEMASAN DENGAN PROSES HIDROTERMAL DENGAN METODE SODA Rachmawati Apriani; Nurul Ajeng Susilo; Frans Ferdinand; Iyas Majita; Early Mahardhika; Erlita Kusuma Wardhan; Alby Venrian
JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Vokasi, Teknologi, dan Industri (JVTI)
Publisher : Institut Teknologi Sains Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.079 KB) | DOI: 10.36870/jvti.v2i1.170

Abstract

Kulit jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung. Limbah kulit jagung sudah digunakan sebagai pakan ternak oleh masyarakat, akan tetapi pemanfaatannya belum maksimal. Limbah tersebut masih memiliki nilai ekonomis yang rendah dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan saat dibakar. Kulit jagung memiliki kandungan serat selulosa yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Penelitian ini bertujuan mencari alternatif bahan baku non kayu untuk kertas kemasan. Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Hingga saat ini, kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proses penetrasi larutan pemasak ke chip dengan proses pretreatment hidrotermal atau tidak sebelum proses pembuatan pulp melalui proses pemasakan dengan soda panas, untuk mengetahui properties strength berupa kekuatan Tarik, kekakuan taber, derajat kecerahan, daya Serap Air (Cobb 60 *) dari kertas kemasan berbahan dasar kulit jagung dengan penambahan NaOH dengan proses hidrotermal. Penelitian ini menggunakan metode pemasakan dengan soda panas dengan menggunakan proses pretreatment hidrotermal dengan memvariasikan suhu proses dan waktu tunggu proses pretreatment hidrotermal, suhu dan waktu proses pulping. Semakin besar suhu dan tekanan maka terjadi kenaikan terhadap nilai pH pada 5% NaOH dan 5% NaOH dengan pretreatment. Semakin besar suhu dan tekanan maka terjadi penurunan terhadap massa padatan pada 5% NaOH dan 5% NaOH dengan pretreatment. Semakin besar tekanan dan suhu maka terjadi peningkatan terhadap nilai konsistensi pada 5% NaOH. Semakin besar tekanan dan suhu maka terjadi peningkatan terhadap nilai massa padatan pada 5% NaOH tanpa pretreatment.
Studi awal perancangan plant pelepasan tinta pada kertas bekas dengan metode flotasi skala laboratorium Ni Njoman Manik Susantini; Nurul Ajeng Susilo
JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI) Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Vokasi, Teknologi, dan Industri (JVTI)
Publisher : Institut Teknologi Sains Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.454 KB) | DOI: 10.36870/jvti.v1i1.40

Abstract

Berkurang ketersediaan bahan baku untuk bahan baku kertas mengakibatkan penggunaan kertas bekas (secondary fiber atau disebut SF) sebagai bahan baku kertas. Hampir semua pabrik pengolahan kertas memilliki unit pelepasan tinta (deinking). Metode deinking yang banyak digunakan adalah Flotasi, yaitu memanfaatkan metode yang memanfaatkan gelembung untuk melepaskan tinta dari SF. Ukuran gelembung yang disarankan di kisaran 0.1-1 mm. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan metode Flotasi dan untuk hal tersebut diAgar bisa mengembangkan metoda deinking flotation ini maka diperlukan plant deinking dalam skala laboratorium. Alasannya dengan skala dan kapasitas kecil, maka pengembangan metode ini dapat lebih mudah dan murah karena tidak melibatkan industri yang beresiko terganggunya proses produksi. Tantangan lainnya adalah bagaimana membuat kondisi plant semirip mungkin dengan di industri agar jika pengembangan metode sudah berhasil bisa kangsung diaplikasikan. Implementasi dari rancangan ini masih belum memberikan hasil yang menggembirakan, karena diameter gelembung yang dihasilkan masih di kisaran 5 mm. Gerak gelembung juga masih terlalu cepat untuk mencapai permukaan. Tekanan kompresor masih belum bisa bervariasi melainkan hanya di 4 bar saja. Gelembung juga tidak merata di permukaan bak. Oleh karena itu rancangan yang sudah diimplementasikan perlu diperbaiki lagi.
Pengaruh Kinerja Endoglukanase Terhadap Pembentukan Fibrilasi Serat Bahan Baku Kertas Tisu Towel Nurul Ajeng Susilo; Devi Kilisuci; Is Helianti
JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI) Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Vokasi, Teknologi, dan Industri (JVTI)
Publisher : Institut Teknologi Sains Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.337 KB) | DOI: 10.36870/jvti.v3i1.212

Abstract

Bahan baku kertas tisu merupakan virgin pulp yang terdiri dari serat NBKP (Needle Bleach Kraft Pulp) dan serat LBKP (Leaf Bleach Kraft Pulp). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim terhadap nilai freeneess serta meninjau sifat fisik kertas tisu yang dihasilkan. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan tanpa perlakuan enzim (Blank) dan menggunakan penambahan enzim yaitu enzim endoglukanase.Masing - masing enzim divariasikan dosis penggunaannya 0 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm. Kemudian divariasikan waktu beaternya 0 menit, 15 menit, 20 menit. Penambahan enzim dilakukan sebelum beater. Kondisi enzim saat akan ditambahkan berkonsistensi 1% sedangkan kondisi subtrat (serat) konsistensi 1.56% suhu 40 - 60oC. Dengan variasi pencampuran bahan baku LBKP : NBKP yaitu 70%:30%. Hasil penelitian menunjukan dengan penambahan enzim endoglukanase didapat hasil yang baik yaitu dapat menurunkan nilai freeness LBKP sebesar 16% kemudian freeness NBKP turun sebesar 22%. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan enzim endoglukanase dapat meningkatkan beberapa sifat fisik kertas tisu seperti porosity, dry tensile.
OPTIMASI PENAMBAHAN SELULOSA SEBAGAI COLOR REMOVAL PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI KERTAS WARNA Nurul Ajeng Susilo; Ginanda Amalia
ENVIROSAN : Jurnal Teknik Lingkungan Vol 5, No 2 (2022): EnviroSan Desember 2022
Publisher : Universitas Kebangsaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/ejtl.v5i2.1256

Abstract

Kertas warna merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat terutama bagi kalangan yang menggeluti bidang seni dan estetika. Proses produksi kertas warna menghasilkan samping berupa air limbah yang memiliki karakteristik warna pekat. Pada penelitian ini dilakukan variasi nilai selulosa Total Suspended Solid (TSS) untuk mengetahui pengaruh dan kondisi optimal selulosa TSS dalam menurunkan parameter warna pada proses pengolahan air limbah. Kemudian dilakukan proses optimasi dosis pada variasi TSS selulosa yang belum mencapai kondisi optimal. Penelitian ini menggunakan metode jartest . Penambahan selulosa sebagai TSS berpengaruh dalam menurunkan parameter warna, ditinjau dari nilai korelasi antaraTSS dengan presentase color removal didapatkan hasil r=0,797. Kondisi TSS yang paling optimal adalah ada pada rentang TSS 2500 mg/L sampai dengan 3500 mg/L dengan presentase color removal sebanyak 96,78% sampai dengan 96,90%. Kemudian dosis optimasi pada variasi TSS 1000 mg/L, 1500 mg/L, 2000 mg/L, 4000 mg/L, 4500 mg/L optimal pada dosis decoloring agent 40 ppm dan fixing agent 80 ppm, sedangkan variasi TSS 500 mg/L optimal pada dosis decoloring agent 50 ppm dan fixing agent 90 ppm. Pada penerepannya penggunaan dosis optimasi pertama akan meningkatkan biaya sebanyak 17%, sedangkan dosis optimasi ke dua akan meningkatkan biaya sebanyal 34% dibandingkan penggunaan dosis yang ada.Kata Kunci: Warna, Penghilang Warna, TSS, Air Limbah, WWT, Jartest
PENGARUH PENAMBAHAN HCL DAN ALUM SEBAGAI PH ADJUSTER TERHADAP PROSES KOAGULASI DAN PARAMETER BIOLOGIS PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI KERTAS Nurul Ajeng Susilo; Finela Adha
ENVIROSAN : Jurnal Teknik Lingkungan Vol 5, No 2 (2022): EnviroSan Desember 2022
Publisher : Universitas Kebangsaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/ejtl.v5i2.1253

Abstract

Pada PT. XYZ, Alum [Al2(SO4)3] yang biasa digunakan sebagai koagulan, digunakan sekaligus sebagai ph adjuster dengan total konsumsi Alum mencapai 1000 ton/bulan. Untuk meminimalisir penggunaan Alum, dilakukan uji perbandingan dengan penambahan HCl sebagai ph adjuster. HCl adalah senyawa yang dapat mengklorinasi bahan-bahan hidrokarbon, dengan 1 mL HCl diperoleh nilai optimal untuk mencapai standar pH air limbah (7–8,5). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh penambahan HCl dan Alum sebagai ph adjuster terhadap proses koagulasi dan kondisi biologis pada pengolahan air limbah. Metode yang digunakan yaitu koagulasi-flokulasi dengan alat jar dan sistem aerasi mini dengan zat pengurai mikroba. Didapatkan hasil bahwa dengan penambahan Alum memiliki nilai yang lebih baik dibanding HCl, dengan nilai Color Removal sebanyak 98,07% pada HCl dan 98,78% pada Alum, TSS Removal sebanyak 99,47% pada HCl dan 99,60% pada Alum, COD Kimia Removal sebanyak 90,81% pada HCl dan 91,56% pada Alum. Sedangkan pada parameter biologi diperoleh nilai COD Biologi Removal sebanyak 95,31% pada HCl dan 95,17% pada Alum, nilai MLSS HCl 2760 mg/l dan Alum 2660 mg/l, dan nilai SVI HCl 350 mg/l dan Alum 355 mg/l.
Pemanfaatan Sisa Kulit Kayu sebagai Karbon Aktif dalam Pengolahan Air Lindi Industri Pulp and Paper Rifqi Sufra; Latifah Latifah; Nurul Ajeng Susilo; Endi Adriansyah; Luki Anugrah Wati; Astri Yulia; M. Syaiful; Hariestya Viareco; Marhadi Marhadi; Muhammad Abdul Ghony; Peppy Herawati
Jurnal Civronlit Unbari Vol 8, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/civronlit.v8i1.106

Abstract

The pulp and paper industry produces the remaining bark as solid waste, where this solid waste pile when it rains will produce leachate that seeps into the ground, causing soil and groundwater pollution. This wood waste can be used as activated carbon (adsorbent) for leachate treatment. The research was divided into two stages, namely adsorbent production and leachate treatment. Production of activated carbon from bark (bark) was activated using a solution of NaOH and H2SO4 as an activator, with variations of bark (gr): activator (ml) = 20:100; 50:200; 70:300. The leachate adsorption process used activated carbon with a mass of 2.5 and 5 g for 30, 60 and 120 minutes. The lowest adsorbent water content was 0.87% activated using NaOH, and the lowest ash content 0.79% when activated with H2SO4. This is still in accordance with the SII standard No.0258-88. The best variation occurred when the addition of activated carbon which was activated using 5 grams of H2SO4 for 120 minutes caused the most significant decrease in COD value of 52%, and pH 7.32. From the variations in the activation of activated carbon adsorbents, the activation of acidic solutions is better in leachate treatment.
STUDI APLIKASI KARAGENAN DAN BENTONITE SEBAGAI DRY STRENGTH AGENT UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN FISIK MG PAPER Nurul Ajeng Susilo
JURNAL VOKASI TEKNOLOGI INDUSTRI (JVTI) Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Vokasi, Teknologi, dan Industri (JVTI)
Publisher : Institut Teknologi Sains Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.916 KB) | DOI: 10.36870/jvti.v5i1.311

Abstract

Meningkatnya produksi MG paper akan meningkatkan kebutuhan serat panjang yang tentunya akan meningkatkan biaya perusahaan. Pengurangan penggunaan serat panjang berpengaruh pada kualitas terutama kekuatan fisik MG paper yang dihasilkan, maka dari itu perlu penambahan bahan kimia untuk membantu meningkatkan kualitas MG paper dalam mengurangi penggunaan serat panjang. Karagenan dan bentonite digunakan sebagai dry strength agent untuk meningkatkan kekuatan fisik MG Paper yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan karagenan dan bentonite serta mix keduanya sebagai dry strength agent terhadap sifat fisik MG Paper dan mengetahui dosis optimumnya. Penelitian ini terdiri dari 3 percobaan, yaitu dengan penambahan karagenan, bentonite, serta mix keduanya dengan masing-masing variasi dosis 2,5Kg/T; 5Kg/T; 7,5Kg/T, dan 10Kg/T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa percobaan 1 diperoleh nilai optimum pada dosis 7,5Kg/T dengan nilai dry tensile 89,12 Nm/g ; wet tensile 26,16 Nm/g; tearing 0,99 mNm2/g; bursting 4,77 kPam2/g dan bulky 1,9 cm3/g. Percobaan 2 nilai optimum terdapat pada variasi dosis 5Kg/T dengan nilai dry tensile 85,84 Nm/g; wet tensile 26,16 Nm/g; tearing 0,85 mNm2/g; bursting 4,42 kPam2/g dan bulky 1,87 cm3/g. Dan pada percobaan 3 diperoleh nilai optimum pada variasi 5Kg/T dengan nilai dry tensile 84,42 Nm/g; wet tensile 24,68 Nm/g; tearing 0,75 mNm2/g; bursting 4,35 kPam2/g dan bulky 1,89 cm3/g.
Penambahan Etanol sebagai Ekstraktor Lignin dalam Mengurangi Konsumsi NaOH Dan Degradasi Fiber Pada MCO₂ Stage Gilang Garnadi Suryadi; Yella Veliana Kesuma; Nurul Ajeng Susilo; Rizal Pauzan Ramdhani
Fluida Vol 17 No 1 (2024): FLUIDA
Publisher : Department of Chemical Engineering, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v17i1.4472

Abstract

One of the stages in the pulp industry that needs a lot of NaOH is MCO₂ (Medium Consistency Oxygen). However, the production process is impeded by the highly restricted availability of NaOH. Additionally, the significant fiber degradation that frequently takes place at the MCO2 stage may lessen the pulp's viscosity and strength. The study's components included pulp, ethanol, and NaOH. The goal of the research was to use less NaOH and to slow down fiber degradation by adding ethanol. The process involves adjusting the dose to obtain the optimum proportion of ethanol and NaOH, after which the temperature and reaction time are varied to produce pulp with higher quality. The results showed that at various doses, 50%:50% was the most optimum proportion of ethanol and NaOH with a kappa number 18, viscosity 1068.11 cP, and brightness 32.15%ISO. The best temperature that occurred in the optimum proportion of ethanol and NaOH was 85°C with a kappa number of 17.3, a viscosity of 1056.78 cP, and a brightness of 32.56%ISO. Meanwhile, the best reaction time for the optimum proportion of ethanol and NaOH occurred at 90 minutes with a kappa number of 15.6 viscosity of 1023,04 cP, and brightness 32.69%ISO