Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Sisa Kulit Kayu sebagai Karbon Aktif dalam Pengolahan Air Lindi Industri Pulp and Paper Rifqi Sufra; Latifah Latifah; Nurul Ajeng Susilo; Endi Adriansyah; Luki Anugrah Wati; Astri Yulia; M. Syaiful; Hariestya Viareco; Marhadi Marhadi; Muhammad Abdul Ghony; Peppy Herawati
Jurnal Civronlit Unbari Vol 8, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/civronlit.v8i1.106

Abstract

The pulp and paper industry produces the remaining bark as solid waste, where this solid waste pile when it rains will produce leachate that seeps into the ground, causing soil and groundwater pollution. This wood waste can be used as activated carbon (adsorbent) for leachate treatment. The research was divided into two stages, namely adsorbent production and leachate treatment. Production of activated carbon from bark (bark) was activated using a solution of NaOH and H2SO4 as an activator, with variations of bark (gr): activator (ml) = 20:100; 50:200; 70:300. The leachate adsorption process used activated carbon with a mass of 2.5 and 5 g for 30, 60 and 120 minutes. The lowest adsorbent water content was 0.87% activated using NaOH, and the lowest ash content 0.79% when activated with H2SO4. This is still in accordance with the SII standard No.0258-88. The best variation occurred when the addition of activated carbon which was activated using 5 grams of H2SO4 for 120 minutes caused the most significant decrease in COD value of 52%, and pH 7.32. From the variations in the activation of activated carbon adsorbents, the activation of acidic solutions is better in leachate treatment.
Identifikasi Kerusakan Belt Pada Jalur New Inpit dan CHF 1 Tambang Air Laya Tanjung Enim PT. Bukit Asam, Tbk. Kosnia Kosnia; Ferry Irawan; M. Syaiful; Joniken Lesmana
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 1 No. 3 (2024): April : Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v1i3.29

Abstract

PT. Bukit Asam, Tbk. menggunakan belt conveyor sebagai media angkutan batubara. Coal Handling Facility (CHF) adalah jalur belt conveyor yang digunakan PT. Bukit Asam, Tbk. sebagai media angkut batubara dari stockpile menuju Train Loading station (TLS) untuk di distribusikan ke Dermaga Kertapati Palembang dan Pelabuhan Tarahan Lampung. Oleh sebab itu, belt conveyor merupakan hal yang sangat penting dan paling banyak digunakan di PT. Bukit Asam, Tbk. karena memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan penambangan konvensional. Serta menjadi ujung tombak dalam proses pengiriman batubara ke TLS untuk dikirim ke Dermaga dan Pelabuhan milik PT. Bukit Asam Tbk. Belt conveyor terbuat dari karet, dan merupakan media yang menampung dan mengangkut material pada sistem conveyor ini. Gaya gesek antara permukaan belt dan drive pulley, membuat gaya putar drive pulley menjadi gaya lurus belt conveyor. Belt yang digunakan pada PT. Bukit Asam, Tbk. memiliki macam- macam jenisnya seperti Fabric belt dan Steel cord belt. Adapun kerusakan pada belt yaitu belt miring, edge rubber terkikis, belt terkelupas, sobek, belah memanjang dan melintang hingga putusnya belt. Kerusakan tersebut terdapat penyebab dari setiap kerusakan seperti batu pack yang menghantam belt, dan cara pencegahannya yaitu meminimalisir material asing yang diangkut. Adapun dampak yang terjadi yaitu mengurangi terget produksi.
Korelasi Suhu, pH, TSS Terhadap Pengukuran Parameter Besi Di Sumur Pantau TPA Dengan Minitab 17® Endi Adriansyah; M. Syaiful
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 2 No. 1 (2024): Agustus: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v2i1.30

Abstract

Lindi merupakan cairan akibat masuknya air hujan ke dalam sampah yang dapat membuat rembesan ke dalam air sumur atau perairan sekitar. Air lindi juga bisa merembes ke sumur di sekitar TPA. Pengukuran air di sumur pantau membutukan analisa secara laboratorium, dibutuhkan analisa yang cepat dan murah untuk mengukur air sumur pantau TPA. Pengukuran dapat dilakukan, seperti Suhu, pH, TSS, dan Besi. Penelitian ini menggunakan software Minitab 17®. Minitab 17® adalah aplikasi untuk menganalisis data statistik untuk menemukan hubungan antara parameter. Tujuan Penelitian ini mengetahui hubungan Suhu, pH, dan TSS terhadap besi dalam lindi. Dari hasil penelitian Parameter air sumur pantau menunjukan suatu trend positif apabila parameter Suhu, pH dan TSS naik, maka parameter besi ikut naik juga, dan terdapat nilai koefisien determinasi R-Squared 79,63% dengan standar deviasi 0,05 yang tinggi dan bisa diterima untuk semua hubungan menggunakan aplikasi Minitab 17®.
Pemanfaatan Adsorben Dari Chip dan Fines Untuk Mengurangi Kontaminan Pada Air Lindi Rifqi Sufra; Endi Adriansyah; M. Syaiful; Asih Suzana
Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains Vol. 2 No. 2 (2024): Desember: Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains (JITS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat AKIPBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62278/jits.v2i2.41

Abstract

Limbah cair dari proses produksi pulp and papper akan menimbulkan macam-macam dampak, sebelum dibuang ke lingkungan sungai perlu dilakukan pengolahan sesuai ketentuan yang berlaku,  Pada produksi pulp, kayu gelondongan digunakan sebagai bahan utama yang akan dipotong menjadi ukuran sehingga dapat diterima. Selanjutnya ukuran yang lebih kecil yang tidak standar disebut chip pin dan fines Lindi yang mengandung berbagai jenis kontaminan dihasilkan pada proses industri pulp dan kertas berpotensi merugikan lingkungan. Serbuk kayu  dihasilkan setiap hari dari proses pengolahan kayu. pembuatan adsorben dari chip pin dan fines diaktifvasi dengan HNO3 kemudian dikeringkan pada suhu 105oC. Adsorben dilakukan uji akhir karakterisasi air lindi, penggunaan adsorben untuk di lakukan proses adsorpsi, sehingga terjadi pengolahan air limbah yang baik, dilakukan berdasarkan jumlah adsorben dan waktu kontak yang di gunakan 30 menit dan 60 menit dengan  parameter pH, BOD, TSS, TDS, Warna, turbiditas. Penelitian ini menghasilkan persentase penurunan BOD, TSS,TDS, Turbidity, warnas  adalah 10,94%, 71,17%; 31% berturut-turut selama adsorpsi dengan massa 5 gr selama 60 menit