Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

GAMBARAN FUNGSI MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) PADA PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI UPTD PUSKESMAS TEGAL GUNDIL KOTA BOGOR TAHUN 2018 Nurislamiyati, Fitri; Maryati, Husnah; Chotimah, Indira
PROMOTOR Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v4i2.5579

Abstract

Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) diluncurkan tahun 2010 dan merupakan salah satu program unggulan Kementrian Kesehatan. Pada tahun 2014 adalah tahun kelima pelaksanaan BOK. Pada tahun 2014 puskesmas penerima dana BOK meningkat jumlahnya seiring bertambahnya jumlah Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai Gambaran Fungsi Manajemen Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di UPTD Puskesmas Tegal Gundil Kota Bogor tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis rancangan deskriptif. Informan terdiri dari 12 orang terdiri dari Kepala Puskesmas, Bendahara BOK Puskesmas, Bidan Puskesmas, Kader Puskesmas, Ibu Bayi dan Ibu Balita. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara mendalam dan daftar checklist telaah dokumen. Saran diharapkan kepada Puskesmas agar meningkatkan kemampuan SDM dalam pelaksanaan program BOK, agar pada pelaksanaannya dapat berjalan dengan optimal, serta semua program yang telah di susun dapat terlaksana.
The Effectiveness of The Posyandu and Its Relation to Leadership and Management Maryati, Husnah; Permanasari, Vetty Yulianty
Journal of Indonesian Health Policy and Administration Vol. 1, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data on infant mortality in the city of Bogor has increased from 26 to be 62 cases in 2013. Posyandu is one of the facility in a society that runs the health program where one goal is carrying out activities to accelerate the decline in the death rate of mothers and babies. The problems at posyandu in Bogor is the number of active cadres continue to decline while cadre recruitment insufficient, and less active of the function of The National Working team of posyandu. The report of newborn deaths by 2013 and 2014 stated that more than half (55 and 52.7 percent) posyandu where there were cases of infant death were posyandu at first and medium development level. This research would like to see how the effectiveness of the leadership factor (communication, competence), management functions (planning, organizing, implementing and controlling), work environment (system support, availability, the availability of means of support and incentives) as well as the characteristics of respondents (posyandu classification, age, number of years served and the work) to mass based activities (UKBM) in Posyandu. We used a cross sectional design. About 70 posyandu chairman cadres as the respondents. This research resulted in the most decisive factor, namely the competence of the chairman of cadres. Knowledge and competence of cadres is already good and should continue to be maintained. The Division of duties and authorities which are clearly made in the region of posyandu organization Bogor City is already good (average rating scale 6.19). The strength of leadership and good management at the operational level of posyandu makes posyandu is more effective in achieving the objectives. There is a relationship between variables, functions, management leadership, the working environment and the characteristics of the respondents against the effectiveness of the posyandu. Data on infant mortality in the city of Bogor has increased from 26 to be 62 cases in 2013. Posyandu is one of the facility in a society that runs the health program where one goal is carrying out activities to accelerate the decline in the death rate of mothers and babies. The problems at posyandu in Bogor is the number of active cadres continue to decline while cadre recruitment insufficient, and less active of the function of The National Working team of posyandu. The report of newborn deaths by 2013 and 2014 stated that more than half (55 and 52.7 percent) posyandu where there were cases of infant death were posyandu at first and medium development level. This research would like to see how the effectiveness of the leadership factor (communication, competence), management functions (planning, organizing, implementing and controlling), work environment (system support, availability, the availability of means of support and incentives) as well as the characteristics of respondents (posyandu classification, age, number of years served and the work) to mass based activities (UKBM) in Posyandu. We used a cross sectional design. About 70 posyandu chairman cadres as the respondents. This research resulted in the most decisive factor, namely the competence of the chairman of cadres. Knowledge and competence of cadres is already good and should continue to be maintained. The Division of duties and authorities which are clearly made in the region of posyandu organization Bogor City is already good (average rating scale 6.19). The strength of leadership and good management at the operational level of posyandu makes posyandu is more effective in achieving the objectives. There is a relationship between variables, functions, management leadership, the working environment and the characteristics of the respondents against the effectiveness of the posyandu.
ANALISIS PELAKSANAAN PENANGGULANGAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPAKU TAHUN 2017 Aryani, Enden; Maryati, Husnah
HEARTY Vol 6 No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.969 KB) | DOI: 10.32832/hearty.v6i1.1254

Abstract

Tuberkulosis secara global merupakan masalah kesehatan masyarakat di semua negara. Indonesia menempati urutan kelima terbesar di dunia sebagai penyumbang penderita TB. Sehingga perlu untuk melaksanakan program penanggulangan TB secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam mengenai pelaksanaan program penanggulangan TB paru di Puskesmas Cipaku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis rancangan deskriptif. Hasil penelitian yang didapat dari faktor input dalam pelaksanaan program penanggulangan TB paru sudah optimal. Komitmen politis sudah memadai dari pemerintah daerah. Secara kuantitas tenaga kesehatan untuk program TB di Puskesmas Cipaku telah sesuai dengan standar program pengendalian TB Paru Kemenkes RI tahun 2014, Dukungan pemerintah daerah dalam pembiayaan program pengendalian TB sudah mencukupi. sarana dan prasarana sudah memadai. Pada faktor proses, pelaksanaan program penanggulangan TB paru di Puskesmas Cipaku belum optimal. Sedangkan output dalam program penanggulangan TB paru Puskesmas cipaku belum mencapai target.
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) BPJS KESEHATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI UPTD PUSKESMAS TEGAL GUNDIL KOTA BOGOR Latifah, Ita; Maryati, Husnah
HEARTY Vol 6 No 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.409 KB) | DOI: 10.32832/hearty.v6i2.1277

Abstract

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan program kesehatan yang bertujuan mencegah komplikasi penyakit kronis terutama penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2. Program ini di inisiasi oleh BPJS Kesehatan dengan melihat kondisi perkembangan penyakit tidak menular yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular khususnya hipertensi cenderung mengalami kenaikan dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Kasus Hipertensi di Kota Bogor menduduki peringkat kedua penyakit terbanyak dan UPTD puskesmas Tegal Gundil merupakan salah satu puskesmas yang memiliki angka kejadian hipertensi terbanyak sebesar 4.755 kasus (Profil Dinkes Kota Bogor, 2015). Permasalahan pada UPTD Puskesmas Tegal Gundil adalah pelaksanaan prolanis sudah dilakukan sejak tahun 2015 tetapi kasus hipertensi masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai pelaksanaan program Prolanis BPJS Kesehatan pada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas Tegal Gundil Kota Bogor tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan metode pengumpulan data survey bersifat cross sectional dengan jenis rancangan deskriptif. Informan berjumlah 5 orang dan instrumen yaitu pedoman wawancara mendalam, daftar tilik observasi dan daftar tilik telaah dokumen. Saran meningkatkan koordinasi antara pihak yang terlibat dalam prolanis.
GAMBARAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 Amaliany, Astri; Hidana, Rachma; Maryati, Husnah
PROMOTOR Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.672 KB) | DOI: 10.32832/pro.v1i1.1421

Abstract

Waktu tunggu dalam pelayanan farmasi terhadap kepuasan pasien merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pasien terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit. Masalah yang terjadi adalah penulisan resep dokter yang sulit untuk dibaca sehingga berpengaruh terhadap waktu tunggu pelayanan obat diinstalasi farmasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pengumpulan data berupa pencatatan waktu tunggu pelayanan resep, wawancara,observasi dan telaah dokumen. Informan terdiri dari orang yang diambil secara purposive sampling.Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2018 didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah 72,06 menit dan resep racikan adalah 90,24 menit. Hal ini belum memenuhi standar Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008, yaitu ? 30 menit untuk obat jadi dan ?60 menit untuk obat racik. Keterlambatan pelayanan resep ini disebabkan beberapa faktor yaitu, apabila obat tidak tersedia, dokter sulit dihubungi ketika resep tidak terbaca oleh asisten apoteker, Ruangan pelayanan masih kurang luas. Diharapkan dari pihak Rumah sakit melakukan pelatihan kepada SDM Farmasi yang ada untuk meningkatkan pengetahuan/keterampilan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH PASIEN LUAR WILAYAH DI PUSKESMAS TANAH SAREAL KOTA BOGOR TAHUN 2018 Hidana, Rachma; Shaputra, Robby; Maryati, Husnah
PROMOTOR Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.036 KB) | DOI: 10.32832/pro.v1i2.1596

Abstract

Jumlah kunjungan pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor pada tahun 2017 sebanyak 58.340 dengan rata-rata kunjungan 200 pasien/hari. Dari jumlah kunjungan tersebut, kunjungan pasien dalam wilayah hanya 13.727 (24%) dan 44.613 (76%) sisanyamerupakan pasien luar wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara karakteristik predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan),karakteristik pendukung (ketersediaan tenaga kesehatan, aksesibilitas, kepemilikan asuransi kesehatan), dan karakteristik kebutuhan (persepsi sakit) pasien luar wilayah terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor tahun 2018. Jenis penelitian ini adalahpenelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 110 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Insidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuisioner dan dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil analisaChi Square menunjukan bahwa ada hubungan antara variabel ketersediaan tenaga kesehatan (p=0,012) dan persepsi sakit (p=0,002) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN DENGAN METODE IPA (IMPORTANCE PERFOMANCE ANALYSIS) DI PUSKESMAS BOGOR TENGAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 Umam, Chairul; Muchlisoh, Lilis; Maryati, Husnah
PROMOTOR Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.703 KB) | DOI: 10.32832/pro.v2i1.1784

Abstract

Salah satu upaya dalam bidang kesehatan adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator keberhasilan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. kepuasan pelayanan jasa kesehatan tercapai jika apa yang didapatkan pasien melebihi harapannya. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptifdengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk melihat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan, sehingga dapat diketahui unsur yang dipertahankan dan diperbaiki oleh puskesmas dan dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode yang digunakan dalam analisis adalah metode IPA (Importance Perfomance Analysis). Populasipenelitian adalah kunjungan pasien 2017 metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang diambil 100 orang. Pengumpulan data dimulai dari jam buka pendaftaran sampai selesai dilaksanakan. Instrument penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 30 item. Hasil penelitian dianalisis dengan membandingkan harapan dan kenyataan yang menggambarkan tingkatkepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dalam dimensi tangibles 95.05%, reliability 102.66%, emphaty 101.40%, responsiveness 97.00%, dan assurance 96.00%. Dengan tingkat kepuasan secara keseluruhan 98.58% dikategorikan memuaskan.Berdasarkan hasil studi disarankan agar melakukan evaluasi secara rutin setiap 6 bulan, perbaikan dengan memberikan pelatihan dan kerjasama dengan petugas dalam peningkatan kualitas pelayanan yang berfokus padakepuasan pasien.
GAMBARAN IMPLEMENTASI PROGRAM RUJUK BALIK (PRB) BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR TAHUN 2018 Rinata, Fajar; Arsyati, Asri Masitha; Maryati, Husnah
PROMOTOR Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.889 KB) | DOI: 10.32832/pro.v2i1.1785

Abstract

Puskesmas sebagai fasilitator rujukan pasien, seringkali menerima rujukan balik pasien dari rumah sakit, namun tidak semua puskesmas melaksanakan program rujuk balik dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Program Rujuk Balik (PRB) di puskesmas meliputi penilaian beberapa aspek yang berperan dalam kelangsungan program rujukbalik diantaranya terdiri dari pengetahuan, pelayanan obat rujuk balik, struktur birokrasi, disposisi, komunikasi dan sumber daya.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan uji analisis univariat pada masing-masing variabel yang diteliti melalui kuesioner sebagai instrumenpenelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 responden petugas pelaksana program rujuk balik di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Tanah Sareal Bogor. Penentuan sampel menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh persentase gambaran pelaksanaan Program Rujuk Balik (PRB) di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Tanah Sareal Bogor dalam aspekpengetahuan (80%), pelayanan obat PRB (80%), disposisi (65%), dan sumber daya (70%) sudah berjalan baik, sementara dalam aspek struktur birokrasi (50%) dan komunikasi (55%) belum berjalan baik dan perlu di kembangkan. Dalam pelaksanaan PRB di Puskesmas Wilayah KerjaKecamatan Tanah Sareal Bogor sudah cukup berjalan baik, namun diharapkan perlu dikembangkan upaya kordinasi dan komunikasi lebih baik lagi antara instansi terkait guna kelangsungan programberjalan lebih baik.
GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM TRIAS UKS DAN SARANA PRASARANA UKS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN UKS PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR TAHUN 2018 Syira, Zakia Arranur; Arsyati, Asri Masitha; Maryati, Husnah
PROMOTOR Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.304 KB) | DOI: 10.32832/pro.v2i1.1792

Abstract

Menurut laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2014, sebagian besar kematian yang terjadi pada anak usia sekolah mengacu pada kematian karena kurangnya PHBS di sekolah maupun rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi secara mendalam tentang faktorfaktoryang berhubungan dengan kualitas pelayanan usaha kesehatan sekolah pada tingkat sekolah dasar se-Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor tahun 2018. Rancangan pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah yang ada di Kecamatan Tanah Sareal yang berjumlah 41 sekolah dengan teknik purposive sampling. Alat yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu daftar tilik observasi dan pedoman wawancara dengan cara analisa data menggunakan prosedur cek ulang (rechecking) secara cermat. Hasil penelitian didapatkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pelayanan UKS pada tingkat sekolahdasar yaitu pengetahuan yang dimiliki kepala sekolah dan guru masih kurang mengenai kegiatan pokok UKS, sikap kepala sekolah dan guru masih belum terlalu mementingkan kualitas UKS namun hanya memberikan seadanya. Kurangnya sarana prasarana yang disubsidikan daripemerintah masih terlalu minimal sehingga masih banyak sarana prasarana yang dirasa kurang. Umur sasaran utama UKS pada umumya seluruh kelas tidak ada klasifikasi umur dalam sasaran utama UKS, serta kurangnya dukungan dari pihak pemerintah, petugas kesehatan serta wargasekolah mengenai kualitas UKS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, sarana prasarana, umur, dan dukungan dari pihak terkait sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayananUKS terutama sarana prasarana. Saran yang dapat diberikan untuk sekolah di Kecamatan TanahSareal dapat dijadikan masukan dalam rangka menyusun perencanaan program UKS yang lebihbaik lagi.
PERBANDINGAN PERENCANAAN STRATEGIS OBAT JKN DI UNIT FARMASI PADA PUSKESMAS YANG TERAKREDITASI DAN PUSKESMAS YANG BELUM TERAKREDITASI TAHUN 2018 ., Megawaty; Maryati, Husnah; Chotimah, Indira
PROMOTOR Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.128 KB) | DOI: 10.32832/pro.v2i2.1800

Abstract

Perencanaan strategis obat merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas melalui tahap analisis situasi, tahap memformulasikan tujuan, tahap strategi dan formulasi, tahap rencana harian, serta tahap evaluasi dan kontrol. Penelitiaan ini bertujuan unutuk mengetahuiperbandingan perencanaan strategis obat JKN di unit farmasi pada Puskesmas yang terakreditasi dan Puskesmas yang belum terakreditasi tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif. Informasi yang dikumpulkan melalui 3 informan dari masingmasing Puskesmas yang terlibat dalam perencanaan obat di Puskesmas yang terakreditasi dan yangbelum terakreditasi. Hasil dari perbandingan perencanaan strategis obat pada Puskesmas yang sudah terakreditasi dan yang belum terakreditasi dilihat dari 5 tahapan rencana strategis, yaitu: 1) tahap analisis situasi, baik Puskesmas yang sudah terakreditasi dan yang belum terakreditasi sama-samamengacu pada Formularium Nasional. 2) tahap memformulasikan tujuan, Puskesmas yang sudah terakreditasi dan yang belum terakreditasi sama-sama menggunakan metode konsumsi. 3) tahap strategi dan formulasi, Puskesmas yang sudah terakreditasi tidak melakukan pelatihan danpembinaan kepada tenaga apoteker, sedangkan Pukesmas yang belum terakreditasi melakukan pembinaan. 4) tahap rencana harian, Puskesmas yang sudah terakreditasi dan yang belum terakreditasi sama-sama sudah memiliki SOP rencana kebutuhan obat. 5) tahap evaluasi dan kontrol, Puskesmas yang sudah terakreditasi dan yang belum terakreditasi sama-sama masihditemukan masalah kekosongan obat dan kelebihan obat.